Tata Cara Pelelangan
Tata Cara Pelelangan
Peluang :
• Delegasi kewenangan yang lebih besar kepada pejabat
pengadaan (PA/KPA, ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, dsb);
• Posisi tawar RI di depan donor/lender lebih kuat;
• Peluang memperoleh insentif yang lebih baik;
• Lebih leluasa dalam menghadapi keadaan darurat/ bencana;
• Prosedur lebih sederhana.
Tantangan :
• Prinsip “siapa yang berbuat dialah yang bertanggung jawab”;
• Pelaksanaan E-procurement (SDM, jaringan, infrastruktur);
• Pembentukan ULP secara profesional;
• Tantangan dalam menjalankan aturan-aturan baru (organisasi
pengadaan, kontrak payung, sayembara/ kontes, alutsista TNI &
almatsus Polri, sanggah banding, dsb.
Latar Belakang Perubahan
(Sosial-Politik) :
1. Demokrasi dan otonomi daerah yang semakin
berkembang delegasi kewenangan dan tanggung
jawab yg lebih besar ke pejabat pengadaan;
2. Perkembangan teknologi ITE (Informasi dan Transaksi
Elektronik) “keharusan” melaksanakan E-Procurement;
3. Perubahan lingkungan strategis internasional (Paris
Declaration 2005, Jakarta Committment 2009) posisi
tawar RI lebih baik, tapi aturan harus comply dengan
international best practices.
Latar Belakang Perubahan (Teknokratik) :
1. Efisiensi belanja negara dan persaingan sehat melalui Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah belum sepenuhnya terwujud;
2. Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah belum mampu
mendorong percepatan pelaksanaan Belanja Barang dan Belanja
Modal dalam APBN/APBD (bottleneck);
3. Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah belum mampu
mendorong terjadinya inovasi, tumbuh suburnya ekonomi kreatif
serta kemandirian industri dalam negeri;
4. Masih adanya multi-tafsir serta hal-hal yang belum jelas dalam
Keppres 80/2003;
5. Perlunya memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur
yang lebih sederhana, namun tetap menjaga koridor good
governance serta masih menjamin terjadinya persaingan yang
sehat dan efisiensi;
6. Perlunya mendorong terwujudnya reward dan punishment yang
lebih baik dalam sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Arah Perubahan:
1. Menciptakan iklim yang kondusif untuk persaingan sehat,
efisiensi belanja negara dan mempercepat pelaksanaan
APBN/APBD (debottlenecking)
Aturan yang dibuat a/l: dilengkapi Tata Cara Pengadaan dan
Standard Bidding Document; lelang/seleksi sederhana s/d Rp200
jt; Pengadaan Langsung; persyaratan pelelangan dipermudah;
kontrak payung; ULP (Unit Layanan Pengadaan); dsb.
2. Memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur yang
lebih sederhana dengan tetap memperhatikan good governance
Aturan yang dibuat a/l : menghapuskan metoda pemilihan
langsung (kecuali pekerjaan konstruksi) menjadi pelelangan
sederhana, mendorong pelaksanaan e-announcement, e-
procurement, e-catalogue, dsb
3. Memperjelas konsep swakelola
Aturan yang dibuat a/l: penambahan pekerjaan yang dapat
diswakelolakan, mengusulkan SBK (standar biaya khusus) untuk
swakelola. 6
Arah Perubahan:
4. Klarifikasi Aturan
Contoh : jenis –jenis pengadaan; besaran uang muka;
kelengkapan data administrasi; penggunaan metode evaluasi;
kondisi kahar (force majeur); penyesuaian harga (price
adjustment); dsb.
5. Mendorong terjadinya inovasi, tumbuh suburnya ekonomi kreatif
serta kemandirian industri
Aturan yang dibuat a/l : swakelola dan metode sayembara/
kontes untuk mendorong inovasi dan ekonomi kreatif serta
mengharuskan Pengadaan Alutsista TNI dan Almatsus Polri oleh
Industri strategis DN, dsb
6. Memperkenalkan sistem Reward & Punishment yang lebih adil
Aturan yang dibuat a/l : mengupayakan insentif yang wajar
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/ anggota Unit
Layanan Pengadaan (ULP); memberlakukan jaminan sanggahan
banding; penegasan kapan aparat hukum seyogyanya masuk
dalam kasus pengadaan; dsb. 7
Gambaran Umum
a. Barang
b. Pekerjaan Konstruksi
c. Jasa Konsultansi
d. Jasa Lainnya
• Prinsip : dari organisasi ad-hoc ke permanen dan profesional;
• Setiap K/L/D/I harus membentuk ULP secara permanen sblm
2014;
• Jumlah dan posisi ULP diserahkan K/L/D/I sesuai kebutuhan dan
rentang kendalinya;
• ULP diisi pejabat yang kompeten dan integritasnya terjamin,
dengan insentif yg layak;
• Kontrak Payung;
• Keikutsertaan perusahaan asing;
• Sanggah dan Sanggah Banding;
• Konsep Ramah Lingkungan;
• Preferensi Harga dan TKDN (Tingkat Komponen Dalam
Negeri);
• dsb
1. Perpres 54/2010 berlaku sejak 6 Agustus 2010;
2. Pengadaan yg dilaksanakan sebelum 1 Januari 2011 tetap
dapat berpedoman pada Keppres 80/2003.
3. Pengadaan yang sedang dilaksanakan berdasarkan Keppres
80/2003, dilanjutkan dengan tetap berpedoman pada
Keppres 80/2003.
4. Perjanjian/Kontrak yg telah ditandatangani berdasarkan
Keppres 80/2003, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya
Perjanjian/Kontrak.
5. Keppres 80/2003 dicabut mulai 1 Januari 2011.
12 TAHAPAN PENGADAAN
3.
9. Sanggahan BARANG DAN JASA Pengumuman
Peserta PEMERINTAH
8. 4.Pengambilan
Pengumuman dokumen
Calon Pengadaan
Pemenang
5. Penjelasan
7. Pembukaan & (aanwijzing)
Evaluasi Penawaran 6.Penyerahan
Dokumen
Penawaran
METODE PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA LAINNYA
PEL. UMUM PEL. TERBATAS PEMILIHAN LNGSNG PENUNJKAN LSNG PENGADAAN LSNG
Disusun oleh
(pasal 64 ayat 1)
Diberikan kpd
ULP/Pejabat Pengadaan
Penyedia barang/jasa
dasar dan acuan menyusun,
menyampul & menyampaikan dok
Menetapkan Spesifikasi, HPS, dan Rancangan Kontrak penawaran
(Pasal 64 ayat 4)
Pejabat Pembuat Komitmen
ISI DOKUMEN PEMILIHAN (pasal 64 ayat 3):
ISI DOKUMEN KUALIFIKASI (pasal 64 ayat 2):
Undangan/pengumuman kepada calon penyedia
Petunjuk pengisian formulir isian barang/jasa
kualifikasi Instruksi kepada peserta pengadaan barang/jasa
Formulir isian kualifikasi Syarat-syarat umum kontrak
Instruksi kepada peserta kualifikasi Syarat-syarat khusus kontrak
Lembar data kualifikasi Daftar kuantitas dan harga
Pakta integritas Spesifikasi teknis, KAK dan/atau gambar
Tata cara evaluasi kualifikasi Bentuk surat penawaran
Bentuk jaminan
Terima kasih
Ipep :
HP, PIN, e-mail :
0818295950, 082138900506, 087831068759,
2822D135
ipepfy@yahoo.com