Anda di halaman 1dari 55

Case Report Session

Gangguan Panik

Perseptor :
dr. Rini Gusya Liza, M. Ked(KJ), Sp. KJ
Gangguan Panik
Ditandai dengan adanya
serangan panik yang tidak
diduga dan spontan yang terdiri
atas periode rasa takut intens
yang berhati-hati dan bervariasi
dari sejumlah serangan
sepanjang hari sampai hanya
sedikit serangan selama satu
tahun.

Sadock B, Sadock V, Ruiz P, Kaplan H. Kaplan and Sadock’s Synopsis


of Psychiatry. Philadelhia, Pa: Wolters Kluwer; 2015.
Prevalensi

1,5-5 %
Untuk gangguan panik
>
3-5,6 %
Untuk gangguan panik

Sadock B, Sadock V, Ruiz P, Kaplan H. Kaplan and Sadock’s Synopsis


of Psychiatry. Philadelhia, Pa: Wolters Kluwer; 2015.
Gangguan Panik
Gangguan panik baru ditegakkan
sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan
anxietas fobik.

Untuk diagnosis pasti, harus


ditemukan adanya beberapa kali
serangan anxietas berat dalam
masa kira-kira satu bulan

Sadock B, Sadock V, Ruiz P, Kaplan H. Kaplan and Sadock’s Synopsis


of Psychiatry. Philadelhia, Pa: Wolters Kluwer; 2015.
Batasan Masalah
Penulisan laporan kasus ini dibatasi pada definisi, epidemiologi, etiologi,
gambaran klinis, diagnosis, tatalaksana, dan prognosis gangguan panik

Tujuan Penulisan
untuk mempelajari, memahami kasus yang berhubungan dengan definisi,
epidemiologi, etiologi, gambaran klinis, diagnosis, tatalaksana, dan
prognosis gangguan panik.

Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan merujuk
kepada berbagai literatur.
Laporan Kasus

Seorang pasien laki-laki 42 tahun, datang ke Poliklinik RSJ HB Saanin


Padang pada tanggal 13 Juli 2018, pukul 14.00 WIB dengan keluhan
utama sering merasa cemas dan jantung terasa berdebar-debar
kencang. Ini merupakan kontrol yang ke-2 ke poliklinik.
Laporan Kasus
Nama / Panggilan : Tn. SS/ Joi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir / Umur : 5 April 1976 / 42 tahun
Status Perkawinan : Sudah menikah
Agama : Islam
Pekerjaan/ Pendidikan : Operator pengendali alat curah di PT
ASIGA (anak perusahaan PT Semen Padang)
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Minangkabau
Alamat : Jalan Sawah Liek RT 2 RW 1 No.23, Lubuk
Kilangan, Padang
Laporan Kasus
Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan sendiri.

Sebab Utama
Pasien datang ke Poliklinik RSJ HB Saanin Padang pada
tanggal 13 Juli 2018 pukul 14.00 WIB dengan keluhan sering
merasa cemas dan jantung terasa berdebar-debar. Ini
merupakan kontrol yang ke-2 ke poliklinik.

Keluhan Utama
Pasien mudah merasa cemas dan jantung berdebar-debar,
terutama ketika mendengar kabar tentang bencana alam,
kiamat atau kematian namun terkadang muncul tanpa alsan
yang jelas.
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien sering merasa cemas, jantung berdebar kencang yang hilang
timbul. Keluhan ini biasanya muncul ketika pasien mendengar berita
mengenai gempa bumi atau hal -hal yang berhubungan dengan hari
kiamat atau kematian. Namun terkadang keluhan ini muncul tanpa alasan
yang jelas.

Saat ini adalah kunjungan ke-2 pasien ke Poliklinik Jiwa RSJ Prof HB
Saanin. Kontrol setiap 15 hari. Pasien merasa lebih tenang setelah
meminum obat dari dokter.

Pola tidur dan pola makan sehari-hari tidak terganggu, kecuali jika
serangan cemas muncul, pasien tidak selera makan bahkan terkadang
tidak bisa beraktifitas namun muncul rasa ingin BAB dan BAK.
Riwayat Gangguan
Psikiatri
1999
Pasien menjadi mudah cemas terutama ketika mendengar hal-hal yang
berhubungan dengan bencana alam, kiamat dan kematian

2009
Pasien pernah merasakan serangan cemas yang hebat ketika gempa bumi

2018
Pasien berobat ke klinik dengan keluhan yang sama, kemudian disarankan
untuk berobat ke RSJ Prof HB Saanin.
Riwayat Gangguan
Grafik Perjalanan Penyakit
Psikiatri
Riwayat Penggunaan
NAPZA

Pasien pernah mengonsumsi minman beralkohol


namun tidak pernah lebih dari satu gelas kecil ketika
berkumpul dengan teman-temannya. Pasien memiliki
riwayat merokok (perokok ringan). Pasien memiliki
kebiasaan minum kopi terutama ketika sedang dinas
malam
Riwayat Keluarga
Saudara
Jumlah bersaudara 2 (dua) orang dan pasien adalah anak pertama
Urutan bersaudara : 1. Laki-laki (42 tahun), 2. Perempuan (41 tahun)

Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit jiwa, kebiasaan-kebiasaan dan penyakit
fisik (yang ada kaitannya dengan gangguan jiwa) pada anggota
keluarga
Riwayat Keluarga
Skema Pedegree
Riwayat Tempat
Tinggal

Keadaan Rumah
Rumah
No Tempat
Tidak
Tinggal Tenang Cocok Nyaman
nyaman

1 Kontrakan √ √ √
Riwayat Tumbuh
Kembang
A. Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan
- Keadaan ibu sewaktu hamil : Kesehatan Fisik dan Mental tidak diketahui
- Keadaan melahirkan : Cukup bulan, lahir operasi, anak yang diinginkan,
dan jenis kelamin yang sesuai harapan

B. Riwayat masa bayi dan anak-anak


Pertumbuhan Fisik (baik), Riwayat minum ASI (+) hingga usia 2 tahun, Usia
mulai bicara dan jalan tidak ingat namun menurut pasien lebih cepat dari
anak lainnya, Sukar makan (-), Anoreksia nervosa (-), bulimia (-), pika (-),
gangguan hubungan ibu-anak (-), pola tidur baik (-), cemas terhadap orang
asing sesuai umum (-), cemas perpisahan (-).

C. Gejala-gejala sehubungan dengan problem perilaku yang dijumpai pada


masa kanak-kanak, menghisap jari (-), ngompol (-), BAB di tempat tidur (-),
night teror (-), temper tantrum (-), gagap (-), tik (-), mutisme selektif (-).
Riwayat Tumbuh
Kembang
D. Toilet training
Umur tidak diketahui, sikap orang tua menghargai

E. Kesehatan fisik masa kanak-kanak


Demam tinggi disertai menggigau (-), Kejang-kejang (-), Demam
berlangsung lama (-), Trauma kapitis disertai hilangnya kesadaran (-).

F. Temperamen sewaktu anak-anak : pemalu (-), gelisah (-), overaktif (-),


menarik diri (-), suka bergaul (+), suka berolahraga (-).
Riwayat Tumbuh
Kembang
G. Masa Sekolah

Perihal SD SMP SMA PT


Umur 6 13 16 -

Prestasi Kurang Kurang Kurang -

Aktifitas Sekolah Sedang Sedang Sedang -

Sikap Terhadap Teman Baik Baik Baik -

Sikap Terhadap Guru Baik Baik Baik -

Tingkah laku Nakal Nakal Nakal -


Riwayat Tumbuh
Kembang
H. Masa Remaja
Fobia (-), masturbasi (-), ngompol (-), lari dari rumah (-), kenakalan remaja
(+), perokok berat (+), penggunaan obat terlarang (-), peminum minuman
keras (+), problem berat badan (-), anoreksia nervosa (-), perasaan depresi
(-), rasa rendah diri (-), cemas (-), gangguan tidur (-), sering sakit kepala (-),
sering bolos (+) dan lain-lain
Riwayat Pekerjaan

