Anda di halaman 1dari 38

Hiperemesis Gravidarum

Pendahuluan
Mual dan muntah pada trimester I Morning sickness

60 % - 80 % primigravida
40 % - 60 % multigravida
↑ Estrogen dan HCG

Muntah terus menerus yang


berhubungan dengan
Hiperemesis Gravidarum
kehilangan berat badan > 5 %
dari sebelum hamil
Kasus
• IDENTITAS PASIEN • IDENTITAS SUAMI
• Nama :Ny. E K • Nama :Tn H
• Jenis Kelamin :Perempuan • Umur :36 tahun
• Umur :27 tahun • Pendidikan :SMA
• Pendidikan :SMP • Pekerjaan :Pegawai garmen
• Pekerjaan :Ibu rumah tangga • Agama :Islam
• Agama :Islam • Alamat :Babakan kawista
• Alamat :Babakan kawista RT13/RW05 Desa Majalaya. Kecamatan
RT13/RW05 Desa Majalaya. Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang
Majalaya, Kabupaten Karawang
• Tanggal Masuk RS :22 Desember 2011
• ANAMNESIS
• Autoanamnesa dilakukan di VK pada tanggal 22 Desember 2011
• Keluhan Utama
• Mual dan muntah terus menerus sejak 2 minggu SMRS
• Keluhan Tambahan
• Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati, perut dan dada sampai kepala terasa berat, nafsu makan
berkurang, lemas, tidak dapat beraktifitas, serta pusing. Bibir dan lidah terasa kering.
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien G2P1A0, datang ke RSUD karawang dengan keluhan mual dan muntah terus menerus sejak
2 minggu SMRS. Muntah sebanyak hampir 10 kali perhari Menurut pasien sejak tadi pagi sudah
muntah sebanyak 7 kali, berisi makanan yang dimakan dan cairan berwarna kekuningan. Mual
dirasakan setiap kali pasien hendak makan dan pasien selalu muntah apabila makan. Keluhan di
rasakan pasien semakin hari semakin hebat. Hal tersebut membuat pasien tidak napsu makan
sehingga mengakibatkan pasien lemas dan tidak dapat beraktifitas seperti biasanya. Keluhan
pasien muncul tidak menentu sepanjang hari terutama saat pagi hari setelah bangun tidur,
diperberat jika pasien mencium bebauan seperti makanan atau parfum yang menyengat. Pasien
juga merasa bibir dan lidah terasa kering. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati dan
kepala terasa berat. Pasien mengatakan berat badannya menurun sebanyak kurang lebih 2 kg
sejak keluhan muncul. Adanya demam di sangkal oleh pasien, keluhan dalam buang air besar dan
kecil. Pasien mengaku sedang hamil 2 bulan. Pasien memeriksaan diri ke bidan, setelah
melakukan tes kehamilan sendiri yang hasilnya positif.
• Riwayat Haid
• HPHT : 15 Oktober 2011
• Taksiran Partus : 22 Agustus 2011
• Usia Kehamilan : 9-10 minggu
• Menarche : 12 tahun
• Siklus Haid : Teratur (antara 28-30 hari)
• Lama Haid : 6-7 hari
• Banyaknya : 2 pembalut per hari
• Dismenore : (+), kadang-kadang

• Riwayat Perkawinan
• Status : Menikah
• Usia saat menikah : 17 tahunLama
• perkawinan : 10 tahun
• Jumlah anak : II

• Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
• ♂, 9 tahun, Spontan, Bidan, 3500 gram
• Hamil ini

• Riwayat Penyakit Dahulu
• Darah Tinggi (-)
• Kencing Manis (-)
• Asma (-)
• Alergi (-)
• Maag (-)

• Riwayat Keluarga Berencana
• Kondom

• Riwayat Antenatal dan Imunisasi
• Pasien memeriksakan kehamilannya ke bidan 1x, belum pernah diperiksa USG, dan belum imunisasi TT

• Riwayat Kebiasaan
• Merokok (-)
• Minum Alkohol (-)
• Jamu-jamuan (-)
• Menggunakan narkoba ataupun konsumsi obat-obatan (-)
• Dilakukan pada tanggal 22 Desember 2011
• STATUS GENERALIS
• Keadaan Umum :Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran :Compos Mentis
• Tanda vital :
• Tekanan Darah :100/70
• Nadi :88x/menit
• Suhu :36,8°C
• Pernapasan :22x/menit
• Kepala : Normochepali, Deformitas (-)
• Mata : Cekung +/+, CA -/-, SI -/-
• Mulut : Bibir kering (+)
• Leher : Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar,
• Tiroid tidak teraba membesar
• Thoraks
• Cor : BJ1,BJ2 normal, murmur (-), gallop (-)
• Pulmo : Sn. Vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
• Ekstremitas atas : Akral hangat +/+, Edema -/-
• Ekstremitas bawah : Akral hangat +/+, Edema -/-
• STATUS OBSTETRI
• Abdomen
• Inspeksi : Datar, Simetris
• Palpasi : Supel, Nyeri Tekan (+) epigastrium, turgor baik, TFU
tidak teraba, ballottement (-)
• Perkusi : Timpani (+)
• Auskultasi : Bising Usus (+) normal
• Genitalia V/V : edema (-), darah (-), lendir (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hematologi
• Hb : 11,8 g/dl
• Leukosit : 11.400 /mm3
• Trombosit : 253.000 /mm3
• Hematokrit : 40 %
• Masa perdarahan : 2’
• Masa pembekuan : 9’

• Serologi
• HBSAg : (-) negatif
• Golongan Darah : O (+)
• Tes Kehamilan : (+) positif
• Urine
• Warna : Kuning
• Kekeruhan : Jernih
• pH : 6,0
• Protein : (-)
• Keton : (+)
• Sedimen Epitel : (+)
Leukosit : 1-2
Eritrosit : 1-3
Kristal : -
Silinder : -
Bakteri : -
• RESUME
• Pasien G2P1Ao H9-10minggu, 30 tahun, datang pada tanggal 22 Desember 2011 dengan keluhan mual dan muntah sejak 2 minggu SMRS,
muntah 10 kali perhari dan keluhan muntah yang dirasakan semakin hari semakin hebat. Sejak pagi sebelum dating ke RS sudah muntah 7x berupa
makanan dan cairan berwarna kuning, selalu mual apabila hendak makan dan muntah saat makan, keluhan diperberat saat mencium bebauan. Nafsu
makan menurun, pusing (+), nyeri pada ulu hari serta lidah dan bibir terasa kering. Berat badan menurun 2kg sejak sakit. Tidak dapat beraktifitas dan
badan terasa sangat lemas. Pasien bulan. ANC 1 kali di Bidan. HPHT 15 Oktober 2011. Taksiran Partus 22 Agustus 2012.
• Pada pemeriksaan status generalis pasien tampak sakit sedang, compos mentis, Tekanan Darah : 100/70, Nadi : 88x/menit, Suhu : 36,8°C,
Pernapasan:22x/menit, Mata: cekung +/+, CA -/-, SI -/-.
• Pada pemeriksaan status obsteri dan ginekologi. Inspeksi Abdomen : Datar, Simetris, palpasi : supel, nyeri tekan (+) epigastrium, turgor baik,
TFU/ballottement tidak teraba Perkusi : timpani (+), Auskultasi : bising usus (+) normal. Genitalia V/V: tenang, edema (-), darah (-), lendir (-)
• Pada pemeriksaan laboratorium, keton pada urine (+)

• DIAGNOSIS KERJA
• G3P2Ao gravida 9-10 minggu dengan hiperemesis gravidarum

• PROGNOSIS
• Ad Bonam
• PENATALAKSANAAN
• Medikamentosa
• Neurobion drip 1x/hari dalam Dextrose 5%
• Primperan 1 Ampul drip dalam Dextrose 5% dalam 1 hari
• Antasida 3x1cth, sebelum makan
• Rantin 2x1 IV
• Ondancentron 2x1 IV
• FOLOW UP
• 23/12/2011
• S : mual (+), muntah (+) 5x, pusing (+) ,keringat dingin (+), nyeri ulu hati (+)
• O : T.100/60, N.72x.menit, S.36°C, P.18x/menit
• A : G2P1Ao gravid 9-10 minggu dengan Hiperemis Gravidarum
• P : Neurobion drip 1x/hari dalam Dextrose 5%
• Primperan 1 Ampul drip dalam Dextrose 5% dalam 1 hari
• Antacida 3x1 cth, sebelum makan
• Rantin 2x1 IV
• Ondancentron 2x1 IV

