A B
B
A
KEWAJIBAN
HAK PERIKATAN JAMINAN
UTANG
PIUTANG TAGIHAN
HAK TAGIH SCHULD
VORDERING HAFTUNG
PENGERTIAN KREDIT
UU NO.10 TAHUN 1998
2. Konsensuil, 2. Riil
obligatoir
JAMINAN KREDIT
Jaminan diperlukan untuk mengurangi risiko kredit
berupa kegagalan peminjam membayar kewajibannya
kepada bank.
Jaminan Pokok Dan Jaminan Tambahan :
1. Jaminan pokok adalah barang atau objek yang
dibiayai dengan kredit. Misalnya saja jaminan
pembelian rumah dengan kredit (kredit pemilikan
rumah) maka yang dijaminkan adalah rumah yang
dibeli tersebut.
2. Jaminan Tambahan merupakan barang atau
benda yang dijadiman jaminan untuk menambah
jaminan pokok. Hal ini diperlukan apabila bank
menilai jaminan pokok dianggap nilainya masih
kurang.
Kegunaan jaminan diantaranya :
1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk
mendapat pelunasan dari hasil penjualan barang-barang jaminan
tersebut, apabila debitur melakukan cidera janji, yaitu untuk membayar
kembali utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian;
2. Menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk membiayai
usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha
atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya
dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk berbuat
demikian dapat diperkecil;
3. Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya,
khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat
yang telah disetujui agar debitur dan atau pihak ketiga yang ikut
menjamin tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada
bank.
FUNGSI JAMINAN KREDIT :
1. Jaminan sebagai pengaman perlunasan kredit;
2. Jaminan sebagai pendorong motivasi debitur;
3. Fungsi yang terkait dengan pelaksanaan ketentuan
perbankan.
UU No.10 Tahun 1998
1. Watak (character)
2. Kemampuan (capacity)
3. Modal (capital)
4. Jaminan (collateral) dan
5. Kondisi ekonomi (condition of economy).
SK Direksi BI No 27/ 162/ KE/ DIR.
TAGIHAN HASIL
PEMBAYARAN EKSEKUSI
JUMLAH TAGIHAN
HAK JAMINAN UMUM (HJU)
A B
KREDITUR
PENERIMA DEBITUR
GADAI PEMBERI
PEMEGANG GADAI
GADAI
A B
KREDITUR
PENERIMA DEBITUR
GADAI
PEMEGANG
GADAI
C
PIHAK III
PEMBERI
GADAI
A B
KREDITUR DEBITUR
PENERIMA PEMBERI
GADAI GADAI
C
PIHAK III
PEMEGANG
GADAI
A B
KREDITUR DEBITUR
PENERIMA
GADAI
C D
PENGERTIAN :
2. Penguasaan 2. Penguasaan
3. Pemanfaatan 3. Pemanfaatan
Gadai Hipotik
1. Benda Bergerak 1. Tidak Bergerak
2. Penguasaan Benda 2. Tanpa Penguasaan
3. Bentuk Bebas benda
3. Akta Notaris dan
pendaftaran
Dengan munculnya gadai dan hipotik, maka fidusia
dalam hukum Romawi menjadi tidak populer lagi atau
ditinggalkan.
Akan ttp gadai tsb adl tdk sah krn barangnya tetap
berada dlm kekuasaan pemberi gadai, shg bertent
dg larangan Ps. 1198 (2) BW Bld atau Ps 1152 (2)
BW Ind.
Keputusan GERECHTSHOF
Pertimbangan :
D K
Pem Fid Pen Fid
Fidusia menurut UU No. 42 Thn 99
1. Hapusnya utang,
2. Pelepasan hak atas Jaminan Fidusia,
3. Musnahnya Benda (Ps. 25 ayat 1).