Pendahuluan
Mual dan muntah pada trimester I Morning sickness
60 % - 80 % primigravida
40 % - 60 % multigravida
↑ Estrogen dan HCG
• Riwayat Perkawinan
• Status : Menikah
• Usia saat menikah : 17 tahunLama
• perkawinan : 10 tahun
• Jumlah anak : II
•
• Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
• ♂, 9 tahun, Spontan, Bidan, 3500 gram
• Hamil ini
•
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Darah Tinggi (-)
• Kencing Manis (-)
• Asma (-)
• Alergi (-)
• Maag (-)
•
• Riwayat Keluarga Berencana
• Kondom
•
• Riwayat Antenatal dan Imunisasi
• Pasien memeriksakan kehamilannya ke bidan 1x, belum pernah diperiksa USG, dan belum imunisasi TT
•
• Riwayat Kebiasaan
• Merokok (-)
• Minum Alkohol (-)
• Jamu-jamuan (-)
• Menggunakan narkoba ataupun konsumsi obat-obatan (-)
• Dilakukan pada tanggal 22 Desember 2011
• STATUS GENERALIS
• Keadaan Umum :Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran :Compos Mentis
• Tanda vital :
• Tekanan Darah :100/70
• Nadi :88x/menit
• Suhu :36,8°C
• Pernapasan :22x/menit
• Kepala : Normochepali, Deformitas (-)
• Mata : Cekung +/+, CA -/-, SI -/-
• Mulut : Bibir kering (+)
• Leher : Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar,
• Tiroid tidak teraba membesar
• Thoraks
• Cor : BJ1,BJ2 normal, murmur (-), gallop (-)
• Pulmo : Sn. Vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
• Ekstremitas atas : Akral hangat +/+, Edema -/-
• Ekstremitas bawah : Akral hangat +/+, Edema -/-
• STATUS OBSTETRI
• Abdomen
• Inspeksi : Datar, Simetris
• Palpasi : Supel, Nyeri Tekan (+) epigastrium, turgor baik, TFU
tidak teraba, ballottement (-)
• Perkusi : Timpani (+)
• Auskultasi : Bising Usus (+) normal
• Genitalia V/V : edema (-), darah (-), lendir (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hematologi
• Hb : 11,8 g/dl
• Leukosit : 11.400 /mm3
• Trombosit : 253.000 /mm3
• Hematokrit : 40 %
• Masa perdarahan : 2’
• Masa pembekuan : 9’
• Serologi
• HBSAg : (-) negatif
• Golongan Darah : O (+)
• Tes Kehamilan : (+) positif
• Urine
• Warna : Kuning
• Kekeruhan : Jernih
• pH : 6,0
• Protein : (-)
• Keton : (+)
• Sedimen Epitel : (+)
Leukosit : 1-2
Eritrosit : 1-3
Kristal : -
Silinder : -
Bakteri : -
• RESUME
• Pasien G2P1Ao H9-10minggu, 30 tahun, datang pada tanggal 22 Desember 2011 dengan keluhan mual dan muntah sejak 2 minggu SMRS,
muntah 10 kali perhari dan keluhan muntah yang dirasakan semakin hari semakin hebat. Sejak pagi sebelum dating ke RS sudah muntah 7x berupa
makanan dan cairan berwarna kuning, selalu mual apabila hendak makan dan muntah saat makan, keluhan diperberat saat mencium bebauan. Nafsu
makan menurun, pusing (+), nyeri pada ulu hari serta lidah dan bibir terasa kering. Berat badan menurun 2kg sejak sakit. Tidak dapat beraktifitas dan
badan terasa sangat lemas. Pasien bulan. ANC 1 kali di Bidan. HPHT 15 Oktober 2011. Taksiran Partus 22 Agustus 2012.
• Pada pemeriksaan status generalis pasien tampak sakit sedang, compos mentis, Tekanan Darah : 100/70, Nadi : 88x/menit, Suhu : 36,8°C,
Pernapasan:22x/menit, Mata: cekung +/+, CA -/-, SI -/-.
• Pada pemeriksaan status obsteri dan ginekologi. Inspeksi Abdomen : Datar, Simetris, palpasi : supel, nyeri tekan (+) epigastrium, turgor baik,
TFU/ballottement tidak teraba Perkusi : timpani (+), Auskultasi : bising usus (+) normal. Genitalia V/V: tenang, edema (-), darah (-), lendir (-)
• Pada pemeriksaan laboratorium, keton pada urine (+)
• DIAGNOSIS KERJA
• G3P2Ao gravida 9-10 minggu dengan hiperemesis gravidarum
•
• PROGNOSIS
• Ad Bonam
• PENATALAKSANAAN
• Medikamentosa
• Neurobion drip 1x/hari dalam Dextrose 5%
• Primperan 1 Ampul drip dalam Dextrose 5% dalam 1 hari
• Antasida 3x1cth, sebelum makan
• Rantin 2x1 IV
• Ondancentron 2x1 IV
• FOLOW UP
• 23/12/2011
• S : mual (+), muntah (+) 5x, pusing (+) ,keringat dingin (+), nyeri ulu hati (+)
• O : T.100/60, N.72x.menit, S.36°C, P.18x/menit
• A : G2P1Ao gravid 9-10 minggu dengan Hiperemis Gravidarum
• P : Neurobion drip 1x/hari dalam Dextrose 5%
• Primperan 1 Ampul drip dalam Dextrose 5% dalam 1 hari
• Antacida 3x1 cth, sebelum makan
• Rantin 2x1 IV
• Ondancentron 2x1 IV
• 24/12/2011
• S : mual (+), muntah (+) 3x, pusing (+) ,keringat dingin (+), nyeri uluhati (+)
• O : T.100/60, N.76x.menit, S.36°C, P.18x/menit
• A : G2P1Ao gravid 9-10 minggu dengan Hiperemis Gravidarum
• P : Neurobion drip 1x/hari dalam Dextrose 5%
• Primperan 1 Ampul drip dalam Dextrose 5% dalam 1 hari
• Antacida 3x1 cth, sebelum makan
• Rantin 2x1 IV
• Ondancentron 2x1 IV
• 25/12/2011
• S : mual (+), muntah (+) 1x
• O : T.100/60, N.72x.menit, S.36°C, P.18x/menit
• A : G2P1Ao gravid 9-10 minggu dengan Hiperemis Gravidarum
• P : Neurobion drip 1x/hari dalam Dextrose 5%
• Primperan 1 Ampul drip dalam Dextrose 5% dalam 1 hari
• Antacida 3x1 cth, sebelum makan
• Rantin 2x1 IV
• Ondancentron 2x1 IV
• Boleh Pulang
Analisa Kasus
• Anamnesis
• Wanita 27 tahun, G2P1A0 hamil 9-10 minggu
• Datang dengan keluhan mual dan muntah sejak 2 minggu SMRS frekuensi ±10
kali dalam sehari, muntah berupa makanan hingga cairan kekuningan.
• Nafsu makan menurun, badan lemas, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari,
pusing. Bibir dan lidah terasa kering, berat badan menurun sebanyak 2 kg selama
keluhan muncul.
• HPHT : 15 Oktober 2011
Pada pasien ini terdapat gejala-gejala hiperemesis gravidarum terjadi mual dan
muntah yang dirasakan semakin hari semakin bertambah dan mengakibatkan
gangguan gizi, hambatan aktivitas sehari-hari, terdapat tanda-tanda dehidrasi, serta
terjadi pada trimester I.
Keluhan nyeri ulu hati yang diawali dengan adanya mual dan muntah yang hebat
pada pasien ini. Muntah yang terus menerus menyebabkan iritasi pada lambung
karena asam lambung meningkat, sehingga didapatkan nyeri epigastrium.
• Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Ku/Kes : tampak sakit sedang / compos mentis
• Tanda Vital : TD : 100/70 mmhg
N : 88x/menit
RR : 20 x/mnt
S : 36,80 C
• Mata : cekung +/+
• Mulut : bibir dan lidah kering
• Abdomen : NT (+) di regio epigastrium, turgor kulit baik
• Status Ginekologi
• Genital : V/V tenang, perdarahan aktif(-), edema(-), lendir(-)
Pada status generalis terdapat mata cekung dan bibir kering menunjukan tanda
dehidrasi. Muntah yang terus menerus menyebabkan iritasi pada lambung karena
asam lambung meningkat, sehingga didapatkan nyeri epigastrium. Timbul
intoleransi terhadap makanan dan minuman
Pemeriksaan penunjang
Lab : Keton urine (+)
• Pada pemeriksaan urin didapat keton urin +, hal ini terjadi karena cadangan
karbohidrat dan lemak yang ada habis terpakai untuk energi, sehingga
terjadi ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi
butirik, dan aseton dalam darah, serta keton pada urin.
• Pada pasien ini merupakan hiperemesis gravidarum tingkat 1 karena baik
gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium lebih sesuai
dengan gejala tingkat 1 berupa muntah terus menerus dan mempengaruhi
keadaan umum penderita, timbul intoleransi terhadap makan dan
minuman, lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium, dan terdapat gejala dehidrasi ringan.
Gejala hiperemesis pada pasien ini muncul sejak kehamilan 8 minggu dan
terus berlangsung hingga saat ini ( 9 minggu ). Hal ini sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa gejala mulai muncul sejak kehamilan 4 minggu
hingga 12 minggu pada kebanyakan kasus.
Penatalaksanaan
• Pasien ini merupakan indikasi rawat karena :
• Mual muntah yang sudah berlangsung lama.
• Mata cekung dan lidah kering
• Terdapat keton dalam urin
• Pasien ini memenuhi kriteria rawat pada Hiperemesis Gravidarum. Sehingga pasien ini diputuskan untuk
dirawat di ruangan untuk memperbaiki keadaan umumnya, koreksi cairan, elektrolit dan zat-zat metabolik,
serta mencegah atau mendeteksi dini adanya komplikasi yang mungkin timbul.
Pada penatalaksanaan yang dapat dianalisis pada kasus ini yaitu :
• Pasien dengan hiperemesis gravidarum dapat diperiksaan kadar enzim hati dan bilirubin, hal ini untuk
mengetahui apakah terdapat adanya gangguan fungsi hati pada pasien ini. Pasien dengan gangguan fungsi
hati dapat ditemukan gejala mual dan muntah di dalamnya dan sebaliknya hiperemesis gravidarum sendiri
dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati.
• Sementara untuk penatalaksanaan lain seperti rehidrasi, diet small frequent feeding, pemberian obat anti
emetik, neurobion, obat penetral dan penghambat asam lambung sudah dianggap tepat untuk
penatalaksanaan Hiperemesis gravidarum.
• Pasien ini diberikan obat: Antasida yang bekerja menetralkan asam lambung, sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri. Antasida tidak mengurangi volume HCl yang dikeluarkan lambung, tetapi meninggikan
pH.
• Pemberian Neurobion (Vit B1, B6, B12) pada pasien ini tepat. Pada pasien dengan hiperemesis gravidarum
sangat rentan terjadi defisiensi vitamin. Menurut literatur, kekurangan piridoxine (B6) dapat menyebabkan
mual dan muntah. Dan pemberian B6 telah diyakini mengurangi gejala mual dan muntah. Sedangkan Tiamin
(B1), diberikan untuk mencegah Wernicke encephalopathy yang dapat membahayakan.
• Pada pasien ini, dengan penangan yang baik, prognosis Hiperemesis Gravidarum cukup memuaskan. Setelah
beberapa hari perawatan di ruangan, kondisi keadaan umum pasien membaik, tidak ada keluhan subjektif,
tidak ada mual dan muntah, itu semua memenuhi kriteria pulang pada pasien Hiperemesis Gravidarum.
Tinjauan pustaka
hyper
Hiperemesis Gravidarum emesis
gravida
Penyakit
Obesitas
trofoblast
Ibu dengan
Asma
DM
Gangguan
Depresi
tiroid
Etiologi
•kadar hCG yang tinggi akan merangsang pusat muntah di medulla oblongata. Bagaimana hCG dapat menyebabkan HEG masih belum jelas, tetapi mekanisme yang diduga adalah akibat efek rangsangan
pada proses sekresi di saluran pencernaan bagian atas (GIT) atau dengan stimulasi fungsi tiroid karena kesamaan struktural pada thyroid-stimulating hormone (TSH).
hCG
•Aktivitas hormonal pada korpus luteum paling tinggi pada kehamilan trimester pertama dimana saat itu HEG biasanya sering terjadi, kehamilan yang diberikan progesteron selama fase luteal tidak
menunjukkan peningkatan insidensi HEG, hal ini menunjukkan bahwa tingkat progesteron tinggi (endogen atau eksogen) saja tidak menyebabkan timbulnya HEG.
Progesteron
•Tingkat estrogen yang tinggi mengakibatkan waktu transit usus lebih lambat dan pengosongan lambung juga lebih lama, dan mengakibatkan peningkatan akumulasi cairan. Pergeseran pH dalam saluran
pencernaan dapat mengakibatkan terjadinya infeksi Helicobacter pylori secara subklinis, yang dapat berhubungan dengan gejala gastrointestinal.
Estrogen
•Pada kehamilan normal, kelenjar tiroid membesar 50% dan sekresi hormon tiroksin (T4) meningkat karena meningkatnya hormon hCG (human Chorionic Gonadotropin) yang disekresi oleh plasenta.
Molekul hCG adalah molekul glikoprotein yang mengandung karakteristik struktural yang diperlukan untuk interaksi dengan reseptor TSH (thyroid stimulating hormone) dan aktivasi membran adenilat
siklase yang meregulasi fungsi sel tiroid. Molekul hCG juga merupakan molekul glikoprotein dengan komponen yang sama seperti TSH, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan menstimulasi
Hormon penggabungan fosfat anorganik ke dalam tiroid. Meningkatnya hormon tiroid terjadi pada trimester pertama dan berlangsung sampai selama kehamilan
Tiroid
•Hubungan antara leptin dan HEG didasarkan bahwa leptin memiliki fungsi utama memainkan peran penting dalam mengurangi nafsu makan dan meningkatkan konsumsi energi dengan berinteraksi
dengan faktor lain seperti kortisol, tiroid, dan insulin.
Leptin
• bahwa gejala dan perubahan anatomi korteks adrenal pada pasien HEG sangat mirip dengan pada pasien Addison dan insufisiensi kortek adrenal
Korteks pada hewan. Penemuan ini menghasilkan hipotesis bahwa adrenal korteks insufisiensi berhubungan dengan HEG.
Adrenal
Growth • mengukur kadar prolaktin pada wanita hamil dan penurunan level signifikan pada pasien dengan mual dan muntah.
Hormon dan
Prolaktin
• perubahan dari respon kekebalan terhadap gangguan fisiologis menyebabkan kelainan yang berhubungan dengan HEG
Imunologi
Infeksi • kejadian infeksi H. pylori pada pasien HG diukur, sebagian besar menunjukkan tingkat infeksi meningkat secara signifikan pada pasien HEG daripada kelompok
Helicobacter kontrol.
Pylori
• a. enzyme hati → Fungsi hati yang abnormal adalah efek gabungan dari hipovolemia, kekurangan gizi dan asidosis laktat terjadi pada HEG
Enzim • b. amylase → bahwa peningkatan kadar amilase serum pada pasien HEG diperngaruhi glandula salivary yang berlebihan, bukan pankreas.
Metabolik
• Pada hasil studi yang sebelumnya disebutkan bahwa defisiensi pyridoxine berkaitan dengan HEG. Kekurangan vitamin lain, seperti tiamin dan vitamin K, telah
dilaporkan pada pasien dengan HEG. Kombinasi dari kebutuhan yang meningkat selama kehamilan, tidak adanya asupan gizi dan malabsorpsi kemungkinan
Defisiensi
penyebab dari timbulnya defisiensi.
