memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Kesepadanan struktur 2. Keparalelan bentuk 3. Ketegasan makna 4. Kehematan kata 5. Kecermatan bahasa 6. Kepaduan gagasan, dan 7. Kelogisan penalaran 1. Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan antara
pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Ciri-ciri kesepadanan
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat
dengan jelas; Tidak terdapat subjek yang ganda; Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal; Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang; Contoh:
Bagi semua mahasiswa UNS harus
membayar uang kuliah. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. 2. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata
yang digunakan dalam kalimat. Kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua juga menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama mengguna- kan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Contoh:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu
adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan mengatur tata ruang.
Tugas seorang guru adalah membimbing,
mengajar, dan membantu murid-muridnya dalam belajar. 3. Ketegasan Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Caranya: Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan (di awal) kalimat; Membuat urutan kata yang bertahap; Melakukan pengulangan kata (repetisi); Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan; Mempergunakan partikel penekanan (penegasan). Contoh: Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka. Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur. Saudaralah yang bertanggung jawab. 4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Caranya: menghilangkan pengulangan subjek; menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata; menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat; tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke
tempat itu. Ia memakai baju warna merah. Dia hanya membawa badannya saja. Beberapa orang-orang sudah datang di tempat kejadian. 5. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa
kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. 6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah
kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ciri-Ciri:
tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan
cara berpikir yang tidak sistematis. mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat pasif. tidak perlu menyisipkan kata daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada
kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan. Makalah ini akan membahas tentang kalimat efektif dalam bahasa Indonesia. 7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa
ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh: Waktu dan tempat kami persilakan. Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. Haryanto Arbi meraih juara pertama JepangTerbuka. Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut. Bagaimana pembenarannya?
Untuk mengetahui baik atau buruknya
pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari. Pekerjaan itu dia tidak cocok. Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah. Sedangkan perkara yang telah selesai disidangkan berjumlah 23 buah. Halamannya sangat luas, rumah paman saya di Cibubur. 1. Bagi yang meminjam buku di perpustakaan harap segera dikembalikan. 2. Bagi mahasiswa yang belum membayar uang SPP tidak diperkenankan mengikuti ujian. 3. Karena dosen pembimbing tidak dapat menyetujui usulan penelitiannya. Sehingga penelitiannya tidak dapat dilanjutkan. 4. Rumusan masalah penelitian itu saya tidak memahami. 5. Kegiatan penelitian itu hasilnya sudah dapat disimpulkan. 6. Dilihat dari metode dan teknik pengumpulan datanya, penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kualitatif. 7. Meskipun sudah diperingatkan berulang kali, namun anak tersebut tetap tidak jera. 8. Kami ingin sampaikan permohonan maaf atas berbagai hal yang kurang berkenan. 9. Tahap pengecatan tembok, penyambungan saluran air, dan memasang alat penerangan sudah selesai dikerjakan. 10. Makalah ini memaparkan tentang pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia. 11. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan, laporan penelitian ini dapat kami selesaikan dengan baik. 12. Karena tidak melakukan tugasnya dengan baik, dosen sering menegurnya. 13. Untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga, pemerintah mengeluarkan paket percepatan pembangunan. 14. Mayat wanita yang meninggal itu bergentayangan di gedung ini. 15. Menurut Slamet (2010: 2) menyatakan bahwa bahasa Indonesia merupakan lambing jati diri bangsa.