Anda di halaman 1dari 24

LP ASKEP

GLOMELORUS NEFRITIS
LAPORAN PENDAHULUAN

 Glamerulos nefritis adalah peradanga dan


kerusakan pada alat penyaring darah sekaligus
kapiler ginjal (Glamerulus), (Japaries, willie,
1993).
 Glamerulus nefritis adalah sindrom yang
ditadai oleh peradangan dari glemerulus diikuti
pembentukan beberapa antigen (Engran,
Barbara, 1999)

 Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang


dipakai untuk menjelaskan berbagai ragam
penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan
inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh
suatu mekanisme imunologis.
KLASIFIKASI

Glomerulus Nefritis ringan Glomerulonefritis persisten

 Glomerulonefritis akut (GNA) adalah  Merupakan lanjutan dari


suatu reaksi imunologis pada ginjal glomerulonefritis akut,dalam jangka
terhadap bakteri atau virus tertentu.Yang
waktu panjang atau
sering terjadi ialah akibat infeksi kuman
pendek.Glomerulonefritis dengan
streptococcus Glomerulonefritis jenis ini
biasanya terjadi setelah infeksi akut. gejala klinik yang lebih jelas, terjadi
Biasanya didapatkan proteinuria ringan pada penyakit infeksi yang
dengan sedikit kelainan sedimen urin perjalanannya kronik misal- nya
yang membaik setelah infeksinya pada penyakit lepra, hepatitis virus B
diatasi. dan filariasis.
ETIOLOGI
 

 Streptococcus beta hemoliticus golongan A tipe 12,4,16,25,dan 29


SGlomerulonefritis akut dapat juga disebabkan oleh sifilis
keracunan seperti keracunan timah hitam tridion
penyakitb amyloid
trombosis vena renalis
purpura anafilaktoid
lupus eritematosus
ANATOMI
Lanjutan....
Makroskopis Mikroskopis
• Ginjal terletak dibagian belakang abdomen • Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya
atas, dibelakang peritonium, didepan dua kosta
membentuk satu kesatuan (nefron).
terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus
abdominis, kuadratus lumborum dan psoas • Nefron adalah unit fungsional ginjal.
mayor). Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu
• Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai juta nefron.
13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal • Setiap nefron terdiri dari kapsula
kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau ginjal
beratnya antara 120-150 gram.
bowman, tumbai kapiler glomerulus,
tubulus kontortus proksimal, lengkung
• Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2
henle dan tubulus kontortus distal, yang
buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih
besar dari ginjal kanan mengosongkan diri keduktus pengumpul.
Vaskularisasi ginjal Persarafan pada ginjal
• Arteri renalis dicabangkan dari aorta
abdominalis kira-kira setinggi vertebra • Ginjal mendapat persarafan dari
lumbalis II. nervus renalis (vasomotor), saraf
• Vena renalis menyalurkan darah kedalam ini berfungsi untuk mengatur
vena kavainferior yang terletak disebelah jumlah darah yang masuk
kanan garis tengah. Saat arteri renalis kedalam ginjal, saraf ini berjalan
masuk kedalam hilus, arteri tersebut
bercabang menjadi arteri interlobaris yang bersamaan dengan pembuluh
berjalan diantara piramid selanjutnya darah yang masuk ke ginjal
membentuk arteri arkuata kemudian
membentuk arteriola interlobularis yang
tersusun paralel dalam korteks.
Edema biasanya terjadi akibat
retensi garam dan air, dan
MANIFESTASI KLINIS sindrom nefrotik juga dapat
muncul pada 10-20% kasus.
Edema subglotis akut dan
Tingkat keparahan gangguan ginjal gangguan jalur pernafasan juga
bervariasi, dari hematuria mikroskopis yang dilaporkan terjadi. Fase akut
asimptomatik dengan fungsi ginjal normal
sampai gagal ginjal akut.
biasanya sembuh dalam 6-8
minggu. Meskipun ekskresi
Berdasarkan tingkat gangguan ginjal, pasien
protein dalam urin dan hipertensi
dapat mengalami berbagai derajat edema,
hipertensi, dan oliguria. menjadi sembuh dalam 4 minggu-
Pasien dapat menderita ensefalopati
6 bulan setelah onset, hematuria
dan/atau gagal jantung akibat hipertensi atau mikroskopis persisten dapat tetap
hipervolemia. Ensefalopati juga dapat ada selama 1-2 tahun setelah
diakibatkan secara langung oleh efek toksik gambaran inisial penyakit.
bakteri streptokokus pada sistem saraf pusat.
Gejala spesifik seperti malaise,
letargi, nyeri abdomen atau
Patofisiologi
Kasus glomerulonefritis akut terjadi setelah infeksi Fagositosis dan pelepasan enzim lisosom juga
streptokokus pada tenggorokan atau kadang- merusak endotel dan membran basalis
kadang pada kulit sesudah masa laten 1 sampai 2 glomerulus(GBM). Sebagai respon terhadap lesi
minggu. Organisme penyebab lazim adalah yang terjadi , timbul poliferasi sel-sel endotel yang
streptokokus beta hemolitikus grup A tipe 12 atau di ikuti sel-sel mesangium dan selanjutnya sel-sel
4 dan 1,jarang oleh penyebab lainnya. Namun epitel. Semakin meningkatnya kebocoran kapiler
sebenarnya bukan streptokukus yang glomerulus menyebabkan protein dan sel darah
menyebabkan kerusakan pada ginjal. Di duga merah dapat keluar ke dalam urin yang sedang di
terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap bentuk oleh ginjal, mengakibatkan proteinuria dan
antigen khusus yang merupakan membran plasma hematuria. Agaknya, kompleks komplemen
streptokokal spesifik. Terbentuk kompleks antigen-antibodi inilah yang terlihat sebagai nodul-
antigen-antibodi dalam darah bersikulasi ke dalam nodul subepitel(atau sebagai bungkusan
glomerulus tempat kompleks tersebut secara epimembanosa)pada mikroskop elektron dan
mekanis terperangkap dalam membran basalis. sebagai bentuk granular dan berbungkah-bungkah
Selanjutnya komplemen akan terfiksasi pada mikroskop imunofluoresensi,pada
mengakibatkan lesi dan peradangan yang menarik pemeriksaan mikroskop cahaya glomerulus tampak
leukosit polimerfonuklear(PMN) dan trombosit membengkak dan hiperselular di sertai invasi PMN.
KOMPLIKASI Komplikasi akut dari penyakit ini
terutama merupakan akibat hipertensi
dan disfungsi renal akut. Hipertensi
terdapat pada 60% pasien dan
menyebabkan ensefalopati hipertensif
pada 10% kasus. Komplikasi lain yang
dapat terjadi antara lain kegagalan
jantung, hiperkalemia, hiperfosfatemia,
hipokalsemia, asidosis, kejang, serta
uremia.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan glomerulonefritis akut paska


streptokokus terutama ditujukan terhadap efek akut
dari insufisiensi renal dan hipertensi. enzim pengubah angiotensin merupakan
terapi standar yang digunakan untuk
Meskipun pengobatan sistemik dengan penisilin mengobati hipertensi.
selama 10 hari direkomendasikan untuk membatasi Bagi pasien dengan ekspansi volume nyata
penyebaran organisme nefritogenik, terapi dan kongesti pulmonal yang tidak memberi
antibiotik tidak berpengaruh terhadap perjalanan respon terhadap terapi diperlukan dialisis,
penyakit glomerulonefritis. baik hemodialisis maupun dialisis peritoneal.
Untuk terapi umum, pasien disarankan
istirahat di tempat tidur selama fase akut.
Pasien juga diberi diet kalori adekuat
Restriksi natrium, diuresis, dan farmakoterapi terutama karbohidrat untuk memperkecil
dengan antagonis chanel kalsium, vasodilator, katabolisme endogen dan diet rendah garam.
ataupun inhibitor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis (UA) menunjukkan hematnya gross,
protein dismonfik dan (bentuk tidak serasi) SDm,
leusit, dan gips hialin

