Anda di halaman 1dari 22

Pemberdayaan Masyarakat

Demi Mengatasi Gangguan


Pertumbuhan melalui
Pemantauan Kartu Menuju
Sehat (KMS)
ANTHONY TJAJAINDRA
RASYADI BIN RAZALI
Skenario 10

 Seorang anak berumur 14 bulan, mengeluh sering sakit batuk, pilek,


dan demam, perut membuncit, sering diare. Riwayat hamil anak ke
4, ANC tidak teratur, mendapat ASI hanya sampai 3 bulan,
seterusnya makanan padat lainnya. imunisasi tidak lengkap karena
sering sakit-sakitan. Hasil penimbangannya seperti pada lampiran
KMS dibawah ini.

Rumusan Masalah Hipotesis


Apakah pertumbuhan anak Bayi tersebut mengalami
tersebut mengalami hambatan pada
peningkatan pada grafik pertumbuhannya.
pertumbuhan pada KMS?
Hasil
KMS
Mind Map

• Pola makan
Kurang Energi Protein
• Sosial Ekonomi Gangguan Pertumbuhan
(KEP)
• Infeksi

Kesehatan ibu dan anak

Kartu Menuju Sehat


(KMS)
Kurang Energi Protein (KEP)

 KEP (Kurang Energi Protein) merupakan kondisi tubuh yang spesifik


pada kekurangan energi dan protein.
 Kwashiorkor
 Marasmus
 Marasmus-kwashiorkor
 Malnutrisi adalah kondisi tubuh yang mengalami defisiensi energi,
protein, dan zat gizi.
Differential Diagnosis

Marasmus Kwashiorkor Marasmus-


kwashiorkor
Gejala Umum Tampak sangat Hipoalbuminemia Kombinasi antara
kurus, rewel, kulit , edema, marasmus dan
keriput, perut penurunan kwashiokor
cekung, iga imunitas, anemia,
ngambang, apatis, penipisan
terkadang disertai rambut
infeksi, BB/U
<60SD
Tingkat mortalitas Rendah Tinggi
Kurang Energi Protein
Faktor Risiko
1) Pola makan 4) Pendidikan
- Kurangnya asupan protein dan asam -Masyarakat Pendidikan rendah memiliki
amino yaitu diet dengan kurang protein prevalensi kekurangan gizi yang tinggi.
menyebabkan kwashiorkor, dan diet kurang
energi menyebabkan marasmus.
2) Faktor sosial dan ekonomi
- Pada anak di negara berkembang dan
negara miskin menyebabkan kebutuhan
nutrisi inadekuat.
3) Faktor infeksi dan penyakit lain
- Infeksi dapat menurunkan derajat gizi dan
menunrunkan imunitas tubuh.
Epidemiologi
 Kekurangan Energi Protein (KEP) biasanya menyerang anak-anak kurang dari 5
tahun,
 Di Negara terkebelakang, 0 – 5 % anak menderita KEP yang berat, 50 % anak
menderita KEP sedang.
Di Negara berkembang 2 % anak menderita KEP berat, 19 % menderita KEP sedang.
 Di Kota Besar, seperti di Amerika Selatan dan Asia lebih sering dijumpai kasus
marasmus
Di Afrika Selatan lebih sering kwasiorkor.
 Di Indonesia, dijumpai prevalensi KEP pada balita (dari 23.323.731 balita) adalah
sebagai berikut :
 KEP Ringan 4.576.035 (19,6%)
 KEP Sedang 1.954.500 (8,4%)
 KEP Berat 972.292 (4,2%)
Mekanisme
Terjadinya KEP
 Interaksi factor yang harus
seimbang
 Mobilisasi zat gizi
 Muncul gejala klinis

 Kekurangan cadangan gizi


 Kelainan gizi potensial
 Kelainan gizi laten
 Kelainan gizi klinik
Penanganan KEP

 Tahap awal berikan cairan IV -> Nutrisi parenteral -> Diet tinggi kalori
dan protein
 Penanganan infeksi, anemia, dehidrasi, dan defisiensi Vit. A
dilakukan langsung secara bersamaan
 Terapi tumbuh kembang anak untuk perkembangan mental
 Edukasi mengenai gizi kepada ibu
Program KIA pada ibu
1) Pelayanan Antenatal

 Bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI),


mendiagnosa dini kelainan atau penyulit pada kehamilan atau
persalinan, menetapkan faktor resiko ibu hamil dan mempersiapkan
persalinan yang aman.
 Melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tekanan
darah, pengukuran LILA, pengukuran tinggi puncak rahim, status
imunisasi tetanus, pemberian tablet tambah darah, presentasi janin
dan denyut jantung janin, pelayanan tes laboratorium sederhana
dan tatalaksana kasus.
 Dilakukan pada minimal (1x) trimester pertama, (1x) trimester kedua
dan (2x) trimester ketiga.
Program KIA pada Ibu
2) Gizi Ibu Selama Kehamilan

- Mengurangkan resiko penyakit kronis pada usia dewasa seperti


obesitas, penyakit jantung, hipertensi, stroke dan diabetes.
- Ibu hamil harus memnuhi kebutuhan gizi untuk perkembangan janin
dan kebutuhan gizi ibu juga.
- Dapat mencegah terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu
hamil yaitu memiliki LILA <23.5 cm karena boleh menyebabkan bayi
berat lahir rendah (BBLR).
- Dapat mencegah anemia pada ibu hamil karena dapat
menyebabkan kelahiran premature, kematian ibu dan anak dan
infeksi.
Program KIA pada anak

1) Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian ASI Eksklusif


- Meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu
sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu.
- Dilakukan sekurang-kurangnya 1 jam setelah lahir.
- ASI Eksklusif diberikan sejak dilahirkan selama enam bulan tanpa
MPASI atau makanan/minuman lain.
- ASI penting karena mengandungi kolostrum yang kaya dengan
protein untuk daya tahan tubuh dan mengurangi resiko infeksi.
2) Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6-59 Bulan

- Vitamin A larut dalam lemak, disimpan dalam hati dan tidak dapat diproduksi
oleh tubuh sendiri.
- Kekurang Vitamin A akan menurunkan sistem kekebalan tubuh serta
meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas dan dan mencegah resiko
kebutaan.
- Pemberian kapsul Vitamin A biru adalah 100. 000 IU untuk anak 6-11 bulan dan
kapsul merah adalah 200. 000 IU untuk anak 12-59 bulan dan ibu nifas.
- Diberikan pada buan Februari dan Agustus secara serentak melalui posyandu.
3) Penimbangan dan Status Gizi Balita

 Untuk deteksi dini kasus gizi kurang dan gizi buruk.


 Dapat memantau pertumbuhan balita secara intensif serta dapat dilakukan
upaya pemulihan dan pencegahan supaya tidak menjadi gizi kurang-buruk.
 Mengelakkan terjadi gizi buruk Pada usia 0-2 tahun (golden period) karena akan
berpengaruh negatif pada kualitas kehidupannya.
 Pemberian makanan tambahan (PMT) secara local atau PMT pabrikan seperti
biscuit MP-ASI sehngga berat badan sesuai perhitungan berat badan sesuai
tinggi badan.
4) Penanggulangan Diare

 Pada balita teruskan pemberian ASI bila masih menyusui, beri air matang atau
cairan makanan, teruskan pemberian makanan, cegah diare denagn minum air
matang, cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan dan sesudah
buang air besar.
 Rujuk ke Puskesmas bila tidak membaik dalam 2 hari, BAB encer berkali-kali,
muntah berulang, rasa haus yang nyata, demam, makan/minum sedikit atau
ada darah dalam tinja.
5) Pelayanan Imunisasi Dasar

o Bertujuan untuk meningkatkan/menimbulkan kekebalan seseorang secara aktif.


o Penyakit menular yang termasuk dalam PD3I yaitu TBC, Difteri, Tetanus, Hep B,
Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak dan radang paru-paru.
o Di Indonesia, imunisasi wajib untuk anak usia 0-11 bulan yang terdiri daripada 1
dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-Hib, 4 dosis polio, dan 1 dosis
campak.
Kartu Menuju Sehat (KMS)

Terdapat 3 fungsi utama yaitu:


- Alat pemantaunan pertumbuhan anak (normal atau mengalami
gangguan pertumbuhan berdasarkan grafik)
- Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak (pemberian imunisasi,
Vit A dan ASI eksklusif)
- Sebagai alat edukasi (pemberian makanan anak dan perawatan
diare)
Kesimpulan

 KEP serta masalah pada kesehatan ibu dan anak dapat dicegah
melalui program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang merangkumi
program seperti antenatal care, gizi pada ibu hamil, program
imunisasi dasar, inisiasi menyusi dini dan seagainya.
 Diharapkan dengan program tersebut dapat menurunkan angka
mortalitas serta morbiditas pada ibu hamil serta anak.

Anda mungkin juga menyukai