• 24/12/2011
• S : mual (+), muntah (+) 3x, pusing (+) ,keringat dingin (+), nyeri uluhati (+)
• O : T.100/60, N.76x.menit, S.36°C, P.18x/menit
• A : G2P1Ao gravid 9-10 minggu dengan Hiperemis Gravidarum
• P : Neurobion drip 1x/hari dalam Dextrose 5%
• Primperan 1 Ampul drip dalam Dextrose 5% dalam 1 hari
• Antacida 3x1 cth, sebelum makan
• Rantin 2x1 IV
• Ondancentron 2x1 IV
• 25/12/2011
• S : mual (+), muntah (+) 1x
• O : T.100/60, N.72x.menit, S.36°C, P.18x/menit
• A : G2P1Ao gravid 9-10 minggu dengan Hiperemis Gravidarum
• P : Neurobion drip 1x/hari dalam Dextrose 5%
• Primperan 1 Ampul drip dalam Dextrose 5% dalam 1 hari
• Antacida 3x1 cth, sebelum makan
• Rantin 2x1 IV
• Ondancentron 2x1 IV
• Boleh Pulang
Analisa Kasus
• Anamnesis
• Wanita 27 tahun, G2P1A0 hamil 9-10 minggu
• Datang dengan keluhan mual dan muntah sejak 2 minggu SMRS frekuensi ±10
kali dalam sehari, muntah berupa makanan hingga cairan kekuningan.
• Nafsu makan menurun, badan lemas, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari,
pusing. Bibir dan lidah terasa kering, berat badan menurun sebanyak 2 kg selama
keluhan muncul.
• HPHT : 15 Oktober 2011
Pada pasien ini terdapat gejala-gejala hiperemesis gravidarum terjadi mual dan
muntah yang dirasakan semakin hari semakin bertambah dan mengakibatkan
gangguan gizi, hambatan aktivitas sehari-hari, terdapat tanda-tanda dehidrasi, serta
terjadi pada trimester I.
Keluhan nyeri ulu hati yang diawali dengan adanya mual dan muntah yang hebat
pada pasien ini. Muntah yang terus menerus menyebabkan iritasi pada lambung
karena asam lambung meningkat, sehingga didapatkan nyeri epigastrium.
• Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Ku/Kes : tampak sakit sedang / compos mentis
• Tanda Vital : TD : 100/70 mmhg
N : 88x/menit
RR : 20 x/mnt
S : 36,80 C
• Mata : cekung +/+
• Mulut : bibir dan lidah kering
• Abdomen : NT (+) di regio epigastrium, turgor kulit baik
• Status Ginekologi
• Genital : V/V tenang, perdarahan aktif(-), edema(-), lendir(-)
Pada status generalis terdapat mata cekung dan bibir kering menunjukan tanda
dehidrasi. Muntah yang terus menerus menyebabkan iritasi pada lambung karena
asam lambung meningkat, sehingga didapatkan nyeri epigastrium. Timbul
intoleransi terhadap makanan dan minuman
Pemeriksaan penunjang
Lab : Keton urine (+)
• Pada pemeriksaan urin didapat keton urin +, hal ini terjadi karena cadangan
karbohidrat dan lemak yang ada habis terpakai untuk energi, sehingga
terjadi ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi
butirik, dan aseton dalam darah, serta keton pada urin.
• Pada pasien ini merupakan hiperemesis gravidarum tingkat 1 karena baik
gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium lebih sesuai
dengan gejala tingkat 1 berupa muntah terus menerus dan mempengaruhi
keadaan umum penderita, timbul intoleransi terhadap makan dan
minuman, lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium, dan terdapat gejala dehidrasi ringan.
Gejala hiperemesis pada pasien ini muncul sejak kehamilan 8 minggu dan
terus berlangsung hingga saat ini ( 9 minggu ). Hal ini sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa gejala mulai muncul sejak kehamilan 4 minggu
hingga 12 minggu pada kebanyakan kasus.
Penatalaksanaan
• Pasien ini merupakan indikasi rawat karena :
• Mual muntah yang sudah berlangsung lama.
• Mata cekung dan lidah kering
• Terdapat keton dalam urin
• Pasien ini memenuhi kriteria rawat pada Hiperemesis Gravidarum. Sehingga pasien ini diputuskan untuk
dirawat di ruangan untuk memperbaiki keadaan umumnya, koreksi cairan, elektrolit dan zat-zat metabolik,
serta mencegah atau mendeteksi dini adanya komplikasi yang mungkin timbul.
Pada penatalaksanaan yang dapat dianalisis pada kasus ini yaitu :
• Pasien dengan hiperemesis gravidarum dapat diperiksaan kadar enzim hati dan bilirubin, hal ini untuk
mengetahui apakah terdapat adanya gangguan fungsi hati pada pasien ini. Pasien dengan gangguan fungsi
hati dapat ditemukan gejala mual dan muntah di dalamnya dan sebaliknya hiperemesis gravidarum sendiri
dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati.
• Sementara untuk penatalaksanaan lain seperti rehidrasi, diet small frequent feeding, pemberian obat anti
emetik, neurobion, obat penetral dan penghambat asam lambung sudah dianggap tepat untuk
penatalaksanaan Hiperemesis gravidarum.
• Pasien ini diberikan obat: Antasida yang bekerja menetralkan asam lambung, sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri. Antasida tidak mengurangi volume HCl yang dikeluarkan lambung, tetapi meninggikan
pH.
• Pemberian Neurobion (Vit B1, B6, B12) pada pasien ini tepat. Pada pasien dengan hiperemesis gravidarum
sangat rentan terjadi defisiensi vitamin. Menurut literatur, kekurangan piridoxine (B6) dapat menyebabkan
mual dan muntah. Dan pemberian B6 telah diyakini mengurangi gejala mual dan muntah. Sedangkan Tiamin
(B1), diberikan untuk mencegah Wernicke encephalopathy yang dapat membahayakan.
• Pada pasien ini, dengan penangan yang baik, prognosis Hiperemesis Gravidarum cukup memuaskan. Setelah
beberapa hari perawatan di ruangan, kondisi keadaan umum pasien membaik, tidak ada keluhan subjektif,
tidak ada mual dan muntah, itu semua memenuhi kriteria pulang pada pasien Hiperemesis Gravidarum.
Tinjauan pustaka
hyper
Hiperemesis Gravidarum emesis

gravida

adalah suatu keadaan dimana terjadi muntah-


muntah yang hebat dan persisten, yang dimulai pada
awal kehamilan dan terus berlanjut sehingga terjadi
dehidrasi, hiponatremi, hipokalemi dan alkalosis.
Seringnya mual dan muntah ini mengakibatkan ibu
kehilangan lebih dari 5% berat badannya.
Insiden
70%-85% 1%-10% • Pelaksanaan
Dalam 30 Keluarga
Berencana yang
Mulai 9-10 Berlanjut hingga tahun berjalan baik yang
minggu 20-22 minggu terakhir menyebabkan
penurunan angka
insidens kehamilan yang
Puncak 11-13 hiperemesis tidak diinginkan
gravidarum • Antenatal care
minggu yang baik
sangat • Obat-obatan anti
menurun emetik yang
Pulih 12- 14 poten.
minggu
Faktor Resiko
Nullipara

Penyakit
Obesitas
trofoblast

Kehamilan Usia ibu <


kembar 20 th

Ibu dengan
Asma
DM

Gangguan
Depresi
tiroid
Etiologi
•kadar hCG yang tinggi akan merangsang pusat muntah di medulla oblongata. Bagaimana hCG dapat menyebabkan HEG masih belum jelas, tetapi mekanisme yang diduga adalah akibat efek rangsangan
pada proses sekresi di saluran pencernaan bagian atas (GIT) atau dengan stimulasi fungsi tiroid karena kesamaan struktural pada thyroid-stimulating hormone (TSH).
hCG

•Aktivitas hormonal pada korpus luteum paling tinggi pada kehamilan trimester pertama dimana saat itu HEG biasanya sering terjadi, kehamilan yang diberikan progesteron selama fase luteal tidak
menunjukkan peningkatan insidensi HEG, hal ini menunjukkan bahwa tingkat progesteron tinggi (endogen atau eksogen) saja tidak menyebabkan timbulnya HEG.
Progesteron

•Tingkat estrogen yang tinggi mengakibatkan waktu transit usus lebih lambat dan pengosongan lambung juga lebih lama, dan mengakibatkan peningkatan akumulasi cairan. Pergeseran pH dalam saluran
pencernaan dapat mengakibatkan terjadinya infeksi Helicobacter pylori secara subklinis, yang dapat berhubungan dengan gejala gastrointestinal.
Estrogen

•Pada kehamilan normal, kelenjar tiroid membesar 50% dan sekresi hormon tiroksin (T4) meningkat karena meningkatnya hormon hCG (human Chorionic Gonadotropin) yang disekresi oleh plasenta.
Molekul hCG adalah molekul glikoprotein yang mengandung karakteristik struktural yang diperlukan untuk interaksi dengan reseptor TSH (thyroid stimulating hormone) dan aktivasi membran adenilat
siklase yang meregulasi fungsi sel tiroid. Molekul hCG juga merupakan molekul glikoprotein dengan komponen yang sama seperti TSH, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan menstimulasi
Hormon penggabungan fosfat anorganik ke dalam tiroid. Meningkatnya hormon tiroid terjadi pada trimester pertama dan berlangsung sampai selama kehamilan
Tiroid

•Hubungan antara leptin dan HEG didasarkan bahwa leptin memiliki fungsi utama memainkan peran penting dalam mengurangi nafsu makan dan meningkatkan konsumsi energi dengan berinteraksi
dengan faktor lain seperti kortisol, tiroid, dan insulin.
Leptin
• bahwa gejala dan perubahan anatomi korteks adrenal pada pasien HEG sangat mirip dengan pada pasien Addison dan insufisiensi kortek adrenal
Korteks pada hewan. Penemuan ini menghasilkan hipotesis bahwa adrenal korteks insufisiensi berhubungan dengan HEG.
Adrenal

Growth • mengukur kadar prolaktin pada wanita hamil dan penurunan level signifikan pada pasien dengan mual dan muntah.
Hormon dan
Prolaktin

• perubahan dari respon kekebalan terhadap gangguan fisiologis menyebabkan kelainan yang berhubungan dengan HEG
Imunologi

Infeksi • kejadian infeksi H. pylori pada pasien HG diukur, sebagian besar menunjukkan tingkat infeksi meningkat secara signifikan pada pasien HEG daripada kelompok
Helicobacter kontrol.
Pylori

• a. enzyme hati → Fungsi hati yang abnormal adalah efek gabungan dari hipovolemia, kekurangan gizi dan asidosis laktat terjadi pada HEG
Enzim • b. amylase → bahwa peningkatan kadar amilase serum pada pasien HEG diperngaruhi glandula salivary yang berlebihan, bukan pankreas.
Metabolik

• Pada hasil studi yang sebelumnya disebutkan bahwa defisiensi pyridoxine berkaitan dengan HEG. Kekurangan vitamin lain, seperti tiamin dan vitamin K, telah
dilaporkan pada pasien dengan HEG. Kombinasi dari kebutuhan yang meningkat selama kehamilan, tidak adanya asupan gizi dan malabsorpsi kemungkinan
Defisiensi
penyebab dari timbulnya defisiensi.
Nutrien

• Secara historis, muntah pada wanita hamil dianggap mewakili berbagai konflik psikologis. Mual diyakini merupakan hasil dari kebencian terhadap
kehamilannya atau ketidak siapan untuk ibu karena ketidakmatangan kepribadian, rasa ketergantungan ibu yang kuat, dan kecemasan dan ketegangan yang
Perubahan
berhubungan dengan kehamilan
Psikologis
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

Tanda Lanjut dari


Tanda-tanda dari
Gejala awal: Gejala lanjut: Hiperemesis
komplikasi, yaitu
Gravidarum:

• Memuntahkan segala • Jumlah dan frekuensi • Badan menjadi kurus • Wernicke’s


yang dimakan, muntah muntah bertambah karena berat badan encephalopathy: apatis,
mengandung cairan Jumlah urin berkurang. turun secara progresif gelisah, tidak bisa tidur,
empedu atau hanya Konstipasi, terkadang Lemas dan apatis kejang bahkan koma.
makanan. diare Turgor kulit menurun Korsakott’s psychosis:
Terhambatnya aktivitas Nyeri ulu hati Lidah kering, coklat, bingung dan kehilangan
sehari-hari kotor ingatan saat ini
Pasien berbaring terus
Gangguan gizi Napas bau aseton Nefritis perifer
Keadaan umum baik Nadi 100-120 atau lebih Gangguan pada mata:
Pemeriksaan darah dan per menit diplopia, gangguan
urin dalam batas penglihatan bahkan
Tekanan darah rendah
normal kebutaan
sistolik < 100 – 110
mmHg
Suhu meningkat > 1000F
Gejala neurologis
seperti nistagmus
Ikterik
Secara klinis, HEG dibagi menjadi 3 tingkatan:

Muntah terus
menerus, timbul Gejala lebih berat,
intoleransi terhadap Walaupun kondisi
segala apa yang
makanan dan
dimakan dan tingkat III sangat
minuman, berat jarang, yang mulai
badan menurun, nyeri diminum
dimuntahkan, haus terjadi adalah
epigastrium, muntah
pertama keluar hebat, subfebril, gangguan
makanan, lender dan nadi cepat dan lebih kesadaran
Tingkat sedikit cairan empedu,
dan yang terakhir
Tingkat dari 100-140 kali per
menit, tekanan
Tingkat (delirium-koma),
muntah berkurang
I keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100
II darah sistolik kurang
dari 80 mmHg,
III atau berhenti,
tetapi dapat terjadi
kali per menit dan apatis, kulit pucat,
tekanan darah sistolik ikterus, sianosis,
lidah kotor, kadang nistagmus,
menurun. Mata ikterus, aseton,
cekung dan lidah gangguan jantung,
bilirubin dalam urin,
kering, turgor kulit bilirubin, dan
berkurang, dan urin dan berat badan
cepat menurun. proteinuria
sedikit tapi masih
normal.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik meliputi:
• Vital sign, termasuk tekanan darah saat berdiri dan berbaring dan
nadi
• Volume status (cth: kondisi mukosa, turgor kulit, vena leher dan
mental status)
• Keadaan umum (cth: nutrisi, berat badan)
• Evaluasi tiroid
• Pemeriksaan abdomen
• Pemeriksaan cardiovaskuler
• Pemeriksaan neurologis
Test laboratorium
Urinalisis untuk memeriksan
SGOT dan SGPT serta bilirubin:
keton dan specific gravity: keton
dapat meningkat pada 50%
merupakan tanda tubuh terhadap Elektrolit dan keton darah: untuk
pasien dengan hiperemesis
kelaparan dan dapat berbahaya mengetahui keadaan asidosis,
gravidarum. Bila meningkat
bagi janin. Spesifik gravity yang alkalosis atau hiperkloremik,
secara signifikat merupakan
tinggi terjadi pada kekurangan
tanda terdapat infeksi
cairan

TSH dan kadar tiroksin bebas:


Kultur urine: infeksi saluran
hiperemesis gravidarum sering Hematocrit level: dapat
kemih sering terjadi pada
dikaitkan dengan transien meningkat karena kurangnya
kehamilan dan dapat dikaitkan
hipertiroidism dan TSH yang cairan.
dengan mual dan muntah.
tersupresi pada 50-60% kasus.
Pemeriksaan Radiologis

Ultrasonografi upper abdomen:


Obstetric ultrasonografi: untuk
jika secara klinis dicurigai,
mengevaluasi gestasi multiple
digunakan untuk menilai
atau penyakit trofoblastik
pancreas dan/atau traktus bilier

CT scan abdomen atau MRI: jika


dicurigai apendisitis yang dapat
menyebabkan mual dan
muntah pada kehamilan,
Diferensial diagnosis dari mual dan muntah

GASTROINTESTINAL METABOLIK
 Gastroparesis  Diabetik ketoasidosis
 Gastroenteritis  Penyakit Addison’s
 Achalasia  Hipertiroid
 Cholelithiasis
 Ileus NEUROLOGIS
 Obstruksi intestinal  Pseudotumor serebral
 Ulkus peptikum  Lesi vestibular
 Pankreatitis  Migrain
 Apendiksitis  Neoplasma SSP
 Hepatitis

GENITO-URINAL LAIN-LAIN
 Pyelonefritis  Intoksikasi obat
 Uremia  Pre Eklampsia
 Torsio ovarium  Psikologis
 Nefrolitiasis  Penyakit trofoblas
 Leiomiomoma degeneratif  Acute fatty liver pada kehamilan
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pada pasien
hiperemesis gravidarum adalah untuk:

Memperbaiki keadaan umum

Koreksi cairan, elektrolit dan zat-zat metabolik

Mencegah atau mendeteksi lebih awal adanya komplikasi


yang timbul

Memberi pengertian bahwa mual dan muntah adalah


gejala yang fisiologis pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan.
Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and Nausea (PUQE) -24,
menilai gejala mual dan muntah selama 24 jam. Untuk menilai tingkat
keparahan HEG
Manajemen awal → perbaikan
diet dan gaya hidup biasanya
sudah cukup untuk
memperbaiki gejala dan
meningkatkan kualitas hidup

Pengobatan → Jika gejala tidak


dapat diatasi dengan perubahan
diet dan gaya hidup, antiemetik
dosis rendah dapat diberikan
• Untuk keluhan hiperemesis yang berat pasien dianjurkan untuk
dirawat di rumah sakit dan membatasi pengunjung.
• Stop makanan per oral 24-48 jam.
• Infus glukosa 10% atau 5% : RL = 2:1, 40 tetes per menit.
• Obat
• Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infuse
• Vitamin B12 200 µg/hari/infus, vitamin C 200 µg/hari/infuse
• Fenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari atau klorpomazin 25-50 mg/hari IM
atau, atau kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3 kali per hari IM
• Antiemetik: prometazin 2-3 mg per hari per oral atau mediamer B6 3 kali 1
per hari per oral.
• Antasida: anatsida tablet atau sirup 3x1.
Diet sebaiknya meminta advis ahli gizi
• Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemsis tinfkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini
kurang mengandung zat gizi, kecuali vitamin C sehingga hanya diberikan selama beberapa hari.
• Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai
diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan.
Makanan ini rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan D.
• Diet hiperemesis III diberikan pada penserita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan
penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat
gizi, kecuali kalsium.
Rehidrasi dan suplemen vitamin

• Pilihan cairan adalah normal salin (NaCl 0,9%). Cairan


dextrose tidak boleh diberikan karena tidak
mengandung sodium yang cukup untuk mengkoreksi
hiponatremi. Suplemen potassium boleh diberikan
secara intravena sebagia tambahan. Suplemen
tiaamin diberikan secara oral 50 atau 150 mg atau 100
mg dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl. Urin output juga
harus dimonitor dan perlu dilakukan pemeriksaan
dipstick untuk mengetahui terjadinya ketonuria.
• Tidak dijumpai adanya teratogenitas
dengan menggunakan dopamine
antagonis (metoklopramid,
domperidon), fenotiazin
(klorpromazin, prokloperazin),
antikolinergik (disiklomin) atau

Antiemesis antihistamin H1-reseptor antagonis


(prometazin, siklizin). Namun bila
masih tetap tidak memebrikan respon,
dapat juga digunakan kombinasi
kortikosteroid dengan reseptor
anatagonis 5-hidroksitriptamin (5-HT3)
(ondansentron, cisaprid).
Edukasi
Diet
• Makan dalam jumlah sedikit namun sering sehingga di setiap saat pasien merasa tidak terlalu lapar dan dan tidak terlalu kenyang.
• Hindari makanan pedas dan berlemak serta bebau menyengat.
• Makan makanan dengan yang mengandung karbohidrat simple seperti nasi putih, cracker, kentang, roti.
• Kombinasikan makanan yang mengandung karbohidrat simple dengan protein.
• Sedia cracker di samping tempat tidur untuk mencegah mual dipagi hari.

Suplemen
• Jika pasien merasa bahwa vitamin prenatalnya memperparah mual, makanlah vitamin tersebut saat setelah makan, bukan saat
perut kosong. Vitamin kunyah terkadang lebih mudah diterima.
• Mengkonsumsi piridoxin (vitamin B6) terbukti dapat mengurangi mual dan muntah.

Herbal
• Di Eropa, jahe sering digunakan untuk mengurangi mual saat kehamilan. Dosisnya adalah 250 mg, 3 kali per hari. Belum ada
penelitian lebih lanjut mengenai efek jahe pada janin.
Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum
sangat memuaskan. HEG termasuk self limiting yang biasanya akan
mereda pada minguu ke 20 kehamilan. Namun demikian pada
tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin
sehingga perlu penanganan segera.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai