OLEH
Putri Chairunnisa
Ramadani
Pembimbing:
dr. Arie Hidayati, M.Ked (DV), Sp.DV
PENDAHULUAN
Pityriasis versicolor atau tinea versicolor merupakan suatu infeksi jamur superfisial ditandai
dengan perubahan pigmen kulit pada stratum korneum oleh jamur lipofilik yang merupakan
DEFINISI flora normal kulit yang dikenal sebagai Malassezia furfur.
Pityriasis versikolor terdistribusi ke seluruh dunia dengan angka kejadian terjadi peningkatan
sampai 50% pada daerah tropis dan sub tropis, dan juga mengalami penurunan insidensi
PREVALENSI kejadian sebanyak 1,1% pada daerah dengan iklim yang lebih dingin.
Penegakan diagnosis pityriasis versikolor pada umumnya cukup dengan pemeriksaan fisik
kulit karena lesinya yang khas berupa makula hipo/hiperpigmentasi yang berbatas tegas dan
DIAGNOSIS berdasarkan lokasinya banyak ditemukan pada daerah tubuh bagian atas, leher, dan tangan.
LAPORAN KASUS
Morbus
Vitiligo Hansen Tipe
PB
DIAGNOSIS KLINIS
Pityriasis Versicolor
RESUME
Resume :
Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke Poliklinik Kulit Dan Kelamin RSUDZA
dengan keluhan bercak putih di leher, lengan, dada dan punggung yang disertai gatal
sejak 6 bulan yang lalu. Bercak putih semakin lama semakin banyak. Menurut
pengakuan pasien bercak pertama kali timbul di daerah leher kemudian bercak
menyebar sampai ke dada, punggung dan lengan atas. Gatal hilang timbul yang
terutama dirasakan saat berkeringat. Dari hasil pemeriksaan fisik kulit regio colli,
antebrachii dextra dan sinistra, thorakal anterior dan posterior didapatkan lesi makula
hipopigmentasi, berbatas tegas tepi irregular, jumlah multiple dengan ukuran miliar-
lentikuler, distribusi generalisata. Pada pemeriksaan penunjang dengan mengunakan
wood lamp didapatkan flouresensi berwarna kuning keemasan.
TATALAKSANA
- Terapi topikal
Asam Salisilat 3% + Ketoconazole cream oles pagi hari
Asam Salisilat 3% + Mikonazol cream oles malam hari
EDUKASI
• Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan ptyriasis
versicolor harus dilakukan secara menyeluruh dan
konsisten, karena angka kekambuhannya yang tinggi.
Quo ad vitam
• Dubia ad Bonam
Quo ad functionam
• Dubia ad Bonam
Quo ad sanactionam
• Dubia ad Bonam
ANALISA KASUS
Kasus
Teori
ANALISA KASUS
Teori
Pasien mengaku sering Faktor predisposisi dari timbulnya pityriasis
versicolor yaitu lingkungan yang lembab dan
berkeringat dan berganti hangat, keringat yang berlebihan, dan
pakaian sekali setiap hari. higienitas yang kurang. Selain itu
imunosupresi, malnutrisi, penggunaan
sistemik kortikosteroid, dan kontrasepsi oral
juga dapat menjadi faktor predisposisi dari
timbulnya pitiriasis versikolor ini. Pityriasis
versikolor juga lebih dominan terjadi pada
remaja dan dewasa muda. Hal ini di
pengaruhi oleh aktifnya kerja kelenjar
sebasea pada usia remaja dan dewasa
Kasus muda.
ANALISA KASUS
Teori
Pada pemeriksaan fisik Gejala klinis pada pityriasis versicolor
dermatologis pada pasien ini adalah timbulnya lesi makula atau patch
didapatkan pada regio colli, yang hipopigmentasi pada orang yang
antebrachii dextra dan sinistra, berwarna kulit gelap dan
thorakal dextra dan sinistra tampak
hiperpigmentasi pada orang yang
makula hipopigmentasi, berbatas
tegas tepi irregular, jumlah berwarna kulit lebih terang. Lesi
multiple dengan ukuran lentikuler- tersebut berbentuk tidak teratur,
gutata distribusi generalisata. berbatas tegas, sampai difus, dan
ukuran lesi dapat milier, lentikular,
gutata sampai plakat.
Kasus
ANALISA KASUS
Teori
• Pemeriksaan dengan KOH 10% menunjukkan
Pada pemeriksaan KOH 10% hifa pendek dengan spora sebagai gambaran
tidak ditemukan adanya hifa khas jamur pada pityriasis versicolor. Adanya
dengan spora (sphagetti with sel budding yeast yang berbentuk ovoid
bersama hifa menyebabkan gambaran
meatballs) dan pada pemeriksaan
“spaghetti and meatballs.
wood lamp ditemukan gambaran
fluoresensis berwarna kuning • Pada pemeriksaan penunjang menggunakan
keemasan. Wood lamp (365 nm) yang dilakukan pada
kamar gelap, dapat memberikan perubahan
warna seluruh daerah lesi sehingga batas lesi
lebih mudah dilihat. Daerah yang terkena
infeksi akan memperlihatkan flouresensi warna
Estrella Lasry-Levy, Aki Hietaharju, Vivek Pai, Ramaswamy Ganapati, Andrew S. C. Rice,
Maija Haanpaa, Diana N. J. Lockwood
Morbus Hansen
Menilai nyeri
neuropati dan
gangguan
psikologi pada Nyeri Neuropati
pasien yang telah
mendapatkan
MDT Lengkap
Subjek Metode
statistik
Kriteria inklusi:
Jumlah subjek pasien usia > 16
101 orang tahun dengan
MDT lengkap
Metodelogi
Fase Penelitian
Diagnosis
3 cardinal sign
Nyeri Neuropati
DN 4
Gangguan Psikologi
GHQ 12
Penilaian
Ada atau tidaknya nyeri neuropati dan gangguan
psikologi
Hasil
Metodelogi
Diskusi
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya