Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 7 :

ARIEF RAHMATULLAH A 173 005


ELINA DWISANTI A 173 010
NAIMAH PUTERI A 173 017
NI KADEK DEWI UTAMI A 173 019
RICKY JOHANES A HUTAGAOL A 173 023
LATAR BELAKANG
ekstrak etanol temulawak Temulawak mengandung
(Curcuma xanthorrhiza Kurkumin yang
Roxb dibuat dalam bentuk merupakan komponen
sediaan emulgel, yang utama dari kurkuminoid
memiliki kemampuan berperan sebagai agen
penetrasi yang baik. antiinflamasi (Riski, 2016).

Masyarakat lebih
memilih untuk
back to nature.
Indonesia negara
kaya akan sumber
Inflamasi
tanaman

Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) = Anti


Inflamasi Efek samping
Mekanisme : menekan peradangan yaitu yang tidak di
penghambatan enzim siklooksigenase inginkan
IDENTIFIKASI MASALAH DAN TUJUAN
PENELITIAN
• Bagaimana karakteristik simplisia dan ekstrak
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang
memiliki potensi sebagai obat Anti Inflamasi?
Identifikasi • Bagaimana cara mengidentifikasi senyawa curcumin
pada Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang
Masalah memiliki potensi sebagai obat Anti Inflamasi?
• Bagaimana cara membuat sediaan emulgen ekstrak
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) sebagai
Anti Inflamasi ?

• Mengidentifikasi karakteristik simplisia dan ekstrak


Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) yang
memiliki potensi sebagai obat Anti Inflamasi.
Tujuan • Mengidentifikasi senyawa curcumin pada Temulawak
Penelitian (Curcuma xanthorriza Roxb.).
• Mengidentifikasi cara membuat sediaan emulgel
ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)
sebagai anti inflamasi.
Kegunaan Penelitian dan Waktu dan Tempat
Penelitian

Kegunaan Penelitian
Diharapkan dapat memberikan informasi tentang :
1. Cara standarisasi dan ekstraksi simplisia rimpang temulawak

2. Formulasi dan evaluasi emulgel dari ekstrak rimpang


temulawak, sehingga peneliti dan pembaca dapat
mengoptimalkan manfaat dari suatu kekayaan alam khususnya
dari rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu :Bulan Maret 2018 hingga Juli 2018
Tempat :Di Laboratorium Bahan Alam Sekolah Tinggi
Farmasi Indonesia Jalan Soekarno Hatta Nomor 354, Bandung.
ALAT DAN BAHAN
• pisau, oven simplisia, baskom, topleskaca,
cawanporselen, tabungreaksi, pipet tetes, pipet
volume, desikator, neracaanalitik, chamber,
penggaris, pensil, kertassaring, mortar,
Alat stamper,coronggelas, rotavapor, pipakapiler,
tabung centrifuge, centrifuge, lampu UV 254 nm
dan 366 nm, densitometer, gelas vial, botol
cokelat dan spektrofotometer UV-Vis.

• rimpang temulawak, Aquadest, etanol, metanol,


N-heksan, etil asetat, kloroform, eter, aseton,
butanol, amoniak, KOH, sitroborat, H2SO4,HCl ,
Bahan AlCl3, gliserin, NaOH, pereaksi dragendroff,
pereaksi mayer, Pereaksi FeCl3, Gelatin 1%,
Logam magnesium, amil alkohol, calbopol
940,silica Gel,Trietanolamin,metil paraben.
METODE PENELITIAN
PROSEDUR PENELITIAN

Uji 1.organoleptik pancaindera: bentuk,


Karakterisasi warna, bau, dan rasa.
Simplisia

2. Susut pengeringan : dipanaskan pada suhu


105°C selama 30 menit, 5 jam, 1 jam
sampai memperoleh bobot botol timbang
yang konstan.

3. Penetapan Kadar Abu Total: Bahan uji


ditimbang dan dimasukkan dalam krus
porselin yang telah dipijar dan ditara. Krus
porselin dipijar pada suhu 600°C kemudian
didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh
bobot tetap.
6
PROSEDUR PENELITIAN
4. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
Dididihkan dalam 25 mL asam klorida encer selama
5 menit, yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring, dipijar sampai bobot tetap,
didinginkan dan ditimbang.
5. Kadar Sari Larut dalam Air :Bahan uji dimaserasi
selama 24 jam dengan 100 mL air-kloroform dalam
labu bersumbat. Filtrat sebanyak 20 mL diuapkan
sampai kering dan sisa dipanaskan pada suhu
105°C.Kadar dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara

6. Kadar Sari Larut Etanol : Bahan uji dimaserasi


selama 24 jam dengan 100 mL etanol 95%.
Kadar terhadap bahan yang telah dikeringkan
di udara
7
SKRINING FITOKIMIA SIMPLISIA

• Ditambahkan amomonia, kloroform dan tambahkan


: pereaksi Dragendroff (warna oranye ) dan Mayer
Alkaloid (endapan putih).

• Tambahkan air panas, didihkan selama 5 menit ,


disaring. Filtrat + sedikit eter lalu kocok. Lapisan
eter dikeringkan pada plat tetes, ditambahkan
Fenolik
larutan FeCl3. Terbentuknya warna ungu biru.

• Tambahkan air panas, didihkan, disaring. Filtrat +,


larutan gelatin1% yang mengandung NaCl 10%.
Tanin Terbentuk Endapan putih.
SKRINING FITOKIMIA SIMPLISIA
• serbuk simplisia digerus dalam mortar dibasahkan dengan
aseton P, + sedikit serbuk halus asam borat P dan serbuk
halus asam oksalat P, dipanaskan dicampur sisa yang
flavonoid diperoleh dengan 10 mL eter P, diamati dengan sinar
ultraviolet 366 nm,larutan berfluoresensi kuning intensif.

• serbuk simplisia dimaserasi dengan eter selama 2 jam,


disaring, filtrat diuapkan dalam cawan penguap, ke dalam
Terpenoid residu + asam asetat anhidratdan dan tetes asam sulfat
dan Steroid pekat. Ditandai dengan timbulnya warna merah sedangkan
Tak Jenuh adanya senyawa golongansteroid ditandai dengan
munculnya warna biru.

• Serbuk simplisia + air, dididihkan, disaring. Filtrat


dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dikocok kuat-kuat
Saponin selama 10 detik. Terbentuk buih yang stabil selama tidak
kurang dari 10 menit, setinggi 1-10 cm. Pada penambahan
1 tetes asam klorida 2 N, buih tidak hilang
IDENTIFIKASI SENYAWA DENGAN KLT
Pembuatan larutan uji KLT :
Serbuk simplisia sebanyak 1 g ditambah 10 ml
etanol dimasukkan dalam cawan dan
ditempatkan pada penangas air selama 10 menit
dan dimasukkan dalam labu ukur 10 ml

Penotolan larutan uji dan larutan pembanding


pada plat silica gel dengan jarak1,5-2 cm pada
tepi bawah lempeng serta Pengkondisian
larutan pengembang yaitu kloroform p :
metanol p (95:5)
Lempeng ditempatkan pada rak penyangga dan
dimasukkan ke dalam bejana mencapai tepi
bawah lapisan penjerap dan totolan tidak
terendam lalu bejana ditutup hingga fase gerak
merambat sampai batas jarak rambat
IDENTIFIKASI SENYAWA DENGAN KLT

Lempeng dikeluarkan dan dikeringkan di udara


kemudian diamati bercak di bawah sinar UV
366 nm

Diukur dan dicatat jarak tiap bercak dari titik


penotolan serta dicatat panjang gelombang
untuk tiap bercak yang diamati, kemudian
dihitung nilai Rf

Bandingkan kromatogram bahan uji dengan


kromatogram pembanding
EKSTRASI TEMULAWAK

Pengolahan Serbuk Penimbangan


simplisia simplisia simplisia

Perendaman Pengadukan Penyaringan


simplisia ektrak ekstrak

Filtrat Penimbangan
Perhitungan
ekstrak
rendemen
evaporasi kental
SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK

• Ditambahkan amomoniak 25%, kloroform dan


tambahkan : pereaksi Dragendroff (warna oranye )
Alkaloid atau Mayer(endapan putih).

• Ekstrak + sedikit eter lalu kocok. Lapisan eter


dikeringkan pada plat tetes, ditambahkan larutan
Fenolik FeCl3. Terbentuknya warna ungu biru.

• Ekstrak + larutan gelatin1% yang mengandung


NaCl 10%. Terbentuk Endapan putih.
Tanin
SKRINING FITOKIMIA SIMPLISIA
• Ekstrak dibasahkan dengan aseton P, + sedikit serbuk halus
asam borat P dan serbuk halus asam oksalat P, dipanaskan
dicampur sisa yang diperoleh dengan 10 mL eter P, diamati
flavonoid dengan sinar ultraviolet 366 nm,larutan berfluoresensi
kuning intensif.

• Ekstrak diteteskan pada papan spottes + asam asetat


anhidratdan dan tetes asam sulfat pekat. timbulnya warna
Terpenoid merah (terpenoid) sedangkan adanya muncul warna biru
dan Steroid (steroid)
Tak Jenuh

• Ekstrak + air, dididihkan, dan dikocok kuat-kuat selama


10 detik. Terbentuk buih yang stabil selama tidak kurang
dari 10 menit, setinggi 1-10 cm. Pada penambahan 1 tetes
Saponin asam klorida 2 N, buih tidak hilang
PENETAPAN KADAR KURKUMIN PADA
EKSTRAK DENGAN KLT DENSITOMETRI
Pembuatan larutan uji KLT :
Ekstrak sebanyak 50 mg dilarutkan dengan 25
ml etanol 95% dalam tabung reaksi dan
dimasukkan dalam labu ukur 50 ml
penambahan etanol 95% sampai tanda batas

Penotolan larutan uji dan larutan pembanding


pada plat silica gel dengan jarak 1,5-2 cm pada
tepi bawah lempeng serta Pengkondisian Fase
gerak yaitu Heksan P : Etilasetat P (1:1)

Pengukuran dengan kromatografi lapis tipis


densitometri pada panjang gelombang 425 nm
dan perhitungan kadar kurkumin
RANCANGAN FORMULASI (RISKI DKK, 2016)
Nama Bahan Jumlah
Ekstrak kental -
Carbopol 940 1%
Parafin cair 7,5%
Setil alkohol 5
Span 80
3
Tween 80
Propilenglikol 5
Nipagin 0,03%
Nipasol 0,01%
TEA q.s
PEMBUATAN EMULGEL

• Pembuatan dan
pencampuran
Gel • Pencampuran
emulsi dan
fase minyak dan gel serta
fase air dengan • Carbomer penambahan
hogenizer didispersikan ekstrak dan
dengan air propilenglikol
dan
Emulsi penambahan
TEA sedikit- Emulgel
demi sedikit
EVALUASI EMULGEL
•Pengamatan organoleptis meliputi: bentuk, bau dan warna
(Fatmawaty, dkk., 2015) Pemeriksaan dilakukan sebelum dan
setelah penyimpanan dipercepat.
Organoleptik

•Emulgel ditimbang 0,1 gram kemudian dioleskan secara merata


dan tipis pada kaca objek, sediaan harus menunjukkan susunan
yang homogen dan tidak terlihat butir-butir kasar. Pemeriksaan
Homogenitas dilakukan sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat.

• menggunakan viscometer Brookfield tipe RV, semua formula


ditentukan viskositasnya pada suhu kamar (25-280C)
menggunakan rpm 0,3 dan spindle 63 (Arifin, dkk., 2014).
Viskositas Pemeriksaan dilakukan sebelum dan setelah penyimpanan
dipercepat.
• Penyimpanan pada kondisi suhu berbeda yaitu
25ᵒC dan 37ᵒC selama 1 minggu. Diamati
Stabilitas adanya perubahan warna atau pemisahan fase.

• pH indikator dimasukkan ke dalam emulgel 1 g yang telah


dilarutkan dengan aquadest 10 mL. Selanjutnya
Pemeriksaan membandingkan dengan standar pada wadah. Pemeriksaan
pH dilakukan sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat.

•Emulgel sebanyak 0,5 gram diletakkan diatas kaca transparan yang


beralaskan kertas grafik, biarkan sediaan menyebar pada diameter
tertentu. Kemudian ditutup dengan kaca transparan dan diberi beban
(50 g, 100 g, 150 g, 200 g dan 250 g). Ukur pertambahan luas setelah
Daya Sebar diberi beban . Pemeriksaan dilakukan sebelum dan setelah penyimpanan
dipercepat.

•Sampel diratakan pada salah satu objek gelas, kemudian ditutup dengan
objek gelas lainnya. Setelah itu ditindih dengan beban 250 g selama 5
menit. Pasang gelas objek kemudian dipasang pada pada alat uji daya
Daya Lekat lekat dan stopwatch dinyalakan. Waktu dihitung dari pemberian beban
dan dihentikan saat gelas objek terlepas.

Anda mungkin juga menyukai