Pasien bekerja sejak berusia 23 tahun sebagai operator pengendali alat


curah di PT ASIGA (anak perusahaan PT Semen Padang). Pasien merasa
cukup puas bekerja di sana, pindah tempat bekerja karena mutasi rutin
sesuai kebutuhan perusahaan namun pasien tidak terganggu dengan hal
tersebut, pernah timbul konflik dengan kebijakan perusahaan yang
mengganti mesin dengan barang baru namun sering mengalami kerusakan
namun hubungan pasien dengan atasan cukup baik.

Keadaan ekonomi pasien merasa cukup baik karena pasien juga memiliki
penghasilan tambahan yaitu membuat mesin tempa
Riwayat Rumah
Tangga
Keterangan pribari isteri J. Percintaan, Perkawinan, Kehidupan seksual dan
Rumah Tangga
Nama : Ny. DS Hubungan seks sebelum menikah (-), Riwayat
Umur : 36 tahun pelecehan seksual (-), Orientasi seksual (normal).

Suku : minang Perkawinan didahului dengan pacaran (+), kawin


Kebangsaan : WNI terpaksa (-), kawin paksa (-) ,perkawinan kurang
disetujui orang tua (-), kawan lari (-), sekarang ini
Agama : islam perkawinan yang pertama.
Pendidikan : SMA Kehidupan rumah tangga rukun (+), masalah
rumah tangga (-), pengeluaran dan pendapatan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga seimbang (+), dapat menabung (+)
Status sosial : menengah Mendidik anak : suami – isteri bersama-sama
Riwayat Lainnya

Situasi sosial saat ini


Tempat tinggal : rumah kontrakan, polusi lingkungan : ramai

Stresor Psikososial (Axis IV) : Bencana alam, kiamat, kematian

Riwayat suicide : tidak pernah

Riwayat pelanggaran hukum : tidak ada

Riwayat agama
Pasien beragama islam, dulu jarang beribadah namun semenjak mudah cemas
karena takut mati dan takut terkena bencana pasien saat ini tidak pernah
meninggalkan sholat 5 waktu
Persepsi & Harapan

Persepsi dan harapan keluarga : Isteri pasien berharap pasien


tidak lagi mudah cemas namun tetap rajin beribadah

Persepsi dan harapan pasien : menurut pasien, ada hikmahnya


pasien mudah cemas karena menjadi rajin beribadah. Namun,
pasien berharap melalui pegobatan ini pasien bisa berkatifitas
seperti dulu tanpa dihantui rasa cemas.
Status
Internus
Keadaan Umum : Sedang
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : Teraba kuat, teratur, frekuensi 82 x/menit
Nafas : Torakoabdominal, teratur, frekuensi 20 x/menit
Suhu : 36,3 0C
Bentuk Badan : Astenikus

Sistem Respiratorik : Inspeksi : Simetris kiri = kanan (statis dan dinamis)


Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor kiri dan kanan
Auskultasi : Vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada
Sistem Kardiovaskular : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung murni, irama regular,
frekuensi 82x/menit, bising tidak ada
Status
Internus

Sistem Gastrointestinal : Inspeksi : Tidak tampak membuncit


Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Kelainan khusus : Tidak ditemukan kelainan khusus


Status
Neurologikus
Urat saraf (panca indra) : penciuman, pendengaran dan penglihatan baik
Gejala rangsangan selaput otak : kaku kuduk tidak ada, tremor tidak ada
Gejala peningkatan TIK : muntah proyektil tidak ada, sakit kepala progresif
tidak ada
Mata
Gerakan : Bebas ke segala arah Reaksi konvergensi : positif/positif
Persepsi : Diplopia (-) Reaksi Kornea : positif/positif
Pupil : Isokor, bulat Oftalmoskopi :-

Motorik
Tonus : Eutonus Koordinasi : baik
Turgor : Baik Refleks Fisiologis : ++/++
Refleks Patologis : tidak ada

Kekuatan : 555 555


555 555
Status
Neurologikus

Sensibilitas : sensasi halus dan kasar baik


Susunan saraf vegetatif : Fungsi makan, tidur, dan bangun tidak terganggu
Fungsi-fungsi Luhur : Aktivitas membaca, menulis, menggambar, berbahasa
dan berhitung dapat dilakukan dengan baik
Kelainan Khusus
Kaku : tidak ada Tortikolis : tidak ada
Tremor : ada (+) Lain-lain : tidak ada
Pemeriksaan
Psikiatri
A. Keadaan Umum

Kesadaran/sensorium : komposmentis/baik
Sikap tubuh : biasa, berpakaian sesuai gender
Cara berpakaian : biasa, sesuai dengan situasi
Kesehatan Fisik : sehat
Kontak psikis : dapat dilakukan, wajar dan lama
Sikap : kooperatif
Tingkah laku dan : normal aktif
& psikomotor
Pemeriksaan
Psikiatri
B. Verbalisasi dan cara berbicara

Arus pembicaran : biasa


Produktivitas pembicaraan : banyak
Perbendaharaan : biasa
Nada pembicaraan : biasa
Volume pembicaraan : biasa
Isi pembicaraan : sesuai
Penekanan pada pembicaraan : ada
Spontanitas pembicaraan : spontan
Pemeriksaan
Psikiatri
C. Emosi

Hidup emosi : stabil


Pengendalian : adekuat
Skala diferensiasi : luas
Arus emosi : biasa
Afek : appropriate/serasi
Mood : eutimik
Emosi lainnya : ansietas
Gangguan fisiologis : tidak ada
Yang berhubungan
Pemeriksaan
Psikiatri
D. Pikiran / proses pikir
Kecepatan proses pikir : biasa
Mutu proses pikir : jelas dan tajam
Gangguan umum bentuk pikiran : tidak ada
Gangguan spesifik bentuk pikiran : tidak ada
Gangguan spesifik isi pikiran : tidak ada

E. Persepsi
Halusinasi : tidak ada
Ilusi : tidak ada

F. Mimpi dan Fantasi


Beberapa hari yang lalu pasien perah bermimpi sungai di dekat rumahnya
meluap, saat itu pasien sedang berada di dalam mesjid dan mesjid tersebut
runtuh
Pemeriksaan
G. Fungsi Kognitif dan Intelektual
Psikiatri
Orientasi : baik
Atensi/perhatian : baik
Konsentrasi : baik
Kalkulasi : baik
Memori : baik
Luas pengetahuan umum : baik
Pikiran konkrit : baik
Pikiran abstrak : baik
Kemunduran intelek : tidak
Retardasi mental : tidak
Demensia/pseudodemensia : tidak

H. Discriminative Insight
Derajat IV : Sadar, tidak mengetahui penyebab

I. Discriminative Judgment
Tidak aterganggu
Resume
Axis 1. Sindroma klinis
Multiaksis
Pasien datang ke Poliklinik RSJ HB Saanin Padang pada tanggal 13 Juli 2018 pukul
14.00 WIB dengan keluhan sering merasa cemas dan jantung terasa berdebar-
debar. Ini merupakan kontrol yang ke-2 ke poliklinik.

Pemeriksaan psikiatri :
Keadaan umum : Komposmentis kooperatif, dapat berbicara, jelas dan lancar serta
tajam, perhatian baik, inisiatif ada, tingkah laku motorik aktif, ekspresi fasial kaya,
kontak psikis dapat dilakukan, wajar dan lama.
Keadaan spesifik :
Alam perasaan : stabil, pengendalian adekuat
Keadaan dan fungsi intelek : orientasi tidak terganggu, discriminative insight tidak
terganggu, discriminative judgement tidak terganggu, inkoheren tidak ada.
Kelainan sensasi dan persepsi : halusinasi tidak ada
Keadaan proses pikir : cepat, cukup jelas, cukup tajam.
Ansietas yang terlihat overt : ada
Hubungan dengan realitas : tidak terganggu.
Resume
Multiaksis
Axis II. Gangguan kepribadian dan retardasi mental
Gangguan Kepribadian : tidak ada
Retardasi mental : tidak ada

Axis III. Kondisi medis umum


Riwayat trauma (-)
Riwayat pemakaian NAPZA ( + ), pasien pernah mengonsumsi alkohol
Riwayat penyakit degeneratif (-)

Axis IV. Stressor psikososial dan lingkungan


Bencana alam (terutama gempa bumi), kematian, hari kiamat

Axis V. Penilaian fungsi sosial


Hubungan sosial (bekerja, berkumpul bersama teman, menghadiri acara-acara
masyarakat lainnya) baik
Pekerjaan sehari-hari ( bekerja, makan, mandi, membersihkan rumah ) dapat
dilakukan seperti biasa
Diagnosis
Diagnosis Multiple Axis
I. F.41.0 Gangguan Panik
II. Z.03.2 Tidak ada diagnosis
III. Z.03.2 Tidak ada diagnosis
IV. Ancaman bencana alam, kiamat dan kematian
V. GAF 80-71

Diagnosis Differensial
• F.40.2 Fobia Khas
• F.45.3 Disfungsi Otonomik Somatoform
Terapi
Farmakologi
• Risperidon 1 mg 2 x ¼
• Alprazolam 1 mg 2 x ½
• Fluoxetin 20 mg 1 x ½
• Kalsium Laktat 2 x 1

Non-farmakologi
• Penjelasan tentang teknik penyelamatan saat gempa
bumi
• Penguatan bahwa semua orang pasti akan meninggal,
jadi daripada sibuk mencemaskan kematian, lebih baik
fokus pada persiapan diri sebaik-baiknya menghadapi
kematian
• Anjuran untuk mengalihkan kecemasan dengan
kegiatan-kegiatan yang produktif
Terapi

Anjuran Terapi
Terapi dapat dilanjutkan

Prognosis
Klinis : Baik
Fungsional : Ragu-ragu ke arah baik
Sosial : Ragu-ragu ke arah baik
Tinjauan Pustaka
Etiologi & Faktor
Teori Psikodinamik
Risiko
Gangguan panik berasal dari konflik internal yang terjadi di alam bawah sadar yang
merupakan respon intrapsikis terhadap ancaman yang terjadi baik dari luar maupun
dari dalam.

Teori Pembelajaran
Respon otak yang matur menyebabkan reaksi individu yang wajar terhadap
masalah yang terjadi, sementara reaksi yang tidak wajar diakibatkan oleh respon
otak yang tidak matur

Teori Kognitif
Cemas merupakan hasil dari kepercayaan yang terganggu tentang diri, dunia, dan
masa depan yang salah ini menghasilkan respon otomatis otak yang bereaksi
seperti berada dalam keadaan yang mengancam diri.

Faktor Biologis
Serangan panik merupakan respons terhadap rasa takut yang ditampilkan oleh
“fear network” yang terlalu sensitif yaitu amigdala, korteks prefrontal dan
hipokampus, yang berperan terhadap timbulnya panik
Perjalanan Penyakit
Perjalanan penyakit ini dimulai pada awal masa remaja,
pertengahan, atau akhir masa remaja. Jarang dijumpai pada
usia yang lebih tua

Serangan panik pertama kali sering spontan walaupun


serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan
kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual, atau trauma
emosional sedang

Gangguan panik biasanya berlangsung kronis, sangat


bervariasi pada tiap pasien. Pada saat serangan pertama atau
kedua, pasien sering mengabaikannya dan baru menyadari
setelah frekuensi dan intesitas bertambah.
Tanda & Gejala
Kecemasan sejatinya adalah emosi yang normal, yakni sebuah
reaksi yang umum terhadap stres yang terjadi sehari-hari

Gangguan panik terutama ditandai dengan serangan panik


yang berulang. Serangan panik terjadi secara spontan dan
tidak terduga, disertai gejala otonomik yang kuat, terutama
sistem kardiovaskular dan sistem pernafasan

Depresi, dereaisasi dan depersonalisasi bisa dialami saat


serangan panik. Fokus perhatian somatik pasien adalah
perasaan takut mati karena masalah jantung atau pernafasan.
Diagnosis & Kriteria
Diagnosis
Dari PPDGJ III, kriteria diagnosis
1. Ganguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis bila tidak ditemukan
adanya gangguan ansietas fobik
2. Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan
ansietas berat yang terjadi dalam periode kira-kira satu bulan :
• Pada keadaan-keadaan yang sebenarnya secara objektif tidak ada
bahaya
• Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang
dapat diduga sebelumnya
• Adanya keadaan relatif bebas gejala ansietas dalam periode antara
serangan-seranga panik (meskipun lazim terjadi juga ansietas
antisipatorik)
Diagnosis & Kriteria
Diagnosis
Dari DSM-V, kriteria diagnosis
1. Serangan panik yang berulang dan tidak dapat diprediksi. Serangan
panik adalah kecemasan yang datang mendadak dan menimbulkan rasa
tidak nyaman yang muncul dalam beberapa menit, dan saat kejadian
terdapat empat atau lebih dari gejala berikut.
• Palpitasi, jantung berdebar • Perasaan pusing, bergoyang,
kuat, atau denyut jantung melayang, atau pinsan
meningkat • Menggigil atau merasa panas
• Berkeringat • Parastesia (mati rasa atau rasa
• Gemetar atau bergoncang kesemutan)
• Rasa sesak napas atau • Derealisasi dan
tertahan depersonalisasi
• Perasaan tercekik • Ketakutan kehilangan kendali
• Nyeri dada atau perasaan atau menjadi gila
tidak nyaman • Rasa takut mati
• Mual dan gangguan perut
Diagnosis & Kriteria
Diagnosis
Dari DSM-V, kriteria diagnosis
2. Sekurang-kurangnya salah satu dari serangan selama periode minimal
satu bulan diikuti oleh salah satu dari dua hal berikut
• Perasaan cemas yang menetap mengenai serangan-serangan panik
dan konsekuensinya (seperti kehilangan kontrol, serangan jantung,
atau merasa gila)
• Perubahan perilaku yang berhubungan dengan serangan panik,
seperti menghindari situasi yang tidak familiar
3. Serangan panik bukan karna efek fisiologis langsung dari zat atau suatu
kondisi medis umum
4. Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain,
seperti fobia sosial, fobia spesifik, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan
stress pascatraumatik, atau gangguan cemas perpisahan.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding medik yang menyebabkan gejala
menyerupai gangguan panik dapat berasal dari jantung, paru,
hormon, neurologik atau beberapa zat yang juga dapat
menyebabkan gejala gangguan panik seperti alkohol,
antidepresan, kafein, halusinogen, psikostimultan amfetamin,
steroid, kokain

Gangguan lainnya yang dapat menjadi diagnosis banding dari


gangguan panik adalah depresi, gangguan disosiatif, gangguan
kepribadian, gangguan somatofor, skizofrenia Bila saat yang
sama kriteria depresi dipenuhi, maka gangguan panik bukan
merupakan diagnosis utama
Diagnosis Banding
Tabel 1. Perbedaan gangguan cemas dan depresi
Gambaran Cemas Depresi
Was-was, khawatir, senang minum obat Tidak ada harapan, tidak
Psikologis bisa senang, tak mau
minum obat
Kepala melayang, early insomnia, mulut Wajah depresif, nyeri, nafsu
kering, susah menelan, tercekik, makan menurun, insomnia

Fisik berdebar, sesak nafas, diare, keringat atau hipersomnia


dingin, hiperaktif tidak bisa duduk tenang

Makan Bisa menurun atau meningkat Sebagian besar menurun

Libido Bisa menurun atau meningkat Sebagian besar menurun

Menghindar, ganguan pekerjaan jarang Tidak ada minat, malas


Sosial terjadi, namun dapat tidak tuntas memulai pekerjaan
Tatalaksana
Tata laksana gangguan panik terdiri atas pemberian
farmakoterapi dan psikoterapi

Terapi farmakologi umumnya merupakan kombinasi dari :


1) SSRI terdiri atas beberapa macam, dapat dipilih salah satu
dari sertralin, fluoksetin, fuvoksain, escitalopram, dll.
Obat diberikan dalam 3-6 bulan atau lebih, tergantung
kondisi individu, agar kadarnya stabil dalam darah
sehingga dapat mencegah kekambuhan
2) alprazolam; awitan kerjanya cepat, dikonsumsi biasanya
antara 4-6 minggu, setelah itu secara perlahan-lahan
diturunkan dosisnya sampai akhirnya dihentikan. Jadi
setelah itu dan seterusnya, individu hanya minum
golongan SSRI
Tatalaksana
Psikoterapi, berupa terapi relaksasi, diberikan pada hampir
semua individu yang mengalami ganguan panik, kecuali yang
bersangkutan menolak.

Selain itu, diberikan pula salah satu dari terapi kognitif


perilaku atau psikoterapi dinamik. Pemilihan jenis ini
berdasarkan kondisi pasien saat itu
Prognosis

Walaupun gangguan panik merupakan penyakit kronis, namun penderita


dengan fungsi premorbid yang baik serta durasi serangan yang singkat
bertendensi untuk prognosi yang lebih baik. Namun, sebuah penelitian
terhadap prognosis dalam jangka waktu dua tahun memperlihatkan hasil
yang beragam antara pasien.
Diskusi
Diskusi

Seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun datang ke Poliklinik RSJ HB


Saanin pada tanggal 13 Juli 2018 pukul 14.00 WIB untuk kontrol yang
kedua. Sebelumya pasien pernah masuk IGD Rumah Sakit Semen Padang
dengan gejala berdebar-debar, gemetar, sesak nafas hebat, rasa mau
mati, rasa tercekik/susah bernafas, dan berkeringat dingin, tanpa sebab
yang jelas. Saat itu pasien sedang mengendarai mobil dan tiba-tiba
mendapat serangan. Setelah dilakukan pemeriksaan, kondisi fisik pasien
tidak ditemukan kelainan
Diskusi
Dilakukan wawancara pada pasien pada tanggal 14 Juli 2018 bertempat
di rumah pasien.
• Pasien mengaku telah dua kali masuk IGD dengan keluhan yang sama
dalam 1 bulan terakhir. Pasien pernah merasa sangat cemas setelah
mendengar ceramah di masjid tentang hari kiamat sehingga
membuat pasien meninggalkan majelis sebelum penceramah turun
mimbar.
• Pasien mengatakan bahwa ia merasa cemas bila terjadi gempa bumi,
mendengar cerita tentang gempa bumi, bahkan hanya membaca
“running text” di televisi mengenai berita gempa, namun pasien
menyangkal merasa cemas pada bencana-bencana alam lainnya.
• Pertama kali pasien mengalami hal merasakan cemas dan panik pada
usia 21 tahun setelah mendengar kata-kata dari penjual toko yang
pasien tidak tahu apa maksudnya.
Diskusi
Dari gejala yang dikeluhkan pasien saat serangan datang, kriteria
gangguan panik DSM terpenuhi.

Ditambah dengan kecemacan konsekuensi seperti takut ada


gangguan jantung dan menghindari sumber panik, tidak ada riwayat
medik dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan gejala pada
pasien.

Dari PPDGJ III juga terpenuhi diagnosis ganguan panik. Diagnosis


bandingnya adalah fobia khas dan disfungi otonomik somatoform,
namun terdapat kriteria yang tidak terpenuhi.

Pasien diterapi dengan obat-obatan risperidon, alprazolam,


fluoxetin, dan kalsium laktat serta terapi psikologik dengan
prognosis baik berdasarkan kondisi premorbid yang baik.
Dokumentasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai