Anda di halaman 1dari 41

PENGENALAN KURIKULUM 2013 DAN SPP SKS

KI-1 SIKAP SPIRITUAL


Sikap thd TuhanYME NILAI-NILAI
KI-2 SIKAP SOSIAL KARAKTER
Sikap thd diri sendiri & orang lain
KI-3 PENGETAHUAN

KI-4 KETERAMPILAN

7/19/2018 HW 4
Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran
Menggunakan pendekatan SCIENTIFIC
(Pendekatan Ilmiah )
Langkah-lanhkah pembelajaran dengan Pendekatan Ilm
1. Mengamati
2.Menanya
3. Menalar
4.Mencoba
5.Membentujk Jejarinbg
LANGKAH KEGIATAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN BELAJAR YANG
DIKEMBANGKAN

1. Mengamati Membaca, Melatih


mendengar, kesungguhan,
menyimak, ketelitian, mencari
melihat informasi
(tanpa atau
dengan alat)
LANGKAH KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI
PEMBELAJARAN YANG
DIKEMBANGKAN
2.Menanya Mengajukan pertanyaan Mengembangkan
tentang informasi yang kreativitas, rasa
tidak dipahami dari apa ingin tahu,
yang diamati atau kemampuan
pertanyaan untuk merumuskan
mendapatkan informasi pertanyaan untuk
tambahan tentang apa membentuk pikiran
yang diamati (dimulai dari kritis yang perlu untuk
pertanyaan hidup cerdas
faktual sampai ke dan belajar
pertanyaan yang bersifat sepanjang hayat
hipotetik)
LANGKAH KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI
PEMBELAJARAN YANG
DIKEMBANGKAN
3.Mengumpulkan melakukan ksperimen Mengembangkan sikap teliti,
informasi/ - membaca sumber jujur,sopan, menghargai
Eksperimen lain selain buku pendapat orang lain,
teks kemampuan berkomunikasi,
- mengamati objek/ Menerapkan kemampuan
kejadian/ Mengumpulkan informasi
- aktivitas melalui berbagai cara yang
- wawancara dengan dipelajari, mengembangkan
nara sumber kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat
LANGKAH KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI
PEMBELAJARAN YANG
DIKEMBANGKAN
4.Mengasosiasikan/ - mengolah informasi yang sudah Mengembangkan
mengolah dikumpulkan baik terbatas dari sikap jujur, teliti,
hasil kegiatan mengumpulkan/ disiplin, taat
informasi
eksperimen mau pun hasil dari aturan, kerja keras,
kegiatan mengamati dan kemampuan
kegiatan menerapkan
mengumpulkan informasi. prosedur dan
.
- Pengolahan informasi yang kemampuan
dikumpulkan dari yang bersifat berpikir induktif
menambah keluasan dan serta deduktif
kedalaman sampai kepada dalam
pengolahan informasi yang menyimpulkan
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan
LANGKAH KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI
PEMBELAJARAN YANG
DIKEMBANGKAN

5. Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil Mengembangkan


pengamatan, sikap jujur, teliti,
kesimpulan toleransi, kemampuan
berdasarkan hasil berpikir sistematis,
analisis secara lisan, mengungkapkan
tertulis, atau media pendapat dengan singkat
lainnya dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.
1. Penilaian Kompetensi Sikap

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

3. Penilaian Kompetensi Ketrampilan

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Kompetensi Teknik Proses Hasil
Observasi (langsung atau tidak v v
langsung)
Sikap Penilaian Diri v
Penilaian teman sejawat v
Jurnal v
Tes Tulis v
Pengetahuan Tes Lisan v
Penugasan v v
Tes Praktik v v
Ketrampilan Projek v v
Portofolio v v
Penilaian Kompetensi Sikap

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Penilaian Kompetensi Sikap Religius

2. Penilaian Kompetensi Sikap Sosial


Sikap dan
Contoh Indikator
pengertian
Sikap spiritual
 Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.
 Menjalankan ibadah tepat waktu.
Menghargai dan
 Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai
menghayati ajaran
agama yang dianut.
agama yang dianut  Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
 Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri
 Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
 Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan
setelahberikhtiarataumelakukanusaha.
 Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal,
sekolah dan masyarakat
 Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa
 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa
Indonesia.
 Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuaidengan
agamanya.
Kompetensi Inti Sikap Sosial
• Jujur
• Disiplin
• Tanggung Jawab
• Toleransi
• Gotong royong
• Santun
• Percaya Diri
Sikap sosial Contoh Indikator
1. Jujur
adalah perilaku dapat Tidak menyontek dalam mengerjakan
dipercaya dalam ujian/ulangan
perkataan, tindakan, Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin
dan pekerjaan. karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber)
Mengungkapkan perasaan apa adanya
Menyerahkan kepada yang berwenang
barang yang ditemukan
Membuat laporan berdasarkan data atau
informasi apa adanya
Mengakui kesalahan atau kekurangan yang
dimiliki
Sikap sosial Contoh Indikator

2. Disiplin
adalah tindakan yang  Datang tepat waktu
menunjukkan perilaku  Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/
tertib dan patuh pada
sekolah
berbagai ketentuan dan
peraturan.  Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai
dengan waktu yang ditentukan
 Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik
dan benar
Sikap sosial Contoh Indikator

3. Tanggung Jawab
adalah sikap dan perilaku  Melaksanakan tugas individu dengan baik
seseorang untuk  Menerima resiko dari tindakan yang
melaksanakan tugas dan dilakukan
kewajibannya, yang  Tidak menyalahkan/menuduh orang lain
seharusnya dia lakukan, tanpa bukti yang akurat
terhadap diri sendiri,  Mengembalikan barang yang dipinjam
masyarakat, lingkungan  Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan
(alam, sosial dan
yang dilakukan
budaya), negara dan
 Menepati janji
Tuhan Yang Maha Esa
 Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan
tindakan kita sendiri
 Melaksanakan apa yang pernah dikatakan
tanpa disuruh/diminta
Sikap sosial Contoh Indikator

4. Toleransi
adalah sikap dan  Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
tindakan yang  Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan
menghargai pendapatnya
keberagaman latar  Dapat menerima kekurangan orang lain
belakang, pandangan,  Dapat mememaafkan kesalahan orang lain
dan keyakinan  Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun
yang memiliki keberagaman latar belakang,
pandangan, dan keyakinan
 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri
pada orang lain
 Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap)
keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat
memahami orang lain lebih baik
 Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima
sesuatu yang baru
Sikap sosial Contoh Indikator

5. Gotong Royong
adalah bekerja  Terlibat aktif dalam bekerja bakti
bersama-sama dengan membersihkan kelas atau sekolah
orang lain untuk  Kesediaan melakukan tugas sesuai
mencapai tujuan kesepakatan
bersama dengan saling  Bersedia membantu orang lain tanpa
berbagi tugas dan mengharap imbalan
tolong menolong  Aktif dalam kerja kelompok
secara ikhlas.
 Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
 Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
 Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan
orang lain
 Mendorong orang lain untuk bekerja sama
demi mencapai tujuan bersama
Sikap sosial Contoh Indikator

6. Santun/ Sopan
adalah sikap baik  Menghormati orang yang lebih tua.
dalam pergaulan baik  Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
dalam berbahasa  Tidak meludah di sembarang tempat.
maupun bertingkah  Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang
laku. Norma tidak tepat
kesantunan bersifat  Mengucapkan terima ksih setelah menerima
relatif, artinya yang bantuan orang lain
dianggap baik/santun
 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
pada tempat dan waktu
 Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan
tertentu bisa berbeda
orang lain atau menggunakan barang milik
pada tempat dan waktu
orang lain
yang lain.
 Memperlakukan orang lain sebagaimana diri
sendiri ingin diperlakukan
Sikap sosial Contoh Indikator

7. Percayadiri
adalah kondisi mental  Berpendapat atau melakukan kegiatan
atau psikologis
tanpa ragu-ragu.
seseorang yang
memberi keyakinan  Mampu membuat keputusan dengan
kuat untuk berbuat atau cepat
bertindak  Tidak mudah putus asa
 Tidak canggung dalam bertindak
 Berani presentasi di depan kelas
 Berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan
 Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya menentukan sendiri beban
belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap
semester pada satuan pendidikan.
 Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS
dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks).
Beban belajar satu sks meliputi satu jam
pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan
terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri
a. Menyesuaikan dengan kecepatan belajar peserta didik.

b. Mempersingkat waktu penyelesaian studi bagi peserta didik


yang berkemampuan dan berkemauan tinggi;

c. Peserta didik dapat mengembangkan potensi diri sesuai


dengan kemampuan, bakat dan minat;

d. Memudahkan guru melayani peserta didik yang sesuai dengan


kemampuan peserta didik;

e. Meningkatkan kemandirian peserta didik dalam belajar.


