Saraf Cranial
dan
Pemeriksaan
Refleks
Fisiologis
Rahayu Purnama Wardhani
1620221158
Nervus cranialis
Cara pemeriksaan.
Tujuan pemeriksaan :
Untuk mengukur ketajaman penglihatan ( visus) dan menentukan
apakah kelainan pada penglihatan disebabkan oleh kelainan okuler lokal
atau oleh kelainan saraf.
Untuk mempelajari lapang pandang.
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.
10
Cara pemeriksaan.
11
– menggunakan jari jari yang digerakkan harus dapat dilihat dalam jarak 60
meter.
contoh visus = 2/60 pasien hanya dapat melihat pergerakan jari pada
jarak 2 meter
– Untuk gerakan tangan harus tampak pada jarak 300 meter. Jika
kemampuannya hanya sampai membedakan adanya gerakan , maka
visusnya ialah 1/300. Contoh Visus = 3/300 pasien hanya dapat melihat
pergerakan tangan pada jarak 3 meter.
– Namun jika hanya dapat membedakan antara gelap dan terang maka
visus nya 1/~, bila dengan sinar lampu masih belum dapat melihat maka
dikatakan visus pasien tersebut adalah nol. Bila hendak melakukan
pemeriksaan pada mata kanan maka mata kiri harus ditutup dengan
telapak tangan kanan dan sebaliknya.
SARAF OTAK II ( NERVUS OPTIKUS ).
13
14
SKOTOMA : ada bagian bagian visual field yang buta dimana pasien tidak
dapat melihatnya.
Cara pemeriksaan.
Terdiri dari:
– pemeriksaan gerakan bola mata.
– pemeriksaan kelopak mata.
– pemeriksaan pupil.
20 SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
3. Pemeriksaan pupil
– Lihat diameter pupil, normal besarnya 3 mm.
– Bandingkan kiri dengan kanan ( isokor atau anisokor ).
– Lihat bentuk bulatan pupil teratur atau tidak.
refleks akomodasi.
– caranya : pasien diminta untuk melihat telunjuk pemeriksa
pada jarak yang cukup jauh, kemudian dengan tiba – tiba
dekatkanlah pada pasien lalu perhatikan reflek konvergensi
pasien dimana dalam keadaan normal kedua bola mata
akan berputar kedalam atau nasal.
– Reflek akomodasi yang positif pada orang normal tampak
dengan miosis pupil.
refleks ciliospinal.
– rangsangan nyeri pada kulit kuduk akan memberi midriasis (
melebar ) dari pupil homolateral.
– keadaan ini disebut normal.
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
25
refleks okulosensorik.
Cara pemeriksaan.
– Pemeriksaan motorik.
– pasien diminta merapatkan gigi sekuatnya, kemudian meraba
m . masseter dan m. Temporalis. Normalnya kiri dan kanan
kekuatan, besar dan tonus nya sama .
– pasien diminta membuka mulut dan memperhatikan apakah
ada deviasi rahang bawah, jika ada kelumpuhan maka dagu
akan terdorong kesisi lesi. Sebagai pegangan diambil gigi seri
atas dan bawah yang harus simetris.Bila terdapat parese
disebelah kanan , rahang bawah tidak dapat digerakkan
kesamping kiri. Cara lain pasien diminta mempertahankan
rahang bawahnya kesamping dan kita beri tekanan untuk
mengembalikan rahang bawah keposisi tengah.
27
SARAF OTAK V ( NERVUS TRIGEMINUS ).
Cara pemeriksaan.
Pemeriksaan sensorik.
Dengan kapas dan jarum dapat diperiksa rasa nyeri dan
suhu, kemudian lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi dan
rahang bawah.
Pemeriksaan refleks.
a. Refleks kornea ( asal dari sensorik Nervus V).
PEMERIKSAAN REFLEKS.
Reflek superfisial
Refleks dinding perut :
Stimulus : Goresan dinding perut daerah epigastrik,
supraumbilical, infra Umbilical dari lateral ke medial.
Reflek superfisial
Refleks cremaster :
Stimulus : goresan pada kulit paha sebelah medial dari
atas ke bawah
Reflek fisiologis
Refleks biseps ( B P R ) :
Stimulus : ketokan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada
tendon m. biseps brachii, posisi lengan setengah
ditekuk pada sendi siku.
Refleks triceps ( T P R ) :
Stimulus : ketukan pada tendon otot triseps brachii, posisi lengan
fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi
Respons : extensi lengan bawah disendi siku
Afferent : n. radialis ( C 6-7-8 )
Efferent : idem
36
Reflek fisiologis
Refleks periosto radialis :
Stimulus : ketukan pada periosteum ujung distal os radii, posisi
lengan setengah fleksi dan sedikit pronasi
Respons : fleksi lengan bawah di sendi siku dan supinasi
karena kontraksi m. brachioradialis
Afferent : n. radialis ( C 5-6 )
Efferenst : idem
Reflek fisiologis
Refleks patella ( K P R ) :
Stimulus : ketukan pada tendon patella
Respons : ekstensi tungkai bawah karena kontraksi m.
quadriceps Femoris.
Efferent : n. femoralis ( L 2-3-4 )
Afferent : idem
Refleks achilles ( A P R )
Stimulus : ketukan pada tendon achilles
Respons : plantar fleksi kaki karena kontraksi m.
gastrocnemius
Efferent : n. tibialis ( L. 5-S, 1-2 )
Afferent : idem
38
Reflek fisiologis
- Klonus lutut :
Stimulus : pegang dan dorong os patella ke arah
distal
Respons : kontraksi reflektorik m. quadriceps femoris
selama stimulus berlangsung.
- Klonus kaki :
Stimulus : dorsofleksikan kaki secara maksimal, posisi
tungkai fleksi di sendi lutut.
Respons : kontraksi reflektorik otot betis selama stimulus
berlangsung.
Interpretasi reflek fisiologis
– (-) areflek
– (+) hiporeflek
– (++) reflek normal
– (+++) hiperreflek
– (++++) klonus