Katarak Fix You
Katarak Fix You
Disusun Oleh :
1.Dian Aprilinda Mega Infantri
1602010
2.Erna Sugiyarti
1602016
3.Oky Putri Lestari
1602029
* LENSA MATA
*Suatu struktur bikonveks, avaskular, tak
berwarna dan transparan. Tebalnya ±4 mm
dan diameternya 9 mm. Dibelakang iris, lensa
digantung oleh zonula (zonula zinni) yang
menghubungkannya dengan korpus siliare.
Di sebelah anterior lensa terdapat humor
PENGERTIAN
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya
jernih dan bening menjadi keruh. Penderita katarak seakan-
akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun didepan
matanya
*
*
1. Katarak terkait usia (katarak senilis)
Satu-satunya gejala ialah distorsi penglihatan dan
penghilatan yang semakin kabur.
2. Katarak anak-anak
Katarak kongenital
Katarak didapat
Katarak traumatik
3. Katarak komplikata
Biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior dan
akhirnya mengenai seluruh struktur lensa.
4. Katarak akibat penyakit sistematik
Karena gangguan sistematik seperti : DM
5. Katarak toksik
Akibat penelanan obat dinitrofenol
6. Katarak ikutan
*
*Proses penuaan
Semakin tua lensa mata akan kekurangan air dan menjadi
lebih padat. Lensa akan menjadi keras pada bagian
tengahnya sehingga kemampuannya memfokuskan benda
dekat berkurang.
*Kelainan bawaan
Anak bisa mengalami katarak yang biasanya merupakan
penyakit yang diturunkan, peradangan di dalam
kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarak kongenital.
*Obat-obatan tertentu yang dapat mempercepat timbulnya
katarak (betametason, klorokuin)
*Penyakit umum seperti DM yang mempengaruhi
berkembangnya kekeruhan lensa
*Penderita glaukoma, radang selaput hitam
*
*Fase Awal :
Kabur, penurunan
persepsi warna,
bercak hitam
dilapang
pandang
bergerak bila
mata digerakkan,
membaca lebih
*
* Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang
besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral
terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya
adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleu
mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas
terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas
pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna,
nampak seperti kristal salju pada jendela.
* Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang
memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat
menyebabkan penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan
pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori
menyebutka terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke
dalam lensa.
* Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai
peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun
dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang
menderita katarak.
*
*
*Sampaisaat ini masih diteliti obat yang dapat
mencegah katarak
*Pembedahan dengan membersihkan lensa mata yang
keruh
EKIK (Ekstraksi Katarak Intrakapsuler) yaitu
pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa
bersama kapsul.
EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler) yaitu
tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana
dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah
atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa
lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan
tersebut.
*
1. Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan fungsi mata. Ganggguan
penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan
mata yang mengakibatkan turunnya visus. Yang perlu dicatat pada setiap
maata yang memberikan keluhan mata.
Tajam penglihatannya dinyatakan dalam pecahan. Pembilang menunjukkan
jarak pasien dengan kartu, sedangkan penyebut adalah jarak pasien yang
penglihatannya masih normal bisa membaca baris yang sama pada kartu.
Dengan demikian dapat ditulis rumus :
* V : D/d
* Keterangan :
* V : ketajaman penglihatan/visus
* d : jarak yang dilihat oleh penderita
* D : jarak yang dapat dilihat oleh mata normal
Lanjutan...
*Denganoptotype Snellen dapat ditentukan tajam penglihatan atau
kemampuan melihat seorang, seperti (sulakso, 2010) :
*Bila visus 6/6 maka berarti dapat melihat huruf pada jarak 6 meter,
yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6
meter.
*Bilapasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang
menunjukkan angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30
*Bilapasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang
menunjukkan angka 50, berarti tajam penglihatan pasien 6/50
*Bilavisus adalah 6/60 berarti ia hanya dapat melihat pada jarak 6
meter oleh orang normal huruf terdebut dapat dilihat pada jarak 60
meter
*Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbsar pada kartu Snellen
maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang
normal pada jarak 60 meter.
2. Pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat
segmen anterior
3. Tekanan intraocular (TIO) diukur dengan
tonometer non contact, aplanasi atau Schiotz
4. Jika TIO dalam batas normal (< 21 mmHg)
dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata
Tropicanamide 0.5%. setelah pupil cukup
lebar dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp
untuk melihat derajat kekeruhan lensa apakah
sesuai dengan visus pasien
Derajat 1 : nukleus lunak, biasanya visus masih lebih
baik dari 6/12, tampak sedikit kekeruhan dengan
warna agak keputihan. Refluks fundus masih mudah
diperoleh. Usia penderitanya biasanya kurang dari
50 tahun.
Derajat 2 : Nukleus dengan kekerasan ringan,
biasanya visus antara 6/12 – 6/30, tampak nucleus
mulai sedikit berawarna kekuningan. Refleks fundus
masih mudah diperoleh dan paling sering
memberikan gambaran seperti katarak
subkapsularis posterior.
Derajat 3 : nukleus dengan kekerasan medium,
biasanya visus antara 6/30 – 3/60, tampak nukleus
berwarna kuning disertai kekeruhan korteks yang
Derajat 5 ; nukleus sangat keras, biasanya
visus hanya 1/60 atau lebih jelek. Usia
penderita sudah di atas 65 tahun. Tampak
nucleus berawarna kecoklatan bahkan
sampai kehitaman, katarak ini sangat keras
dan disebut juga sebagai Brunescence
cataract atau black cataract.
5. Pemeriksaan tambahan : biometri untuk
mengukur power IOL jika pasien akan
dioperasi katarak dan retinometri untuk
mengetahui prognosis tajam penglihatan
setelah operasi.
*
* Hilangnya vitreous. Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama
operasi maka gel vitreous dapat masuk ke dalam bilik anterior, yang
merupakan resikoterjadinya glaucoma atau traksi pada retina. Keadaan
ini membutuhkan pengangkatan dengan satu instrument yang
mengaspirasi dan mengeksisi gel (virektomi). Pemasanagan lensa
intraocular sesegera mungkin tidak bias dilakukan pada kondisi ini.
* Prolaps iris. Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada
periode pasca operasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap
pada lokasi insisi. Pupil mengalami distorsi. Keadaan ini membutuhkan
perbaikan segera dengan pembedahan.
d. seperti insomnia atau masalah lain. Apakah saat tertidur sering terbangun.
Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi
Eliminasi
Ambulasi
Belanja
Memasak
berpakaian
3. Pola nutrisi metabolik
a. Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran diet
b. apa yang telah diberikan. Kaji nafsu makan pasien sebelum dan setelah sakit
mengalami perubahan atau tidak, adakah keluhan mual dan muntah, adakah
penurunan berat badan yang drastis dalam 3 bulan terakhir.
4. Pola eliminasi
Kaji kebiasaan BAK dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau kesulitan. Untuk
BAK kaji warna, bau dan frekuensi sedangkan untuk BAB kaji bentuk, warna, bau
dan frekuensi.
5. Pola kognitif perseptual
a. Status mental pasien atau tingkat kesadaran, kemampuan bicara, mendengar,
melihat, membaca serta kemampuan pasien berinteraksi.
b. Adakah keluhan nyeri karena suatu hal, jika ada kaji kualitas nyeri.
6. Pola konsep diri
Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan menerimanya seperti harga diri, ideal
diri pasien dalam hidupnya, identitas diri dangambaran akan dirinya.
7. Pola koping
Masalah utama pasien masuk rumah sakit, cara pasien menerima dan menghadapi
perubahan yang terjadi pada dirinya dari sebelum sakit hingga setelah sakit.
8. Pola seksual reproduksi
Pola seksual pasien selama di rumah sakit, menstruasi terakhir dan adakah
masalh saat menstruasi.
1. Pre Operasi
2. Post Operasi