Anda di halaman 1dari 129

Dr. dr. H. Busjra M.

Nur MSc
Dept. Fisiologi FKUI / FKKUMJ
Sel Makhluk Hidup

 Prokaryotes: sel cyanobacteria ( blue-


green algae), bakteri, riketsia
 Eukaryotes : (eu = good, karyon=nucleus)
sel pada hewan dan
tumbuhan yang > tinggi 
fungi, protozoa, algae
Eukaryotes
 Nukleus > besar
 Intraselular anatomy > ekstensif 
intracellular compartements (organel)
 Organisasi > baik
 Informasi genetik  banyak kromosom
Prokaryotes
 Organel ( - )
 Meterial nukleus tidak dibungkus membran
 Khas: tidak ada nukleus yg utuh
 Informasi genetik  single circular
chromosome
Fungsi utama Sel
 Movement
 Conductivity
 Metabolic absorption
 Secretion
 Excretion
 Respiration
 Reproduction
SEL
 Membran sel
 Sitosol
 Organel
 Nukleus
Membran sel
Fungsi :
 Isolasi fisik
 Mengatur pertukaran dg luar sel
 Sensitifitas  Reseptor
 Penunjang struktur
Protein Membran
 Anchoring proteins:
 Recognition proteins
 Enzim
 Reseptor
 Carrier proteins
 Channels
Sitosol
 Banyak kalium
 Banyak protein (ec: enzim)
Nukleus
 Fungsi utama
-- pembelahan sel
-- pengaturan informasi genetik
-- replikasi & repair DNA
-- transkripsi informasi yg disimpan dlm
DNA
Nukleus
 DNA  gen  kromosom

 RNA  sitosol  buat protein
mRNA (messenger RNA)
tRNA (transfer RNA)
rRNA (ribosomal RNA)
Nukleus sel tubuh manusia
 23 pasang kromosom
 human genome projecttelah
ditemukan + 25.000 gen
 Umumnya tiap sel  satu inti sel
 Sel otot lurik  > 2 inti sel
 Sel darah merah  tidak ada inti sel
Siklus Kehidupan Sel
Jumlah sel tubuh: 75-100 triliun
Sel hidup dalam fase: - interphase
- mitosis
Pembelahan sel
- Mitosis
- Meiosis
- Sitokinesis
Fase Pembelahan Sel
Fase Mitosis (M phase):
 Prophase
 Metaphase
 Anaphase
 Telophase
Periode bermitosis
 Sel otot dan sel saraf (long-lived
cells) hampir tidak bermitosis
 Sel epitel (kulit, mukosa) dalam hari /
jam
Kehidupan sel
 Sel membelah diri  sebentar
 Sebagian besar hidup sel dalam masa interphase:
- fungsi sel normal  fase Go
- persiapan untuk membelah
diri  fase G1. S dan G2
 Sel otot lurik & sebagian besar neuron  Go terus
menerus (tidak pernah membelah diri)
 Stem cells  membelah diri berulang-ulang 
tidak pernah masuk Go
Interphase
 Fase G1 (8-12 jam) : sel siap membelah diri, dibuat
cukup mitokondria, sitoskeleton, retikulum
endoplasmik, ribosom, dll.
 Fase S (6-8 jam): menduplikat kromosom, al:
replikasi DNA
 Fase G2 (2-5 jam) : selesaikan replikasi sentriol 
masuk fase M (mitosis)
 Fase Go = fase berfungsi normal  sangat
bervariasi
Apoptosis
 Suatu program kematian sel
 Setiap sel punya jalur yang bila
diaktifkan menyebabkan sel bunuh
diri dg menghasilkan ensim protein
yang menghancurkan sel itu.
 Peristiwa normal dlm kehidupan
Peran Apoptosis
 Bagian normal dari pertumbuhan
 Penting pada tissue turnover pd dewasa
 Penting pada sistem imun  buang sel yang terinfeksi
virus
 Membuang sel yang tidak diperlukan / menghambat
homeostasis: sel tua, sel rusak, sel bermutasi (sebelum
menjadi kanker)
KOMUNIKASI ANTAR SEL
Informasi atau rangsang sel I akan
menimbulkan respons pada sel II secara:
 Direct communication
 Extracellular chemical messenger
Sitokin (cytokines)
 = hormon lokal, paracrine factors
 Chemical messenger yg dilepaskan sel untuk
koordinasi aktivitas lokal
 Diproduksi banyak sel untuk komunikasi parakrin,
komunikasi sel ke sel dalam satu jaringan.
 Yg diproduksi sel pertahanan  kerja spt hormon
 Contoh: interferron, prostaglandin
Prostaglandin
 Dihasilkan sel tertentu
 Efek utama pada jaringan setempat
 Efek sekunder pada jaringan / organ
lain  seperti hormon
Hormon
 Chemical messenger yang dilepaskan
pada satu jaringan, masuk aliran darah
 sel spesifik pada jaringan lain
Komunikasi Antar Sel
 Direct communication  Gap junction
 Extracellular chemical messenger
- Paracrine communication
- Endocrine communication
- Synaptic communication
Direct communication
 Transmisi: gap junction
 Chemical mediators: ions, small
solutes, lipid soluble materials
 Target : sel sekitar
Paracrine communication
 Transmisi: melalui cairan ekstrasel
 Chemical mediators: paracrine factors
 Target utama: area lokal
Endocrine communication
 Transmisi: aliran darah
 Chemical mediators: hormon
 Target: sel lain yang punya reseptor
tertentu
Synaptic communication
 Transmisi: celah sinap
 Chemical mediators: neurotransmitor
 Target: terbatas pada area spesifik yang
punya reseptor spesifik pada neuron
kedua
PINTU ION
 Voltage gated = pintu ion terbuka bila rangsang
mencapai voltase tertentu
 Ligand gated = pintu ion terbuka bila terkena zat
tertentu
 Mechanically gated = pintu ion terbuka bila
terkena rangsang mekanik
• Potensial membran
• Depolarisasi
• Potensial aksi
• Generator potensial
• Impuls
Neuron
 = Sel saraf
 Td: soma
dendrit
akson
SINAP
 = Hubungan neuron dg neuron
 Neuron presinap
 Neuron postsinap
 Neurotransmiter
 Celah sinap
 Reseptor
Extracellular chemical messenger
 Parakrin
 Neurotransmiter
 Hormon
 Neurohormon
Chemical messenger
 First messenger : berikatan dg reseptor 
respon intrasel
- buka / tutup pintu spesifik
- transfer sinyal ke chemical messenger
intrasel (second messenger )
 Second messenger : mencetuskan serial
biokimiawi dlm sel
  transduksi sinyal
Transduksi Sinyal
 Dicetuskan oleh ikatan chemical
messenger pd reseptor
 Tujuan: - ↑ fungsi
- pertumbuhan
- survival
- replikasi (reproduksi sel)
Membrane channels
 Leak channels : selalu terbuka
 Gated channels : terbuka / tertutup
oleh stimulus
cAMP & cGMP
 Suatu second messenger
 Rangsang reseptor  protein G  adenil
siklase  cAMP & cGMP  aktifkan
protein kinase  fosforilasi protein  sel >
aktif
 Dihidrolisis oleh PDE (phosphodiesterase)
Modifications of second messenger
pathways
 Jumlah reseptor
 Afinitas reseptor
Reseptor sel
Terdapat pada:
 membran sel
 sitoplasma
 nukleus
Reseptor Membran Plasma
 Terutama untuk menangkap ligand
 Ligand : - hormon
- neurotransmiter
- antigen
- komplemen
- lipoprotein
- mikroba infeksi
- obat
- metabolit
Reseptor Adrenergik
Terdapat pada dinding sel target
Reseptor α  α1 dan α2
Reseptor β  β1 dan β2
Reseptor α  > sensitif thd norepinefrin
Reseptor β1 sama sensitif epi – norepi
Reseptor β2 > sensitif thd epinefrin
Obat: α blocker
β blocker
β2 agonist
Reseptor Adrenergik:

α1 : dilatasi pupil , konstriksi arteriol


α2 : kontraksi otot saluran cerna ↓
β1 : denyut jantung: ↑
Β2 : saluran napas: dilatasi
Reseptor obat
 Anestetika
 Opiat
 Endorfin
 Enkefalin
 Antibiotik
 Kemoterapi kanker
 Digitalis
Reseptor mikroba
 Mengikat : bakteri, virus dan parasit
 Reseptor antigen pada limfosit dll:
mengenal dan mengikat antigen 
mengaktifkan respon imun dan inflamasi
Reseptor Endorfin
 Endorfin = opiate like peptide  dari
kelenjar hipofisa
 Reseptor sangat banyak terdapat pada jalur saraf
penghantar rasa nyeri
 Reseptor + opiat  perubahan permeabilitas
membran  modulasi rasa nyeri
Penyakit
 Diabetes melitus: jumlah reseptor insulin ↓ sbg respon
thd elevasi kronik insulin dlm darah
 Myasthenia gravis: reseptor asetilkolin rusak
 Kolera: toksin kuman menghambat inaktivasi cAMP
pada sel dinding usus.
 cAMP merangsang sekresi cairan ke lumen
PDE (phosphodiesterases)
 Enzim, menghidrolisis cAMP dan cGMP
 PDE inhibitors : hambat hidrolisis
 Inhibitor PDE3 & PDE4  ↓ penolakan transplantasi
ginjal
 Inhibitor PDE4  ↓ bronkokonstriksi
 Inhibitor PDE5  ↑ ereksi penis ( sildenafil, viagra)
.
HOMEOSTASIS
Dr. dr. H. Busjra M. Nur MSc

Dep. Fisiologi FKUI / FKK UMJ


LINGKUNGAN TUBUH:
 Lingkungan luar tubuh: Dibatasi kulit/epitel

 Lingkungan dalam tubuh: Luar sel  Cairan


ekstrasel /cairan interstitiel  Menentukan
hidupnya sel  Perlu HOMEOSTASIS
Homeostasis
 Perbagai peristiwa fisiologik yang berperan dalam
mengembalikan kondisi lingkungan normal sel
(lingkungan dalam) setelah mengalami gangguan /
perubahan
Lingkungan Dalam : CAIRAN EKSTRASEL
 Suhu
 Keasaman ( pH)
 Kadar Elektrolit
 Kadar Nutrien
 Kadar O2 / CO2
 Jumlah Air
 Kadar Sisa Metabolisme
 Volume dan Tekanan
Homeostasis  Fondasi Fisiologi
 Homeos = Sama. Stasis = Berada
 Lingkungan luar sel dipertahankan agar selalu
tetap (secara dinamis)
 Penting untuk bertahan hidup dan fungsi normal
sel
 Bila ada perubahan  diusahakan segera kembali
ke keadaan awal
 HOMEOSTASIS  melibatkan berbagai
fungisi fiologik tubuh
Contoh: SUHU TUBUH MENINGKAT:

Sebab: produksi panas 


pengeluaran panas 

Usaha tubuh: vasodilatasi kulit



berkeringat

suhu tubuh 

(suhu cairan ekstrasel  )

(HOMEOSTASIS) )
Keasaman ( pH)

Pengeluaran H+ melalui paru dan ginjal


Kadar Elektrolit

Aldosteron
Kadar Nutrien

Glukosa darah
Kadar O2 / CO2

Pernapasan – frekuensi
-- kedalaman
Jumlah Air

ADH – tubulus distal ginjal


-- duktus koligentes
Kadar Sisa Metabolisme

Napas, ginjal
Volume dan Tekanan

Reseptor volume
Reseptor tekanan
Beberapa Sistem yang Terlibat pada HOMEOSTASIS

 Saraf  Integumen
 Sirkulasi  Skeletal
 Respirasi  Muskular
 Perkemihan  Imun
 Pencernaan  Respirasi
 Endokrin
Peran Sistem Tubuh pada (1)
HOMEOSTASIS
 Sistem Saraf:
- Informasi dari lingkungan
- Respons cepat
- Fungsi Integrasi
(2)
 Sistem Sirkulasi
- Transport nutrien, O2, CO2,
hormon, sisa metabolisme, dll.

 Sistem Respirasi
- Mengambil 02 dan keluarkan CO2
(3)
 Sistem Berkemih
- Mengeluarkan sisa metabolisme,
kelebihan air, elektrolit, dll

 Sistem Pencernaan
- Menyediakan nutrien, air, elektrolit
- Keluarkan sisa makanan dan
metabolisme (feses)
(4)
 Sistem Endokrin
- Mengatur proses aktivitas sistem tubuh

 Sistem Integumen
- Proteksi terhadap lingkungan luar
- Pengaturan suhu tubuh
(5)
 Sistem Imun
- Melawan serangan benda asing dan
kanker
- Perbaikan jaringan

 Sistem Muskuloskeletal
- Menunjang dan melindungi tubuh
- Tubuh dapat bergerak
- Regulasi suhu tubuh
- Cadangan kalsium
Berolah Raga
OTOT: - Suhu 
- O2  / kebutuhan O2 
- CO2 
- pH 
- Kebutuhan Nutrien 
Usaha Tubuh
 Aliran Darah 
- denyut jantung 
- vasodilatasi ke jaringan aktif

 Intake O2 
 Eliminasi CO2 
- pernapasan 
USAHA TUBUH

 Mobilisasi Glukosa
- adrenalin 
- glukagon 

 Ambilan Nutrien 
- pencernaan aktif
(setelah olah raga)
USAHA TUBUH

 Penghematan air Air


- sekresi ADH 
 absorbsi air di ganjal 
 Menurunkan suhu tubuh
- keringat
- vasodilatasi kulit
Imbangan Suhu Tubuh
 Produksi Panas:  Pengeluaran Panas -
- Basal  metab Radiasi
sel seluruh tubuh - Evaporasi
- Tambahan - Konduksi
kontraksi otot - Konveksi
UMPAN BALIK NEGATIF PADA PENGATURAN
TEKANAN DARAH
Umpan Balik
 Umpan balik positif
 Umpan balik negatif
Dr. dr. H. Busjra M. Nur, MS
Dept. Fisiologi FKUI/ FKK UMJ
CAIRAN TUBUH
 Intrasel
 Ekstrasel
 Interstitial

 Intravaskular

 Transel
 CAIRAN TUBUH TOTAL
UMUR ♂ ♀
10 – 18 59 % 57 %
18 – 40 61 % 51 %
40 – 60 55 % 47 %
> 60 52 % 46 %
 SUMBER AIR : -
- Makanan
- Minuman
- Hasil metabolisme
PENGELUARAN CAIRAN PER HARI (ML)
------------------------------------------------------
Suhu Panas Kerja berat
biasa dan lama
-----------------------------------------------------------
Insensibel
Kulit 350 350 350
Sal. Napas 350 250 650
Urine 1400 1200 500
Keringat 100 1400 5000
Feses 100 100 100

Total 2300 3300 6600


 WATER TURNOVER
 KESEIMBANGAN CAIRAN:
- Volume
- Osmolaritas
 ELEKTROLIT DOMINAN :
Intrasel : Kalium
Ekstrasel : Natrium
PERAN AIR
 Pelarut berbagai zat : transport
: tekanan osmotik
 Homeostatik
- volume darah
- suhu tubuh  keringat
VOLUME CAIRAN TUBUH:
- Kurang (dehidrasi)
- Normal
- Berlebih
Kurang air
 Volume darah 

tekanan darah 

respons: - ADH ↑
- renin ↑  angiotensin II ↑
- simpatis ↑ (kardio-akselerator)
- dll
Air berlebih
 Volume darah ↑

tekanan darah ↑

respons: - ADH 
- parasimpatis (kardio-inhibitor)
- dll
 OSMOLARITAS CAIRAN EKSTRASEL
- Hipotonus
- Isotonus
- Hipertonus
DEHIDRASI
Hipotonus
Iisotonus
Hipertonus

 Hipotonus: muntah/diare minum air putih


 Isotonus : muntah/diare
 Hipertonus : keringat sangat banyak
: asupan air kurang
VOLUME CAIRAN BERLEBIH
 Hipotonus : minum air putih berlebihan
 Isotonus : infus cairan berlebihan
 Hipertonus
MUNTAH-MUNTAH
 Liur lambung banyak keluar

( cairan isotonik + asam )

Dehidrasi + alkalosis
DIARE
 Liur usus banyak keluar

( cairan isotonik + basa )

Dehidrasi + asidosis
1. KESEIMBANGAN CAIRAN DIPERTAHANKAN DENGAN MENGATUR
VOLUME DAN OSMOLARITAS CES (CAIRAN EKSTRA SEL)

2. PENGATURAN VOLUME CES PENTING DLM


PENGATURAN TEKANAN DARAH

3. PENGATURAN IMBANGAN GARAM PENTING DALAM PENGATURAN


VOLUME CES

4. PENGATURAN IMBANGAN AIR OLEH ADH DAN RENIN SANGAT


PENTING DALAM PENGATURAN OSMOLARITAS CES DAN TEKANAN
DARAH
AQUAPORINS

 Membrane water channels, family of mambrane


channels
 > 10 different isoforms (mammalian tissues)
 Kidney: 6 different type
 AQP2 : collecting duct  ADH
 Permit rapid movement of large quantities of water
across the tubular epithelium
Aquaporin
 ADH melalui reseptornya di duktus koligentes
(reseptor V2)  menggeser saluran air AQP2
(aquaporin-2) dari sitoplasma ke arah membran
daerah lumen sel duktus koligentes  air dari lumen
masuk ke dalam sel akibat perbedaan tekanan osmotik
 darah
ALIRAN LIMFE
 Filtrasi cairan > Influks

Sisa : melalui saluran limfe

Vena dalam toraks

2 – 4 liter / hari
Filtrasi di kapiler sistemik
 Filtrasi = 20 L/hari
 Reabsorbsi = 17 L/hari
  saluran limfe = 3 L/hari

Bandingkan dg
 Filtrasi di ginjal = 180 L/hari
 Sbg urine = + 1 L/hari
Reabsorbsi di kapiler sistemik
 Teori 1: filtrasi di awal kapiler
reabsorbsi di akhir kapiler

 Teori 2: filtrasi di kapiler yang terbuka


reabsorbsi di kapiler yang tertutup.
EDEMA
 Cairan dalam ruang interstitial tertimbun berlebihan

Anda mungkin juga menyukai