STANDAR KONSTRUKSI
JARINGAN DISTRIBUSI
Oleh :
BAHDER SYAMSU
DM. KONSTRUKSI BIDANG DISTRIBUSI
Tegangan pelayanan sebesar 220/380 Volt dan dengan daya sebesar-besarnya 197 kVA.
Terdapat 2 jenis konstruksi : fasa 1 ataupun fasa 3 sebagai berikut :
a. Konstruksi melalui saluran udara
b. Konstruksi melalui kabel bawah tanah
Berdasarkan sistem pengukuran bebannya di bagi menjadi 2.
a. Pengukuran langsung (tanpa trafo arus)
b. Pengukuran ti dak langsung (menggunakan trafo arus)
Menggunakan kabel NYFGbY yang di tarik dari tiang JTR. Ujung kabel Sambungan ke jaringan harus memakai bimetal joint Al-Cu yang
E
pada tiang harus diterminasi. di bungkus dengan heathshrink sleeve.
Sambungan tenaga listrik dengan alat pengukur kWh dan pembatas terpasang
F
terpusat pada tiang untuk beberapa rumah/bangunan.
Sama dengan tipe F, hanya alat pengukur kWh dan pembatas terpasang terpusat
G
pada bangunan.
Penghantar Kabel Udara Jenis NFA2X-T untuk
Sambungan Pelayanan Fasa Fasa 1 dan Fasa 3
Rendah (JTR)
Tenaga Listrik
Kepdir No. 473.K/DIR/2010 tgl 11 Agust 2010
TN-C : System proteksi pembumian dimana penghantar netral juga berfungsi sebagai penghantar
pembumian (PE- Protective Earthing)
Konstruksi Khusus JTR
Konstruksi pada dinding bangunan
Konstruksi saluran udara kabel pilin pada dinding bangunan (konstruksi pada ruko, rukan,
pasar) jarak antar bracket tidak lebih dari 6 meter. Jarak antara kabel dengan lantai
bangunan tidak kurang dari 3 meter.
Semua bagian ujung jaringan ditutup dengan insulating tape dan mekanikal proteksi (pipa
PVC). Tidak ada penghantar yg terkena dinding bangunan dan jarak dgn dinding tidak
kurang dari 10 cm.
2. Survei
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, penentuan jalur kabel harus diidentifikasi, kemungkinan perubahan jalur
berdasarkan rencana konstruksi dapat dilakukan. Survey dilakukan berdasarkan peta gambar rencana jaringan.
Pelaksanaan survey bersamaan dengan penentuan jalur pada garis tepi (garis sepadan jalan) dan jalan atau bangunan
sesuai izin pemerintah daerah setempat.
Survey jalur dan penentuan lokasi titik pendirian dilakukan sesuai dengan peraturan pemerintah daerah, dan
mengikuti garis sepadan jalan. Penentuan lokasi dilakukan dengan :
Theodolit•
Dua petugas dengan bantuan kompas•
1. Gardu Tiang
1.1 Gardu Portal Gardu dengan konstruksi instalasi gardu dengan
Gardu Distribusi adalah menggunakan 2 buah tiang.
suatu bangunan gardu 1.2 Gardu Cantol dengan konstruksi instalasi gardu dengan
listrik berisi atau terdiri menggunakan 1 buah tiang.
2 . Gardu Beton : Gardu dengan konstruksi dari beton
dari instalasi
3. Gardu Kios : Gardu dengan konstruksi dari plat besi
Perlengkapan Hubung
4. Gardu Pelanggan Umum
Bagi Tegangan Menengah 5. Gardu Pelanggan Khusus
(PHB-TM), Transformator 6. Gardu Hubung : gardu yang ditujukan untuk memudahkan
Distribusi (TD) dan manuver pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain yang
Perlengkapan Hubung dapat dilengkapi/tidak dilengkapi RTU (Remote Terminal Unit)..
Bagi Tegangan Rendah
(PHB-TR) untuk memasok Secara garis besar gardu distribusi dibedakan atas :
kebutuhan tenaga listrik 1. Jenis pemasangannya :
bagi para pelanggan baik a. Gardu pasangan luar : Gardu Portal, Gardu Cantol
dengan Tegangan b.Gardu pasangan dalam : Gardu Beton, Gardu Kios
Menengah (TM 20 kV) 2. Jenis Konstruksinya : .
a. Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton)
maupun Tegangan
b. Gardu Tiang : Gardu Portal dan Gardu Cantol
Rendah (TR 220/380V).
c. Gardu Kios c)
3. Jenis Penggunaannya :
a. Gardu Pelanggan Umum
b.Gardu Pelanggan Khusus
KOMPONEN UTAMA KONSTRUKSI GARDU
Transformator Distribusi Fase 3
• Transformator gardu pasangan luar dilengkapi bushing Tegangan Menengah
isolator keramik. Sedangkan Transformator gardu pasangan dalam dilengkapi
bushing Tegangan Menengah isolator keramik atau menggunakan isolator plug-in
premoulded. peralatan transformator distribusi sepenuhnya harus merujuk pada
SPLN D3.002-1: 2007.
Seluruh terminal pembumian tersebut disambung pada ikatan penyama potensial pembumian dan
selanjutnya dihubungkan ke elektroda pembumian. Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 1 Ohm. Titik
netral transformator dibumikan tersendiri.
Pembumian Lightning Arrester (LA), pembumian BKT dan BKE, pembumian titik netral transformator
dilakukan dengan memakai elektroda bumi sendiri-sendiri, namun penghantar pembumian Lightning
Arrester dan BKT dan BKE dihubungkan dengan kawat tembaga 50 mm2. Penghantar-penghantar
pembumian dilindungi dengan pipa galvanis dengan diameter 5/8 inci sekurang-kurangnya setinggi 3 meter
diatas tanah.
Jaringan Tegangan Buku 5 :
Standar Konstruksi Jaringan Tegangan
Menengah Tenaga Listrik
Menengah (JTM) Kepdir No. 606.K/DIR/2010 tgl 09 Des 2010
1. Penghantar
1.1 Penghantar Telanjang (BC : Bare Conductor)
• Konduktor dengan bahan utama tembaga(Cu) atau alluminium (Al) yang di pilin
bulat padat , sesuai SPLN 42 -10 : 1986 dan SPLN 74 : 1987
• Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade ini adalah
AAC atau AAAC. Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum
memungkinkan penggunaan penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan yang
baik.
Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk maksud
kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break Switch : LBS),
selain LBS dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO).
4. Tiang
4.1. Tiang Kayu
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi,
kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah
pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan
sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM.
4.2. Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga diperoleh
kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan.
Walaupun lebih mahal, pilihan tiang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan
karena bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga
dimungkinkan bilamana total biaya material dan transportasi lebih murah dibandingkan
dengan tiang beton akibat diwilayah tersebut belum ada pabrik tiang beton.