Nutrien
• Secara historis, muntah pada wanita hamil dianggap mewakili berbagai konflik psikologis. Mual diyakini merupakan hasil dari kebencian terhadap
kehamilannya atau ketidak siapan untuk ibu karena ketidakmatangan kepribadian, rasa ketergantungan ibu yang kuat, dan kecemasan dan ketegangan yang
Perubahan
berhubungan dengan kehamilan
Psikologis
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Muntah terus
menerus, timbul Gejala lebih berat,
intoleransi terhadap Walaupun kondisi
segala apa yang
makanan dan
dimakan dan tingkat III sangat
minuman, berat jarang, yang mulai
badan menurun, nyeri diminum
dimuntahkan, haus terjadi adalah
epigastrium, muntah
pertama keluar hebat, subfebril, gangguan
makanan, lender dan nadi cepat dan lebih kesadaran
Tingkat sedikit cairan empedu,
dan yang terakhir
Tingkat dari 100-140 kali per
menit, tekanan
Tingkat (delirium-koma),
muntah berkurang
I keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100
II darah sistolik kurang
dari 80 mmHg,
III atau berhenti,
tetapi dapat terjadi
kali per menit dan apatis, kulit pucat,
tekanan darah sistolik ikterus, sianosis,
lidah kotor, kadang nistagmus,
menurun. Mata ikterus, aseton,
cekung dan lidah gangguan jantung,
bilirubin dalam urin,
kering, turgor kulit bilirubin, dan
berkurang, dan urin dan berat badan
cepat menurun. proteinuria
sedikit tapi masih
normal.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik meliputi:
• Vital sign, termasuk tekanan darah saat berdiri dan berbaring dan
nadi
• Volume status (cth: kondisi mukosa, turgor kulit, vena leher dan
mental status)
• Keadaan umum (cth: nutrisi, berat badan)
• Evaluasi tiroid
• Pemeriksaan abdomen
• Pemeriksaan cardiovaskuler
• Pemeriksaan neurologis
Test laboratorium
Urinalisis untuk memeriksan
SGOT dan SGPT serta bilirubin:
keton dan specific gravity: keton
dapat meningkat pada 50%
merupakan tanda tubuh terhadap Elektrolit dan keton darah: untuk
pasien dengan hiperemesis
kelaparan dan dapat berbahaya mengetahui keadaan asidosis,
gravidarum. Bila meningkat
bagi janin. Spesifik gravity yang alkalosis atau hiperkloremik,
secara signifikat merupakan
tinggi terjadi pada kekurangan
tanda terdapat infeksi
cairan
GASTROINTESTINAL METABOLIK
Gastroparesis Diabetik ketoasidosis
Gastroenteritis Penyakit Addison’s
Achalasia Hipertiroid
Cholelithiasis
Ileus NEUROLOGIS
Obstruksi intestinal Pseudotumor serebral
Ulkus peptikum Lesi vestibular
Pankreatitis Migrain
Apendiksitis Neoplasma SSP
Hepatitis
GENITO-URINAL LAIN-LAIN
Pyelonefritis Intoksikasi obat
Uremia Pre Eklampsia
Torsio ovarium Psikologis
Nefrolitiasis Penyakit trofoblas
Leiomiomoma degeneratif Acute fatty liver pada kehamilan
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pada pasien
hiperemesis gravidarum adalah untuk:
Suplemen
• Jika pasien merasa bahwa vitamin prenatalnya memperparah mual, makanlah vitamin tersebut saat setelah makan, bukan saat
perut kosong. Vitamin kunyah terkadang lebih mudah diterima.
• Mengkonsumsi piridoxin (vitamin B6) terbukti dapat mengurangi mual dan muntah.
Herbal
• Di Eropa, jahe sering digunakan untuk mengurangi mual saat kehamilan. Dosisnya adalah 250 mg, 3 kali per hari. Belum ada
penelitian lebih lanjut mengenai efek jahe pada janin.
Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum
sangat memuaskan. HEG termasuk self limiting yang biasanya akan
mereda pada minguu ke 20 kehamilan. Namun demikian pada
tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin
sehingga perlu penanganan segera.
Terimakasih