Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN

KEBIJAKAN DESA SIAGA


KEMENKES RI, 2006

STIKes Hang Tuah PEkanbaru


DESA SIAGA
LATAR BELAKANG.
 Visi Kesehatan Indonesia 2020 :
 Masyarakat yang mandiri untuk
hidup sehat.
4 STRATEGI :
1. Memberdayakan/menggerakan masyarakat
untuk hidup sehat.
2. Meningkatkan akses masyarakat pada
pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Meningkatkan pelaksanaan sistem
”Surveillance” dan informasi kesehatan.
4. Meningkatkan pembiayaan untuk kesehatan
Sasaran Strategis :
Salah satu ”Sasaran Strategis” Dep
Kes dalam mewujudkan Visi
Kesehatan Indonesia :
 Tahun 2007 : 12.000 desa
menjadi desa siaga.
 Tahun 2008 : Seluruh desa di
Indonesia sudah menjadi desa
siaga.
Pengertian.
 Desa Siaga  memiliki sumber daya “
kemampuan dan kemauan “  Mencegah
dan mengatasi secara mandiri Masalah
kesehatan dan bencana/ gawat darurat
(KLB)

 Desa siaga adalah desa yang


penduduknya memiliki kesiapan “Sumber
daya kemauan” dan “Kemampuan” untuk
mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawat
daruratan kesehatan secara mandiri.
TUJUAN DESA SIAGA.
 Terwujudnya masyarakat desa yang sehat
serta peduli dan tanggap terhadap masalah
kesehatan diwilayahnya.
KRITERIA.
 Sebuah desa telah menjadi desa siaga apabila
desa tersebut telah memiliki sekurang-
kurangnya sebuah “Pos Kesehatan Desa” (Pos
Kes Des)
POS KES DES.
 Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang dibentuk oleh, dari dan untuk
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. Juga berarti : sarana
pelayanan kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya – upaya masyarakat
dan dukungan pemerintah.
Pelayanan Kesehatan Dasar

 Meliputi pelayanan kesehatan,


promotif, preventif dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan (terutama bidan) dan
dibantu oleh sekurang-kurangnya 2
orang yang terdiri dari kader
kesehatan atau tenaga sukarela
lainnya.
Tugas atau kegiatan Pos Kes
Des dalam pengembangan “Desa
Siaga”.
1. Pengamatan/suveillance epidemiologi.
2. Penanggulangan kejadian penyakit.
3. Kesiapan penanggulangan bencana
dan kegawat daruratan kesehatan
(KLB)
4. Pelayanan medis/ kuratif dasar.
5. Pelayanan kesehatan lain (promosi
PHBS, Kesling, Gizi, KIA, dll)
Sumber Daya Pos Kes Des.

 Tenaga : minimal 1 (satu) orang


tenaga kesehatan (terutama
„Bidan“) dan 2 (dua) tenaga
kader/sukarela.
Sarana Fisik

 Bangunan/ruangan
 Perlengkapan (meja, kursi dan
perilaku)
 Alat-alat kesehatan
 Alat-alat administrasi
 Sarana komunikasi (HP, Telepon,
atau kurir)
Langkah – Langkah
Pengembangan Desa Siaga
PERSIAPAN.
 Pusat :
 Penyusunan pedoman – pedoman
 Pembuatan modul – modul pelatihan
 Penyelenggaraan TOT
 Propinsi : Penyelenggaraan TOT tenaga dari
Dinas Kes Kota/Kab.
 Kota/Kabupaten :
 Penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan.
 Penuyelenggaraan pelatihan kader/sukarelawan
Pelaksanaan.
 Pusat : Penyediaan Dana dan Sumber
Daya lain.
 Propinsi : Penyediaan Dana dan Sumber
Daya lain.
 Kota/Kabupaten : Penyediaan Dana dan
Sumber Daya lain.
 Penyiapan Puskesmas dan RS dalam
rangka penanggulangan bencana dan
kegawat daruratan kesehatan.
 Kecamatan/Puskesmas : Pengembangan
dan pembinaan Desa Siaga.
Pemantauan dan Evaluasi.
Pemantauan dan Evaluasi.
 Pusat : Memantau kemajuan dan menilai
keberhasilan pengembangan desa siaga.
 Propinsi : Memantau kemajuan
pengembangan desa siaga dan
melaporkan hasil pemantauan ke pusat.
 Kota/Kab : Memantau kerugian desa
siaga dan melaporkan hasil pemantauan ke
propinsi.
 Kecamatan/Puskesmas :
 Melakukan pemantauan wilayah setempat.
 Melaporkan perkembangan desa siaga ke
kota/kabupaten.
Pendekatan (cara-cara)
pengembangan desa siaga

 Membantu masyarakat menjalani


proses pembelajaran melalui “Cyklus
pencegahan masalah yang
terorganisasi (pengorganisasian
masyarakat).
Proses pembelajaran tersebut
adalah :
 Mengidentifikasi : masalah, penyebab
masalah, sumber daya yang dapat
dimanfaatkan.
 Mendiagnosa masalah dan merumuskan
alternatif pemecahannya.
 Menetapkan alternatif pemecahan masalah
yang layak, merencanakan dan
melaksanakannya.
 Memantau, menilai dan membina
kelestarian
Cara – cara pengembangan desa
siaga dilapangan
 Untuk membantu masyarakat dalam
melaksanakan proses pembelajaran melalui
“Cyclus pemecahan masalah” perlu dilaksanakan
“langkah – langkah pokok” dilapangan adalah
sebagai berikut :
 Pembentukan tim petugas
kesehatan.
 Mempersiapkan petugas Puskesmas (petugas
teknis dan administrasi) untuk membantu
masyarakat dalam proses pemecahan masalah.
lanjutan
 Pembentukan tim di masyarakat.
 Untuk mempersiapkan para petugas, tokoh masyarakat,
para penentu kebijakan di desa dan anggota masyarakat
lainnya agar bersedia bekerja sama dalam 1 (satu) tim
untuk mengembangkan “desa siaga”
 Survey mawas diri (cummunity selft
survey)
 Bantuan agar para pemuka masyarakat mampu
mengidentifikasi masalah – masalah kesehatan dan
mencari, merencanakan serta melaksanakan solusinya.
 Musyawarah Masarakat Desa.
 Untuk mencari alternative pemecahan masalah
kesehatan dan upaya membangun PosKesDes.
Pelaksanaan Kegiatan
 Secara ”operatif” pembentukan ”Desa
Siaga” dilaksanakan dengan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
 Pemilihan pengurus dan kader
desa.
 Melakukan musyawarah desa dibawah
bimbingan petugas kesehatan dari
Puskesmas.
 Peserta pertemuan adalah :
 Para pemimpin formal/pemerintah desa.
 Tokoh masyarakat seperti para kyai, alim
ulama, ketua organisasi masa dan partai
politik.
 Orientasi/pelatihan kader.
 Sebelum melaksanakan tugasnya para pengurus
dan kader desa siaga supaya mengikuti
orientasi/pelatihan seputar kegiatan, tujuan
pembentukan desa siaga pelatih dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan kota/kabupaten dan Puskesmas
setempat.
 Pengembangan PoskesDes dan UKBM
lainnya.
 Dalam pembangunan Pos Kes Des bisa
dikembangkan dari UKBM yang sudah ada seperti
Polinder, Posyandu dll atau kalau belum ada sama
sekali UKBM ya harus membangun Poskesdes
yang baru dengan bantuan pemerintah dan para
donatur yang ada.
Pelaksanaan kegiatan Penyelenggaraan
kegiatan kes di desa siaga.
 Dengan telah adanya “Poskesdes” maka desa
tersebut dapat ditetapkan sebagai “Desa Siaga”.
 Kegiatan Poskesdes pada desa siaga adalah
melaksanakan tugas – tugas Poskesdes seperti :
 Melaksanakan sistem surveillance epidemiologi
berbasis masyarakat.
 Melaksanakan kesiapan dan penanggulangan
bencana dan gawat darurat kesehatan.
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular yang berpotensi KLB.
 Penggalangan masyarakat untuk PHBS, sadar
gizi dan kesehatan lingkungan.
 Penyelenggaraan pelayanan medik dasar.
 Penggerakan UKBM lainya yang ada (seperti
Posyandu, dll)
lanjutan

 Desa siaga tetap dibimbing dan


dipantau oleh
Puskesmas/Puskesmas pembantu.
 Pembinaan dan peningkatan desa
siaga.
 Peru dilakukan dengan melibatkan
sektor-sektor lain, terutama
pemerintah daerah dan
desa/kelurahan
Peran Jajaran Kesehatan
 PUSKESMAS
 Pelayanan kesehatan dasar dan PONED.
 Mengembangkan komitmen dan kerjasama
tim.
 Fasilitas pembangunan poskesdes dan desa
siaga.
 Monitoring, evaluasi dan pembinaan desa
siaga.
 RUMAH SAKIT KOTA/KAB
 Pelayanan kesehatan rujukan dan PONEK
 Bimbingan teknis medis
 Promosi kesehatan kepada masyarakat di
rumah sakit.
 DINAS KESEHATAN KOTA/KAB.
 Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim.
 Merevitalisasi Puskesmas (PONED)
 Merevitalisasi RS (PONEK)
 Menyediakan fasilitas pengembangan desa siaga
 Pelatihan petugas kesehatan dan kader
 Advokasi keberbagai pihak
 Bersama Puskesmas melakukan pemantauan,
evaluasi dan bimbingan teknis.
 Menyediakan anggaran dan sumber daya lain
Peran Jajaran Kesehatan
 DINAS KESEHATAN PROVINSI
 Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim.
 Membantu Dinas Kesehatan Kota/Kab
mengembangkan kemampuan melalui pelatihan-
pelatihan (manajemen, teknis kesehatan dll)
 Membantu Dinas Kesehatan Kota/Kab dalam
rangka meningkatkan kemampuan ”Puskesmas”
dan Rumah Sakit.
 Menyelenggarakan pelatihan fasilitas.
 Melakukan advokasi keberbagai pihak terkait.
 Bersama Dinas Kes Kota/Kab melakukan
pemantauan dan penilaian serta bimbingan
teknis.
 Menyediakan anggaran dan sumber daya lain.
Departemen Kesehatan.
 Penyusunan konsep dan pedoman – pedoman.
 Fasilitasi revitalisasi Dinas Kesehatan,
Puskesmas dan Rumah Sakit serta UKBM.
 Fasilitasi pembangunan Poskesdes.
 Fasilitasi pengembangan sistem surveillance,
sistem informasi/pelaporan serta sistem
kesiapan dan penanggulangan bencana dan
KLB penyakit.
 Fasilitasi tenaga kesehatan untuk tingkat desa.
 Pelayanan bagi pelatih (TOT)
 Menyediakan anggaran dan Sumber daya lain.
 Pemantauan dan evaluasi.
Peran Sektor Lain
 Pejabat – pejabat Pemda.
 Dukungan kebijakan/aturan hukum, sarana
dan dana.
 Koordinasi pengerakan masyarakat.
 Melaksanakan pembinaan.
 Tim Pergerakan PKK
 Pembangunan dan penyelenggaraan UKBM.
 Mengerakan masyarakat untuk
memanfatkan dan mengelola UKBM yang
ada.
 Menyelenggarakan penyuluhan untuk sadar
gizi, sadar kesehatan lingkungan, PHBS.
lanjutan
 Tokoh Masyarakat.
 Menggali sumber daya.
 Menaungi dan membina desa siaga.
 Menggunakan masyarakat untuk
berperan aktif dalam kegiatan desa
siaga.
 NGO/LSM/Dunia Usaha/Swasta.
 Berperan aktif dalam kegiatan desa
siaga.
 Memberikan dukungan sarana dan
dana (donatur) untuk penyelenggaraan
kegiatan desa siaga.
CONTOH :KAB. LUMAJANG jAKTIM
(Gerakan Membangun Masyarakat Sehat

DESA SIAGA PARIPURNA

POSKESDES

POSYANDU POLINDES POSKESTREN UKBM LAIN

Sektor pertanian Koperasi/ Industri kecil/rumah


perternakan, tangga
perikanan UKM
PEMBENTUKAN ”PUSAT BANTUAN
PENANGANAN KRISIS” KESEHATAN AKIBAT
BENCANA SECARA ”REGIONAL” Tahun 2006
 1. Regional I Sumatera Utara
 2. Regional II Sumatera Selatan
 3. Regional III DKI Jakarta
 4. Regional IV Jawa Tengah
 5. Regional V Jawa Timur
 6. Regional VI Kalimantan Selatan
 7. Regional VII Bali
 8. Regional VIII Sulawesi Utara
 9. Regional IX Sulawesi Selatam
 10. Sub Regional Papua
THE END

Anda mungkin juga menyukai