Anda di halaman 1dari 25

UNDECECDED TESTIS

Antonius Wahyu Bimantoro Putro


Gonad
• Mesothelium (epitelium mesodermal) garis
belakang dari dinding abdomen.
• Underlying mesenchyme (jaringan ikat
embrionik)
• Primordial germ cells (sel seks awal yang
belum terdiferensiasi)
• pembentukan gonad pada minggu ke lima terjadi
penebalan pada area mesothelium pada medial
dari mesonephros (ginjal primitif)
• Proloferasi dari epithelium dan underlying
mesenchyme menimbulkan tonjolan yang disebut
gonadal ridge
• tumbuh gonadal cords menuju underlying
mesenchyme
• Gonad yang belum terdiferensiasi terdiri atas
external cortex dan internal medulla.
• Embrio dengan seks kromosom XX, korteks akan
berubah menjadi ovarium, sedangkan medulla
mengalami regresi. Embrio dengan seks
kromosom XY, medulla akan menjadi testis dan
korteks mengalami regresi
Testis
• Gonadal cords akan membentuk menjadi
seminiferous cord
• TDF (Testis – Determining factor) merangsan
seminiferous cord untuk memadat dan
memanjang menuju medulla dan membentuk
rete testis
• Hubungan antara seminiferous cord epitel
permukaan menghilang →Tunica albuginea
• seminiferous cord → seminiferous tubules, tubuli
recti, dan rete testis
• Mesenchyme → interstitial cells (Leydig cells)
• Rete testis → efferent ductules + mesonephric
duct → duct of the epididymis
Penurunan Testis
• Pembesaran testis dan atrofi dari mesonephroi
(mesonephric kidney), testis turun melewati
dinding posterior abdomen.
• Atrofi dari paramesonephric ducts yang
diinduksi oleh mullerian – inhibiting substance
(MIS), yang mengakibatkan testis bergerak
transabdominal menuju ke deep inguinal
rings.
• Pembesaran dari processis vaginalis
menuntun testis masuk ke canalis inguinalis
menuju skrotum
Anatomi
• Berbentuk ovoid
• tergantung di dalam skrotum, ditahan oleh
muskulus dartos dan spermatic cords.
• P = 4 – 5 cm, l = 2.5 cm, d = 3 cm, berat 10.5 –
14 g.
• Testis kiri lebih bawah dari pada testis sebelah
kanan
• terbungkus oleh 3 lapisan, tunica vaginalis,
tunica albuginea and tunica vasculosa.
• Testis divaskularisasi oleh arteri testis dan
arteri duktus deferens.
• Vena oleh vena plexsus pampiriformis.
• Testis diinervasi oleh vena autonomic yang
berasal dari thorakal segmen ke 10 dan 1
Fungsi Testis
• Testis mempunya dua fungsi utama, yakni
spermatogenesis dan menghasilkan hormone
testosteron.
Undescended Testis
• Definisi
• Kegagalan untuk menemukan testis di dalam
skrotum yang mengindikasikan testis tidak
turun, absen atau retractile
Epidemiologi
• 4,5% anak laki – laki mengalami testis yang
tidak turun.
• 30 % bayi premature mengalami testis yang
tidak turun.
• 10 % anak laki – laki mengalami testis yang
tidak turun bilateral
Pathogenesis
• Proses penurunan testis dipengaruhi oleh
interaksi antara hormonal dan mekanikal,
seperti testosterone, dehidrotestosteron,
mullerian – inhibiting factor, gubernaculum,
tekanan intra abdomen, dan nervus
genitofemoralis
• minggu ke 32 – 36, testis akan terikat oleh
gubernaculum pada kanalis inguinalis dan
memulai proses penurunan. Gubernaculum
akan membimbing testis untuk turun ke dalam
skrotum dan biasanya patent ptocessus
vaginalis akan tertutup
Klasifikasi
• Retractile
– Testis bisa dimanipulasi untuk berada di dalam
skrotum tanpa tekanan, tapi bisa kembali ke
dalam region inguinal,
• Palpable
– Testis dapat diraba di daerah suprapubik, namun
tidak dapat dimanipulasi untuk turun ke skrotum
• Impalpable
– Testis tidak dapat dirasakan selama pemeriksaan.
Testis mungkin bisa ditemukan di kanalis
inguinalis, intra abdomen atau absen
• USG
Pemeriksaan
– Pada pasien yang mengalami obesitas pemeriksaan
usg agak terbatas penggunaannya, hanya bisa melihat
testis pada canalis inguinalis, namun tidak bisa dipakai
untuk menentukan apakah testis berada di intra
abdomen atau absen.
• Hormonal
– Pada impalpable tesis, keberadaan jaringan testis bisa
dikonfirmasi dengan kenaikan serum testosterone
pada pemberian injeksi human chorionic
gonadotropin (HCG) intramuskuler.
• Laparoscopy
– Digunakan pada pasien dengan impalpable tesis,
untuk menentukan letak testis, apakah di intra
abdomen atau absen
Management
• Operasi dilakukan dengan beberapa
pertimbangan:
– Fertilitas
– Keganasan
– Kosmetik dan psikologis
Treatment
• Pada pasien dengan undescended testis bisa
dilakukan operasi orchiopexy pada usia 9 – 15
bulan
• Bisa juga dilakukan terapi hormone dengan
pemberian human chorionic gonadotropin
(HCG)
Komplikasi
• Kanker testis pada dewasa (1:1000)
• Torsi testis
• Bisa menimbulkan hernia dekat pangkal paha
• Infertil jika tidak segera ditangani
Prognosis
• Kebanyakan pasien dengan undescended
testis, masalah akan hilang tanpa treatment.
Pembedahan hanya untuk memperbaiki
kondisi.
• Sekitar 5 % kasus, testis tidak dapat
ditemukan yang disebut hilang atau absen

Anda mungkin juga menyukai