TAQWIM
1432 H
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL
RISALAH TAQWIM 1432 H
1. Mengetahui pengertian taqwim dalam tarbiyah.
2. Memahami landasan syar’i, manhaj amali dan tanzhimi
taqwim.
3. Mengetahui tujuan taqwim.
4. Mengetahui berbagai metode dalam pelaksanaan taqwim.
5. Mengetahui berbagai sarana yang dapat digunakan dalam
taqwim.
6. Memahami mekanisme taqwim.
7. Mengetahui muwashofat untuk kenaikan marhalah pada
setiap marhalah.
8. Mengetahui syarat kenaikan marhalah dalam tarbiyah.
9. Memahami kaidah dalam taqwim.
10.Memahami kebijakan yang berlaku khusus pada kondisi
tertentu.
11.Mengetahui lampiran-lampiran yang berkaitan dengan
Risalah taqwim.
II. POKOK POKOK MATERI
1.Ruang
2.Mukadimah 3.Pengertian
Lingkup
13.Lampiran
III. RUANG LINGKUP
•Kader Inti
•Tim Taqwim
•Elemen Tarbiyah
IV. MUKADIMAH
Status keanggotaan seseorang Al-Akh dalam jamaah
dakwah merupakan sebuah amanah yang harus diberikan
kepada orang yang memiliki kapabilitas (ahliyyah). Bila
tidak memenuhi syarat ini, maka kehancuran akan segera
menimpa jamaah.
Kita harus menyadari bahwa melaksanakan syarat
terpenuhinya kapabilitas, bukan berarti meremehkan
kemampuan dan menyakiti hati seorang Al-Akh.
kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT hanya diukur dari
ketaqwaannya dan hal ini hanya Allah SWT yang tahu.
Akan tetapi, kita dituntut untuk melihat seorang Al-Akh
secara lebih teliti pada sisi lahiriahnya untuk
meningkatkan perannya dalam berjamaah, itu terjadi
karena kita mengabaikan tahap pembinaan, tarbiyah, dan
penguatan.
IV. MUKADIMAH
Untuk mengetahui tingkat kapabilitas (ahliyyah)
seseorang, diperlukan adanya proses evaluasi dan
penyeleksian yang dilakukan secara serius, jujur,
obyektif, jauh dari ifrath (terlalu memudahkan) dan
tafrith (terlalu menyulitkan), dan memiliki tingkat akurasi
yang baik. Karenanya, peran pihak yang lebih dekat dan
tahu kepada seseorang yang sedang dievaluasi dan
diseleksi harus lebih diutamakan dibandingkan dengan
pihak yang jauh darinya.
Setiap pemimpin dan naqib hendaknya menyadari bahwa
ketika ia mengusulkan seseorang sama dengan persaksian
di hadapan Allah. Hendaknya ia bertakwa kepada Allah
atas dirinya dan jamaahnya.
IV.MUKADIMAH
Dari sisi lain, evaluasi dan seleksi ini adalah bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari proses pembinaan, baik
pembinaan kepada pihak yang dievaluasi dan diseleksi
ataupun kepada pihak yang melakukan seleksi. Karenanya
penilaian itu hendaknya dilakukan secara jama’i melalui
mekanisme syura, di samping agar tingkat akurasi
penilaiannya lebih terjamin.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dirumuskan
suatu risalah taqwim yang mampu mendefinisikan
berbagai peristilahan yang dipakai dalam pedoman,
landasan, tujuan, kaidah, sarana, mekanisme, poin
pengevaluasian dan penyeleksian, tata cara penilaian,
dan pengesahannya.
V.PENGERTIAN
Taqwim adalah sebuah proses dan mekanisme evaluasi
terhadap proses tarbiyah yang meliputi aspek-aspek
liqoat, (perkembangan pencapaian) umur marhalah, simat
marhalah, ulum marhalah, muwashofat marhalah,
capaian akhir marhalah dan seleksi kenaikan marhalah
peserta tarbiyah.
Liqoat adalah pertemuan berupa halaqoh, usroh,
nadwah, mabit dan dauroh yang diselenggarakan oleh
Murobbi atau Elemen Tarbiyah.
Marhalah adalah tahapan pembinaan yang telah
ditetapkan dalam manhaj tarbiyah.
Umur marhalah adalah masa tempuh tarbiyah pada setiap
marhalah.
Simat marhalah adalah karakter marhalah yang harus ada
pada diri peserta tarbiyah.
V.PENGERTIAN
Ulum marhalah adalah bidang studi pada setiap
marhalah yang disampaikan kepada peserta tarbiyah.
Muwashofat marhalah adalah kriteria yang harus
dimiliki oleh peserta tarbiyah pada marhalahnya.
Capaian akhir marhalah adalah parameter yang harus
dimiliki oleh peserta tarbiyah pada akhir setiap
marhalah.
Tim Taqwim adalah tim yang dibentuk oleh Usroh atau
Elemen Tarbiyah Daerah (ETD) atau Elemen Tarbiyah
Wilayah (ETW) untuk melakukan taqwim irreguler.
Muqawwim adalah kader inti yang ditugaskan dalam tim
taqwim untuk melaksanakan taqwim irreguler.
Muqowwam adalah peserta tarbiyah yang dievaluasi
dan diseleksi untuk dinaikkan marhalah tarbiyahnya.
V.PENGERTIAN
Pelantikan Khusus adalah prosesi mu’ahadah bagi calon
muntasib atau prosesi mubaya’ah bagi calon muntazhim.
Pelantikan Umum adalah proses pelantikan keanggotaan
secara kehizban.
Amal 'am adalah aktivitas yang diarahkan oleh struktur
kepada pada kader.
Robthul 'am adalah hubungan sosial yang dibangun oleh
kader kepada tokoh dan anggota masyarakat dengan
tujuan untuk mendapatkan simpati, dukungan dan
pembelaan.
Khuththah Tarbawiyah adalah rencana kegiatan tarbiyah
yang dibuat oleh Murobbi.
Khuththah Kaderisasi adalah rencana kegiatan tarbiyah
yang dibuat oleh Elemen Tarbiyah.
V.PENGERTIAN
Kalender Tarbiyah adalah Rencana penyampaian materi
dan kegiatan-kegiatan tarbiyah sesuai dengan jadual
waktu yang telah disepakati antara Murobbi dan Elemen
Tarbiyah.
Majelis Murobbi adalah pertemuan berkala antara Elemen
Tarbiyah Cabang (ETC) atau Elemen Tarbiyah Daerah
(ETD) dengan kader inti yang menjadi murobbi.
Majelis Nuqoba adalah pertemuan berkala antara Elemen
Tarbiyah Daerah (ETD) atau Elemen Tarbiyah Wilayah
(ETW) dengan para naqib.
Mulahazhoh adalah catatan tambahan atas hal-hal
penting yang terkait dengan peserta tarbiyah.
Taqrir liqo adalah laporan yang berisi mutaba’ah
yaumiyah a’dho dan baramij halaqoh atau usroh
VI.LANDASAN TAQWIM
1.LANDASAN SYAR’I
AL QUR’ANUL KARIM :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.(Q.S An-Nisa 58)
4.PELANTIKAN UMUM
a.DPC melakukan Pelantikan umum bagi Muayyid baru.
b.Adapun pelaksanaan pelantikan umum mengacu kepada
petunjuk pelaksanaan pelantikan anggota Muda.
XI.TAQWIM
MUAYYID KE MUNTASIB
ACUAN OBJEK TAQWIM
1.Aspek Liqoat : pertemuan berupa halaqoh, usroh,
nadwah, mabit dan dauroh yang diselenggarakan oleh
Murobbi atau Elemen Tarbiyah.
2.Umur Marhalah : masa tempuh tarbiyah pada setiap
marhalah.
3.Simat Marhalah : karakter marhalah yang harus ada
pada diri peserta tarbiyah.
4.Ulum Marhalah : bidang studi pada setiap marhalah
yang disampaikan kepada peserta tarbiyah.
5.Muwashofat Marhalah : kriteria yang harus dimiliki oleh
peserta tarbiyah pada marhalahnya.
6.Capaian Akhir Marhalah : parameter yang harus dimiliki
oleh peserta tarbiyah pada akhir setiap marhalah.
7.Mulahazhoh : catatan tambahan atas hal-hal penting
yang terkait dengan peserta tarbiyah.
SYARAT KENAIKAN MUAYYID KE MUNTASIB
1.Telah mencapai dua tahun umur marhalah.
2.Telah mencapai persentase aspek liqoat marhalah
Muayyid.
3.Telah mencapai 100% simat marhalah Muayyid.
4.Seorang Muqowwam dikenali secara lebih dekat dan
mendalam melalui Daftar Riwayat Hidup Lengkap
mencakup segala kondisi dan situasi dirinya serta
afiliasinya, terutama hal-hal berikut:
a. Menerima kebijakan al hizbu huwal jama’ah wal
jama’ah hiyal hizb
b.Terlibat dalam aktifitas Hizb.
c. Tidak berafiliasi dengan harakah dakwah dan hizb
lainnya.
d.Tidak ada syubhat pemikiran.
SYARAT KENAIKAN MUAYYID KE MUNTASIB
e.Tidak memiliki indikasi yang membahayakan
jama’ah.
f. Bisa dipercaya untuk menjaga amanah dan
kerahasiaan jama’ah.
g.Dapat memberikan kontribusi bagi jamaah, baik
da’awi, fikri, fani atau maali.
h.Memiliki kapasitas untuk diproyeksikan secara
tepat pada masa mendatang.
i. Tidak mengidap penyakit kronis dan atau
kelemahan jasmani yang dapat mengganggu
pelaksanaan tugas dan perannya sebagai muntasib.
5.Mengikuti penyampaian ulum marhalah tidak kurang
70% dari khutthoh tarbawiyah.
SYARAT KENAIKAN MUAYYID KE MUNTASIB
6.Telah mencapai syarat kelulusan pencapaian
muwashofat, yaitu :
a.Setiap point pada muwashofat Salimul Aqidah harus
mendapat nilai 4.
b.Jika total nilai keseluruhan muwashofat berjumlah
440 atau lebih, maka dinyatakan lulus.
c.Jika total nilai keseluruhan muwashofat berjumlah
396 atau kurang, maka dinyatakan tidak lulus.
d. Jika total nilai keseluruhan muwashofat berjumlah
antara 397 dan 439, maka dapat dipertimbangkan
kelulusannya.
7.Telah mencapai 100% capaian akhir marhalah
Muayyid.
8.Adanya ungkapan yang jelas tentang keinginannya
untuk beramal Islami bersama jamaah.
MEKANISME TAQWIM
MUAYYID KE MUNTASIB
1.PROSES TAQWIM REGULER
a. Murobbi mengisi form Khuththah Tarbawiyah yang
sudah disediakan oleh Elemen Tarbiyah Daerah (ETD).
b. ETD mengisi form Khuththah Kaderisasi.
c. Pertemuan Murobbi dengan ETD menyepakati kalender
tarbiyah dalam Majelis Murobbi.
d. ETD menyusun dan menetapkan kalender tarbiyah yang
telah disepakati dalam point 1.3. dan
mendistribusikannya kepada :
d.1. Murobbi.
d.2. Usroh Murobbi.
d.3. ETD (arsip).
e. Murobbi melakukan aktifitas tarbiyah sesuai dengan
kalender tarbiyah setiap pekan.
MEKANISME MUAYYID KE MUNTASIB
1.PROSES TAQWIM REGULER
f. Murobbi dan usrohnya melakukan aktivitas tambahan
yang memungkinkan lebih mengenal mutarabbinya
secara personal, misal: ziarah, perjalanan bersama
dll.
g. Murobbi mendalami latar belakang mutarabbi dari sisi
keorganisasian, jama’ah, dan keluarga untuk
memastikan mutarabbinya aman dari aspek amniah.
h. Murobbi dengan bantuan usrohnya mencatat point 1.7
sebagai mulahazhoh.
i. Murobbi mengisi form taqrir liqo dan melaporkannya
kepada usroh setiap pekan.
j. Murobbi melaporkan realisasi kalender tarbiyah
kepada ETD dalam Majelis Murobbi.
LANJUTAN…..
2. PROSES TAQWIM IRREGULER
a. Murobbi mempresentasikan laporan taqwim reguler
bakal calon muqowwam ke usrohnya meliputi :
a.1. Aspek liqoat.
a.2. Pencapaian umur marhalah.
a.3. Pencapaian simat marhalah.
a.4. Pencapaian ulum marhalah.
a.5. Pencapaian muwashofat.
a.6. Capaian akhir marhalah.
a.7. Mulahazhoh.