Anda di halaman 1dari 22

“EFIKASI OBAT TERHADAP

KARAKTERISTIK PADATAN ZAT


AKTIFNYA”

Cep Fu’ad Hasyim


Deni Khoerudin
Nahda N Husna
Neneng
Neng Putri
Senny Lafia
 Efikasi
adalah efektifitas, kemampuan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
 Obat
digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit,
 Efikasi Obat
Yaitu suatu obat yang di
gunakan untuk mencegah, mengobati
penyakit dan melewati berbagai proses
sehingga mendapatkan efektifitas suatu
obat yang di inginkan
 Dalam Bentuk obat, kelarutan, laju
disolusi (kecepatan melarutnya suatu
obat di dalam tubuh), dan
bioavailibilitas obat (ketersediaan
jumlah obat dalam darah) harus
diperhatikan.
 Zat padat sendiri terbagi menjadi 2 bentuk
yaitu “amorf” dan bentuk “kristal”.

 Salah satu yang mempengaruhi kelarutan, laju


disolusi, dan bioavailibitas obat tersebut
adalah sifat zat padat yang menyusun obat
tersebut
1. Proses Penyerapan Obat

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi


kecepatan penyerapan obat oleh tubuh, yaitu:
1. Sifat kelarutan
2. Kemampuan tubuh dalam lambung
Cara penyerapan yang dimaksud tersebut
terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Difusi pasif
merupakan cara penyerapan
dimana obat yang diserap tidak
memerlukan energi dalam proses
penyerapannya, sehingga sel-sel tubuh
tidak perlu berupaya untuk menghasilkan
energi terlebih dahulu agar obat dapat
diserap.
b. Transport aktif
proses penyerapan obat dengan
membutuhkan energi.
c. Pinositosis
Proses pinositosis juga memerlukan
energi dan hanya dapat dilakukan apabila
obat dalam bentuk cair.
ada beberapa tahapan yang harus di
lewati untuk obat
ADME
1. Absorption
penyerapan obat. Hal ini akan terjadi saat
meminum obat, kemudian obat tersebut
diserap oleh tubuh. Namun penyerapan
tubuh ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Yaitu :
Cara suatu obat diproduksi di pabriknya,
 karakeristik orang yang meminumnya,
bagaimana obat tersebut selama ini
disimpan,
serta zat kimia yang terkandung di dalam
obat tersebut.
2. Distribusi Obat
setelah obat masuk ke dalam tubuh, obat
tersebut secara otomatis juga akan masuk
ke dalam sirkulasi darah, di sirkulasi darah
obat masuk ke dalam jaringan – jaringan
tubuh. Proses distribusi obat juga
tergantung pada karakteristik individu.
3. Metabolisme Obat
adalah tahapan dimana zat kimia obat diubah oleh tubuh
untuk mengatasi gangguan atau penyakit yang terjadi.
Di dalam tahap ini, enzim yang terdiri dari asam amino
(protein) berperan untuk memecah dan mengubah bentuk zat
kimia agar bisa bekerja menjadi lebih efektif. Enzim khusus
untuk memecah dan memetabolisme obat disebut dengan P-450
enzim dan dihasilkan di dalam hati.
Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi enzim
ini, seperti misalnya makanan atau obat-obatan lain yang
diketahui ternyata bisa berpengaruh terhadap jumlah enzim
tersebut.
Ketika enzim ini tidak dihasilkan dalam jumlah yang cukup,
maka obat akan bekerja menjadi lebih lambat dan efek samping
yang ditimbulkan juga tidak cepat.
4. Excretion /Proses Pengeluaran Obat dari
Dalam Tubuh

Proses pengeluaran zat kimia ini


dilakukan dengan dua cara utama, yaitu
melalui urin yang dilakukan oleh organ ginjal,
dan juga oleh kelenjar empedu dan hati.
2. Ukuran Partikel

Ukuran partikel dalam bidang


farmasi sangat penting karena
berhubungan dengan kestabilan suatu
sediaan. Ukuran partikel juga
menentukan sistem dispersi farmasetik.
3. Kelarutan
Proses ini juga dipengaruhi oleh bagaimana
bentuk dan ukuran dari senyawa obat
tersebut. Ukuran partikel mempunyai peran
penting pada tingkat pelepasan obat di dalam
tubuh. Ukuran partikel yang kecil akan
membuat semua bagian berinteraksi dengan
pelarut sehingga untuk obat-obat yang butuh
efek cepat maka sifat ini akan sangat
menguntungkan pasien karena penyerapan juga
akan terjadi lebih cepat.
4. Bioavabilitas

adalah keberadaan seberapa banyak


suatu obat ada di dalam darah.
jika bioavailibilitas rendah maka hal
tersebut akan mempengaruhi bagaimana
aktivitas obat dalam memberikan efek
kepada tubuh atau pada bagian yang
sakit, begitu pula sebaliknya.
5. Polimerfisme

Suatu senyawa pada dasarnya bisa


memiliki lebih dari satu bentuk tetapi
sama dalam hal pengobatan hanya saja
dalam proses kelarutanya berbeda.
Polimorfisme ini akan berpengaruh
dalam penentuan senyawa yang akan
dipakai untuk digunakan sebagai obat.
6. Amorf & Kristalin
Setiap bentuk pasti memiliki sudut yang
berbeda, akan mempengaruhi gaya serta
ikatan yang terjadi antar molekulnya
sehingga akan mempengaruhi gaya yang
terjadi dalam suatu sediaan padat. Terdapat
ketentuan gaya dan ikatan yang harus
dimiliki obat supaya obat dapat bekerja dan
dikeluarkan dengan baik sehingga hal ini juga
merupakan salah satu sifat yang perlu
dipertimbangkan dalam membuat obat yang
baik.
7. Dosis

apa yang membuat suatu obat


menjadi “obat” bagi tubuh? Jawabannya
adalah dosis. Suatu senyawa dapat
bereaksi dengan tubuh, entah itu
menjadi menguntungkan atau merugikan,
semuanya tergantung dosis.
Kesimpulan
 Bentuk sediaan padat merupakan bentuk
sediaan yang paling stabil.
 Efikasi obat merupakan efektifitas dari suatu
obat yang di inginkan.
 Zat padat sendiri terbagi menjadi 2 bentuk
yaitu “amorf” dan bentuk “kristal”.
 tahapan yang harus di lewati untuk obat ada 4, yaitu
: ADME (Absorption, Distribusi, Metabolisme,
Excretion)
Daftar Pustaka
 Drug Development Services. Solid State Characterization.
https://www.particlesciences.com/news/technical-briefs/2012/solid-state-
characterization.html
 Pharmaceutical Press. Solids
https://www.pharmpress.com/files/docs/ch01_sample%20chapter.pdf
 Censi, R., and Di Martino, P. Polymorph impact on the bioavailability and stability
of poorly soluble drugs.
https://www.mdpi.com/1420-3049/20/10/18759/htm
 Freepik. Medicine flat design.
https://www.freepik.com/free-vector/medicine-flat-
design1086685.htm#term=medicine&page=1&position=0
 https://www.dictio.id/t/apakah-kegunaan-dan-pentingnya-mengetahui-ukuran-
partikel-dalam-farmasi/4796/2
 https://publications.nigms.nih.gov/medbydesign/chapter1.html#c1
 http://www.ibfnetwork.org/setelah-diminum-ternyata-beginilah-cara-kerja-dan-
reaksi-obat-di-dalam-tubuh

Anda mungkin juga menyukai