Anda di halaman 1dari 14

Oleh; Sucipto

Pengertian ECT
• Menginduksikan kejang grand mal
secara buatan dengan mengalirkan
arus listrik melalui elektroda yang
dipasang pada satu atau kedua
pelipis
• ECT dilakukan dua sampai tiga kali
dalam seminggu
Indikasi ECT
• Pasien => depresif mayor yang tidak
berespons terhadap antidepresan /tidak
minum obat
• Pasien => gangguan bipolar tidak berespons
obat.
• Pasien bunuh diri akut =>tidak pengobatan.
• Efek samping ECT yang diantisipasi kurang
(lansia,px dgn blok jantung, kehamilan)
Reaksi Klien
Konvulsi yang timbul mirip serangan epilepsi
jenis
fase klonik timbul fase relaxasi otot dengan
pernafasan yang dalam dan keras.
Klien tidak sadar selama kira-kira 5 menit
Klien tidur sesudah konvulsi (1jam),
 klien menjadi sangat bingung sesudahnya
(kebingungan konvulsi).
Kontraindikasi
• Kontraindikasi tidak terhadap aliran
listrik => tetapi pada konvulsi yang
timbul.
• Konvulsi berbahaya terhadap system
cardiovascular dan muskuloskletal
• Kontraindikasi mutlak pada tumor
otak
Prosedur ECT :
1. Berikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga
tentang prosedur
2. Dapat persetujuan tindakan.
3. Pastikan status puasa pasien setelah tengah
malam.
4. Minta pasien untuk melepaskan perhiasan, jepit
rambut, kacamata, dan alat bantu
pendengaran.semua gigi palsu dilepaskan;
tambalan gigi parsial dipertahaankan.
5. Pakaikan baju yang longgar dan nyaman.
6. Kosongkan kandungan kemih pasien.
7. Berikan obat praterapi.
8. Pastikan obat dan peralatan yang diperlukan
tersedia dan siap pakai antara lain:
a. Perlengkapan dan peralatan terapi, termasuk pasta
dan gel electrode, bantalan kasa, alcohol, salin,
electrode elektroensefolgram (EEG), dan kertas
grafik .
b. Peralatan untuk memantau, termasuk
elektrokardiogram (EKG) dan electrode EKG.
c. Manset tekanan darah (2), stimulator saraf perifer,
dan oksimeter denyut nadi
d. Stetoskop
e. Palu reflek
f. Peralatan intra vena dan pungsi vena
g. Penahan gigitan dengan wadah
individu
h. Perbet dengan kasur yang keras dan
bersisi pengaman serta dapat
meninggikan bagian kepala dan kaki.
i. Peralatan pengisap lender
j. Peralatan ventilasi (termasuk slang, masker, ambu
bag, peralatan alan nafas oral, dan peralatan
intubasi dengan system pemberian oksigen)
k. Obat untuk keadaan darurat (rekomendasi staf
anestesi)
l. Obat yang tidak boleh diberikan oleh staf anestesi
untuk penatalaksanaan medis selama ECT
(labetalol, esmolol, glikopirolat, kafein, kurare,
midazolam, diazepam, natrium thiopental ,
natrium methoheksital , dan suksinilkolin).
9. Bantu pelaksanaan ECT
a. Tenangkan pasien
b. Dokter atau ahli anestesi memberikan
oksigen untuk menyiapkan pasien bila
terjadi apnea karena relaksasi otot.
c. Berikan obat.
d. Pasang spatel lidah yang diberi bantalan
untuk melindungi gigi pasien.
e. Pasang elektroda. Kemudian berikan syok.
10. Pantau pasien selama masa pemulihan
a. Bantu pemberian oksigen dan pengisapan lender sesuai
kebutuhan.
b. Pantau tanda-tanda vital.
c. Setelah pernafasan pulih kembali,atur posisi miring pada
pasien sampai sadar pertahankan jalan nafas paten.
d. Jika pasien barespons,orientasaikan pasien.
e. Ambulasikan pasien dengan bantuan, setelah memeriksa
adanya hipotensi postural.
f. Izinkan pasien tidur sebentar jika diinginkannya.
g. Berikan makanan ringan.
h. Libatkan dalam aktivasi sehari-hari seperti
biasa,orientasikan pasien sesuai kebutuhan.
i. Tawarkan analgesik untuk sakit kepala jika diperlukan.
Intervensi keperawatan pasien pada ECT
Prinsip Rasional Intervensi keperawatan
Mendapatkan Pasien yang mengerti rencana terapi Ajarkan tentang
persetuju akan kebih kooperatif dan kurang ECT,termasuk prosedur dan
an partisipasi dalam mengalami stress daripada pasien efek yang diharapkan.Ajarkan
prosedur. yang tidak mengerti.persetujuan keluarga tentang terapi.dorong
keluarga dapat memberikan dukungan ekspresi perasaan pasien dan
emosional kepada pasien. keluarga.berikan penyuluhan
setelah setip kali terapi.

Anestesi umum dan pembangkitan Periksa peralatan kedaruratan


Mempertahankan integ kejang dan listrik merupakan stressor sebelum prosedur
ritas biologis fisiologis dan memerlukan asuhan dilakukan.pertahankan pasien
Mendapatkan keperawatan suportif. puasa beberapa jam sebelum
persetuju terapi.lepaskan benda – benda
an partisipasi dalam yang mungkin membahayakan
prosedur. (mis,parhiasan,gigi
palsu).periksa tanda – tanda
vital.pertahankan kepatenan
jalan napas.atur posisi miring
pada oasien sampai ada
reaksi.bantu pasien untuk
ambulasi.tawarkan analgesic
atau antiemetik sesuai
kebutuhan.
Pasien biasanya merasa takut sebelum Tetap bersama pasien dan
Mempertahankan penberian terapi.amnesia dan berikan dukungan sebelum
martabat dan harga kebingungan dapat menimbulkan rasa dan selama terapi.pertahankan
diri pasien takut menjadi gila.pasien akan privasi pasien selama dan
memerlukan bantuan untuk setelah terapi.Reorientasikan
melakukan fungsi secara tepat dalam pasien.bantu anggota keluarga
lingkungan.. dan pasien lain untuk
memahami perilaku yang
berhubungan dengan amnesia
dan kebingungga.

Anda mungkin juga menyukai