Anda di halaman 1dari 36

PITYRIASIS VERSICOLOR

OLEH
Putri Chairunnisa
Ramadani

Pembimbing:
dr. Arie Hidayati, M.Ked (DV), Sp.DV
PENDAHULUAN
Pityriasis versicolor atau tinea versicolor merupakan suatu infeksi jamur superfisial ditandai
dengan perubahan pigmen kulit pada stratum korneum oleh jamur lipofilik yang merupakan
DEFINISI flora normal kulit yang dikenal sebagai Malassezia furfur.

Pityriasis versikolor terdistribusi ke seluruh dunia dengan angka kejadian terjadi peningkatan
sampai 50% pada daerah tropis dan sub tropis, dan juga mengalami penurunan insidensi
PREVALENSI kejadian sebanyak 1,1% pada daerah dengan iklim yang lebih dingin.

Penegakan diagnosis pityriasis versikolor pada umumnya cukup dengan pemeriksaan fisik
kulit karena lesinya yang khas berupa makula hipo/hiperpigmentasi yang berbatas tegas dan
DIAGNOSIS berdasarkan lokasinya banyak ditemukan pada daerah tubuh bagian atas, leher, dan tangan.
LAPORAN KASUS

Nama : Ny. SAD


Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Banda Aceh
Tanggal Pemeriksaan : 22 Juni 2018
Nomor CM : 1-16-40-86
ANAMNESIS
KU : Pasien datang dengan keluhan Bercak putih di leher, lengan, dada dan punggung
sejak 5 bulan
KT : Bercak terasa gatal
RPS :

6 bulan yang lalu: muncul


bercak putih yang mulanya pada Keluhan gatal pada
leher disertai gatal bercak putih terutama
saat berkeringat

Bercak putih dirasakan


menyebar ke lengan
atas, dada, dan
punggung
ANAMNESIS

RPD RPO RPK RKS


Pasien tidak Pasien tidak Tidak ada Pasien
pernah pernah keluarga merupakan
seorang ibu
mengalami mengkonsumsi pasien yang rumah tangga.
keluhan obat-obat mengalami Pasien
yang sama sebelumnya. keluhan mengaku
sebelumnya Pasien juga yang sama berganti
tidak pernah pakaian sekali
menggunakan setiap hari.
Dan pasien
kontrasepsi mengaku
oral. mudah
berkeringat.
PEMERIKSAAN FISIK KULIT

Regio : Colli, Antebrachii dextra dan sinistra ,


thorakal anterior dan posterior

Deskripsi Lesi : Makula hipopigmentasi dengan skuama


halus, berbatas tegas tepi irregular, jumlah multipel
dengan ukuran miliar-lentikuler distribusi generalisata.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan wood lamp : Ruam berfluoresensi


kuning keemasan

• Pemeriksaan KOH 10% tidak ditemukan adanya


hifa pendek dengan spora (spaghetti with meatballs)
DIAGNOSIS BANDING
Pityriasis
Versicolor

Post inflamatory Pityrisasis


hypopigmentation Alba

Morbus
Vitiligo Hansen Tipe
PB
DIAGNOSIS KLINIS

Pityriasis Versicolor
RESUME
Resume :
Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke Poliklinik Kulit Dan Kelamin RSUDZA
dengan keluhan bercak putih di leher, lengan, dada dan punggung yang disertai gatal
sejak 6 bulan yang lalu. Bercak putih semakin lama semakin banyak. Menurut
pengakuan pasien bercak pertama kali timbul di daerah leher kemudian bercak
menyebar sampai ke dada, punggung dan lengan atas. Gatal hilang timbul yang
terutama dirasakan saat berkeringat. Dari hasil pemeriksaan fisik kulit regio colli,
antebrachii dextra dan sinistra, thorakal anterior dan posterior didapatkan lesi makula
hipopigmentasi, berbatas tegas tepi irregular, jumlah multiple dengan ukuran miliar-
lentikuler, distribusi generalisata. Pada pemeriksaan penunjang dengan mengunakan
wood lamp didapatkan flouresensi berwarna kuning keemasan.
TATALAKSANA

- Terapi topikal
Asam Salisilat 3% + Ketoconazole cream oles pagi hari
Asam Salisilat 3% + Mikonazol cream oles malam hari
EDUKASI
• Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan ptyriasis
versicolor harus dilakukan secara menyeluruh dan
konsisten, karena angka kekambuhannya yang tinggi.

• Memberitahukan kepada pasien bahwasanya penyakit


ptyriasis versicolor banyak dijumpai dan tidak menular pada
orang lain sehingga pasien tidak perlu malu atau
menghindar dari keluarga maupun lingkungan sekitar.

• Memberitahukan kepada pasien agar diusahakan untuk


tidak menggunakan pakaian yang lembab, ketat dan tidak
menyerap keringat.

• Memberitahukan kepada pasien agar menjaga kebersihan


dan kelembaban badan dengan segera mengeringkan
badan saat berkeringat.
PROGNOSIS

Quo ad vitam
• Dubia ad Bonam

Quo ad functionam
• Dubia ad Bonam

Quo ad sanactionam
• Dubia ad Bonam
ANALISA KASUS

Seorang perempuan berusia 29


. • Hal ini sesuai dengan teori bahwa
tahun datang ke RSUDZA dengan pityriasis versicolor adalah penyakit infeksi
keluhan adanya bercak putih di pada superfisial kulit dan berlangsung
leher, lengan, dada dan punggung kronis yang akan menimbulkan gambaran
yang disertai gatal lesi hipopigmentasi atau hiperpigmentasi
yang disertai dengan rasa gatal (pruritus)
serta adanya skuama halus diatas lesi.
• Predileksi pityriasis vesikolor yaitu pada
tubuh bagian atas, lengan atas, leher,
abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia.

Kasus
Teori
ANALISA KASUS

Teori
Pasien mengaku sering Faktor predisposisi dari timbulnya pityriasis
versicolor yaitu lingkungan yang lembab dan
berkeringat dan berganti hangat, keringat yang berlebihan, dan
pakaian sekali setiap hari. higienitas yang kurang. Selain itu
imunosupresi, malnutrisi, penggunaan
sistemik kortikosteroid, dan kontrasepsi oral
juga dapat menjadi faktor predisposisi dari
timbulnya pitiriasis versikolor ini. Pityriasis
versikolor juga lebih dominan terjadi pada
remaja dan dewasa muda. Hal ini di
pengaruhi oleh aktifnya kerja kelenjar
sebasea pada usia remaja dan dewasa
Kasus muda.
ANALISA KASUS

Teori
Pada pemeriksaan fisik Gejala klinis pada pityriasis versicolor
dermatologis pada pasien ini adalah timbulnya lesi makula atau patch
didapatkan pada regio colli, yang hipopigmentasi pada orang yang
antebrachii dextra dan sinistra, berwarna kulit gelap dan
thorakal dextra dan sinistra tampak
hiperpigmentasi pada orang yang
makula hipopigmentasi, berbatas
tegas tepi irregular, jumlah berwarna kulit lebih terang. Lesi
multiple dengan ukuran lentikuler- tersebut berbentuk tidak teratur,
gutata distribusi generalisata. berbatas tegas, sampai difus, dan
ukuran lesi dapat milier, lentikular,
gutata sampai plakat.

Kasus
ANALISA KASUS

Teori
• Pemeriksaan dengan KOH 10% menunjukkan
Pada pemeriksaan KOH 10% hifa pendek dengan spora sebagai gambaran
tidak ditemukan adanya hifa khas jamur pada pityriasis versicolor. Adanya
dengan spora (sphagetti with sel budding yeast yang berbentuk ovoid
bersama hifa menyebabkan gambaran
meatballs) dan pada pemeriksaan
“spaghetti and meatballs.
wood lamp ditemukan gambaran
fluoresensis berwarna kuning • Pada pemeriksaan penunjang menggunakan
keemasan. Wood lamp (365 nm) yang dilakukan pada
kamar gelap, dapat memberikan perubahan
warna seluruh daerah lesi sehingga batas lesi
lebih mudah dilihat. Daerah yang terkena
infeksi akan memperlihatkan flouresensi warna

Kasus putih kekuningan, kuning keemasan sampai


orange.
ANALISA KASUS
Diagnosis Banding

Pityriasis alba Morbus Hansen Vitiligo Post inflammatory


hypopigmentation
ANALISA KASUS Teori
Beberapa agen topikal berguna untuk mengobati pityriasis
versikolor, termasuk selenium sulfida, zinc pyrithione, natrium
sulfacetamide, ciclopiroxolamine, serta azole dan allylamine.
Terapi topical:
Berbagai regimen dapat digunakan. Sebuah protokol yang
• Asam Salisilat 3% + Ketoconazole banyak digunakan dan murah menggunakan selenium sulfide
cream oles pagi hari lotion 2,5%, yang diterapkan secara bebas ke daerah yang
• Asam Salisilat 3% + Mikonazol terkena. Sementara penggunaan sehari-hari dapat
dipertimbangkan untuk kasus yang luas, 3-4 kali per minggu, dan
cream oles malam hari
frekuensi ini dapat diturunkan lebih lanjut untuk sekali atau dua
kali setiap bulan dan digunakan sebagai rejimen perawatan untuk
mencegah kekambuhan. Atau dapat diberikan ketoconazole 2%
cream ke daerah yang terkena. Perawatan ini diulang dengan
Terbinafine 1% selama tiga hari berturut-turut diterapkan dua kali
sehari untuk daerah yang terkena selama 7 hari telah
menghasilkan tingkat kesembuhan lebih dari 80% pemberian per
minggu agen-agen topikal selama beberapa bulan ke depan

Kasus dapat membantu mencegah rekurensi.


ANALISA KASUS

Prognosis pasien ini adalah baik. Sesuai dengan teori,


dengan pengobatan teratur, menyeluruh dan konsisten, serta
menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh dalam kehidupan
sehari-hari dapat mempercepat kesembuhan pada pasien.
Terima Kasih
KRITISI JURNAL

Nyeri Neuropati dan Gangguan psikologi pada Pasien


Morbus Hansen yang Telah Diobati: Studi Prevalensi Cross-
Sectional di Mumbai

Estrella Lasry-Levy, Aki Hietaharju, Vivek Pai, Ramaswamy Ganapati, Andrew S. C. Rice,
Maija Haanpaa, Diana N. J. Lockwood

Plos Neglected Tropical Disease 2011;5(3):1-8


Pendahuluan

Morbus Hansen

Menilai nyeri
neuropati dan
gangguan
psikologi pada Nyeri Neuropati
pasien yang telah
mendapatkan
MDT Lengkap

DN 4 dan GHQ Gangguan


12 Psikologi
Metodelogi

Subjek dari Mantel-


BLPC Haenszel
test

Subjek Metode
statistik
Kriteria inklusi:
Jumlah subjek pasien usia > 16
101 orang tahun dengan
MDT lengkap
Metodelogi
Fase Penelitian
Diagnosis
3 cardinal sign

Nyeri Neuropati
DN 4

Gangguan Psikologi
GHQ 12

Penilaian
Ada atau tidaknya nyeri neuropati dan gangguan
psikologi
Hasil
Metodelogi
Diskusi

Pada hasil penelitian didapatkan adanya 22 pasien yang mengalami nyeri


neuropati dari 101 pasien yang diikutsertakan dalam penelitian. Empat puluh satu
persen pasien dengan nyeri neuropatik mengalami gangguan psikologis.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa nyeri neuropati
berhubungan secara signifikan dengan gangguan psikologi.
KRITISI JURNAL
Apakah penelitian dilakukan secara cohort ?

Tidak

 Penelitian ini di lakukan secara cross-


sectional.
 Sampel penelitian ini adalah pasien dari Bombay Leprosy Project
clinics, Maharashtra, India dari bulan Juli hingga Agustus
tahun 2008 dan berjumlah 101 orang. Setiap pasien yang
datang ke klinik dan telah mendapat MDT dimasukkan ke
dalam kriteria inklusi. Pasien sebelumnya sudah didiagnosa
sebagai Morbus Hansen apabila terdapat satu dari tiga
Cardinal sign.
Apakah semua keluaran (outcome) di laporkan ?

Ya

 Distribusi variabel penelitian disajikan


secara deskriptif dalam tabel 1.

 Analisis data disajikan dalam bentuk tabel


dan narasi.
Apakah lokasi studi menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak ?

Tidak

Penelitian ini dilakukan di Bombay Leprosy


Project clinics (BLPC), Maharashtra, India. BLPC
merupakan sebuah klinik yang dinaungi oleh organisasi
Bombay Leprosy Project yaitu badan yang bergerak
untuk memberantas kasus Morbus Hansen dan
mengubah kualitas hidup pasien Morbus Hansen.
Apakah hasil yang diukur dapat dikembangkan dan digunakan ?

Ya

 Nyeri neuropati ditentukan dengan menggunakan kuisioner


Douleur Neurophatique 4 (DN 4). Sedangkan gangguan
psikologi ditentukan dengan menggunakan kuisioner General
Health Quistionnaire 12 (GHQ 12).
 Douleur Neuropathique 4 (DN 4) memiliki sensitivitas sebesar
100% dan spesifisitas 92% dalam mendiagnosa nyeri
neuropati.
 General Health Quistionnaire 12 memiliki sensitivitas sebesar
67,80 % dan dan spesifisitas sebesar 74,75%.
.
Apakah penilaiannya dilakukan secara “blind” (buta)?

Ya

Pada penelitian ini baik peneliti maupun sampel tidak mengetahui


siapa saja yang akan terdiagnosis nyeri neuropati dan gangguan
psikologi.
Apakah semua subjektif di perhitungkan dalam kesimpulan ?

Ya

 Pada penelitian ini dipaparkan semua keluhan yang terkait pada


sampel seperti nyeri neuropatik dan gangguan psikologisnya.
 Dari 101 pasien yang diikutsertakan dalam penelian, 22 orang
mengalami nyeri neuropati. Gejala utama yang dirasakan antara
lain, mati rasa (86,4%), perasaan geli (68,2%), hipoestesi terhadap
sentuhan (81,2%) dan nyeri tusuk (72,7%).
 Gangguan psikologi dideteksi pada 15% pasien dan 41% pasien
dengan nyeri neuropati mengalami morbiditas psikologi.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil kritisi jurnal, didapatkan empat pertanyaan


didapatkan jawaban “Ya” dan dua jawaban “Tidak” dari total enam
pertanyaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jurnal dengan judul: “Nyeri
Neuropati dan Gangguan Psikologi pada Pasien Morbus Hansen yang telah
Diobati: Studi Prevalensi Cross-Sectional di Mumbai” ini layak dibaca dan
layak untuk diadaptasikan sebagai penelitian lanjutan di RSUDZA.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai