Anda di halaman 1dari 56

Pembimbing :

dr. Yudha Nurhantari, Ph.D, Sp.F


dr. RA. Kusparwati, Ika P, Sp.F

1
M. SRI SATRIO AJIE W.

M. HADIYAN RASYADI
PRESENTAN NADIA NUR ASIFA

FITRI FAIZA R. NINDA FRYMONALITZA

HUMA LAILA R. RAHMI SOFYA


Identitas Pasien

3 3
Identitas Penyidik

Nama : Tn. ZZ
Jabatan : IPTU
Jenis kelamin : Laki-laki
NRP : xxx
Asal : Kepolisian Sektor
Nomor surat : R/127/II/2018
Tanggal : 3 Februari 2018
Kejadian : Kecelakaan Lalu Lintas
Neal Creative © Neal Creative | click & Learn more
5
Medikolegal
Berita Acara Penerimaan Jenazah

S Berita Acara Penyerahan jenazah

✔ Surat Permintaan Penyidik


S Lembar visum et Repertum
Laporan medis sementara

Surat pernyataan persetujuan keluarga

✔ Surat pengantar pemeriksaan laboratorium

S Surat Kematian
LABEL
Jenis Kelengkapan Pasal
a. Surat permintaan visum jenazah V Pasal 133 KUHAP ayat 1
Pasal 133 KUHAP ayat 2
b. Berita acara penyerahan jenazah (belum) Segera Pasal 121 KUHAP Bab XIV

c. Berita acara penerimaan jenazah V Pasal 121 KUHAP Bab XIV

d. Berita acara penyerahan barang bukti (belum) segera Pasal 121 KUHAP Bab XIV

e. Surat pernyataan keluarga/ahli waris V Pasal 134 KUHAP, PP No. 18 Tahun 1981

f. Laporan wartawan V Pasal 184 KUHAP

g. Surat keterangan kematian (belum) segera UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan, Peraturan Bersama MENKES
dan MENDAGRI No.15 Tahun 2010

h. Label jenazah Tidak Ada Pasal 133 KUHAP ayat 3


Indikasi Visum et Repertum
• Kelompok perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan dan
nyawa yang mutlak perlu VeR :
• 1. Tindakan pidana kesusilaan
• 2. Tindak pidana penganiayaan
• 3. Tindak pidana pembunuhan
• 4. Penyalahgunaan napza
• 5. Kecelakaan lalu lintas yang merugikan korban

Analisis

Perlu atau tidaknya VeR pada kasus ini tergantung pada jenis
kejadiannya. Apabila kejadiaannya merupakan tindak pidana
maka diperlukan VeR, bila ada surat permintaan surat visum
dari penyidik. Jika bukan kasus tindak pidana maka tidak
perlu dilakukan visum.
PROPERTI
Antemortem Postmorterm

• Kaos lengan •
Kaos lengan pendek hitam
Tidak bermerk
pendek berwarna • Tidak berkerah
hitam • Berbahan katun
• Ukuran L
• Kondisi basah
• Pada bagian depan
besablon putih bergambar
badak
• Pada bagian belakang
bersambol putih bertuliskan
“Rhinoceros Indonesia” dan
“Cocot”
• Terdapat tiga robekan pada
dada kiri
Antemortem Postmorterm
• Tidak ada data • Celana dalam
berwarna biru
muda
• Berbahan katun
• Merk “BEST
ONE”
• Berukuran M
Antemortem Postmorterm
• Tidak ada data • Celana dalam
berwarna hitam
• Berbahan jersey
• Tidak bermerk
• Tulisan “16” berwarna
merah pada bagian
16 paha kiri bawah depan
• Terdapan lima robekan
pada celana bagian
depan di kanan
Antemortem Postmorterm
• Celana panjang
• Celana panjang • Berbahan jeans
jeans biru • Berwarna biru tua
• Merk “Cardinal”
• Ukuran celana 28
• Terdapat 3 saku pada bagian
depan
• Terdapat 3 saku pada bagian
belakang
• Ditemukan koin logam dengan
nominal 500
• Terdapat 5 robekan celana bagian
paha kanan depan
• Terdapat 1 robekan pada celana
dibagian lutut kiri
• Terdapat 1 robekan pada celana di
bagian tengah belakang
Antemortem Postmorterm
• Berwarna coklat • Ikat pinggang
dengan gasper berbahan kain
perak • Berwarna hijau tua
• Kepala ikat pinggang
bernahan logam,
berwarna perak
• Merk “OKLY”
ANTROPOLOGI

ANTEMORTEM
• Berat Badan : 50 Kg
• Tinggi Badan : 157 cm
POSTMORTEM
• Berat Badan : 53 Kg
• Tinggi Badan : 157 cm
CIRI KHUSUS

ANTEMORTEM
• Terdapat luka bekas kecelakan di siku
kanan.
POSTMORTEM
• Pada lengan kanan bagian belakang, 0,5
cm dari lipat siku terdapat jaringan parut
Odontologi (Postmortem)
Odontogram Pasien

Kanan Atas Kiri Atas

18 17 16 15-55 14-54 13-53 12-53 11-51 21-61 22-62 23-63 24-64 25-65 26 27 28

48 47 46 45-85 44-84 43-83 42-82 41-81 31-71 32-72 33-73 34-74 35-75 36 37 38

Keterangan:
= Belum tumbuh = Patah
Kanan Bawah Kiri Bawah
SIKAP DAN KAKU JENAZAH

MENEKUK DAN MENELUNGKUP MENGHADAP BELAKANG DI SAMPING PAHA KIRI

180°
MENGHADAP
MENGHADAP 0° KE LUAR
KE KIRI

MENGHADA
P KE BAWAH

MENGHADAP
Keterangan: 0°
KE LUAR

Sukar digerakkan 180°

Mudah digerakkan

Tidak dapat dievaluasi MENEKUK MENGHADAP DALAM DI


BAWAH PAHA KANAN
BERCAK DAN PEMBUSUKAN
JENAZAH

berwarna merah Tanda-tanda


keunguan yang hilang
dengan penekanan
pembusukan
jenazah tidak
ada
UKURAN JENAZAH

Berat Jenazah: 53kg


Panjang Jenazah: 157cm
KEPALA

Luka lecet geser

~ Luka robek berbentuk


tidak beraturan

Derik tulang ~
Cairan berwarna
Merah + jaringan otak
~
Luka lecet tekan
ANGGOTA GERAK ATAS KANAN DAN KIRI

L L
Luka memar
Hematom
Cerai sendi

X Luka sobek

Luka lecet
tekan
L L
KEPALA

Luka lecet geser

~ Luka robek berbentuk


tidak beraturan

Derik tulang ~
Cairan berwarna
Merah + jaringan otak
~
Luka lecet tekan
ANGGOTA GERAK ATAS
KANAN DAN KIRI
L L
Luka memar
Hematom
Cerai sendi

X Luka sobek

Luka lecet
tekan
L L
Luka robek ukuran 2x1x0,5 cm

Luka lecet tekan ukuran 2,5x0,5 cm Luka lecet tekan ukuran 8x3 cm

Luka lecet geser ukuran 2,5x0,3


Luka lecet tekan dikelilingi luka cm
lecet geser ukuran 16x12,5 cm
Luka lecet geser ukuran 11x7
cm
Luka lecet geser ukuran 6x2cm
KERUSAKAN PRIMER
PADA TRAUMA KAPITIS

SCALP • Banyak • Trauma tumpul atau


(KULIT pembuluh FRAKTURpenetrasi
KEPALA)
darah - syok TULANG
• Fraktur linier
KEPALA
• Fraktur depressed

• Akibat luka
TRAUMA KEPALA
tusuk/bacok
PERFORASI &
PENETRASI
• Akibat luka
tembus, co :
peluru

• Concussion :
tanpa gambaran
• EDH, SDH, ICH
LESI OTAK abnormal pada LESI OTAK
DIFUS • Komusio cerebri
CT akibat FOKAL
• Kontusio
trauma
• Laserasi cerebri
• Diffuse axonal
injury
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Forensik

⊡Dilakukan pemeriksaan
laboratorium berikut pada
kasus ini:

□ Pemeriksaan Alkohol dalam darah


□ Pemeriksaan Alkohol dalam Urin
□ Pemeriksaan Golongan Darah
Pengambilan Sampel
Laboratorium

⊡Pengambilan sampel
darah arteri femoralis
saat otopsi dengan
cara:
■Tarik garis khayal dari SIAS ke
symphisis pubis, lalu bagi
menjadi 3 bagian, lakukan injeksi
dengan spuit 5 cc secara tegak
lurus 90 derajat di pertengahan
bagian kedua.
■Lalu sampel dimasukkan
kedalam tabung EDTA dan diberi
label.
Pengambilan
sampel urin

⊡Pengambilan
sampel urin saat
otopsi menggunakan
kateter terbuat dari
logam.
⊡Lalu sampel urin
dimasukkan kedalam
tabung urin lalu
diberi label.
Pemeriksaan
Golongan Darah

Interpretasi Hasil: Terjadi aglutinasi pada media tetes


yang mengandung Anti-A, Anti-AB dan Anti-RH, maka dari
Itu golongan darah korban pada kasus ini adalah A dengan
Rhesus Positif
Pemeriksaan
Alkohol
(Microdifusi konway termodifikasi)

Vaseline

1 ml K2CO3 jenuh

2 ml
reagen
antie

1 ml sampel
urin/ darah Sampel Sampel Urin
2 ( untuk
Darah: hasil
Konfirmasi):
hijau biru
kekuningan kehijauan
Interpretasi Data

⊡Kuning Kenari (negative) : 0%


⊡Kuning Kehijauan (Positive) : ± 80 mg%
⊡Hijau Kekuningan (Positive) : ± 150 mg%
⊡Kehijauan (Positive) : ± 230 mg%
⊡Biru hijau : ± 300 mg%

⊡Sampel darah  hijau kekuningan (positif)  ± 150 mg%


⊡Sampel Urin  biru kehijauan (positif)  ± 300 mg%
Analisa
Laboratorium
⊡Alkohol yang diperiksa belum mencerminkan alcohol saat kejadian
kecelakaan terjadi. Menurut, Gruner (1975) menganjurkan
angka 10 mg% per jam digunakan dalam perhitungan. Sebagai
contoh, bila ditemukan kadar alkohol darah 50 mg% yang diperiksa 3
jam setelah kejadian, akan memberikan angka 80 mg% pada saat
kejadian.

⊡Dalam kasus ini: otopsi dilakukan 7 jam setelah kecelakaan maka 


7 x 10 = 70 lalu ditambah dengan sampel maka:

■Sampel darah 150 mg% + 70 = 220 mg%


■Sampel Urin  300 mg% + 70 = 370 mg%
Blood Alcohol Concentration (BAC)
(belum ada pembatasan di Indonesia)

⊡Berat
Badan: 53 kg
= 117 pounds
Apakah kemungkinan penyebab
kematian pada kasus ini?

Trauma Kepala

Keracunan Trauma
Spinal

Trauma Dada
Trauma
Trauma Perut

Penyakit Trauma
Panggul
42

⊡The cause of death is the underlying disease


⊡process or injury, which sets in motion a physiologic
process (mechanism), that ultimately gives rise to
death. As an example, a gunshot wound to the chest
with perforation of the heart is a cause of death.
43
Trauma Kepala

⊡Hematoma intraserebral
⊡Fraktur basis kranii
⊡Hematoma subdural
⊡Cedera otak difus
⊡(Awaloei, 2016)
44
45

Hiperekstensi Hiperfleksi

Kompresi Rotasi

Distraksi Stres lateral


46
Mekanisme Penyebab Kematian ?
Asfiksia

Perdarahan

Mekanisme
Kematian
Kerusakan
Organ Vital √
Reflek Vagal

Emboli
47

⊡Mechanism of death is the altered physiology resulting


from COD. It is terminal process which is just the fact of
death and not specific to particular injury which means
more than one COD could lead to the same mechanism.
⊡The example of mechanism of death includes
exsanguination or hemorrhage, hypovolemic shock,
cardiac tamponade, cardiac arrhythmia, secondary wound
infection, sepsis, respiratory depression, etc. (Hanzlick,
2016)
48

⊡As an example, a gunshot wound to the chest with


perforation of the heart is a cause of death. The resulting
cardiovascular collapse due to hypovolemic shock due to
bleeding into the pericardial sac (hemopericardium),
mediastinum (hemomediastinum) and pleural cavities
(hemothorax) is the resulting physiologic process
(mechanism) that ultimately gave rise to death.
49
Asfiksia

• Normal air contains


approximately 21%
O2 • Jika dibawah 10%
• Jika % drop to 10-15 hilang kesadaran
% koordinasi • Jika hanya sekitar 8%
pernafasan menurun kematian
50

⊡Interupsi suplai oksigen pada setiap fase di


⊡dalam tubuh dapat menyebabkan asfiksia seperti
⊡pada :
• Sufokasi
• Strangulasi
• Drowning (terbenam dan tenggelam)
• Inhalasi bahan kimia toksik
51

⊡FASE ASFIKSIA
⊡1. Fase dispnea
⊡2. Fase konvulsi
⊡3. Fase apnea
⊡4. Fase akhir
52
Tanda tanda asfiksia

Sianosis pada mukosa bibir,jaringan dibawah kuku ujung


jari-jari

Kongesti organ organ dalam terutama paru dan vena-vena


sistemik

Perdarahan berbintik (tardieu’s spots) pada jaringan longgar

Keluarnya sperma dan feces akibat relaksasi otot spinchter

Buih halus pada hidung dan mulut yang sering bercampur


darah
53
Manner of Death

Manner of
Death

WAJAR TIDAK WAJAR

PEMBUNUHAN KECELAKAAN BUNUH DIRI


Bagaimana cara menentukan waktu kematian?
0 1 2 6 8 12 24
Lebam Hilang jika ditekan Tidak hilang jika ditekan
Jenazah √
Kaku Jenazah √
Pembusukan

Kornea Transparent and Moist √ Transparent and Dry Transparent to Hazy

Kesimpulan : Waktu kematian diperkirakan 2-8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan


55 Referensi

• Goff, L. Early Postmortem Changes and Stages of Decomposition. 2000. Hawai. Springer Science
• Lumandung. Gambaran Korban Meninggal dengan Cedera Kepala Pada Kecelakaan Lalu Lintas di
Bagian Forensik BLU RSUP PROF. Dr. R. D. Kandou Manado. 2015
• Awaloei. Gambaran cedera kepala yang menyebabkan kematian di Bagian Forensik dan Medikolegal
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou periode Juni 2015 - Juli 2016 . 2016. Jurnal e Clinic
• Labora. Pola Cedera Toraks Pada Kecelakaan Lalu Lintas yang Menyebabkan Kematian di Bagian
Forensik dan Medikolegal RSUP Prof Dr. Kandou. 2014
• Putri. Kekerasan Tajam pada Abdomen yang Menyebabkan Kematian. Proceeding Annual Scientific
Meeting. 2017
• Xhemali. Sudden Death from Vagal Inhibition. European Scientific Journal. 2013
• Hanzlick R.L. editor. The autopsy committee and the forensic pathology committee of the college of
American pathologists, The national association of medical examiners. Cause-of –death statements
and certification of natural and unnatural deaths. 2016
• Materi Kuliah dr. Hari Wujoso, Sp.F., SH., MM.
5

Anda mungkin juga menyukai