Budidaya Tanaman
Karet
(Hevea
brasiliensis).
– Produktivitas karet dalam negeri (700-800 kg/ha/th ) angka ini relatif rendah
dibandingkan dengan negara-negara di Asia sebagai produsen karet
seperti;Thailand (1.800kg/ha/th), Malaysia (1.200 kg/ha/th) dan India (2000
kg/ha/th) ini berbanding terbalik dengan jumlah luasan area budidaya
tanaman karet,penerapan teknik budidaya baik dan benar mulai dari
pemilihan klon bibit unggul dan pemeliharaan menjadi kunci keberhasilan
pembudidayan karet di Indonesia.
Syarat Tumbuh
– Tumbuh optimal di daerah Tropis.
– Tumbuh ideal pada ketinggian 0-200 meter dpl.
– Tingkat kemiringan ≤ 10 %.
– Struktur tanah lempung berpasir dan liat berpasir.
– Curah hujan 2.000-2.500 mm/tahun (3 bulan masa kering/kemarau).
– Suhu udara optimal 25˚C-30˚C.
– Keasaman tanah (pH) ideal berkisar antara 4.3-5.0.
Persiapan Lahan
– Persiapan lahan tanaman karet dapat dimulai dengan cara membersihkan sekaligus
meratakan dan mengemburkan semak belukar (rumput berkayu) dan rumput alang-
alang dengan cara manual (cangkul) dan mesin (bajak) ditergantung dari jumlah luasan
area tanam tanaman karet.
– Tahapan kegiatan berikutnya yaitu ;pengajiran dan pembuatan lubang tanam, kegiatan
pengajiran adalah penentuan jarak tanam dengan meletakan tanda berupa bilah
bambu untuk memudahkan dan merapikan barisan tanam. Jarak tanam yang gunakan
(6 m x 3 m) dengan jumlah populasi 550 tanaman/hektar.
– Selanjutnya pembuatan lubang tanam dilakukan minamal 2 minggu sebelum dilakukan
penanaman bibit karet di lapangan,pembuatan lubang tanam dilakukan dengan
mengunakan cangkul,dengan ukuran panjang ,lebar dan tinggi (P x L x T) masing
berukuran (40 cm x 40 cm x 40 cm) atau (60 cm x 60 cm x 60 cm).
Persiapan Tanam