Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. A DENGAN STROKE HEMORAGIK (SH) DIRUANG MAWAR


BLUD RSUD dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO
KUALA KAPUAS

Oleh :
DESIE
NIM. 0562015019
A. Pendahuluan
Latar Belakang
1. Stroke merupakan 9% penyebab dari kematian dan
merupakan penyebab tertinggi kedua kematian di
dunia.
2. Stroke hemoragik sekitar 10 - 15% mengakibatkan
perdarahan intra serebral terhitung dari seluruh stroke
dan memiliki tingkat mortalitas lebih tinggi dari infark
serebral
3. BLUD RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala
Kapuas pada tahun 2016 penulis menemukan jumlah
penderita Stroke berjumlah 69 kasus, pada tahun
2017 berjumlah 115 kasus sedangkan pada Januari
sampai Juni tahun 2018 mencapai 51 kasus. (Rekam
Medis RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala
Kapuas 2018)
TUJUAN
 Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan keperawatan pada Ny. A dengan
Stroke Hemoragik (SH) Di Ruang Mawar BLUD RSUD dr. H.
Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas
 Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. A
dengan Stroke Hemoragik
2. Dapat melakukan diagnosa keperawatan pada Ny. A
dengan Stroke Hemoragik
3. Dapat melakukan perencanaan keperawatan pada Ny. A
dengan Stroke Hemoragik
4. Dapat melakukan pelaksanaan keperawatan pada Ny. A
dengan Stroke Hemoragik
5. Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. A dengan
Stroke Hemoragik
6. Dapat melakukan pendokumentasian keperawatan pada
Ny. A dengan Stroke Hemoragik
1. Pengertian
 Klasifikasi umum cedera vascular serebral
(stroke) yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke
iskemik terjadi akibat penyumbatan aliran
darah arteri yang lama kebagian otak. Stroke
Hemoragik terjadi akibat perdarahan dalam
otak (Corwin, 2009)
 Stroke hemoragik adalah stroke yang
disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh
darah pada otak (Arief Muttaqin, 2012)
2. Etiologi

Menurut Muttaqin (2012) perdarahan


intracranial atau intraserebri meliputi
perdarahan di dalam ruang subarachnoid
atau di dalam jaringan otak sendiri.

3. Faktor Resiko
Penyakit kardiovaskular embolisme,
hipertensi, Kondisi atau obat , Cerebral
amyloid angiopathy, Kanker, Konsumsi
alkohol, Kontasepsi oral
5. Klasifikasi SH

 Perdarahan Intraserebral (PIS)


 Perdarahan Subarachnoid (PSA)

PERDARAHAN INTRA SEREBRAL PERDARAHAN SUBARACNOID


Bagan Patofisiologi Stroke Hemoragik

Hipertensi, Penyakit Kardiovaskuler, DM, Alkohol,


Obat-obatan, obesitas, merokok

Perdarahan di otak

Menyebar ke hemisfer otak Nyeri


TIK

Hipertensi/ terjadi perdarahan

Tekanan /perfusi serebral

anoksia Aktifitas elektrolit terhenti

Edema intrasel
Acidosis lokal
Edema Ekstrasel
Pompa Na+ gagal
Gangguan perfusi jaringan
Nekrosis jaringan dan edema serebral

Kematian progresif sel otak Resiko kerusakan


(defisit fungsi otak) integritas jaringan

Lesi Korteks Lesi di Kapsul Lesi batang otak Lesi di Med. Spinalis

Gangguan Kerusakan Nerves I- Lesi upper &


bicara/penglihatan, XII lower motor
neuron
Nekrosis jaringan dan edema
Gangguan eliminasi
Kesulitan mengunyah & urin
menelan, refleks batuk
Defisit perawatan diri
Gangguan persepsi sensori
Gangguan
Gangguan Resiko gangguan nutrisi Resiko
mobilisasi
komunikasi ketidakefektifan
verbal jalan nafas

Gambar 5. Bagan Patofisiologi Stroke Hemoragik


(Sumber. Arif Muttaqin, 2012. Smletzer & Bare, 2005 )
6. Tanda Dan Gejala
Perdarahan Intraserebral (PIS)
 Tidak jelas, kecuali nyeri kepala hebat karena
hipertensi
 Serangan terjadi pada siang hari, saat
beraktivitas, dan emosi atau marah
 Mual atau muntah pada permulaan serangan
 Hemiparesis atau hemiplegia terjadi sejak
awal serangan
 Kesadaran menurun dengan cepat dan
menjadi koma (terjadi ½ jam-2 jam).
Perdarahan Subarachnoid (PSA)
 Nyeri kepala hebat dan mendadak
 Kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi
 Ada gejala atau tanda meningeal, seperti fotofobia, mual,
muntah, tanda meningismus (kaku kuduk) dan tanda kernig
 Defisit neurologis fokal berupa disfasia, hemiparesis
 Papiledema terjadi bila ada perdarahan subarachnoid
karena pecahnya aneurisma pada arteri komunikans
anterior atau arteri karotis interna.
 peningkatan tekanan intrakranial, gambaran sistemiknya
meliputi bradikardia, dan hipertensi, demam (disebabkan
kerusakan oleh hipotalamus), edema paru dan aritmia
jantung
 Kematian mendadak.
6. Penatalaksanaan
 Posisi kepala dan badan atas 20 – 30 derajat, posisi miring apabila muntah
dan boleh mulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
 Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu
diberikan oksigen sesuai kebutuhan.
 Tanda – tanda vital diusahakan stabil.
 Bed rest.
 Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia.
 Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu kateterisasi.
 Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari
penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonok.
 Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau cairan suction berlebih yang
dapat meningkatkan tekanan intra kranial (TIK).
 Penatalaksanaan spesifiknya yaitu dengan pemberian obat neuroprotektor,
antikoagulan, trombolisis intraven, diuretic, antihipertensi, dan tindakan
pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Diagnosa keperawatan

Intervensi

Implementasi

evaluasi
B. Pengkajian
 Nama : Ny. A
 Umur : 60 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Agama : Islam
 Alamat : Jalan Cilik Riwut
 Suku Bangsa : Banjar/Indonesia
 Diagnosa Medis : Stroke Hemoragik
 Tanggal MRS : 22 Mei 2018
 Tanggal Pengkajian : 23 Mei 2018
 No. MR : 11-19-00
ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1 Data Subjektif Peningkatan Gangguan
- Keluarga Klien mengatakan bahwa klien tidak sadar tekanan intra perfusi jaringan
Data objektif kranial serebral
- Klien tidak sadar
- Kesadaran koma
- GCS E : 1 M : 1 V : 1 (3)
- Tekanan darah 180/110 mmHg, Nadi : 90 kali/menit,
Respirasi : 28 x/mnt, suhu : 37,5 0C
- Hasil Lab : Cholesterol 260 dan Trigliserid 227

2 Data subjektif Penumpukan Ketidakefektifan


- Keluarga Klien mengatakan bahwa klien tidak sadar sekret bersihan jalan
- Keluarga Klien mengatakan klien mengorok nafas
Data objektif
- Klien tidak sadar
- Kesadaran koma
- Klien mengorok
- GCS E : 1 M : 1 V : 1 (3)
- Tekanan darah 180/110 mmHg, Nadi : 90 kali/menit,
Respirasi : 28 x/mnt, suhu : 37,5 0C
- SPO2 : 96 %.
- Terpasang masker oksigen 10 liter/menit

3 Data subjektif Penurunan Gangguan


- Keluarga Klien mengatakan saat beraktivitas di bantu kesadaran pemenuhan
keluarganya aktivitas (ADL)
Data objektif
- Klien tampak sadar
- Klien tampak dibantu keluarga saat beraktivitas
- Kesadaran klien koma
- Terpasang NGT
- skala aktivitas 2 (memerlukan bantuan dan pengawasan
orang lain)
- Klien mengalami kelemahan anggota gerak kiri

4 Data Subjektif Kurang Kurang


- keluarga klien mengatakan selama sakit klien tidak sadar kan informasi pengetahuan
diri Keluarga tentang penyakit
- Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui penyebab klien
tidak sadar.
- Keluarga klien mengatakan apakah klien bisa sadar
Data Objektif
- Klien tidak sadar
- Kesadaran koma
- GCS E : 1 M : 1 V : 1 (3)
- Keluarga Klien sering bertanya tentang penyakit orang
tuanya
- Keluarga klien mengatakan apakah klien bisa sadar
1. Prioritas Masalah

1. Gangguan perfusi jaringan cerebral


2. Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Gangguan pemenuhan aktivitas (ADL)
4. Kurang pengetahuan
2. Intervensi
Gangguan perfusi jaringan cerebral
1. Pantau TTV klien
2. Pantau tingkat kesadaran klien
3. Berikan posisi kepala lebih tinggi 300 dari kaki
4. Pertahankan tirah baring,
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan
tenang, batasi pengunjung
6. Berikan Oksigen sesuai instruksi
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi
LANJUTAN...........

Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas


1. Pantau TTV klien

2. Pantau tingkat kesadaran klien

3. Berikan posisi untuk membebaskan jalan nafas

4. Pantau pola nafas klien

5. Lakukan suction bila perlu

6. Beri okisgen sesuai instruksi

7. Pertahankan jalan nafas agar tetap bersih

8. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian


therapi
LANJUTAN........

Gangguan pemenuhan aktivitas (ADL)


1. Pantau tanda vital
2. Kaji kemampuan klien dalam melakukan
aktivitas
3. Anjurkan keluarga selalu membantu klien
4. Ajarkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
klien
5. Bantu pemenuhan aktivitas klien
6. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan
keperawatan
7. Kolaborasidengantimmedis dalam pemberian
Therapi
LANJUTAN........
Kurang pengetahuan
1. Kaji tingkat pendidikan dan pengetahuan klien
dan keluarga tentang penyakit
2. Berikan kepada klien dan keluarga agar
mengungkakan ketidaktahuannya tentang
penyakit, pengobatan dan perawatan klien
3. Jelaskan tentang konsep dasar penyakit,
pengobatan dan perawatan klien
4. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
bertanya tentang perawatan klien
5. Berikan reinforment positif untuk keluarga
3. Evaluasi
1. Diagnosa 1 : Masalah tidak teratasi ditandai
dengan keluarga klien mengatakan klien masih belum sadar.
Klien tidak sadar GCS E : 1 M ; 1 V ; 1, Tekanan darah
190/100 mmHg, Nadi : 124 kali/menit, Respirasi : 30 x/mnt,
suhu : 38,8 0C
2. Diagnosa 2 : Masalah tidak teratasi ditandai
dengan keluarga klien mengatakan klien masih belum sadar,
klien masih mengorok, GCS E : 1 M ; 1 V ; 1, Tekanan darah
190/100 mmHg, Nadi : 124 kali/menit, Respirasi : 30 x/mnt,
suhu : 38,8 0C SPO2 90 %.
3. Diagnosa 3 : Masalah tidak teratasi ditandai
dengan keluarga klien mengatakan klien masih belum sadar.
Klien tidak sadar GCS E : 1 M ; 1 V ; 1. Keluarga tampak
membantu aktivitas klien.
4. Diagnosa 4 : Masalah teratasi ditandai dengan
keluarga klien mengatakan sudah mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai