7/26/2018 1
dr. Dwidea Yuliana (Yuyun)
Tempat & Tanggal Lahir : Palembang, 2 Juli
Alamat :
- Kantor : BBPK Jakarta
Jln. Wijaya kusuma Raya No. 45 Cilandak Jak-Sel
- Rumah : DINAR REGENCY, Jl. Pulo Mangga, Limo Depok
Jl. Kebantenan V Cilincing, Jak-Ut
Pengalaman kerja :
1. 2006 - 2009 Dokter Brigade Siaga Bencana &
Dokter IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2. 2009 Dokter Tim Kesehatan Haji Indonesia
3. 2010-2013 Bidang Penyelenggaraan Diklat BBPK Jakarta
4. 2013 - skrg Widyaiswara BBPK Jakarta
5. 2016 PPIH Daker Makkah
email : dwideayuliana@gmail.com
HP/WA : 087778388241 / 082122497079
Apa pendapat Anda ?
TERDISTRIBUSI
DI SELURUH STANDAR AKREDITASI
• Upaya pengendalian dan peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Pasien
di Puskesmas dalam penilaian akreditasi FKTP
diatur dalam standar Bab 3, 6 dan 9 untuk
Puskesmas.
• Upaya peningkatan mutu tersebut dituangkan
dalam rencana/program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
7/26/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 11
Bab di dalam Standar Penjelasan
Akreditasi terkait
peningkatan mutu
BAB 3 Peningkatan Mutu Puskesmas
MUTU ADMINISTRASI DAN Standar 3.1 : Perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi, misi
MANAJEMEN dan tujuan Puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Pimpinan Puskemas, Penanggung
jawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana.
BAB 6 Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat
MUTU UPAYA KESEHATAN Standar 6.1 : Perbaikan kinerja masing-masing UKM Puskesmas konsisten dengan tata nilai,
MASYARAKAT visi, misi dan tujuan Puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Kepala Puskesmas,
Penanggung jawab UKM Puskesmas dan Pelaksana yang ditunjukkan dalam sikap
kepemimpinan.
BAB 9 Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
MUTU UPAYA KESEHATAN • Standar 9.1 : . Perencanaan, monitoring, dan evaluasi mutu layanan klinis dan
PERSEORANGAN keselamatan menjadi tanggung jawab tenaga yang bekerja di pelayanan klinis
• Standar 9.2 : Mutu layanan klinis dan keselamatan dipahami dan didefinisikan dengan baik
oleh semua pihak yang berkepentingan
• Standar 9.3 : Mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien diukur, dikumpulkan
dan dievaluasi dengan tepat
• Standar 9.4. : Perbaikan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien diupayakan,
dievaluasi dan dikomunikasikan dengan baik
7/26/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 12
Tim Mutu, Keselamatan Pasien, Audit Internal
dan PPI di dalam struktur Organisasi Puskesmas
KEPALA PUSKESMAS
KASUBBAG TU
PJ UKM PJ UKP PJ
JEJARING/JARINGAN
PLAN: ACTION:
• Kumpul data untuk identifikasi masalah & • Bila upaya berhasi/sukses, stan-darisasikan
sebabnya (gunakan tools) baseline data perubahan tsb,
• Rumuskan langkah koreksinya/perbaikan • Selanjutnya upayakan perbaikan/ peningkatan
DO: terus menerus
• Laksanakan rencana perbaikan, upayakan • Bila kurang berhasil, cari jalan lain identifikasi
perbaikan/peningkatannya (Improvement). ulang masalah/upaya.
