Gonad • Mesothelium (epitelium mesodermal) garis belakang dari dinding abdomen. • Underlying mesenchyme (jaringan ikat embrionik) • Primordial germ cells (sel seks awal yang belum terdiferensiasi) • pembentukan gonad pada minggu ke lima terjadi penebalan pada area mesothelium pada medial dari mesonephros (ginjal primitif) • Proloferasi dari epithelium dan underlying mesenchyme menimbulkan tonjolan yang disebut gonadal ridge • tumbuh gonadal cords menuju underlying mesenchyme • Gonad yang belum terdiferensiasi terdiri atas external cortex dan internal medulla. • Embrio dengan seks kromosom XX, korteks akan berubah menjadi ovarium, sedangkan medulla mengalami regresi. Embrio dengan seks kromosom XY, medulla akan menjadi testis dan korteks mengalami regresi Testis • Gonadal cords akan membentuk menjadi seminiferous cord • TDF (Testis – Determining factor) merangsan seminiferous cord untuk memadat dan memanjang menuju medulla dan membentuk rete testis • Hubungan antara seminiferous cord epitel permukaan menghilang →Tunica albuginea • seminiferous cord → seminiferous tubules, tubuli recti, dan rete testis • Mesenchyme → interstitial cells (Leydig cells) • Rete testis → efferent ductules + mesonephric duct → duct of the epididymis Penurunan Testis • Pembesaran testis dan atrofi dari mesonephroi (mesonephric kidney), testis turun melewati dinding posterior abdomen. • Atrofi dari paramesonephric ducts yang diinduksi oleh mullerian – inhibiting substance (MIS), yang mengakibatkan testis bergerak transabdominal menuju ke deep inguinal rings. • Pembesaran dari processis vaginalis menuntun testis masuk ke canalis inguinalis menuju skrotum Anatomi • Berbentuk ovoid • tergantung di dalam skrotum, ditahan oleh muskulus dartos dan spermatic cords. • P = 4 – 5 cm, l = 2.5 cm, d = 3 cm, berat 10.5 – 14 g. • Testis kiri lebih bawah dari pada testis sebelah kanan • terbungkus oleh 3 lapisan, tunica vaginalis, tunica albuginea and tunica vasculosa. • Testis divaskularisasi oleh arteri testis dan arteri duktus deferens. • Vena oleh vena plexsus pampiriformis. • Testis diinervasi oleh vena autonomic yang berasal dari thorakal segmen ke 10 dan 1 Fungsi Testis • Testis mempunya dua fungsi utama, yakni spermatogenesis dan menghasilkan hormone testosteron. Undescended Testis • Definisi • Kegagalan untuk menemukan testis di dalam skrotum yang mengindikasikan testis tidak turun, absen atau retractile Epidemiologi • 4,5% anak laki – laki mengalami testis yang tidak turun. • 30 % bayi premature mengalami testis yang tidak turun. • 10 % anak laki – laki mengalami testis yang tidak turun bilateral Pathogenesis • Proses penurunan testis dipengaruhi oleh interaksi antara hormonal dan mekanikal, seperti testosterone, dehidrotestosteron, mullerian – inhibiting factor, gubernaculum, tekanan intra abdomen, dan nervus genitofemoralis • minggu ke 32 – 36, testis akan terikat oleh gubernaculum pada kanalis inguinalis dan memulai proses penurunan. Gubernaculum akan membimbing testis untuk turun ke dalam skrotum dan biasanya patent ptocessus vaginalis akan tertutup Klasifikasi • Retractile – Testis bisa dimanipulasi untuk berada di dalam skrotum tanpa tekanan, tapi bisa kembali ke dalam region inguinal, • Palpable – Testis dapat diraba di daerah suprapubik, namun tidak dapat dimanipulasi untuk turun ke skrotum • Impalpable – Testis tidak dapat dirasakan selama pemeriksaan. Testis mungkin bisa ditemukan di kanalis inguinalis, intra abdomen atau absen • USG Pemeriksaan – Pada pasien yang mengalami obesitas pemeriksaan usg agak terbatas penggunaannya, hanya bisa melihat testis pada canalis inguinalis, namun tidak bisa dipakai untuk menentukan apakah testis berada di intra abdomen atau absen. • Hormonal – Pada impalpable tesis, keberadaan jaringan testis bisa dikonfirmasi dengan kenaikan serum testosterone pada pemberian injeksi human chorionic gonadotropin (HCG) intramuskuler. • Laparoscopy – Digunakan pada pasien dengan impalpable tesis, untuk menentukan letak testis, apakah di intra abdomen atau absen Management • Operasi dilakukan dengan beberapa pertimbangan: – Fertilitas – Keganasan – Kosmetik dan psikologis Treatment • Pada pasien dengan undescended testis bisa dilakukan operasi orchiopexy pada usia 9 – 15 bulan • Bisa juga dilakukan terapi hormone dengan pemberian human chorionic gonadotropin (HCG) Komplikasi • Kanker testis pada dewasa (1:1000) • Torsi testis • Bisa menimbulkan hernia dekat pangkal paha • Infertil jika tidak segera ditangani Prognosis • Kebanyakan pasien dengan undescended testis, masalah akan hilang tanpa treatment. Pembedahan hanya untuk memperbaiki kondisi. • Sekitar 5 % kasus, testis tidak dapat ditemukan yang disebut hilang atau absen