Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah ETIOLOGI Plasmodium Plasmdidae Menginfeksi manusia burung, reptil, dan mamalia lainnya Menginfeksi eritrosit dan mengalami perkembangbiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit Perkembangbiakan seksual terjadi di nyamuk anopheles betina Terdapat 100 plasmodium yang menginfeksi binatang (82 menginfeksi burung dan reptil dan 22 pada mamalia) Yang tersering dijumpai di Indonesia : 1. Plasmodium vivax malaria tertiana (malaria benigna) 2. Plasmodium falciparum malaria tropikana (malaria maligna) 3. Plasmodium malariae sangat jarang 4. Plasmodium ovale Irian Jaya, P. Timor dan P. Owi (utara Irian Jaya INSIDEN Tersebar lebih 100 negara di benua Afrika, Asia, Amerika (bagian selatan) dan daerah Oceania dan kepulauan Karibia Menyerang > 1,6 triliun manusia Morbiditas 200-300 juta Mortalitas > 1 juta pertahun Negara bebas malaria Amerika Serikat, Canada, negara Eropa kecuali Rusia, Israel, Singapura, Hongkong, Jepang, Taiwan, Korea, Brunai dan Australia Di Indonesia Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku, Irian Jaya, Lombok, NTT, Sumatera (Lampung, Riau, Jambi dan Batam) TRANSMISI DAN EPIDEMIOLOGI Daur hidup parasit Malaria Nyamuk Anopheles betina (terinfeksi parasit malaria) menggigit manusia melepas sporozoit ke pembuluh darah Hati (45 menit) dan sebagian kecil mati di dalam darah Didalam sel parenkim hati perkembangan aseksual (plasmodium falciparum 5,5 hari dan plasmodium malariae 15 hari) terbentuk skizont hati bila pecah mengeluarkan merozoit ke sirkulasi darah P. Vivax dan P. Ovale (sebagian membentuk hipnozoit di sel hati (bertahun2) RELAPS Di sirkulasi darah merozoit serang eritrosit masuk melalui reseptor permukaan eritrosit (P. vivax antigen Duffy Fya dan Fyb bila (-) tidak terinfeksi, P. falciparum glycophorins, P. ovale dan malariae blm diketahui) > 12 jam parasit dalam eritrosit ring Parasit tumbuh setelah memakan Hb metabolisme hemozoin P. falciparum dindingnya membentuk knop penting dalam proses cytoadherence dan rosetting > 36 jam parasit menjadi sizont pecah 6-36 merozoit Siklus aseksual P. Falciparum, P. Vivax, P.Ovale 48 jam dan P. Malariae 72 jam Di dalam darah membentuk gamet jantan dan betina bila darah dihisab nyamuk siklus seksual (di Nyamuk) zygote ookinet (menembus dinding perut Nyamuk) oocyst (masak) sporozoit bermigrasi ke kelenjar liur nyamuk siap menginfeksi Gambar 1. Daur hidup plasmodium dan mekanisme invasi eritrosit PATOLOGI GEJALA KLINIS Manifestasi klinis imunitas penderita dan tingginya transmisi infeksi malaria Gambaran karakteristik demam periodik, anemia dan splenomegali Anemia terjadi pengrusakan eritrosit oleh parasit, hambatan eritropoesis sementara, hemolisis ok/ complement mediated immune complex, eritrofagositosis, penghambatan pengeluaran retikulosit, pengaruh sitokin Splemomegali pada infeksi akut hari ke 3 (nyeri dan hiperemis) TRIAS MALARIA
Periode Dingin (15-60 menit)
menggigil (membungkus diri dengan selimut atau sarung, badan gemetar dan gigi saling terantuk Periode Panas muka merah, nadi cepat, panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti berkeringat Periode berkeringat berkeringant banyak, temperatur turun dan pasien merasa sehat Keluhan prodromal (terjadi sebelum demam) : Kelesuan Malaise Sakit kepala Sakit belakang Merasa dingin dipunggung Nyeri sendi dan tulang Demam ringan kadang-kadang dingin (Gejala ini sering pada P vivax dan P ovale) Faktor parasit : Faktor penjamu (Host) : Faktor sosial dan geografi : •Resistensi obat Imunitas Akses mendapat pengobatan •Kecepatan multipikasi Sitokin proinflamasi Faktor-faktor budaya dan ekonomi •Cara invasi Genetik Stabilitas politik •Sitoaderens Umur kehamilan Intensitas transmisi nyamuk •Rosseting •Polimorfisme antogenik •Variasi antigenic (PIEMP1) •Toksin Malaria
MANIFESTASI KLINIK
Asimtomatik Demam spesifik Malaria Berat Kematian
Gambar 2. Gambaran klinis ditentukan oleh faktor parasi, penjamu dan sosial geografi Tabel 1. Manifestasi klinik Infeksi Plasmodium
Plasmodi Masa Tipe Relaps Recru Manifestasi klinik
um Inkubasi panas densi (hari) (jam) Falsifarum 12 (9-14) 24,36,48 - + Gejala gastrointestinal, hemolisis, anemia, ikterus, hemoglobinuria, syok, malaria algid, Gejala serebral, edema paru, hipoglikemia, gangguan kehamilan, kelainan retina, kematian Vivax 13(12-17) 48 ++ - Anemia kronik, splenomegali ruptur limpa 12 bln Ovale 17 (16-18) 48 ++ - Sama dengan vivax Malariae 28 (18-40) 72 - + Recrudensi sampai 50 tahun,splenomegali menetap, limpa jarang ruptur, sindroma nefrotik Beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria : Serangan Primer : mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai terjadi serangan paroksismal (trias malaria) Periode latent : tanpa gejala dan tanpa parasitemia Recrudescense : berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah berakhirnya serangan primer Recurrence : berulang gejala klinik atau parasitemia setelah 24 minggu berakhirnya serangan primer Relaps atau Rechute : berulang gejala klinik atau parasitemia yang lebih lamadari waktu diantara serangan periodik infeksi primer yaitu setelah periode yang lama dari masa latent (sampai 5 tahun) DIAGNOSIS MALARIA Anamnesis yang tepat terutama daerah asal penderita (endemik malaria), riwayat berpergian di daerah endemis, riwayat pengobatat kuratif dan preventif Pemeriksaan tetes darah untuk malaria 3 kali Tetesan preparat darah tebal (cara terbaik) dilakukan selama 5 menit ( 100 lapangan pandang dengan pembesaran kuat) diperiksa dengan menghitung jumlah parasit per 200 lekosit (Jika lekosit 10.000/ul maka hitung parasit adalah jumlah parasit dikali 50 merupakan jumlah parasit per-ul darah Tetesan darah tipis Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium Kepadatan parasit (parasite count) berdasarkan jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah Bila jumlah parasit > 100.000/ul darah infeksi berat Pewarnaan dengan cat giemsa atau Leishman’s atau Field’s dan Romanowsky Tes Antigen : P-F Test dapat mendeteksi 0-200 parasit/ul Tes Serologi penelitian epidemiologi dan uji saring donor darah Pemeriksaan PCR hanya untuk penelitian DIAGNOSIS BANDING Berdasarkan demamnya Influenza, Bruselosis, Demam tifoid, Demam dengue, Pneumonia, Infeksi saluran kencing, Tuberkulosis Malaria berat Malaria ikterus hepatitis, kolestasis, abses hati dan leptospirosis Malaria serebral meningitis, ensefalitis, tifoid ensefalopati, tripanosomiasis Malaria dengan penurunan kesadaran gangguan metabolik (diabetes dan uremia), gangguan serebrovaskuler (strok), eklamsia, epilepsi dan tumor otak MALARIA PADA KEHAMILAN >> Pada trimester I dan II dari pada wanita tidak hamil penurunan immunitas selama kehamilan Peningkatan dari hormon steroid dan gonadotropin A foetoprotein Penurunan limfosit Komplikasi Abortus, Penyulit saat partus (anemia dan hepatosplenomegali), BBLR, Anemia, Gangguan fungsi ginjal, Edema paru, Hipoglikemia dan Malaria kongenital Pencegahan kloroquin 250 mg tiap minggu mulai trimester III sampai 1 bulan post partum Penyakit yang berhubungan dengan malaria : Sindrom Splenomegali Tropik Sindroma Nefrotik P malariae Burkitt’s Limfoma P falsiparum Malaria oleh karena Transfusi darah MALARIA BERAT Penderita malaria falsifparum dengan satu atau lebih komplikasi dibawah ini (WHO) : 1. Malaria serebral serangan kejang dan penurunan kesadaran 2. Asidemia/asidosis (pH darah <7,25) 3. Anemia berat (Hb <5 g/dl, Ht<15%) 4. Gagal ginjal akut (urin <400ml/24jam dws dan anak-anak 12ml/kgBB, kreatinin > 3 gr/dl) 5. Edema paru non kardiogenik/ARDS 6. Hipoglikemia (GD<40 mg/dl) 7. Gagal sirkulasi atau syok (TD<70mmHg) 8. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna, adan atau kelainan laboratorik koagulasi darah 9. Kejang berulang > 2 kali/24 jam 10. Hemaglobuniuria makroskopik 11. Diagnosa post mortem parasit di otak PENGOBATAN Prinsip pengobatan malaria : 1. Malaria berat obat parenteral 2. Semua penderita malaria harus mendapat pengobatan efektif 3. Pemberian ACT pemeriksaan laboratorium malaria positif 4. Pengobatan malaria klinis obat non ACT WHO obat ACT (Artemisinin base Combination Therapy) Pengobatan ACT (harus disertai pemeriksaan parasit +) Co-Artem Artemeter (20mg) + Lumefantrine (120mg) Dosis 4 tablet 2x1 selama 3 hari Artekin Dihidroartemisin (40mg) + piperakuin (320mg) dosis awal 2 tablet, 8 jam kmdn 2 tablet, 24 jam dan 32 jam masing2 2 tablet Artesdiaquine Artesunate (50mg/tablet) 200mg H I-III (4 tablet) dan Amodiakuin (200mg/tablet) 3 tablet hari I dan II dan 1½ tablet hari ke III Artesumoon (artesunate + amodiakuin) dalam satu blister selama 3 hari (25-30 mg/kgBB) Pengobatan Malaria dengan Obat-obatan Non ACT Kloroquin Difosfat/Sulfat, 250 mg garam (150 mg basa) Dosis : Anak-anak 25 mg basa/kg BB untuk 3 hari (10 mg/kgBB hari I dan II, 5 mg/kgBB pada hari III) Dewasa (4 tablet hari I dan II, 2 tablet hari III) P falsiparum dan P vivax Sulfadoksin-Pirimetamin (SP), (500 mg Sulfadoksin + 25 mg pirimetamin) Dosis : Dewasa 3 tablet dosis tunggal (1 kali) Anak-anak pirimetamin 1,25mg/kgBB Hanya untuk P falsiparum Kina Sulfat (220mg) Dosis : 3x10mg/kgBB selama 7 hari P falsiparum dan P vivax Primakuin (15mg) Sebagai pengobatan pelengkap/radikal P falsiparum dosis tunggal 45 mg(3 tablet) gamet P vivax 15 mg/hari selama 14 hari gamet dan hipnozoit (anti relaps) PENCEGAHAN DAN VAKSINASI MALARIA Tidur dengan kelambu yang dicelup dengan impregneted (peptisida) Menggunakan obat nyamuk Mencegah berada di alam bebas atau memakai proteksi Proteksi tempat tinggal/kamar tidur dengan kawat anti nyamuk Profilaksis (berpergian ke daerah endemis) Resisten kloroquin : doksisiklin 100mg/hari atau mefloquin 250mg/hari atau kloroquin 2 tab/mgg + proguanil 200mg/hari Resisten kloroquin (-) : kloroquin 2 tab/mgg, tiap minggu, 1 mgg sebelum berangkat dan 4 mgg setelah tiba kembali Vaksinasi masih dalam pengembangan KESIMPULAN Penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah Menimbulkan gejala berupa demam, menggigil anemia dan splenomegali Berlangsung akut dan kronik Malaria berat