KESELAMATAN PASIEN
DALAM STANDAR
AKREDITASI PUSKESMAS
7/26/2018 23
Sistem Keselamatan Pasien
6
SKP. 1 > Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar
SKP.2 > Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
SKP.3 > Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Yang Harus Diwaspadai
SKP.4 > Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang Benar,
Pembedahan Pada PasienYang Benar
SKP.5 > Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
SKP.6 > Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
27
Improve Effective
COMMUNICATION
Improve
IDENTIFY the safety of
Patient HIGH ALERT
Correctly MEDICATION
IPSG
Ensure
Reduce the Risk of
PATIENT HARM CORRECT site,
Correct
RESULTING FROM Procedure,
FALLS Correct Patient
Reduce the Risk of
SUrgery
HEALTH CARE ASSOCIATED
INFECTION
Standar Keselamatan Pasien dalam
Standar akreditasi
• Standar 1. Hak Pasien:
– mendapatkan informasi tentang diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, prognosis terhadap tindakan yang dilakukan, dan
perkiraan biaya pengobatan
• Kriteria 7.1.3 Hak dan kewajiban pasien, keluarga, dan petugas dipertimbangkan
dan diinformasikan pada saat pendaftaran
– EP 1: Hak dan kewajiban pasien/keluarga diinformasikan selama proses
pendaftaran dengan cara dan bahasa yang dipahami oleh pasien dan/keluarga
– EP8 :Terdapat upaya Puskemas memenuhi hak dan kewajiban pasien/keluarga,
dan petugas dalam proses pemberian pelayanan di Puskesmas
Standar 2: Pendidikan bagi pasien dan keluarga
• Kriteria 7.4.3:Rencana layanan terpadu disusun secara
komprehensif oleh tim kesehatan antar profesi dengan
kejelasan tanggung jawab dari masing-masing anggotanya.
– EP 7: Rencana layanan yang disusun juga memuat
pendidikan/penyuluhan pasien.
• Krieria 7.8.1:Pasien/keluarga memperoleh penyuluhan
kesehatan dengan pendekatan yang komunikatif dan bahasa
yang mudah dipahami
– EP 1:Penyusunan dan pelaksanaan layanan mencakup aspek
penyuluhan (pendidikan) kesehatan pasien/keluarga pasien
• Standar 3: Keselamatan pasien dalam
kesinambungan pelayanan
– Seluruh Bab 9: Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien
• Standar 4: Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan peningkatan keselamatan pasien
• Dalam standar akreditasi: menyebutkan berbagai metoda dalam
peningkatan mutu:
• Standar dan prosedur pelayanan klinis
• Peningkatan kinerja yang berkelanjutan (PDCA/PDSA)
• Penerapan manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan:
– RCA dan investigasi sederhana jika terjadi KTD
– Penyusunan register risiko pelayanan klinis
– FMEA
• Standar 5: Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien
• Kriteria 9.2.1:Fungsi dan proses
layanan klinis yang utama
diidentifikasi dan diprioritaskan dalam
upaya perbaikan mutu layanan klinis
dan menjamin keselamatan.
– EP 5:Kepala Puskesmas bersama dengan
tenaga klinis menyusun rencana
perbaikan pelayanan prioritas yang
ditetapkan dengan sasaran yang jelas
– EP 6Kepala Puskesmas bersama dengan
tenaga klinis melaksanakan kegiatan
perbaikan pelayanan klinis sesuai dengan
rencana
• Standar 6: Pendidikan staf tentang keselamatan pasien
• Standar 9.2: Mutu layanan klinis dan keselamatan dipahami dan
didefinisikan dengan baik oleh semua pihak yang berkepentingan.
– EP 2: Terdapat dokumentasi tentang komitmen dan pemahaman
terhadap peningkatan mutu dan keselamatan secara
berkesinambungan ditingkatkan dalam organisasi
– EP 3: Setiap tenaga klinis dan manajemen memahami pentingnya
peningkatan mutu dan keselamatan dalam layanan klinis
• Standar 7: Komunikasi merupakan kunci bagi staf
untuk mencapai keselamatan pasien
• Kriteria 7.1.3. Hak dan Kewajiban Pasien,
keluarga,…..dipertimbangkan dalam pelayanan
• EP 1: Hak dan kewajiban pasien/keluarga diinformasikan selama
proses pendaftaran dengan cara dan bahasa yang dipahami oleh
pasien dan/keluarga
• Kriteria 7.1.4. Tahapan pelayanan klinis diinformasikan
kepada pasien untuk menjamin kesinambungan
pelayanan.
• EP 2: Sejak awal pasien/keluarga memperoleh informasi dan paham
terhadap tahapan dan prosedur pelayanan klinis
• Kriteria 7.2.2. Hasil kajian dicatat dalam catatan medis dan mudah diakses
oleh petugas yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien
• EP 3: Dilakukan koordinasi dengan petugas kesehatan yang lain untuk menjamin perolehan dan
pemanfaatan informasi tersebut secara tepat waktu
• Kriteria 7.4.2. Rencana layanan klinis disusun bersama pasien dengan
memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan tata nilai
budaya pasien
• EP 1: Petugas kesehatan dan/atau tim kesehatan melibatkan pasien dalam menyusun rencana layanan
– Kriteria 9.3.1. Mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien diukur,
dikumpulkan dan dievaluasi dengan tepat.
– Pokok Pikiran: Komunikasi efektif sebagai salah satu sasaran keselamatan pasien
6 Sasaran keselamatan pasien
• Kriteria 9.3.1 Pengukuran menggunakan instrumen-instrumen yang efektif
untuk mengukur mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien.
– Pokok Pikiran: Indikator pengukuran keselamatan pasien meliputi: tidak
terjadinya kesalahan identifikasi pasien, terlaksananya komunikasi yang efektif
dalam pelayanan kinis, tidak terjadinya kesalahan pemberian obat, tidak
terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan, pengurangan
terjadinya risiko infeksi di Puskesmas, dan tidak terjadinya pasien jatuh.
– EP 2: Ditetapkan sasaran-sasaran keselamatan pasien sebagaimana tertulis dalam
Pokok Pikiran.
– EP 4: Dilakukan pengukuran terhadap indikator-indikator keselamatan pasien
sebagaimana tertulis dalam Pokok Pikiran
PENYEBAB TERJADINYA
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN
(KTD=ADVERSE EVENT)
(Reason, 1997)
SITUASI/KONDISI YANG MEMUDAHKAN TERJADI
MEDICAL ERROR
Tekanan waktu
Lingkungan kerja yang tidak menentu
I = ILL
Beban kerja yang tinggi
M = medication
Menghadapi situasi, alat, kasus yang belum pernah sebelumnya
Kesibukan yang tinggi shg kurang istirahat S = stress
A = alcohol
Tuntutan kecepatan dlm menangani kasus setiap saat
F = fatigue
Petunjuk yang meragukan/tidak tepat E = eating
Terlalu percaya diri
Komunikasi yang tidak memadai
Lingkungan kerja dg stress tinggi
No Sasaran keselamatan pasien Indikator (contoh)
6 Mengurangi risiko cedera pasien akibat Kepatuhan melakukan asesmen jatuh pada pasien rawat inap
terjatuh dan rawat jalan
Kepatuhan pemasangan gelang pasien dengan risiko jatuh
MANAJEMEN RISIKO
DALAM STANDAR
AKREDITASI PUSKESMAS
7/26/2018 42
MANAJEMEN RISIKO DALAM STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
KESINAMBUNGAN
PELAYANAN
RISIKO YANG MUNGKIN TERJADI PADA
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
(MCCAFFREY & HAGG-RICKERT, RISK MANAGEMENT HANDBOOK, PP 100-104, 2004)
Akses
Kegagalan
melakukan akses
Keterlambatan akses
Salah
menuju/memilih
tempat pelayanan
RISIKO PADA SAAT PENDAFTARAN
Pendaftaran
Kekeliruan identitas rekam medis
Rekam medis tidak ditemukan,
dibuatkan rekam medis baru,
Kartu identitas tertukar,
Rekam medis tertukar
RISIKO PADA SAAT PENGKAJIAN DAN PENYUSUNAN
RENCANA ASUHAN
Pengkajian
&
Penyusunan
Rencana asuhan
Salah diagnosis
Salah baca hasil pem
Penunjang
Salah interpertasi hasil
Salah menyusun rencana
terapi
Risiko pada Tindakan dan
Pemberian obat
o Pelaksanaan asuhan tidak sesuai rencana asuhan
o Kekeliruan dalam melakukan tindakan
medik/keperawatan
o Kekeliruan dalam menyediakan diit
o Kekeliruan dalam penulisan resep, penyediaan obat,
pemberian obat yang tidak perlu, tidak memberikan
obat yang diperlukan, peracikan obat, informasi ttg
obat, dsb
o Pemberian pelayanan yang tidak bersih,
o Pemberian terapi yang tidak dimonitor
Risiko pada saat
Evaluasi dan
tindak lanjut
Risiko pada saat
kembali ke rumah/
masyarakat
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)
Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
BIASAKAN YANG BENAR
BUKAN
BENARKAN YANG BIASA
57