Peserta didik pada semester 2 dan seterusnya dapat
mengambil sejumlah mata pelajaran dengan jumlah
sks berdasarkan IP semester sebelumnya dengan
ketentuansebagai berikut:
(1) IP < 2.66 dapat mengambil maksimal 20 sks.
(2) IP 2.66 – 3.32 dapat mengambil maksimal 24 sks.
(3) IP 3.33 – 3.65 dapat mengambil maksimal 28 sks.
(4) IP > 3.65 dapat mengambil maksimal 32 sks.
Selain itu, nilai kompetensi sikap paling rendah B.
 Untuk dapat mengikuti SKS 4 semester yaitu SKS dengan beban
maksimal pada semester berikutnya didasarkan pada perolehan
Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh di semester sebelumnya, yaitu
minimal 3,66 dengan ketentuan nilai kompetensi sikap yang
diperoleh minimal adalah B. Apabila peserta didik tidak mencapai
IP dan/atau kompetensi sikap yang disyaratkan, maka peserta
didik tersebut harus mengikuti SKS 6 semester yaitu SKS dengan
beban minimal. Adapun cara menghitung IP peserta didik dapat
dilakukan dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:

Keterangan:
IP = Indeks Prestasi
N = Mata pelajaran
sks = satuan kredit semester
jumlah sks = jumlah sks dalam 1 semester
keterbukaan, ketekunan belajar, kerajinan,
tenggangrasa, kedisiplinan, kerjasama,
ramah dengan teman, hormat kepada orang
yang lebih tua, kejujuran, menepati janji,
kepedulian, dan tanggungjawab.
No Jenis Penilaian Pelaku Waktu

1 Penilaian otentik Guru Berkelanjutan


2 Penilaian diri Siswa Tiap kali sebelum ulangan harian.
3 Penilaian projek Guru tiap akhir bab atau
tema pelajaran
4 Ulangan harian (dapat berbentuk Guru terintegrasi dengan proses
penugasan) pembelajaran
5 Ulangan Tengah dan Akhir Semester Guru (di bawah koord. Semesteran
satuan pendidikan)
6 Ujian Tingkat Kompetensi Sekolah (kisi-kisi dari Tiap tingkat kompetensi yang tidak
Pemerintah) bersamaan dengan UN
7 Ujian Mutu Tingkat Kompetensi Pemerintah Tiap akhir tingkat kompetensi (yang
bukan akhir jenjang sekolah)

8 Ujian Sekolah Sekolah (sesuai dengan Akhir jenjang sekolah


peraturan)
9 Ujian Nasional sebagai Ujian Tingkat Pemerintah (sesuai Akhir jenjang sekolah
Kompetensi pada akhir jenjang satuan dengan peraturan)
pendidikan.

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Penilaian Otentik 1. Ujian Tingkat Kompetensi
Waktu: terus menerus
2. Penilaian Projek
(yang bukan UN)
Waktu: Akhir Bab/Tema Waktu: Tiap tingkat kompetensi
3. Ulangan Harian 2. Ujian Sekolah
Waktu: Sesuai rencana Waktu: Akhir jenjang sekolah
4. UTS/UAS
Waktu: Semesteran

Guru Sekolah

Pemerintah Siswa
1. Ujian Tingkat Kompetensi (UN)
Waktu: Akhir jenjang sekolah
2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi
Penilaian Diri
Waktu: Tiap akhir tingkat Waktu: Sebelum ulangan harian
kompetensi

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Peserta didik menentukan sendiri beban
belajar dan mata pelajaran yang diikuti
pada setiap semester sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minat, dan
kecepatan belajarnya;
2. Peserta didik yang berkemampuan dan
berkemauan tinggi dapat mempersingkat
waktu penyelesaian studinya dari
periode belajar yang ditentukan dengan
tetap memperhatikan ketuntasan
belajar;

