Anda di halaman 1dari 27

Pembimbing :

dr Hj Hervina Sp KK
Tinea Corporis adalah infeksi jamur yang
bisa menimbulkan ruam melingkar
kemerahan atau keperakan pada kulit.
bisa muncul di seluruh bagian tubuh
kecuali pada wajah, tangan, kaki, telapak
tangan / kaki
Trichophyton, Microsporum, dan
Epidermophyton. Variasi penyebabnya dapat
ditemukan berdasarkan spesies yang
terdapat di daerah tertentu, Namun demikian
yang lebih umum menyebabkan tinea
korporis adalah T.rubrum, T.mentagrophytes,
dan M.canis.
Tipe-tipe dermatofit berdasarkan transmisinya

Category Mode of transmission Typical clinical features

Antropofilik Manusia ke manusia Ringan, tanpa inflamasi,

Zoofilik Hewan ke manusia kronik Inflamasi hebat (mungkin pustula


dan vesikel),

Geofilik Tanah ke manusia atau akut. Inflamasi sedang


hewan
 dimulai sebagai lesi eritematosa, plak yang bersisik yang
memburuk dan membesar, selanjutnya bagian tengah dari lesi
akan menjadi bentuk yang anular akan mengalami resolusi,
dan bentuk lesi menjadi anular. berupa
 skuama,
 vesikel, dan
 papul sering berkembang, khususnya pada bagian tepinya.
Kadang- kadang terlihat erosi
 dan krusta akibat garukan.
 Lesi pada umumnya merupakan bercak terpisah satu dengan
yang lainnya
 gatal saat lingkungan panas atau berkeringat banyak
 Pemeriksaan KOH merupakan pemeriksaan
tunggal yang paling penting untuk mendiagnosis
infeksi dermatofit secara langsung dibawah
mikroskop dimana terlihat hifa diantara material
keratin
 Anamnesa :
keluhan gatal, panas dan nyeri yang berulang dan memberat saat

cuaca panas atau bekeringat

 Pemeriksaan fisik :
 lesi eritematosa, plak yang bersisik yang memburuk dan membesar, skuama, krusta, vesikel, dan

papul sering berkembang, khususnya pada bagian tepinya. Kadang-kadang terlihat erosi dan

krusta akibat garukan

 Pemeriksaan Penunjang :
terlihat hifa diantara material keratin
 Topikal :
1.topical azol ( econazol 1%, ketoconazol 2%, clotrinazol 1%, miconazol 2%,
dll.)
2. Allilamin
3. Sikloklopirosolamin 2%
4. kortikosteroid topikal
 Terapi sistemik
 Griseofulvin
 Ketoconazol
 Flukonazole
 Itrakonazole
 Amfosterin B
 Untuk tinea korporis yang bersifat lokal, prognosisnya akan baik
dengan tingkat kesembuhan 70-100% setelah pengobatan dengan
azol topikal atau allilamin atau dengan menggunakan anti jamur
sistemik.
 kondisi pada kulit tubuh yang berupa ruam, berwarna merah muda atau merah,
dan berbentuk seperti bekas luka atau benjolan merah menyerupai tambalan.
Kondisi ini umumnya dianggap aman, namun penderita juga dapat mengalami rasa
gatal yang sangat mengganggu selama dua minggu atau lebih.
 Idiopatik
 Hhv ( 70% kasus )
 Gangguan traktus respitorius / gangguan gastrointestinal ( biasanya gejala awal )
 Sakit kepala
 demam
 Malaise

 Lesi
 Lesi pertama “herald patch”
 Skuama hampir menutupi semua lesi
 Makula / papul eritem yg membesar dlm beberapa hari
 Berwarna pink salmon
 oval
 Skuama tipis
 Pytiriasis rosea inversa

 Pytiriasis rosea unilateral

 Pytiriasis rosea giganta


 Pytiriasis rosea circinata et marginata of Vidal
 Pytiriasis rosea irritata
 Papular Pytiriasis rosea

 Purpuric Pytiriasis rosea


 Vesicular Pytiriasis rosea

 Urticarial Pytiriasis rosea ( sangat jarang )


 Anamnesa
 Px fisik
 Px penunjang ; Tes KOH :
tes KOH atau tes yang menggunakan larutan potassium
hydroxide untuk mengetahui apakah ruam disebabkan oleh adanya
infeksi jamur.
Kebanyakan pasien tidak memerlukan pengobatan karena sifatnya yang asimptomatik
•b. Colloidal bath
•a. Jika kulitnya menjadi terlalu kering karena Colloidal atau diganti dengan krim atau salep
hidrokortison 1%, gunakan 2 kali sehari pada daerah yang kering.

•Jika disertai dengan gatal hebat:


•a. Selain obat-obat di atas diberikan pula
•prednison 5 mg : 4x 1 tablet selama 3 hari
•kemudian 3x 1 tablet selama 4 hari,
•kemudian 2 tablet setiap pagi selama 1-2 minggu, sampai gatalnya menghilang.

•b. Eritromisin 250 mg diberikan 2x sehari selama 2 minggu


•c. Lotion kocok putih non-alkohol atau Calamine lotion digunakan 2 kali sehari pada lesi kulit.
•d. Antihistamin jika ada keluhan gatal.
•e. Terapi UVB dapat diberikan pada kasus dengan peningkatan suberitem, sebanyak 1-2 kali seminggu.
Gejala klinis yang berat akan berkurang namun tidak akan berpengaruh terhadap rasa gatal dan lamanya
sakit.
 Pitiriasis rosea merupakan penyakit akut yang bersifat self
limiting illnes yang akan menghilang dalam waktu 3-8
minggu
 Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium leprae (M. leprae) yang pertama menyerang saraf tepi,
selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas,
sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis kecuali susunan saraf pusat.
 Micobacterium leprae
Tipe MB

Sifat Lepramatosa Borderline Mid


(LL) Lepromatosa Borderline
(BL) (BB)

Lesi
- Bentuk Makula Makula Plakat
Infiltrat difus Plakat Dome-shaped
Papul Papul (kubah)
Nodus Punched-out

- Jumlah Tidak Sukar Dapat


terhitung, dihitung, dihitung, kulit
praktis tidak masih sehat jelas ada
ada kulit sehat ada kulit seha

- Distribusi Simetris Hampir Asimetris


simetris

- Permukaan Halus berkilat Halus berkilat Agak kasar,


agak berilat

- Batas Tidak jelas Agak jelas Agak jelas


Tipe PB
Sifat Tuberkuloid Borderline Indeterminate
(TT) Tuberkuloid (I)
(BT)

Lesi

- Bentuk Makula Makula Hanya makula


saja; dibatasi
makula infiltrat;
dibatasi infiltrat saja
infiltrate

- Jumlah Satu, dapat Beberapa Satu atau


beberapa atau satu beberapa
dengan
satelit

- Distribusi Asimetris Masih Variasi


asimetris

- Permukaan Kering Kering Halus, agak


bersisik bersisik berkilat

- Batas Jelas Jelas Dapat jelas


atau tidak jelas
 EFLORESENSI
 GANGGUAN FUNGSI SARAF
 TIPE MB
 Dewasa
 600mg setiap bulan
 klofamizin 300mg setiap bulan dan
12 BULAN
 50mg setiap hari,
 dapsone 100mg setiap hari.

 Anak-anak
 rifampisin 250mg
 klofamizin 150mg setiap bulan
12 BULAN
 50mg setiap hari
 dapsone 50mg setiap hari
 Tipe PB
 Dewasa
 rifampisin 600mg setiap bulan
6 bulan
 dapsone 100mg setiap bulan

 Anak-anak
 rifampisin 450mg setiap bulan dan
6 bulan
 dapsone 50 mg setiap bulan

 Anak-anak dibawah 10 tahun


 rifampisin 10mg/kg berat badan setiap bulan
 klofamizin 1mg/kg BB diberikan pada pergantian hari, tergantung dosis 6 bulan
 dapsone 2mg/kg BB setiap hari
Tinea corporis Pytiriasis rosea Morbus hansen ( kusta )
Gejala klinis lesi eritematosa plak yang Lesi pertama “herald patch”, Tipe MB
bersisik, skuama, Skuama hampir menutupi Makula, papul, nodul, infiltrat difus
vesikel, dan papul sering semua lesi,
berkembang, Kadang-kadang Makula / papul eritem yg Tipe PB
terlihat erosi dan krusta akibat membesar dlm beberapa hari, Makula / makula dibatasi infiltrat,
garukan. gatal saat lingkungan Berwarna pink salmon, oval, infiltrat
panas atau berkeringat banyak Skuama tipis

Etiologi Trichophyton ( umumnya kasus • Idiopatik Micobacterium leprae


disebabkan oleh T, Rubrum. T, • Human herpes virus ( 70% kasus )
mentagrophytes. M, Canis
)Microsporum, dan
Epidermophyton
Distribusi Bisa semua bagian tubuh kecuali ( Hampir seluruh bagian tubuh namun Hampir semua bagian tubuh
wajah, kaki, tangan dan telapak jarang pada area terbuka terutama area saraf perifer
tangan/kaki)

prognosis tingkat kesembuhan 70-100% bersifat self limiting illnes yang akan Dg penangan sedini mungkin
setelah pengobatan dengan azol menghilang dalam waktu kurang tingkat kesembuhan akan
topikal atau allilamin atau dengan lebih 6 minggu. Namun pd beberapa meningkat dg MDT ( minimal 6
menggunakan anti jamur sistemik kasus dpt bertahan 3-5 bulan bulan u/ tipe PB dan minimal 12
bulan u/ tipe MB)

Anda mungkin juga menyukai