Anda di halaman 1dari 30

Diskusi Topik

Mata Tenang Visus Turun Mendadak


Oleh:
Riyan Wirawan I 11112052
Topik
Penglihatan turun mendadak tanpa tanda
radang ekstraokuler dapat disebabkan
oleh beberapa kelainan
 Neuritis Optik
 Ablasio Retina
 Okulsi Vena Retina Sentral
 Okulsi Arteri Retina Sentral
 Perdarahan Badan Kaca (Vitreous)
Neuritis Optik
Neuritis optik merupakan radang saraf
optik dengan gejala penglihatan mendadak
turun pada saraf yang sakit, bersifat
idiopatik dan lebih sering terjadi pada
wanita berusia 20-40 tahun.
infeksi sering terjadi unilateral dan
penyembuhan penyakit disertai perbaikan
tajam penglihatan berjalan sangat
sempurna walaupun terdapat edem papil
saraf optik yang berat.
Neuritis Optik
Penyebab
a. Autoimun
b. Infeksi saluran nafas atas
c. Infeksi
 Jamur Cryptococcosis
 Bakteri Tuberculosis, Treponoma Pallidum
(sifilis)
 Virus Rubella, Herpes Zoster
Tanda-tanda Manajemen
 RAPD
Pemeriksaan ophthalmic dan
neurologi lengkap.
 Berkurangnya ketajaman
visual. Rujuk segera ke dokter mata
 Penurunan penglihatan
warna.
 +/- cakram optik
bengkak.
 Mungkin ada tanda
neurologis fokal lainnya
Ablasio Retina
Merupakan suatu keadaan terpisahnya sel
kerucut dan batang retina dari sel epitel
pigmen retina. Pada keadaan ini, sel epitel
pigmen masih melekat erat dengan
membran Bruch.
Pada sel kerucut dan batang retina tidak
terdapat suatu perlekatan struktural
dengan koroid atau pigmen epitel,
sehingga merupakan titik lemah yang
potensial untuk lepas secara embriologis.
Ablasio Retina
Lepasnya retina atau sel kerucut
dan batang dari koroid atau sel
pigmen epitel akan mengakibatkan
gangguan nutrisi retina dari
pembuluh darah koroid yang bila
berlangsung lama dapat
menyebabkan gangguan fungsi
mata yang menetap.
Ablasio Retina
Bentuk Ablasio Retina
 Ablasio Retina Regmatogenosa, terjadi
akibat adanya robekan pada retina
sehingga cairan masuk ke belakang antara
sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi
traksi oleh fluid vitreous yang masuk
melalui robekan atau lubang pada retina
ke rongga subretina.
Patogenesis
10
Tipe-tipe robekan retina
 Robekan tapal kuda
(Horeshoe tears) 
kuadran superotemporal
 Lubang atrofik
kuadran temporal
 Dialisis retina
Kuadran inferotemporal
Ablasio Retina Regmatogenosa
Pengobatan:
 Retinopeksi pneumatik udara atau gas
yang dapat memuai disuntikkan ke dalam
vitreus untuk mempertahankan retina dalam
posisinya.
 Scleral buckling  mempertahankan retina
di posisinya, sementara adhesi korioretina
terbentuk, dengan melekukkan sclera
menggunakan eksplan yang dijahitkan pada
lekukan retina.
 Vitrektomi Pars plana  pelepasan traksi
vitreo-retina, drainase internal cairan subretina,
dan penyuntikan gas atau udara untuk
mempertahankan retina di posisinya.
Tata Laksana

Pneumatic Cleral buckling Vitrektomi


Retinopexy • Dengan membuat
• Mempertahankan insisi kecil pada bola
• Udara/gas yang retina di posisinya
mata kemudian
disuntikkan ke dalam dengan melekukan memasukkan
vitreous untuk sklera menggunakan
instrumen hingga ke
mempertahankan eksplan yang
cavum melalui pars
retina pada posisinya dijahitkan pada
plana.
daerah robekan retina
• Setelah itu
pemotongan vitreus.
Teknik dan instrumen
yang digunakan
tergantung tipe dan
penyebab ablasio. 13
Ablasio Retina
AblasiRetina Eksudatif, terjadi akibat
tertimbunnya eksudat dibawah retina.
Penimbunan cairan di bawah retina
sensorik dan terutama disebabkan oleh
penyakit epitel pigmen retina dan koroid.
Degenerasi, inflamasi, dan infeksi, serta
neovaskularisasi subretina, mungkin
berhubungan dengan ablasio retina
eksudatif.
Ablasio Retina
Tanda dini ablasi retina adalah floater (benda
kecil berterbangan) didepan lapang pandang
penglihatan, disusul pijaran kilat terang yang
disertai penurunan penglihatan. Penyebab
penyakit adalah akibat penipisan retina atau
terjadinya trauma.
Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan
oftalmoskopi langsung, atau tidak langsung,
slitlamp ataupun dengan USG bila media
penglihatan keruh
Ablasi Retina Traksi
 Ablasi Retina Traksi, terjadi akibat tarikan
jaringan parut pada badan kaca yang akan
mengakibatkan ablasi retina dan
penglihatan turun tanpa rasa sakit.
Etiologi
 Traksi jaringan skar pada post-traumatic
terutama pada luka tajam
 Retinopati diabetikum proliferative
 Retinitis Post-haemorrhagic proliferans
 Retinopathy of prematurity
 Plastic cyclitis
 Retinopathy sikel sel
 Retinopati proliferative pada Eales’
disease
Tractional Retina Detachment
Pengobatan
 Vitrektomi pars plana memungkinkan
pengangkatan unsur penyebab traksi
diikuti dengan penyingkiran membrane-
membrane fibrotik.
 Retinotomi dan/atau penyuntikan
perfluorokarbon atau cairan berat untuk
meratakan retina (temponade gas, minyak
silicon, atau scleral buckling)
Okulsi Vena Retina Sentral
Gejala
 kehilangan penglihatan tiba-tiba
dan tanpa rasa sakit
Faktor predisposisi
 Bertambahnya usia.
 Hipertensi.
 Diabetes.

Tanda-tanda
• Ketajaman visual dan adanya Relatif Afferent Pupillary Defect (RAPD)
bervariasi tergantung tingkat keparahan dan lamanya
• Refleks merah abnormal.
• Funduskopi perdarahan luas.
Manajemen
Skrining diabetes dan hipertensi.
Rujuk segera ke dokter spesialis mata
Okulsi Arteri Retina Sentral
Kasus sering terjadi pada pasien lansia
atau usia pertengahan, keluhan berupa
penglihatan kabur yang hilang timbul tidak
disertai rasa sakit dan gelap menetap.
Okulsi Arteri Retina Sentral
Gejala
kehilangan penglihatan • Investigasi dan
Manajemen
tiba-tiba dan tanpa rasa
• Tingkat LED dan protein
sakit C-reaktif (CRP) untuk
Tanda-tanda menyingkirkan Giant Cell
Arteritis.
 Ketajaman visual <6/60.
• Rujuk segera ke dokter
 RAPD  fundus: retina spesialis mata
pucat, penyempitan
arteriolar dan venular.
Perdarahan Badan Kaca (Vitreous)
Perdarahan dalam badan kaca adalah suatu
keadaan cukup gawat, karena dapat
memberikan penyulit yang mengakibatkan
kebutaan pada mata
Perdarahan Badan Kaca (Vitreous)
Perdarahan dalam badan kaca dapat
terjadi spontan pada DM, ruptur retina,
ablasi badan kaca posterior, okulsi vena
retina dan pecahnya pembuluh darah
neovaskular.
Perdarahan badan kaca dapat disebabkan
trauma, setiap kadaan yang dapat
meningkatkan tekanan darah arteri dan
vena, robekan, bedah intraokular dan
trauma intraokular.
Clinical Features - Workup
 Anamnesis
1. Trauma
• Symptoms
2. Pembedahan mata 1. Pandangan berkabut
3. Diabetes 2. Floaters
4. Anemia sikel sel 3. Pandangan berawan
5. Myopia tinggi 4. Fotofobia
5. Persepsi adanya bayangan pada
saat melihat
6. Pada perdarahan vitreous masif,
pasien mengeluhkan penurunan
visus secara mendadak.
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Slit lamp – undilated pupil to
check for iris neovascularization
 Oftalmoskopi indirek
 Gonioskopi – evaluasi neovaskularisasi
 Pengukuran TIO
 Ultrasonografi B-scan
 Fluroscein angiography
Clinical Features - Sign
 Adanya darah di dalam badan vitreous.
Treatment
 Pengobatan konservatif bed rest, elevasi
kepala (upright resting position)
◦ The bleeding usually does not continue to spread
into the vitreous body
◦ The blood in the retrohyaloid space will settle
more quickly
 Obati penyebabnya
 Vitrektomi  membersihkan vitreous (jika
perdarahan tidak diabsorbsi setelah 3 bulan)
TERIMA KASIH
Referensi
1. Kanski JJ, Bowling B. Clinical
Ophthalmology A Systematic Approach:
retinal vascular disease [ebook]. 7th ed.
Edinburgh: Elsevier Saunders; 2011.
2. Ilyas Sidrata,Yulianti RS, Ilmu Penyakit
Mata. Edisi 5. Jakarta; FKUI; 2015

Anda mungkin juga menyukai