Lajur filtrasi glomeruslus (IFG) meurun, klerins


Albumin serum dan protein total
kreatinin pada urin digunakan sebagai pengukur dan mungkin normal atau agak turun (karena
LFG spesine urin 24 jam dikumpulkan. Sampel hemodilusi).
darah untuk kreatinin juga ditampung dengan cara
arus tengah (midstream)
Contoh urin acak untuk eletrokoresisi
Nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum protein mengidentifilaasi jenis protein
meningkat bila fungsi ginjal mulai menurun urin yang dikeluarkan dalam urin.

Elektrolit seru menunjukkan peningkatan


natrium dan peningkatan atau normal
kadar-kadar kalium dan klorida.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. PENGKAJIAN

1) Data Biografi b. Riwayat Kesehatan Dahulu


Perlu dikaji umur, jenis kelamin, dan Perlu dikaji riwayat pada perkemihan,
pekerjaan. riwayat penyakit ginjal sebelumnya, riwayat
2) Riwayat Kesehatan menggunakan obat-obatan nefrotoksik,
a. Riwayat Kesehatan Sekarang kebiasaan diet, nutrisi, riwayat tidak dapat
kencing, penggunaan hormon. Riwayat
Klien dengan G.N biasanya datang dengan
keluhan nyeri pada pinggang, buang air kecil pernah penyakit infeksi saluran pernafasan,
sedikit, bengkak/edema pada ekstremitas, perut penykit malaria SGlomerulonefritis akut
kembung, sesak. hematuria edema, hipertensi, dapat juga disebabkan oleh sifilis, keracunan
dan oliguria ensefalopati dan/atau gagal seperti keracunan timah hitam tridion,
jantung malaise, letargi, nyeri abdomen atau penyakitb amiloid, trombosis vena renalis,
pinggang belakang, dan demam biasa terjadi. purpura anafilaktoid dan lupus eritematosus
c. Riwayat Kesehatan Keluarga 3) Pola Aktivitas Sehari-hari
Pada klien G.N pola aktivitas sehari-hari meliputi
Perlu dikaji riwayat kesehatan pola makan sebelum sakit yang sering
keluarga yang dapat dikonsumsi oleh klien yang merupakan faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya G.N seperti
mempengaruhi timbulnya penyakit makanan yang tinggi natrium, kalium, kalsium
G.N seperti hipertensi, diabetes sedangkan pola makan selama sakit biasanya
mengalami penurunan frekuensi dan porsi karena
mellitus, sistemik lupus klien mengalami mual. Pada klien dengan G.N
eritematosa, arthritis dan kanker. harus dikaji kebiasaan minum yang kurang dari
kebutuhannya dan yang dapat memperberat
penyakitnya seperti kopi, teh dan alkohol, selama
sakit biasanya intake dibatasi sesuai output.
4) Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
d. Sistem Genotiurinaria
Pada klien dengan G.N ditemukan adanya
tachipnoe, pernafasan kusmaul, uremic, Pada klien dengan G.N awal ditemukan adanya
halitosis, edema paru dan efusi pleura. poliuri dan nokturi, selanjutnya berkembang
menjado oliguri dan anuri, terdapat proteinuria,
b. Sistem Kardiovaskuler hematuria, perubahan warna urine (kuning
Pada klien dengan G.N biasanya ditemukan pekat, merah, cokelat).
adanya hipertensi, gagal jantung kongestif, e. Sistem Muskuloskeletal
edema pulmoner, perikarditis.
Pada klien dengan G.N biasanya ditemukan
c. Sistem Pencernaan kelemahan otot, kejang otot, nyeri pada tulang
Pada klien dengan G.N biasanya ditemukan dan fraktur patologis.
adanya anoreksia, nausea, vomiting, cegukan, f. Sistem Integumen
rasa metalik tak sedap pada mulut, ulserasi gusi,
perdarahan gusi/tidak, nyeri ulu hati, distensi Penurunan turgor kulit, hiperpigmentasi,
abdomen, konstipasi. pruritis, echimosis, pucat.
g. Sistem Persyarafan
Pada klien dengan G.N biasanya ditemukan
5) Data Psikososial
Klien dengan G.N biasanya ditemukan
adanya rasa takut, marah, cemas,
perasaan bersalah dan kesedihan. Respon 7) Data Penunjang
emosional pada klien G.N mungkin
a. Laboratorium
disebabkan karena perubahan body image
takut akan terjadinya disfungsi seksual • Urine
dan ketakutan akan kematian. • Volume biasanya oliguri dan anuri
• Hematuria
6)Data Spiritual • Berat jenis menurun
Pada klien dengan G.N biasanya • Osmolalitas menurun
ditemukan ketidakmampuan beribadah • Klirens kreatinin menurun
seperti biasa. • Natrium meningkat
• Protein meningkat
Lanjutan....
• Darah b. Pyelogram Retrograd menunjukkan
a. Serum kreatinin meningkat abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
b. Blood urea nitrogen meningkat c. Arteriogram mengidentifikasi
• Kadar kalium meningkat adanya massa
• Hematokrit menurun d. Ultrasonoginjal menentukan
• Hemoglobin menurun ukuran ginjal, adanya massa, obstruksi
• Natrium, kalsium menurun pada saluran perkemihan bagian atas.
• Magnesium/posfat meningkat e. EKG mungkin abnormal
• Protein (khususnya albumin menurun) menunjukkan ketidakseimbangan
elektrolit dan asam basa.
• pH menurun
B. RUMUSAN DIAGNOSA

