Anda di halaman 1dari 33

TEKNOLOGI

FITOFARMASETIKA

Formulasi Ekstrak Tanaman


menjadi bentuk Sediaan
 Karakteristik sediaan yang berasal dari
tanaman
segar/kering/diawetkan/tumbuhan-bagian
tumbuhan hasil
pemerasan,ekstraksi,destilasi  Zat aktif
masih bersama bahan aktif lainnya
 Ekstrak  bahan baku mengandung ZA
d/ jumlah <<, sebagian >> merupakan
bahan sekunder (garam
organik/anorganik,polisakharida,dsb =>
dpt mempengaruhi teknologi pembuatan
& stabilitas sediaan farmasi)

Phytopharmaceutical
Ekstrak Sediaan Farmasi
 Harus dilakukan perlakuan awal :
1. Defatting : Penghilangan bahan tdk aktif
berupa minyak & lemak yg akan
mengganggu pd saat pembuatan ekstrak
kering.
2. Inaktivasi enzim dengan cara degradasi
enzim bahan berkhasiat
Ekstrak
Murni

EKSTRAK

Ekstrak
Total
 Ekstrak  Ekstrak yg
mengandung semua dimurnikan berarti
bahan terekstraksi ekstrak tidak lagi
yg diperoleh dg mengandung zat2
penarikan yg tidak diperlukan
menggunakan & tdk
suatu pelarut, mempengaruhi
lazimnya air atau proses selanjutnya
hidroalkohol.  Bentuk : ekstrak
 Bentuk ekstrak cair, kering
padat, kental

EKS. TOTAL-EKS. MURNI


 Masalah pengontrolan ekstrak mempunyai
2 aspek :
1. Pengontrolan ekstrak sendiri
2. Pengontrolan ekstrak sebagai konstituen
sediaan farmasi
Jenis pengujian utama yg dilakukan
terhadap ekstrak :
1. Menentukan karakteristik fisik
2. Standarisasi kualitatif & Kuantitatif
3. Pengotor potensial & Jumlah cemaran
mikroba total

Pengontrolan Ekstrak
 Sering ditambahkan pengujian sifat fisika
:
1. Penampilan
2. pH
3. Kelarutan (ekst. Kental & kering)
4. Padatan Total
5. Abu
6. Ukuran partikel dg batas toleransi
serbuk halus (tablet cetak langsung)

Pengontrolan Ekstrak
 Untuk standarisasi kualitatif , dapat
dilakukan dengan kromatografi,
tujuannya :
1. Meyakinkan bahwa pola kromatografi yg
diperoleh sesuai dgn obat yg sama dg
ekstrak
2. Meyakinkan bahwa tdk terjadi
penguraian selama proses ekstraksi

Standarisasi Kualitatif
 Masalah lain yg penting dlm melakukan
kontrol kualitas suatu ekstrak adl
menentukan kandungan total mikroba
aerobik.
 Tidak boleh terdapat mikroba patogen
dan jumlah bakteri total adalah 103-104
per ml atau per gram.
 Pengujian residu pelarut (khususnya sisa
pelarut yang menimbulkan alergi atau
toksik) dan pengujian kontaminan.

Kontrol Kualitas
 Dengan mengetahui secara pasti sifat
ekstrak ahli tekfar, menangani dan
mengatasi masalah kompleks yg menyangkut
ketersediaan hayati maupun
stabilitassediaan farmasi yang memberkan
jaminan ketetapan komposisi dan aktivitas.
 Dalam formulasi : Buat formulasi sediaan yg
mudah & sederhana yg mengandung 2-3
ekstrak.
 Hindari beberapa ekstrak dg aktivitas
farmakologi yg sama

BENTUK SEDIAAN
 Keuntungan sediaan sederhana : Kontrol
bahan aktif lebih mudah dan aktivitas
terapeutik lebih jelas.
 Beberapa masalah yg timbul pda saat
formulasi ekst. Adl ekstrak mengandung zat
aktif berkhasiat dg C rendah sehingga dosis
ekstrak yg digunakan lebih >>.
 Pada umumnya semua bentuk sediaan dapat
dibuat dari ekstrak, pengecualian terhadap
formulasi untuk injeksi tidak
direkomendasikan.
 Ekstrak mengandung zat2 sekunder yg
belum diketahui pasti sifatnya.
BENTUK SEDIAAN
Pembuatan Sediaan
PADAT
 Umumnya dig. Ekstrak padat.
 Umumnya ekstrak bersifat higroskopis 
perlu dilakukan granulasi atau dimasukkan
dalam kapsul gelatin lunak.
 Pengatasan sifat higroskopis : dgn pe+an
silica gel.
 Jika pada pencampuran klasik :
- Pengikat : turunan selulosa atau polivinil
pividon dlm air
- Kesukaran lain pembuatan tab cara granulasi
dg pelarut air  tab yg dihasilkan keras &
sukar hancur.
- Jika menggunakan pelarut organik untuk
granulasi  cetak langsung dg p+ CMC,
aerosil dan magnesium stearat (pelicin)
1. Umumnya ekstrak higroskopis  perhatikan
kelembaban ruangan u/ mencegah
penarikan air. Atau + aerosil yg dpt
menurunkan sifat higroskopis ekstrak dg
cara menyalut ekstrak.
2. Bila bahan aktif relatif kecil/rendah perlu
upaya pencegahan agar tidak rusak selama
proses.
3. Umumnya ekstrak biasanya dicampur dgn
komponen vitamin dan mineral, krn saat ini
ekstrak digunakan sebagai bahan
pelengkap makanan.

Catatan dalam pembuatan Sediaan


Padat (Tablet/Kapsul)
Contoh Formulasi SEDIAAN PADAT
TEKNOLOGI
FITOFARMASETIKA

PEMBUATAN SEDIAAN CAIR


 Ekst. Cair, kental atau tinktura  dapat
dibuat sediaan cair seperti syrup, drop,
larutan atau suspensi untuk gelation
lunak.
 Ekstr. Kering  ekstrak yg dimurnikan
(bebas dari komponen sekunder)
 Masalah : kelarutan
1. Pelarut yg digunakan u/ mbuat sediaan cair
sama dg menstruum yg digunakan pd saat
ekstraksi.
2. Hindari perubahan pH dan hal-hal lain yg
tidak konsisten jika akan mencampur
ekstrak dg bahan lain, khususnya u/ produk
yang mengandung alkaloid
3. Dalam beberapa kasus di+ kosolven (?)
untuk menstabilkan larutan. E.g alkohol
polivalen
4. Pada ekstrak ttt, stabilisasi dapat pula
dilakukan dengan penambahan surfaktan

Pencegahan Endapan
 Stabilitas Sediaan cair, kemungkinan
terjadinya fermentasi dan interferensi dari
komponen lain produk akhir  Dapat
dikendalikan dg penggunaan alkohol
dengan konsentrasi tepat atau
penambahan pengawet yang sesuai (p-
hidroksi benzoat,H-sorbat danH-Benzoat)
 Kemungkinan terjadinya interaksi antara
konstituen lain
 Rasa yang pahit dan tidak enak 
ditambah pemanis
Beberapa Masalah dalam
Pembuatan Sediaan Cair
PEMBUATAN SEDIAAN
Untuk Tujuan Penggunaan Lokal
 Bisa ditujukan untuk suppositoria dan krem
 Untuk pembuatan suppositoria, ekstrak
kering atau ekstrak kental digunakan
eksipien yang juga berfungsi sebagai emulsi.
 Untuk pembuatan krem yang perlu
diperhatikan :
1. Kandungan air yg tinggi & bila nilai pH tidak
dikendalikan secara baik akan menimbulkan
hidrolisis
2. Masalah stabilitas mikrobiologis. Ekstrak
yang mengandung senyawa gula dan asam
amino memberikan peluang ideal untuk
mikroba  Perlu penambahan pengawet.
SEDIAAN PARENTERAL
TEKNOLOGI FITOFARMASETIKA
 India dan China  tersedia sediaan injeksi
herbal d/ bentuk larutan ataupun serbuk
u/ rekonstitusi injeksi.
 Dilakukan penyarian dan pemurnian hasil
penyarian beberapa kali (tahap),
pengaturan pH, serta sterilisasi dan
pembebasan dari pirogen seperti pada
umumnya pembuatan injeksi.

Preparasi Injeksi Herbal

Anda mungkin juga menyukai