Anda di halaman 1dari 17

etika terhadap

pemimpin
Azhar Robbiinii
( 4.42.17.1.05 )
Islam mengatur bagaimana seharusnya
hubungan di antara rakyat dengan
pemimpin, agar berjalan dengan
harmoni sehingga terbentuk sebuah
susunan/jalinan masyarakat yang
diidam-idamkan.
“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah
dan ta’atilah Rasul(Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu
berselisihan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan Hari
Kemudian. Yang demikian itu adalah lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(Surah an-Nisa [4]: 59)
Bagaimana etika kita sebagai
seorang muslim terhadap
pemimpin?
taat kepada pemimpin
Sebagai seorang muslim kita harus menaati
perintah atau kebijakan yang telah diberikan
oleh pemimpin.

Jika dalam aturan yang telah dibuat oleh


pemimpin terdapat beberapa hal yang tidak
kita setujui, tetapi aturan tersebut tidak
melanggar syariat islam, maka kita harus
tetap menaati aturan tersebut.
‫هللا ‪َ ،‬قا َل ‪َ :‬ح َّدثَ ِني نَا ِفعٌ ‪2955- ،‬‬
‫س َّد ٌد ‪َ ،‬ح َّدثَنَا ي َْحيَى ‪ ،‬عَ نْ عُ بَ ْي ِد ِ‬
‫َح َّدثَنَا ُم َ‬
‫ي صلى هللا عليه وسلم‬ ‫ي َّ ُ‬
‫َّللا عَ ْن ُهمَا ‪ ،‬عَ ِن النَّ ِب ِ‬ ‫ض َ‬
‫ْن عُ مَرَ ‪ ،‬رَ ِ‬ ‫عَ ِن اب ِ‬
‫سمَا ِعي ُل بْنُ زَ َك ِريَّا َء عَ نْ عُ بَ ْي ِد ِ‬
‫هللا عَ نْ‬ ‫َّاح ‪َ ،‬ح َّد َثنَا ِإ ْ‬ ‫وَ َح َّدثَ ِني م َ‬
‫ُح َّم ُد بْنُ صَ ب ٍ‬
‫ي صلى هللا عليه وسلم‬ ‫ي َّ ُ‬
‫َّللا عَ ْن ُهمَا ‪ ،‬عَ ِن النَّ ِب ِ‬ ‫ض َ‬ ‫نَا ِف ٍع ‪ ،‬عَ ِن اب ِ‬
‫ْن عُ مَرَ ‪ ،‬رَ ِ‬
‫ْصيَ ِة َف ِإ َذا ُأ ِمرَ ِب َمع ِ‬
‫ْصيَ ٍة َفالَ‬ ‫َقا َل ‪ :‬السَّمْ عُ وَ الطَّاعَ ُة َح ٌّق مَا لَ ْم ي ُْؤمَرْ ِبا ْل َمع ِ‬
‫سَمْ عَ ‪ ،‬وَ الَ طَاعَ َة‬
“Ibn umar r.a berkata : nabi saw.
bersabda : seorang muslim wajib
mendengar dan ta’at pada
pemerintahannya, dalam apa yang
disetujui atau tidak disetujui, kecuali jika
diperintah ma’siyat. Maka apabila
disuruh ma’siyat, maka tidak wajib
mendengar dan tidak wajib ta’at.” (HR.
Bukhari, 4/2955, an-Nasai, 7/4206, Ibnu
Majah, 4/2864, Abu Daud 2/2628 )
menghormati pemimpin
Islam sangat memuliakan pemimpin, ini
dikeranakan beratnya tugas yang mereka
tanggung/pikul. Tidak boleh bagi siapa pun
untuk merendahkan penguasa, baik itu
dengan celaan, ghibah (umpatan) atau yang
selainnya. Rasulullah saw. melarang keras
sikap merendah-rendahkan pemimpin.
‫حدثنا بندار حدثنا ابو داود حدثنا حميد بن مهران – ‪2224‬‬
‫عن سعد بن أوس عن زياد بن كسيب العدوي قال كنت مع‬
‫أبي بكرة تحت منبر ابن عامر وهو يخطب وعليه ثياب‬
‫رقاق فقال أبو بالل ‪ :‬أنظروا إلى أميرنا يلبس ثياب الفساق‬
‫فقال أبو بكرة اسكت سمعت رسول هللا صلى هللا عليه و‬
‫سلم يقول من أهان سلطان هللا في األرض أهانه هللا (رواه‬
‫الترمذي)‬
‫قال أبو عيسى هذا حديث غريب قال الشيخ األلباني ‪ :‬صحيح‬
Ziyad bin Kusaib al-Adawi berkata: “Aku
pernah bersama Abu Bakrah duduk di bawah
mimbar Ibnu Amir yang sedang berkhutbah dan
memakai pakaian tipis. Abu Bilal berkata:
‘Lihatlah pemimpin kita, dia memakai pakaian
orang fasik!’ Abu Bakrah berkata: “Diamlah!
Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah
bersabda: Barangsiapa yang menghina
penguasa Allah di muka bumi, Allah akan
menghinakannya.” (HR. Tirmidzi, 4/2224 Abu
Isa berkata hadits ini adalah hadits yang
ghorib, Syekh Albani menshahihkanya).
mendoakan pemimpin
Kita tidak diperbolehkan mendo’akan
keburukan kepada pemimpin yang dzalim,
karena nantinya juga akan berpengaruh
kepada yang dipimpin pula. Sebagai seorang
muslim, kita dianjurkan untuk mendoa’akan
kebaikan kepada pemimpin agar pemimpin
tersebut dapat bertaubat dan dapat berlaku
adil dan apabila pemimpin tersebut berlaku
adil maka keadilan tersebut juga kembali
kepada kita.
Abu Utsman Said bin Ismail berkata:
“Nasihatilah penguasa, perbanyakkan
mendo’akan kebaikan bagi mereka dengan
ucapan, perbuatan dan hukum. Kerana apabila
mereka baik, rakyat akan baik. Janganlah kalian
mendo’akan keburukkan dan laknat bagi
penguasa, kerana keburukkan mereka akan
bertambah dan bertambah pula musibah bagi
kaum muslimin. Do’akanlah mereka agar
bertaubat dan meninggalkan keburukkan
sehingga musibah hilang dari kaum muslimin.”
(Su’abul Iman, 13/99).
membantu pemimpin
Kita wajib membantu pemimpindalam
kebaikan, sekalipun hak kita dikurangi.
Karena menolongnya akan membuat agama
dan kaum muslimin menjadi kuat, lebih-lebih
kalau ada sebagian rakyat yang ingin meneror
dan memberontak kepadanya.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang
mendatangi kalian, ingin mematahkan
kekuatan kalian atau memecah belah kalian,
sedangkan kalian mempunyai pemimpin,
maka bunuhlah.” (HR. Muslim: 1852)
Terima kasih

Any questions?
pertanyaan
✖ Mawar : apa persamaan dari sekian hadist dari yang
presentator pilih ?
✖ Lemu : apa hukum pemimpin seorang N0n MusLim ?
✖ Noveb : bolehkah kita memberontak yang pempipin
yg tidak baik (jahat ) ?
✖ Angin : apa tugas utama seorang pemimpin?
✖ uwii : bagaimana kalo pemimpinnya seorang wanita
?
✖ Berli : bagaiamana cara memilih pemimpin rumahh
tangga yang baik ?
✖ Nadia : bagaimana pendapatmu tentang cara
memilih pemimpin dengan musyaawaroh atau
voting?
DITUTUP

Anda mungkin juga menyukai