4/4/2014 herrywidyastono@yahoo.com 33
3. Peserta didik didorong untuk
memberdayakan dirinya sendiri dalam
belajar secara mandiri;
4. Peserta didik dapat menentukan dan
mengatur strategi belajar dengan
lebih fleksibel;
5. Peserta didik memiliki kesempatan
untuk memilih kelompok peminatan,
lintas minat, dan pendalaman minat,
serta mata pelajaran sesuai dengan
potensinya (SMA/SMK);

4/4/2014 herrywidyastono@yahoo.com 34
a. Sekolah dapat melayani kebutuhan dan potensi peserta
didik yang beragam dalam hal :
 Kecepatan belajarnya
 Potensi dan kebutuhannya sesuai dengan pilihan karier
 Minatnya terhadap mata pelajaran
b. Sekolah dapat memaksimalkan hasil belajar peserta didik, karena
mereka belajar sesuai dengan potensi, kebutuhan dan minatnya. Sekolah
juga dapat mengembangkan kemandirian peserta didik dalam
menentukan pilihan karier dan mata pelajaran yang dibutuhkan.
c. Sekolah dapat melayani peserta didik yang memiliki kecepatan belajar
diatas rata-rata secara alamiah dan beragam. Sehingga tidak ada lagi
kelas akselerasi yang selama ini terkesan dipaksa untuk diseragamkan.
d. Peserta didik dapat dikurangi beban jumlah mata pelajaran yang selama
ini terlalu banyak. Sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi
mata pelajaran lebih luas dan mendalam.
(Nursyamsudin, 2008)
a. Banyaknya administrasi yang harus dikerjakan
oleh sekolah;
b. Pengelolaan sumber daya pendidikan selalu
berubah mengacu pada jumlah mata pelajaran
yang ditawarkan pada setiap semester;
c. Penyusunan jadwal pembelajaran yang agak
lebih rumit;
d. Peserta didik masih perlu bimbingan dalam
menentukan pilihan mata pelajaran.
(Herry Widyastono, 2008)
6. Peserta didik dapat pindah ke sekolah
lain yang sejenis dan telah menggunakan
SKS dan semua kredit yang telah
diambil dapat dipindahkan ke sekolah
yang baru (transfer kredit), maupun
yang belum menggunakan SKS dengan
cara mengkonversi ke sistem Paket;

6. Sekolah menyediakan sumber daya


pendidikan yang lebih memadai secara
teknis dan administratif;

4/4/2014 herrywidyastono@yahoo.com 37
8. Penjadwalan kegiatan pembelajaran
diupayakan dapat memenuhi kebutuhan
untuk pengembangan potensi peserta
didik yang mencakup pengetahuan, sikap,
dan keterampilan;

9. Guru memfasilitasi kebutuhan akademik


peserta didik sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minat, serta kecepatan
belajarnya.
4/4/2014 herrywidyastono@yahoo.com 38
 SISWA DAPAT MENYELESAIKAN STUDI
DI SMP/SMA/SMK, SELAMA KURANG
ATAU LEBIH DARI 3 (TIGA) TAHUN;
 JUMLAH BEBAN BELAJAR

di SMP : 228 ≈ 114 sks


di SMA : 260 ≈ 138 sks
di SMK : 288 ≈ 154 sks

4/4/2014 herrywidyastono@yahoo.com 39
 SISWA YG MEMILIKI INDEKS PRESTASI
(IP) SANGAT TINGGI, PADA SMT
BERIKUTNYA DAPAT MENGAMBIL
BEBAN BELAJAR > 19 sks (SMP), 23 sks
(SMA).
APABILA SETIAP SMT MENGAMBIL 30 sks
(SMP), 35 sks (SMA), DALAM WAKTU 4 SMT (2
THN) SISWA TELAH MENYELESAIKAN
STUDINYA.

 PROGRAM PENGAYAAN /
AKSELERASI BUILT -IN DALAM SKS;

4/4/2014 herrywidyastono@yahoo.com 40
 SISWA YG MEMILIKI IP DI BAWAH
KKM, PADA SMT BERIKUTNYA
HANYA BOLEH MENGAMBIL
BEBAN BELAJAR < 19 sks (SMP),
23 sks (SMA).
APABILA SETIAP SMT MENGAMBIL 18
sks, DALAM WAKTU 8 SMT (4 THN)
SISWA BARU SELESAI STUDINYA.
4/4/2014 41

Anda mungkin juga menyukai