Anda di halaman 1dari 32

Pajak Kontemporer

Amnesti Pajak
Tax Amesty
Dasar Hukum UUD 1945 Pasal 14 ayat (2) :
3

” Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan


memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat.”

- grasi = pengampunan berupa perubahan, perubahan, peringanan, pengurangan, atau


penghapusan pelaksanaan pidana kepada terpidana yang diberikan oleh presiden.

- amnesti = pengampunan yang diberikan oleh Presiden kepada pelaku pelanggaran hak
asasi manusia yang berat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat

- abolisi = penghentian penyidikan yang dilakukan oleh pemerintah atas persetujuan


DPR mengenai orang yang bersangkutan karena dinilai tidak memiliki kapasitas untuk
memberikan penjelasan secara hukum

- rehabilitasi = pemulihan kepada kedudukan atau keadaan yang dahulu atau semula
4

Pengertian Pengampunan Pajak (Tax Amnesty )


Secara etimologis (asal-usul kata) :
Amnesty berasal dari kata Yunani “ Amnestia” yang
artinya “melupakan” atau tindakan melupakan,
mengampuni, memaafkan (forgiveness).
Definisi Pengampunan Pajak :
Menurut
5
Leon Ludkin dalam bukunya
Tax Technique Handbook : A legal Structure for Effective
Income Tax Administration (1971, 75) :
“…if a taxpayer come forward within a certain number of
days and makes a complete disclosure of his liability, he
can escape a penalty and sometimes even interest such
action is taken in the belief that, as a result of publicity
about the new administrative enforcement program,
taxpayers will be torn beetwen the fear of just retribution
and the enormous liability they have accumulated for the
past misdeeds. If the laibility could be reduced to
reansonable proportions, the government reasons,
taxpayers would be happy to come forward and cleanse
themselves of their sins”.
Definisi Pengampunan Pajak : (terjemahan)
6

..

“…jika seorang wajib pajak datang kemudian dan membuat


pengungkapan lengkap kewajiban , ia dapat dibebaskan dari denda dan
kadang-kadang bahkan bunga, tindakan tersebut diambil dalam
keyakinan bahwa sebagai akibat dari diterbitkannya tentang penegakan
Program yang administrasi baru, wajib pajak tidak akan merasa takut
mengenai retribusinya dan kewajiban/hutang besar mereka yang telah
menumpuk dari kejahatan masa lalu. Jika kewajiban bisa dikurangi
menjadi proporsi yang wajar oleh pemerintah, maka wajib pajak akan
senang untuk maju dan membersihkan diri dari dosa-dosa masa lalu
mereka ".
7

Menurut John Hutagaol dalam bukunya : “ Perpajakan :


isu-isu kontemporer” (2007:27)
Pengampunan Pajak merupakan kebijakan pemerintah di
bidang perpajakan yang memberikan penghapusan pajak
yang seharusnya terutang dengan membayar tebusan
dalam jumlah tertentu yang bertujuan untuk memberikan
tambahanpenerimaan pajak dan kesempatan bagi wajiba
pajak yang tidak patuh (tax evenders) menjadi wajib
pajak yang patuh (honest taxpayers), sehingga
diharapkan akan mendorong peningkatan kepatuhan
sukarela wajib pajak (taxpayer’s voluntarily compliance)
dimasa akan datang.
Jadi
8
menurut UUD 1945 4 (2) wewenang amnesti berada di
kekuasaan Presiden (eksekutif) dan DPR (lesgistatif).

Implikasi amnesti :
(1). Jabatan /wewenang Tertinggi adalah Presiden untuk
memberikan amnesti
(2).Akibat hukum : hilangnya kesalahan pelaku
kejahatan/pelanggaran, sehingga terhadap pelaku
hilangnya/ pembebesan dari sanksi atau ancaman pidana
maupun administrasi.
(3). Amnesti harus berdasarkan UU karena menyangkut DPR
sebagai pembuatan UU, karena akan kehilangan potensi,
misalnya : tidak diterimanya uang kas ke Negara karena
pengampunan pajak.
(4).Amnesti diberikan pada moment tertentu bukan setiap
saat atau selalu terus menerus. Moment tersebut
berkaitan dengan pertimbangan politik, HAM, ekonomi
nasional, keutuhan NKRI, dsb.
9

Tujuan Pengampunan Pajak

(1) . Meningkatkan pendapatan Negara dalam jangka pendek dan


meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. (Eric Le Borgne)
(2) . Disamping itu akan menurunkan tunggakan pajak, sehingga
akan menurunkan biaya penagihan pajak, sehingga akan terjadi
penghematan pajak bagi pihak fiskus, dan bagi pihak WP akan
semakin sukarela membayar pajak.

Namun menurut hasil penelitian Spicer dan Becker (1980) :


Pengampunan pajak dapat berdampak pada ketidakadilan
terhadap pembayar pajak yang patuh.
Bentuk Pengampunan Pajak
10

(1). Filling Amnesty


(2). Record-keeping Amnesty
(3). Revision Amnesty
(4). Investigation amnesty
(5). Prosecution amnesty/tuntutan

Dari aspek waktu :


(1). One-shot amnesty/ permanent amnesty
(2). Temporary amnesty
11

Pertimbangan untuk melakukan


Pengampunan Pajak
(1). Pelarian Modal ke luar Negeri secara Ilegal
Capital flight
(2). Rekayasa Transaksi Keuangan yang
mengakibatkan kehilangan potensi
penerimaan pajak.
- Praktek transfer pricing
- money laundry
Syarat-syarat Pengampunan Pajak
12

(1). Perangkat Hukum


(2). Kampanye Tax amnesty (Sosialisasi)
(3). Jaminan kerahasian atas data WP
- kekuatiran timbulnya tuntutan hukum
(4). Perbaikan Struktural paska Tax amnesty.
- Monitoring effectiveness
- law enforcement
- Administrative and policy reforms
Pengampunan Pajak Tahun 1984
melalui Keputusan Presiden
No. 24 tahun 1984

Pasal 3
(1) Atas pajak-pajak yang belum pemah atau belum
sepenuhnya dikenakan atau dipungut
yang dimintakan pengampunan pajak, dikenakan
tebusan dengan tarip:
a. 1% (satu persen) dari jumlah kekayaan yang
dijadikan dasar untuk menghitung jumlah
pajak yang dimintakan pengampunan, bagi
Wajib Pajak yang pada tanggal ditetapkannya
Keputusan Presiden ini telah memasukkan
Surat Pemberitahuan Pajak Pendapatan/
Pajak Perseroan tahun 1983 dan Pajak
Kekayaan tahun 1984;
b. 10% (sepuluh persen) dari jumlah kekayaan
yang dijadikan dasar untukmenghitung
jumlah pajak yang dimintakan pengampunan,
bagi Wajib Pajak yang pada tanggal
ditetapkannya Keputusan Presiden ini belum
memasukkan Surat Pemberitahuan Pajak
Pendapatan/Pajak Perseroan tahun 1983 dan
Pajak Kekayaan tahun 1984.
Contoh Kasus :

Warga Inggris Dibebaskan dari Gijzeling


Liputan6.com, Jakarta: Mantan petinggi PT Indo Pacific Resources, Mark Greenwood,
dibebaskan pada Rabu (29/12), setelah setahun mendekam di Lembaga Pemasyarakatan
Cipinang, Jakarta Timur. Direktur Jenderal Pajak Hadi Poernomo menyatakan, warga Inggris
itu disandera paksa atau gijzeling karena yang bersangkutan belum melunasi kewajiban
pajak sebesar Rp 45,8 miliar. Dia dibebaskan. kendati PT Indo Pacific Resources baru
membayar Rp 5,4 miliar.
Greenwood adalah pejabat asing pertama yang mendekam di penjara Indonesia sejak 10
November 2003 hingga 29 Desember 2004. Dia mengaku bisa bebas karena sudah
menyelesaikan semua urusan pajak yang ditanggungnya. Greenwood berharap bisa segera
menemui dua putrinya yang tinggal di Bangkok, Thailand.
Tahun itu, ada beberapa wajib pajak yang telah ditahan badan. Seorang di antaranya
dinyatakan sudah melunasi utang pajaknya sebesar Rp 1,2 miliar. Sementara seorang yang
berinisial Jl masih berstatus sandera tetapi tengah dirawat di salah satu rumah sakit di
Jakarta. Lain lagi seseorang petinggi PT Karaha Bodas Company (KBC), anak perusahaan
Pertamina, yang diduga menggelapkan pajak US$ 141 juta lebih. Sandera berinisial LSP itu
kini menjadi tahanan titipan di LP Cipinang [baca: Bos PT Karaha Bodas Company Disandera
Badan ].(OZI/Tim Liputan 6 CTV, 30/12//2004)
Tax Amnesty dapat dibedakan
menjadi
- Soft Tax Amnesty :

memungkinkan untuk memberikan

pengampunan atas sanski


administrasinya

- Hard Tax Amnesty

memberikan pengampunan atas


Sanksi Pidananya.
Tahun 2007
Untuk mengantisipasi gagalnya RUU Tax Amnesty, pemerintah
memasukkan Soft Amnesty ke dalam batang tubuh RUU KUP,
yaitu dalam Pasal 37A.
Pasal 37A ini hanya berlaku satu tahun, yaitu tahun 2008 saja.
Karena berlakunya hanya dalam jangka waktu sangat singkat,
yaitu di tahun pertama, maka kebijakan ini disebut Sunset
Policy.

Sunset sendiri berarti matahari yang hampir tenggelam. Sama


dengan matahari yang hampir tenggelam (sunset), ketentuan
(policy) yang ada dalam PAsal 37A UU KUP pun akan berakhir
(tenggelam) pada 31 Desember 2008.
Apa latar belakang Sunset Policy ?
1. Sebagai sarana pengakuan “dosa” masa lalu.
2. Untuk membuka lembaran baru dengan semangat
untuk berubah, jujur, transparan dan akuntabel.
3. Modernisasi birokrasi dengan pelayanan prima KPP.
4. Wewenang DJP untuk mengakses data & informasi
dari instansi pemerintah maupun pihak lain,
sehingga DJP mampu mendeteksi ketidakbenaran
pembayaran pajak yang dilakukan oleh WP.
5. Penerapan UU No.28 Tahun 2007 tentang
KUP dan UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.
Dasar Hukum Sunset Policy
UU.KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 37 A
- Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 2007
- Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2007
- Peraturan Menkeu No. 18/PMK.03/2008
- Peraturan Dirjen Pajak No. 27/PJ/2008,
- Peraturan Dirjen Pajak No. 30/PJ/2008
- Surat Edaran No. SE-31/PJ/2008
- Surat Edaran No. SE-33/PJ/2008
- Surat Edaran No. SE-34/PJ/2008
- Surat Edaran No. SE-55/PJ/2008
- Surat Edaran No. SE-56/PJ/2008
(a).“ WP yang menyampaikan pembetulan SPT Tahunan PPh
sebelum Tahun Pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang
masih harus dibayar menjadi lebih besar dan dilakukan paling
lama dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah berlakunya
UU ini, dapat diberikan pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan
pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang ketentuannya
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.”
(b). “WP OP yang secara sukarela mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP paling lama 1 (satu) tahun setelah
berlakunya UU ini diberikan penghapusan sanksi administrasi
atas pajak yang tidak atau kurang dibayar untuk Tahun Pajak
sebelum diperoleh NPWP dan tidak dilakukan pemeriksaan
pajak, kecuali terdapat data atau keterangan yang
menyatakan bahwa SPT yang disampaikan WP tidak benar
atau menyatakan lebih bayar.”
Sunset Policy
adalah kebijakan pemberian fasilitas
perpajakan, yang berlaku hanya pada tahun
2008, dalam bentuk penghapusan sanksi
administrasi perpajakan berupa bunga yang
diatur dalam Pasal 37A UU KUP (Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007).
Adapun tujuan dari Sunset Policy ini :

1. Perbaikan sistem administrasi


2. Peningkatan sistem kepatuhan
3. Peningkatan jumlah WP
4. Peningkatan penerimaan pajak 2008
dan seterusnya
Yang dapat memanfaatkan Sunset Policy :

(1). Orang Pribadi yang belum memiliki Momor Pokok Wajib


Pajak (NPWP), yang dalam tahun 2008 secara sukarela
mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan
menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak 2007 dan
tahun-tahun pajak sebelumnya paling lambat
31 Maret 2009.
(2). Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang telah memiliki
NPWP seklum tahun 2008, yang menyampaikan pembetulan
SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2006 dan tahun-tahun pajak
sebelumnya untuk melaporkan penghasilan yang belum
diperhitungkan dalam pelaporan SPT Tahunan PPh yang telah
disampai kan.
Jangka Waktu Sunset Policy

Sunset Policy sudah berlaku mulai Januari 2008


sampai dengan 31 Desember 2008, namun
dalam pelaksanaannya diperpanjang sampai
dengan 28 Februari 2009. Hal itu dimaksudkan
untuk menambah jumlah Wajib Pajak terdaftar
karena peran aktif masyarakat dengan Sunset
policy ini sangat aktif.
Tax incentive atau Tax Holiday
Tax Incentive/ insentif pajak adalah pengurangan atau
pembebasan dari kewajiban pajak yang ditawarkan
sebagai daya tarik untuk terlibat dalam kegiatan
tertentu (seperti investasi barang modal) untuk jangka
waktu tertentu.

Pajak merupakan aspek ekonomi yang dirancang


untuk memberikan insentif, atau mendorong, jenis
tertentu perilaku. Hal ini dapat dicapai melalui cara-
cara termasuk tax holiday, pengurangan pajak.
Insentif pajak ditargetkan pada WP individu dan
perusahaan.
Tax Holiday
Tax holiday adalah pengurangan sementara atau
penghapusan pajak. Pemerintah biasanya membuat tax
holiday sebagai insentif bagi investasi bisnis.

Contoh :
-Perusahaan industri tertentu mendapatkan keringan
pajak/ penurunan tarif pajak.
- Kompensasi kerugian selama 5 tahun
Tax holiday pernah diberlakukan di Indonesia
dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 1 Tahun
1967 jo Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing (PMA). Namun, dalam kurun
waktu lima belas tahun pemberlakuan tax holiday, jumlah
foreign direct investment yang disetujui hanya sekitar 473
proyek atau rata-rata 28 proyek per tahun. Realisasi proyek
yang disetujui hanya mencapai 75 persen, alias 355 proyek
terealisasi atau 21 proyek per tahun.

Dengan alasan kurang efektif, melalui Undang-undang


Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang
berlaku sejak 1 Januari 1984, ketentuan tentang tax holiday
dicabut.
Sejauhmana Tax Holiday bermanfaat
bagi perkembangan Ekonomi ?

Anda mungkin juga menyukai