Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 7

Aritmia atau disritmia adalah perubahan


pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal
atau otomatis (Doenges, 1999).
 Sinus Takikardi
 Sinus bradikardi
 Komplek atrium prematur
 Takikardi Atrium
 Fluter atrium.
 Fibrilasi atrium
 Komplek jungsional prematur
 Irama jungsional
 Takikardi ventrikuler
SINUS TAKIKARDIA
 Peradangan jantung
 Gangguan sirkulasi koroner, misalnya iskemia miokard, infark
miokard.
 Karena obat (intoksikasi)
 Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
 Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang
mempengaruhi kerja dan irama jantung
 Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
 Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
 Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
 Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor
jantung
 Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi
 Aritmia terjadi karena adanya fokus ektopik yang terjadi lebih
cepat daripada pacemaker normal (nodus sinoatrialis=NSA=SAN).
Kelainan pembentukan impuls tersebut disebabkan oleh:
1. Otomatisasi abnormal
Dominasi NSA sebagai pacemaker diambil alih oleh sel
otomatik di atria, nodus AV, sistem his purkinje atau ventrikel
bila terjadi depresi NSA, mis. pada bradiaritmia otomatisasi sel
lain yang meningkat, misalnya pada ektopik prematur,
takiaritmia NSA tetap sebagai pacemaker, tetapi pembentukan
impulsnya yang abnormal .
2. Kelainan konduksi impuls, hantaran terganggu karena:
a. terhambat atau berhenti bradiaritmia
b. reentrant aritmia (circus movement)
3. Bisa disebabkan oleh kedua-duanya.
Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi )
Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,
letargi.
Nyeri dada ringan sampai berat.
Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan.
Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema
(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
Palpitasi
Pingsan
Rasa tidak nyaman di dada
Lemah atau keletihan (perasaan
Detak jantung cepat (tachycardia)
Detak jantung lambat (bradycardia)
 EKG
Monitor Holter
Foto dada
Skan pencitraan miokardia
Tes stres latihan
Elektrolit
Pemeriksaan obat
Pemeriksaan tiroid
Laju sedimentasi
GDA/nadi oksimetri
 Terapi medis
Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
 Kelas 1 A : Quinidine, Procainamide, Dysopiramide.
 Kelas 1 B : Lignocain, Mexiletine
 Kelas 1 C : Flecainide
 Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
 Atenolol, Metoprolol, Propanolol
 Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
 Amiodarone
 Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
 Verapamil
Terapi mekanis
Kardioversi
Defibrilasi .
Defibrilator kardioverter implantabel
Terapi pacemaker
Aktivitas : kelelahan umum
Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi
mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak
teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan
kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat;
edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun
berat.
Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam,
cemas, takut, menolak,marah, gelisah, menangis.
Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak
toleran terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat
badan, perubahan kelembaban kulit
Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala,
disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat,
dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk,
perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan
komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema
paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi,
eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus
otot/kekuatan
 Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
 Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan gangguan konduksi eliktrikal;
penurunan kontraktilitas miokardial.
 Intolerans aktivitas berhubungan dengan
kelemahan/kelelahan.
 Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan
berhubungan dengan inadekuat suplay oksigen ke
jaringan.
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya
curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan
retensi natrium/air.
 Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
Perencanaan dan rasional :
 a) Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan factor pemberat
dan penurun.Perhatikan petunjuk nonverbal ketidak nyamanan
Rasional : Nyeri secara khas terletak subternal dan dapat menyebar
keleher dan punggung. Namun ini berbeda dari iskemia infark miokard.
 b) Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan mis:
perubahan posisi, masasage punggung,kompres hangat dingin,
dukungan emosional
Rasional : untuk menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional
pasien.
 c) Berikan aktivitas hiburan yang tepat
Rasional : mengarahkan perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat
aktivitas individu
 d) Berikan obat-obatan sesuai indikasi nyeri
Rasional : untuk menghilangkan nyeri dan respon inflamasi
 Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi
eliktrikal; penurunan kontraktilitas miokardial.
Perencanaan dan rasional :
 a) Raba nadi (radial, carotid, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitude
(penuh/kuat) dan simetris. Catat adanya pulsus alternan, nadi bigeminal, atau deficit nadi.
Rasional : perbedaan frekuensi, kesamaan dan keteraturan nadi menunjukkan efek gangguan
curah jantung pada sirkulasi sistemik/perifer.
 b) Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adaya denyut jantung ekstra,
penurunan nadi.
Rasional : disritmia khusus lebih jelas terdeteksi dengan pendengaran dari pada dengan palpasi.
Pendenganaran terhadap bunyi jantung ekstra atau penurunan nadi membantu mengidentifikasi
disritmia pada pasien tak terpantau.
 c) Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan. Laporkan variasi
penting pada TD/frekuensi nadi, kesamaan, pernafasan, perubahan pada warna kulit/suhu,
tingkat kesadaran/sensori, dan hakuaran urine selama episode disritmia.
Rasional : meskipun tidak semua disritmia mengancam hidup, penanganan cepat untuk
mengakhiri disritmia diperlukan pada adanya gangguan curah jantung dan perfusi jaringan.
 e) Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut
Rasional : penurunan rangsang dan penghilangan stress akibat katekolamin, yang
menyebabkan/meningkatkan disritmia dan vasokonstriksi serta meningkatkan kerja miokardia.
 Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan
Perencanaan dan rasional
 a) Kaji respon pasien terhadap aktivitas
Rasional : Dapat mempengaruhi aktivitas curah jantung
 b) Pantau frekuensi jantung,TD, pernapasan setelah aktivitas
Rasional :Membantu menentukan derajat kompensasi jantung dan
pulmonal, penurunan TD, takikardi,disritmia dan takipneu adalah
indikatif dari kerusakan toleransi terhadap aktivitas
 c) Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai
indikasi
Rasional : Meningkatkan resolusi inflamasi selama faseakut dari
perikarditis/endokarditis.
 d) Bantu pasien dalam program latihan aktivitas
Rasional : Saat inflamasi/ kondisi dasar teratasi, pasien mungkin
mampu melakukan aktivitas yang diinginkan.
 Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
inadekuat suplay oksigen ke jaringan.
Perencanaan dan rasional :
 a) Selidiki nyeri dada,dispnea tiba-tiba yang disertai dengan
takipnea, nyeri pleuritik,sianosis pucat
Rasional : Emboli arteri. Mempengaruhi jantung dapat terjadi
sebagai akibat penyakit katup dan disritmia kronis.
 b) Observasi ekstremitas terhadap edema, eroitema
Rasional : Ketidakaktifan/tirah baring lama mencetuskan stasis
vena, meningkatkan resiko pembentukan trombosis vena
 c) Observasi hematuri
Rasional : Menandakan emboli ginjal
 d) Perhatikan nyeri abdomen kiri atas
Rasional : menandakan emboli splenik
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi
glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan
retensi natrium/air.
 Tujuan/kriteria hasil :
 Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan dan
pengeluaran.
 Bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima.
 Berat badan stabil dan tidak ada edema.
 Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
 Intervensi :
 Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis
terjadi.
 Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.
 Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selam fase
akut.
 Pantau TD dan CVP (bila ada).
 Kaji bising usus, catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan
konstipasi.
 Konsul dengan ahli gizi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai