Anda di halaman 1dari 30

DIARE

 Pengertian Diare

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi


yang abnormal ( lebih dari tiga kali perhari, serta
perubahan dalam isi lebih dari 200 g/hari) dan konsistensi
( feses cair ).

 Etiologi Diare:

- Enteritis
- Diare psikogenik
- Kolitis Ulserativa
 Klasifikasi Diare

Berdasarkan lama waktu diare :

Diare akut • Kurang dari 2 minggu

Diare
• 15-30 hari
persisten

Diare
• Lebih dari 30 hari
kronik
 MANIFESTASI KLINIS

• Distensi, bising usus


• Muntah dan demam
(boborigmus).
• Hematosechia
• Anoreksia, dan rasa
• Nyeri perut sampai kram.
haus.
• Peningkatan frekuensi
• Berat badan berkurang
dan kandungan cairan
• Frekuensi pernapasan
dalam feses
cepat

• Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan


mengejam tak efektif (tenesmus) mungkin
terjadi setiap kali defekasi
• Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan
bertahap. Gejala yang berkaitan dengan
dehidrasi dan kelemahan.
 Patofisiologi
 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Diare Pada Anak
 Rehidrasi
 Bila Bb Tidak Diketahui Berikan Oralit, Bila Anak Menginginkan Lebih Banyak
Oralit, Berikan
 Bujuk Ibu Untuk Meneruskan Asi.
 Untuk Bayi <6 Bulan Yang Tidak Mendapatkan Asi Berikan Juga 100-200 Ml Air
Selama Masa Ini.
 Untuk Anak ˃6 Bulan, Tunda Pemberian Makan Selama 3 Jam Kecuali Asi Dan
Oralit.
 Berikan Obat Zinc Selama 10 Hari Berturut-turut.

 Berikan nutrisi
 Pada Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan-sedang Diberikan Tambahan
Cairan Lebih Banyak Dari Biasanya. Pemberian Asi Diberikan Lebih Sering Dan
Lebih Lama.
Con’t

 Suplementasi zinc
 Zinc sulfat diberikan pada usia ˃6 bulan sama dengan 20 mg perhari yang
dilarutkan sehingga dalam terapi yang diberikan pada kasus ini sudah sesuai
yaitu zinc sirup yang mengandung zinc sulfar 10 mg, diberikan 1 x 2 sendok
takar.
 Pemberian antibiotik
 Pemberian angtibiotek harus berdasarkan indikasi yang sesuai, seperti diare
berdarah atau diare karena kolera, atau diare disertai penyakit lain.

 Edukasi orang tua


 Edukasi yang diberikan kepada orang tua pasien berupa pemahaman
tentang penyakit diare dan terapinya, meliputi cara pemberian oralit, zinc,
nutrisi yang cukup, kebersihan diri dan makanan.
Penatalaksanaan Diare Pada Dewasa

 Penggantian Cairan Dan Elektrolit


Idelanya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 2,5 gram
natrium klorida, 2,5 gram natriun bikarbonat, 1,5 gram
kalium klorida, dan 20 gram glukosa perliter air.
Diberikan cairan normotonik, seperti cairan salin normal
atau ringer laktak, suplemen kalium diberikan sesuai
panduan kimia darah.
Status hidrasi harus dipantau dengan baik dengan
memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, urine,
serta penyesuaian infus jika diperlukan.
Penatalaksanaan Diare Pada Bayi

 Memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk


mencengah dehidrasi.
 Anjurkan orang tua tentang pemberian suplemantasi zinc
 Anjurkan orang tua untuk tetap memberikan dukungan nutrisi
untuk mencengah kurang gizi.
 Nasehat orang tua atau pengasuh harus membawa anak
kepetugas kesehatan bila:
1. Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit
tidak bermanfaat.
2. Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan
pemberian oralit kurang berhasil.
3. Terdapat tanda-tanda dehidrasi
 Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan tinja (Zein, Sagala, & Ginting, 2004)
2. Makroskopis dan mikroskopis
3. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan table clinitest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
4. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
5. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan
menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan
pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan).
6. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
7. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan faktor
dalam serum (terutama dalam penderita diare yang disertai kejang).
8. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau
parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita
diare kronik.
 KOMPLIKASI

Dehidrasi
Disritmia jantung
Enterokolitis
Gangguan elektrolit
Kerusakan kulit
Malnutrisi
Pendarahan GI
Sindrom malabsorpsi
Sindrom Zollinger-Ellison
Pencegahan

Pada anak : terapi probiotik

Perilaku hidup bersih dan sehat


Sesuai rumus  RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN
Holliday &
Segard yaitu : CAIRAN

Pada orang dewasa Berdasarkan berat badan


• BB 10 kg pertama = bayi dan anak
1ltr/hr cairan • 4 ml/kgBB/jam : berat
• BB 10 kg kedua = 0,5 badan 10 kg pertama
ltr/hr cairan • 2 ml/kgBB/jam : berat
• BB >> 10 kg = 20 mL badan 10 kg kedua
x sisa BB • 1 ml/kgBB/jam : sisa
berat badan selanjutnya

EXAMPLE :
BB pasien = 56 kg maka,
10 kg pertama : 1000 cc cairan
10 kg kedua : 500 cc cairan
46 kg terakhir : 20 mL x 36 kg =720 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan = 1000 cc + 500 cc +
720 cc = 2220 mL/hari = 2,2 L/hari
Berdasarkan berat badan bayi dan anak
(menurut Darrow)

• BB <3kg : 175 cc/kgBB/hr


• BB 3-10kg : 105 cc/kgBB/hr
• BB 10-15kg : 85 cc/kgBB/hr
• BB > 15kg : 65 cc/kgBB/hr

Example :
BB pasen : 23 kg maka,
10 kg pertama : 4cc x 10 = 40 cc cairan
10 kg kedua : 2 cc x 10 = 20 cc cairan
23 kg terakhir = 1 cc x 3 kg = 3 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan = 40 cc + 20 cc + 3
cc = 63 mL/jam . 63 mL x 24 jam = 1512 mL/hari
Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui

• 1 tahun : 2n + 8 (n
dalam tahun )
• 3 – 12 bulan : n + 9
(n dalam bulan )

Example :

1. Umur pasien : 9 bulan ( n + 9 ) = 9


bulan + 9 = 18 mL/jam = 432 mL/hari
2. Umur pasien : 4 tahun ( 2n + 8 ) = (2 x
4 tahun) + 8 = 16 mL/jam = 348 mL/hari
 Penilaian Dehidrasi
Berdasarkan Maurience Kings menyatakan bahwa
:
Penilaian 0 1 2

Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, apatis Ngigau, koma,


syok
Turgor Normal Turun Sangat turun

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Nafas 20-30 x/menit 30-40 x/menit 40-60 x/menit

Mulut Normal Kening Kening biru

Nadi <120 x/menit 120-140 x/menit >140 x/menit

Hasil 0-2 dehidrasi 3-6 dehidrasi 7-12 dehidrasi


pemeriksaan ringan sedang berat
 Derajat Dehidrasi

Derajat Dewasa Bayi Anak


Dehidrasi
Dehidrasi 4% 5% 3% - 4 %
ringan
Dehidrasi 6% 10 % 6% - 8 %
sedang
Dehidrasi 8% 15 % 10 %
berat
Syok 15-20 % 20.
 Dasar pengobatan diare adalah :

1. Tanpa dehidrasi : plan A


Rawat jalan, edukasi, oralit/gula garam, minum banyak

Umur Jumlah setelah BAB


< 24 bulan 50-100 ml
2 – 10 tahun 100-200 ml
>10 tahun Sebanyak keinginan

2. Dehidrasi tidak berat : 3. Dehidrasi berat : plan C


plan B Berikan cairan RL 100 ml/kgBB
Rawat dan observasi Dosis diulangi kalau nadi masih
Oralit 75 ml/kgBB/ 4 Jam lemah
pertama Kontrol pasien tiap 1-2 jam
Tiap BAB/muntah : + 10
ml/kgBB
Cairan resusitasi dikatakan berhasil bila :

 MAP = Mean Arterial Pressure : > 65


mmHg
 CVP = Central Venous Pressure : 8-12
mmHg
 Urine Output : > 0,5 mL/kgBB/jam
 Central Venous (vena cava superior)
atau Mixed Venous Oxygen Saturation
> 70%.
 Status mental normal
 Dehidrasi

Dehidrasi merupakan keadaan dimana kurangnya


terjadi kekurangan jumlah cairan tubuh dari jumlah normal
akibat kehilangan, asupan yang tidak memadai atau
kombinasi keduanya.

Menurut jenisnya dehidrasi dibagi atas ;


1. Dehidrasi hipotonik
2. Dehidrasi hipertonik
3. Dehidrasi isotonik
Dehidrasi hipertonik Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik )

1. Biasa terjadi setelah intake cairan 1. Pada anak yang diare yang banyak
minum air atau cairan hipotonik atau
hipertonik ( natrium, laktosa )
diberi infus glukosa 5%
selama diare
2. Kadar natrium rendah ( <130 mEq/L)
2. Kehilangan air >> kehilangan
3. Osmolaritas serum < 275 mOsm/L
natrium
4. Letargi, kadang-kadang kejang
3. Konsentrasi natrium > 150 mmol/ L
4. Osmolaritas serum meningkat > 295
mOsm/L
5. Haus, irritable
6. Bila natrium serum mencapai 165
mmol/L dapat terjadi kejang
Tipe-tipe dehidrasi
1. Dehidrasi isotonik (isonatremik). Tipe ini merupakan yang
paling sering (80%). Pada dehidrasi isotonik kehilangan air
sebanding dengan jumlah natrium yang hilang, dan biasanya
tidak mengakibatkan cairan ekstrasel berpindah ke dalam
ruang intraseluler.
2. Dehidrasi hipotonik (hiponatremik). Natrium hilang yang
lebih banyak dari-pada air. Penderita dehidrasi hipotonik
ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang
dari 135 mmol/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari
270 mOsml/L).
Con’t

3. Dehidrasi hipertonik (hipernatremik). Hilangnya air lebih banyak


daripada natrium. Dehidrasi hipertonik ditandai dengan
tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/L) dan
peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 295 mOsm/L).
 Cara Penanganan Dehidrasi

1. Dehidrasi Isotonik
Pada kondisi isonatremia, defisit natrium
secara umum dapat dikoreksi dengan mengganti
defisit cairan ditambah dengan cairan pemeliharaan
dextrose 5% dalam NaCl 0,45-0,9%. Kalium (20
mEq/L kalium klorida) dapat ditambahkan ke dalam
cairan pemeliharaan saat produksi urin membaik
dan kadar kalium serum berada dalam rentang
aman.
2. Dehidrasi Hipotonik
Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler
NaCl 0,9% atau RL 20 mL/kgBB sampai perfusi jaringan
tercapai. Pada hiponatremia derajat berat (<130 mEq/L)
harus dipertimbangkan penambahan natrium dalam cairan
rehidrasi.

3. Dehidrasi Hipertonik
Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler
NaCl 0,9% 20 mL/kgBB atau RL sampai perfusi jaringan
tercapai. Pada tahap kedua, tujuan utama adalah memulihkan
volume intravaskuler dan mengembalikan kadar natrium
serum sesuai rekomendasi, akan tetapi jangan melebihi 10
mEg/L/24 jam.

Anda mungkin juga menyukai