Etika Dalam Akhir Kehidupan 10
Etika Dalam Akhir Kehidupan 10
MENGHADAPI AKHIR
KEHIDUPAN
HAK HIDUP
Seperti Agama-Agama lain, Islam menjunjung
tinggi hak hidup seseorang
Barang siapa yang membunuh seseorang
bukan karena orang itu membunuh orang lain
atau bukan karena berbuat bencana di muka
bumi, maka seakan-akan ia sudah membunuh
semua manusia (al Maidah 32)
QS Al Maidah (5): 32
QS Al Maidah (5): 32. oleh karena itu Kami
tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan
Dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan
Barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya..
Mati
AGAMA ISLAM : Berpisahnya roh dan jasad
KEDOKTERAN :
MATI : JANTUNG TDK BERFUNGSI
MATI : BATANG OTAK TIDAK
BERFUNGSI
PERPADUAN ANTARA ULAMA SYARIAT
DAN AHLI KEDOKTERAN (1)
U.S. : Rohlah yang mengetahui berbagai
macam pengetahuan
A.K. : aktifitas berfikir dilakukan oleh otak
manusia
HASIL : mengetahui berbagai macam
pengetahuan melalui perantara
PERPADUAN ANTARA ULAMA SYARIAT
DAN AHLI KEDOKTERAN (2)
U.S. : Rohlah yang mengatur segala gerakan
jasad yang berkehendak
A.K. : Otaklah yang menguasai aktifitas
berkehendak dari seluruh anggota badan
HASIL : Rohlah yang mengatur anggota badan
melalui otak
PERPADUAN ANTARA ULAMA SYARIAT
DAN AHLI KEDOKTERAN (3)
U.S. : Tanda adanya hubungan antara Roh dan
Jasad adalah rasa dan gerakan berkeheendak
A.K. : Tanda-tanda sehatnya Otak adalah rasa
dan aktifitas berkehendak (sadar)
HASIL : Tanda-tanda keterkaitan antara Roh
dan Jasad adalah sehatnya Otak
PERPADUAN ANTARA ULAMA SYARIAT
DAN AHLI KEDOKTERAN (4)
U.S. : Tanda adanya perpisahan antara Roh
dan Jasad adalah hilangnya rasa dan gerakan
berkehendak sama sekali
A.K. : Tanda kematian Otak adalah tidak
adanya rasa dan aktifitas kesadaran sama
sekali
HASIL : Tanda berpisahnya Roh dengan Jasad
adalah matinya Otak sama sekali
PERPADUAN ANTARA ULAMA SYARIAT
DAN AHLI KEDOKTERAN (5)
U.S. : Gerakan refleksi tidak menunjukkan
adanya hubungan antara Roh dan Jasad
A.K. : Gerakan refleks tidak menunjukkan
sehatnya otak, baik sebagian ataupun
seluruhnya
HASIL Gerak refleks tidak menunjukkan
hidup atau atau matinya manusia
SEBELUM AKHIR
KEHIDUPAN
Dokter berupaya untuk memelihara kehidupan
Kematian adalah kehendak Allah
Probelem: Kapan upaya pertolongan
dihentikan ??
Eutanasia
Kata eutanasia berasal dari bahasa Yunani
EUTHANATOS yang terbentuk dari kata EU (baik)
dan thanatos (mati).
Euthanasia diartikan bahwa membiarkan seseorang
mati dengan mudah dan baik. Dapat pula disebutkan
sebagai pembunuhan dengan belas kasih terhadap
orang sakit yang tidak lagi memiliki harapan sembuh
Euthanasia mencakup
1. Kematian denan cara memasukkan obat
dengan atau tanpa permintaan ekplisit dari
pasien
2. Keputusan untuk menghentikan perawatan
yang dapat memperpanjang hidup pasien
dengan tujuan mempercepat kematiannya.
3. Penanggulangan rasa sakit dengan cara
memasukkan obat anetesi dalam dosis besar,
dengan mempertimbangkan timbulnya risiko
kematian, tetapi tanpa ada niat untuk
mematikan pasien
4. Pemberian obat anestesi dalam jumlah
overdosis atau obat lain yang mematikan
dengan tujuan mengakhiri hidup pasien
Motivasi Euthanasia
Bagi pendukung Euthanasia, beberapa faktor
yang mendasari pemikiran mereka
1. faktor ekonomi
2. pertimbangan tempat di rumah sakit
3. agar pasien mati dengan layak
Euthanasia aktif
Euthanasia aktif adalah tindakan sengaja yang
dilakukan oleh ahli medis untuk mengakhiri
hidup pasiennya
Euthanasia di luar kehendak adalah
mengakhiri hidup pasien tanpa ada permintaan
ekplisit dari si pasien.
Euthanasia sukarela
Dalam kasus pasien yang sakit parah meminta
pada petugas medis untuk mengakhri hidupnya
sebagai jalan keluar bagi rasa sakit yang
dideritanya, maka permintaan ini disebut
euthanasia sukarela (atau bunuh diri dengan
bantuan)
Euthanasia pasif
Adalah ketiadaan penanganan yang seharusnya
diberikan oleh petugas medis untuk, misalnya
memasang alat bantu, sehingga berakibat pada
kematian sipasien.
Euthanasia pasif
Islam membenarkan untuk membiarkan
kematian terjadi secara alamiah. Sekalipun
petugas medis diharuskan untuk melakukan
pelayanan medis sepanjang waktu, tetapi
penanganan itu bisa dihentikan jika menurut
pendapat ahlinya sdh sangat tipis bahkan nihil
harapan bagi sipasien untuk sembuh
TRANSPLANTASI
ORGAN
Transplantasi organ
Transplantasi organ hidup
Transplantasi organ stelah meninggal
Transplantasi organ dari orang
hidup
Agama Islam membolehkan seseorang pada
saat hidupnya dengan sukarela tanpa ada
paksaan untuk menyumbangkan sebuah atau
sebagian organ tubuhnya kepada orang lain
yang membutuhkan dengan syarat :
1. tidak akan menyebabkan ganguan atau
kematian bagi donor
2. Tidak menyumbangkan organ reproduksi
seperti tesitis. Walaupun dengan
mendonorkan satu buah testis tdk akan
mengganggu tapi dapat menghasilkan
sperma yang kelak akan dapat
menghasilkan keturunan
Transplantasi organ dari orang
telah meninggal ada dua versi
A Yang menentang
transplantasi organ tidak diperbolehkan
dengan alasan:
1. kesucian hidup manusia
2. tubuh manusia adalah amanah
3. bisa disamakan dengan memperlakukan
tubuh manusia sebagai benda material
Transplantasi organ dari orang
telah meninggal ada dua versi
B. Yang mendukung
Bahwa transplantasi organ harus dipahami
sebagai suatu bentuk layanan kesejahteraan
publik dan altruistik (pertolongan
kemanusiaan).
Mereka berpendapat bolehnya transplantasi
organ dari orang yang telah meninggal
dengan ketentuan sbb:
Transplantasi boleh dengan
ketentuan:
1. Transplantasi organ tersebut adalah satu-
satunya cara penyembuhan yang bisa
ditempuh
2. Derajat keberhasilan dari prosedur ini
diperkirakan tinggi
3. Ada persetujuan dari pemilik organ atau ahli
warisnya
Boleh dengan ketentuan
4. Kematian orang yang organnya akan diambil
telah benar-benar jelas kematiannya
5. Resepien organ tersebut sudah diberitahu
tentang operasi transplantasi berikut
implikasinya.
KAIDAH FIKHI