Gangguan Keseimbngan cairan dan elektrolit berhubungan dengan


kerusakan membran filtrasi di glomerulus
Kelebihan volume cairan b/d retensi air dan disfungsi ginjal
Resiko infeksi (UTI, LOKAL, SISTEMIK) b/d penekanan pada system imun
Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral cardiopulmunary b/d resiko
krisis hipertensi
Ketidakmampuan dalam aktivitas b/d penurunan protein dan disfungsi ginjal
Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang proses penyakit,perawatan
dirumah dan intruksi tindakan lanjut.
C. Intervensi • INTERVENSI

• Diagnosa Keperawatan : Monitor dan laporkan tanda


Gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan gejala kelebihan cairan
berhubungan dengan kerusakan membran • Ukur dan dokumentasikan
filtrasi di glomerolus. intake dan output setiap 4 – 8
• Tujuan/kriteria : jam
Adanya keseimbangan cairan dan • Catat jumlah dan
elektrolit dengan tidak ada kerusakan karakteristik urine; laporkan
membran filtrasi glomerolus dalam waktu bila ada penurunan output
3x24 jam dengan criteria : urine pada dokter
 TD normal • Timbang BB setiap hari,
 Tidak ada kandungan protein,elektrolit dengan timbangan dan waktu
(kalsium,fosfat,atau darah) pada urin.
• DX : • Tujuan • Intervensi

elebihan volume cairan Adanya keseimbangan Jaga ekstremitas yang


mengalami edema setinggi
b/d retensi air dan antara Intake dan output
diatas jantung apabila
disfungsi ginjal dengan normal mungkin (kecuali jika
terdapat kontraindikasi
kembaliny fungsi ginja
oleh gagal jantung)
secara normal dalam Lindungi lengan yang
edema dari cedera
waktu 2 x 24 jam dengan Kaji masukan diet dan
criteria : kebiasaan yang dapat
menunjang retensi cairan
- seimbanag
Anjurkan individu untuk
pengeluaran dan menurunkan masukan
pemasukan cairan garam
D. Implementasi

Lakukan tindakan sesuai dengan


apa yang harus dilakukan pada
saat itu dan catat apa pun yang
telah dilakukan pada klien.
E. Evaluasi

Evaluasi tidakan yang telah diberikan. Jika keadaan klien mulai


membaik, hentikan tindakan. Sebaliknya, jika keadaan klien memburuk,
intervensi harus mengalami perubahan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai