Anda di halaman 1dari 30

LILIK MURYANI

STIKES PERTAMEDIKA

L/O/G/O
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN HEMOROID
Contents
1. Definisi

2. Klasifikasi

3. Etiologi

4. Tanda dan Gejala

5. Uji Diagnostik

6. Asuhan Keperawatan
DEFINISI
Hemoroid (wasir/ambeien) merupakan pelebaran
dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah
anus yang berasal dari pleksus hemorrhoidalis.
Di bawah atau di luar linea dentate pelebaran vena
yang berada di bawah kulit (subkutan) disebut
hemoroid eksterna. Sedangkan di atas atau di dalam
linea dentate, pelebaran vena yang berada di bawah
mukosa (submukosa) disebut hemoroid interna.
Biasanya struktur anatomis anal canal masih normal.
Anatomy
KLASIFIKASI
Hemoroid dapat diklasifikasikan atas hemoroid
eksterna dan interna
Hemoroid interna dibagi berdasarkan
gambaran klinis atas:
• Derajat I: Terdapat pelebaran plexushemorrhoidalis
internus tidak sampai menonjol keluar dari anus
• Derajat II: Penonjolan keluar dari anus bila
mengejan,dapat masuk kembali sendiri
• Derajat III: Penonjolan keluar dari anus,harus
didorong dengan tangan baru masuk kembali
• Derajat IV: Penonjolan tidak dapat masuk kembali
KLASIFIKASI HEMOROID
ETIOLOGI
• Aktivitas yang meningkatkan tekanan
intravenosa di pleksus hemoroidal
• Alkoholisme
• Infeksi anorektal
• Penyakit hepatik, misalnya sirosis,
abses amebik, atau hepatitis
PATOFISIOLOGI

Hemoroid timbul akibat kongesti


vena yang disebabkan gangguan
aliran balik dari vena
hemoroidalis.
FAKTOR PREDISPOSISI
• Konstipasi
• Makanan rendah serat
• Obesitas
• Kehamilan
• Duduk atau berdiri dalam
waktu lama
• Mengejan saat defekasi
Tanda & Gejala
• Hemoroid internal
– Bisa jadi tidak menimbulkan
gejala
– Perdarahan intermiten yang
tidak menyakitkan saat
defekasi
HEMOROID EKSTERNAL
• Ketidaknyamanan atau prolaps konstan
disertai kenaikan tekanan intrabdominal
• Nyeri rektal mendadak dan bongkahan
besar, keras dan subkutaneus (jika terjadi
trombosis hemoroid eksternal)
UJI DIAGNOSTIK
Anaskopi dan sigmoidoskopi fleksibel
digunakan untuk memastikan hemoroid
internal dan menyingkirkan penyebab
gejala lain yang bisa muncul, misalnya
polip rektal dan fistula anal
PENANGANAN
• Beri klien makanan serat kaya serat dan tambah
asupan cairan sebanyak 10- 8 ons air per hari
• Peningkatan serat
• Hidrokortison
• Kompres dingin
• Injeksi skleroterapi
• Ligasi karet gelang
• Diatermia bipolar
• Hemoroidektomi
• RAR
Injeksi skleroterapi
• Direkomendasikan untuk penanganan pada pasien grade I
dan II
• Metode: dilakukan tanpa anestesia, anoskop atau
prostocop dilewatkan melalui saluran anal ke ampula rectal
dan kemudian menarik sampai mukosa “prolaps” terbuka di
atas scop. Setelah jaringan hemoroid teridentifikasi
disuntikkan dengan 5 mL Fenol oil 5%. Injeksi
menimbulkan edema, inflamasi dan menimbulkan
proliferasi fibroblas yang mencegah perluasan mukosa
yang prolaps
• Skleroterapi bukan pilihan yang tepat untuk perawatan
hemoroid eksternal
• Antibiotik profilaksis diberikan pada pasien dengan
predisposisi penyakit valvular atau imunodefisiensi
Ligasi karet gelang
• Menyebabkan nekrosis iskemik, ulseration,
meninggalkan jaringan parut yang dihasilkan dari
jaringan penghubung ke dinding rektal
• Dari hasil penelitian terbaru didapatkan data
bahwa triple rubber band ligation lebih efektif
untuk mengatasi hemoroid
Koagulasi infrared
• Cahaya infared diarahkan ke jaringan yang
akhirnya menimbulkan koagulasi, sumbatan,
dan fibrosis
• Prosedur ini cenderung cepat dan sedikit
komplikasi
• Dari hasil penelitian didapatkan: koagulasi
infrared lebih menyenangkan untuk hemoroid
Injeksi Skleroterapi

Hemoroidektomi
skleroterapi Ligasi karet gelang

Bedah cryo
Infra red skleroterapi
PENCEGAHAN

• Mempertahankan tinja tetap lunak sehingga


mudah ke luar (menurunkan tekanan dan
pengedanan dan mengosongkan usus segera
mungkin setelah rasa ingin defekasi timbul).
• Latihan olahraga seperti berjalan.
• Meningkatkan konsumsi serat diet agar
membantu mengurangi konstipasi dan
mengedan.
TINDAKAN KEPERAWATAN
• Pada pasien rawat jalan, minta ia bersiap-siap
menjalani hemoroidektomi rawat jalan
• Sebelum operasi, periksa adakah tanda perdarahan
rektal dalam waktu lama, beri analgesik yang cukup,
dan sediakan mandi sitz hangat
• Sebelum pasien pulang, beri tahu ia bahwa ia bisa
tetap makan seperti biasa
• Minta pasien mengkonsumsi agens pembentuk
serat
• Minta pasien tidak menyeka dengan kuat dan tidak
menggunakan sabun yang kasar
PENGKAJIAN
• Kaji riwayat kesehatan untuk menentukan adanya
rasa gatal, rasa terbakar, dan nyeri serta
karakteristiknya?
• Apakah ini terjadi selama defekasi? Berapa lama
ini berakhir?
• Adakah nyeri abdomen dihubungkan dengan hal
itu?
• Apakah terdapat perdarahan dari rektum?
Seberapa banyak? Seberapa sering?
• Apa warnanya? Adakah rabas lain seperti
mukus atau pus?
• pola eliminasi dan penggunaan laksatif:
riwayat diet (masukan serat, jumlah
latihan, tingkat aktivitas, pekerjaan).
• Pengkajian objektif mencakup inspeksi
feses akan adanya darah atau mukus, dan
area perianal akan adanya hemoroid,
fisura, iritasi, atau pus.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Konstipasi b.d mengabaikan dorongan untuk defekasi
akibat nyeri selama eliminasi
• Ansietas b.d rencana pembedahan dan rasa malu
• Nyeri b.d iritasi, tekanan, dan sensitivitas pada area
rektal/anal sekunder akibat penyakit anorektal dan
spasme sfingter pada pasca operatif
• Perubahan eliminasi urinarius b.d rasa takut nyeri pada
pasca operatif
• Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik.
TUJUAN UMUM
Mencakup mendapatkan pola eliminasi
adekuat, penurunan ansietas,
penghilangan nyeri, peningkatan eliminasi
urinarius, patuh dengan program
terapeutik, dan tidak adanya komplikasi.
INTERVENSI
• Menghilangkan konstipasi: masukan cairan minimal 2 liter
sehari dianjurkan untuk memberikan hidrasi adekuat. Makan
tinggi serat dianjurkan untuk meningkatkan bulk dalam feses
dan membuatnya lebih mudah dikeluarkan. Pasien dianjurkan
miring guna merangsang usus dan merangsang keinginan
defekasi sebisa mungkin.
• Menurunkan ansietas.
• Menghilangkan nyeri: mendorong pasien untuk memilih posisi
yang nyaman. Bantalan di bawah bokong pada saat duduk
akan membantu menurunkan nyeri, demikian juga pemberian
es dan salep analgesik. Kompres hangat dapat meningkatkan
sirkulasi, meringankan jaringan teriritasi, rasa sakit dan nyeri.
• Meningkatkan eliminasi urinarius.
• Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi: kaji
indikator sistemik perdarahan berlebihan (takikardia,
hipotensi, gelisah, dan haus).
• Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di
rumah: pasien harus mempertahankan area peranal
sebersih mungkin. Pasien juga harus mendorong bila
defekasi muncul untuk mencegah konstipasi. Pasien
diinformasikan tentang diet yang ditentukan (cairan dan
serat), pentingnya kebiasaan makan yang tepat, dan
penggunaan laksatif yang tepat.
Evaluasi
• Mendapatkan pola eliminasi normal.
• Mengalami sedikit ansietas.
• Mengalami nyeri sedikit.
• Mentaati program terapeutik.
• Bebas dari masalah perdarahan.
Thank You!

L/O/G/O
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai