Anda di halaman 1dari 90

PROSES PENCERNAAN PADA

AVERTEBRATA
Pencernaan pada Avertebrata
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya
dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera,
dan Coelenterata.
Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola
makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler.
CACING PARASIT (CACING PITA)
•Alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki
mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara
penyerapan langsung melalui kulit.
Pada protozoa
Pada porifera
Pada parasit cacing pita
Pencernaan pada Avertebrata
CACING TANAH
•Pencernaan dilakukan oleh getah pencernaan yang
dikeluarkan sehingga berlangsung secara ekstrasel.
•Makanannya berupa daun-daunan serta sampah organik
yang sudah lapuk.
•Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
SERANGGA
•Sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai
dari mulut, kerongkongan, lambung, usus sampai kloaka.
•Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.
Pada cacing tanah
Pada belalang
PENCERNAAN PADA VERTEBRATA
Pencernaan pada Vertebrata
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi
saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar
pencernaan (glandula digestoria)
IKAN
•Rongga mulut (cavum oris): terdapat gigi-gigi kecil
yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan
lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan
serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak
menghasilkan ludah (enzim).
•Faring.
•Esophagus yang terdapat di daerah sekitar insang,
berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang
insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya
menyempit.
•Lambung, pada umumnya membesar, tidak jelas
batasnya dengan usus.
•Usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan
sama besarnya.
•Kloaka.
Pada ikan
KATAK
•Makanannya berupa hewan-hewan kecil (serangga).
•Rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk
memegang mangsa dan lidah untuk menangkap
mangsa.
•Esofagus: berupa saluran pendek.
•Ventrikulus (lambung): berbentuk kantung yang bila
terisi makanan menjadi lebar.
•Intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus
dan usus tebal. Usus halus meliputi duodenum,
jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
•Usus tebal berakhir pada rektum.
•Kloaka: merupakan muara bersama antara saluran
pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urin.
Pada
Amfibi
(katak)
REPTIL
•Reptil umumnya karnivora (pemakan daging).
•Rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang
atas dan bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang
berbentuk kerucut, gigi
menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah
rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang
melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
•Esofagus (kerongkongan).
•Ventrikulus (lambung).
•Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang
bermuara pada kloaka.
Pada Kadal
AVES
Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan
kecil, dan buah-buahan.
Paruh: merupakan modifikasi dari gigi.
Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan
penghubung antara rongga mulut dan tanduk.
Faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung
terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok,
berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang
dapat diisi dengan cepat.
Lambung terdiri atas:
– Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak
menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya
tipis.
– Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya
berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian
terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama
makanan vang berguna untuk membantu pencernaan
6) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal
yang bermuara pada kloaka.
Pada Burung
RUMINANSIA
•Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti
domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan
memamah biak (ruminansia).
•Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa
yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya
sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan
sistem pencernaan hewan lain.
•Pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang
(molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah
rerumputan yang sulit dicerna.
•Terdapat modifikasi lambung yang dibedakan
menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar),
retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan
abomasum (perut masam).
•Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya
pada hewan ruminansia.
•Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut
tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya
pada sapi untuk fermentasi selulosa.
•Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan
oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak
mengandung bakteri.
•Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif
fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya,
kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena
pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu
pada sekum.
•Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua
kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya
dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
•Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan
memamah biak merupakan bentuk simbiosis
mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta
asam amino.
•Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas
metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam
pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.
Pada ruminansia
MACAM-MACAM LAMBUNG
LAMBUNG MONOGASTRIK
•Lambung monogastrik adalah : lambung sederhana
atau lambung tunggal.
•Hewan yang mempunyai lambung monogastrik
disebut hewan monogastrik atau seringkali disebut
hewan non-ruminasia. Contoh : Kelinci.
•Pencernaan kelinci dapat dikatakan kurang sempurna.
Pencernaan makanan kelinci hamper 40% nya
dilakukan dalam usus besar.
•Pencernaan secara mekanik dimulai ketika pakan yang
dimakan kelinci mengalami pemotongan kecil oleh
dentes di cavum oris, kemudian makanan menuju ke
esophagus, setelah disekresikan saliva di rongga mulut.
•Setelah melewati esophagus makanan akan menuju
lambung yang akan mengalami degradasi makanan
secara kimiawi oleh asam lambung (HCl).
•Namun fungsi utama lambung sendiri sebagai organ
penyimpanan dan sterilisasi sebelum makanan
dipindah ke usus halus. Bagian penting dari
pencernaan baru akan dimulai di usus halus, dimana
asam lambung dinetralisir dan enzim-enzim dari hati
dan pankreas dicampur dengan makanan. Enzim ini
penting untuk mencerna dan menyerap karbohidrat,
protein, lemak dan vitamin. Kemudian 90% fruktosa,
protein, dan sari-sari makanan lain akan diserap,
namun selulosa dan serat lain yang tidak dapat
dicerna dengan baik akan disingkirkan.
Lambung
monogastrik
pada kelinci
LAMBUNG DIGASTRIK
•Lambung digastrik adalah lambung yang terdiri dari 2
bagian yaitu:
1. Lambung kelenjar
2. Gizzard (empedal/rempela).
•Burung sering mengisi gizzardnya dengan pasir, kerikil,
dan batu untuk membantu menggiling bijian yang
dimakan.
•Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan
keluar pada bagian atas dan bawah.
•Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga
dapat menghasilkan tenaga yang besar dan
mempunyai mucosa yang tebal.
•Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan
secara mekanik dengan bantuan batu-batu kecil yang
berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam.
•Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil
partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalam
gizzard sehingga dapat masuk ke saluran usus.

Gizzard
(rempela)
ayam
Lambung digastrik pada ayam
•Proventriculus (lambung kelenjar) merupakan
merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan
kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara
enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam
klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna
mencerna protein.
•Sel kelenjar secara otomatis
akan mengeluarkan cairan
kelenjar perut begitu
makanan melewatinya
dengan cara berkerut secara
mekanis. Makanan berjalan
cepat dalam jangka waktu
yang pendek di dalam
lambung kelenjar.
LAMBUNG POLIGASTRIK
•Lambung poligastrik adalah :Lambung yang memiliki
lebih dari satu ruang.
•Lambung poligastrik dimiliki oleh hewan ruminasia
yaitu hewan herbivora yang mencerna makanannya
dengan dua langkah, pertama dengan menelan bahan
makanan mentah, kemudian mengeluarkan makanan
yang sudah setengah dicerna dari perutnya dan
mengunyahnya lagi. Contoh : sapi, kerbau, domba.
•Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa
yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya
sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan
sistem pencernaan hewan lain.
•Pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung
yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut
besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab),
dan abomasum (perut masam).
•Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%,
dan abomasum 7-8%.
•Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang
berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan
yang tertelan.
•Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida,
dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang
dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu.
•Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum
dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi
gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).
•Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk
dimamah kedua kali.
•Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk
diteruskan ke omasum.
•Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi
enzim yang akan bercampur dengan bolus.
•Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu
perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi
proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.
Lambung poligastrik pada sapi
GERAK PERISTALTIK DAN
SEGMENTAL
GERAK PERISTALTIK
•Gerak peristaltik itu adalah gerak yg terjadi pada
mekanisme sistem pencernaan manusia. Gerakannya
berupa kontraksi otot-otot yang meremas dan
menekan atau mendorong makanan supaya bisa turun
atau berlanjut ke tahap selanjutnya.
•Gerakan peristaltik menimbulkan gerakan semacam
gelombang sehingga menimbulkan efek menyedot
atau menelan makanan yang masuk ke dalam saluran
pencernaan.
Gerak Peristaltik
GERAK SEGMENTAL
Gerakan segmental berperan memisahkan satu bagian
makanan di usus dari beberapa bagian lainnya agar
bisa dicerna dan diserap. Isi usus yang cair akan
dijalankan oleh serangkaian gerak bergelombang yang
memompa dengan cepat. Setiap gerakan lamanya satu
detik dan antara satu gerakan ada istirahat beberapa
detik.
PROSES PENELANAN DAN
ABSORBSI MAKANAN
Proses Menelan
PROSES MENELAN
1.FASE ORAL
Fase oral dimulai dengan mengunyah makanan dengan
bantuan gigi. Selama proses pengunyahan, kelenjar
ludah mengeluarkan air liur untuk melunakkan
makanan menjadi bolus (bulatan setengah padat ). Air
liur mengandung enzim amilase saliva, yang mencerna
karbohidrat dan lendir untuk melembutkan makanan
menjadi bolus.
2.FASE FARING
Setelah makanan ditelan, lidah mendorong bolus
menuju faring dan kerongkongan.
Faring :
-Berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang
rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot
rangka.
-Berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan.
-Merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan
saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang
Faring
Untuk mencegah makanan memasuki trakea, epiglotis
menutup bagian atas laring (kotak suara).
Laring terletak antara faring dan trakea, tersusun atas
sembilan buah tulang rawan. Laring memiliki katup
yang disebut epiglotis.
Pada saat menelan
makanan, epiglotis
tertutup sehingga
makanan tidak
masuk ke
tenggorokan tetapi
menuju
kerongkongan.
3. FASE ESOFAGUS
Esofagus (kerongkongan) berfungsi menghantarkan
bolus dari faring ke lambung secara peristaltik
Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus dan
berjalan memanjang di antara faring dan lambung.
Terletak di belakang trakhea dan di depan tulang
punggung.
Makanan berjalan dalam esofagus karena kerja
peristaltik, dimana lingkaran serabut otot di depan
makanan mengendor dan yang di belakang makanan
berkontraksi. Maka gelombang peristaltik
mengantarkan bola makanan ke lambung.
Fase Kerongkongan
4. BOLUS MEMASUKI LAMBUNG
•Lambung adalah ruang berbentuk kantung mirip huruf J
yang terletak di antara esofagus dan usus halus.
•Setelah melewati ujung esophagus, makanan masuk ke
lambung melalui celah sempit di antara otot-otot yang
disebut kardia. Otot-otot di celah bagian bawah esophagus
ini menjadi katup penutup agar makanan yang telah masuk
ke dalam lambung tidak tumpah ke kerongkongan.
•Terdiri dari tiga bagian :
a. Bagian atas (kardiak), berbatasan dengan esofagus.
b. Bagian tengah (fundus), badan lambung.
c. Bagian bawah (pilorus), berbatasan dengan usus halus.
Fungsi lambung ada tiga:
1. Menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai
makanan tersebut dapat ditampung pada bagian bawah
saluran pencernaan.
2. Mencampur makanan tersebut dengan sekret
lambung sampai ia membentuk suatu campuran
setengah padat yang dinamakan kimus.
3. Mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung
masuk ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai
untuk pencernaan dan absorpsi oleh usus halus.
PROSES PENYERAPAN MAKANAN
Kebanyakan penyerapan terjadi pada usus halus,
dengan penyerapan tambahan untuk air dan ion-ion
pada usus besar.
Area permukaan usus diperluas dengan adanya vili
yang berbentuk seperti jari dan oleh brush border
pada permukaan luminal enterosit (sel usus), yang
terbentuk oleh banyak mikrovili pada tiap sel.
Setelah terserap, hampir semua nutrisi memasuki
pembuluh kapiler di dalam vili. Perkecualian untuk
lemak yang umumnya masuk ke pembuluh limfe yang
disebut lakteal.
Struktur sel
pada usus
yang
membantu
penyerapan
PROSES PENYERAPAN KARBOHIDRAT
Karbohidrat yang dapat dicerna oleh manusia adalah
pati dan glikogen.
Enzim amilase memecah polisakarida menjadi rantai
glukosa yang lebih pendek.
Maltosa dan disakarida lain dipecah oleh disakaridase
(maltase, sukrase, dan laktase) yang disekresikan oleh
brush border usus.
Hasil akhir pencernaan karbohidrat adalah glukosa,
galaktosa, dan fruktosa.
PROTEIN-PROTEIN TRANSPOR DALAM
PENYERAPAN KARBOHIDRAT
•SGLT Na+ - glukosa: meminndahkan ion Na dan
glukosa/galaktosa bersama-sama, terletak di membran
apikal.
•GLUT2 : memindahkan glukosa/galaktosa/fruktosa,
terletak di membran basolateral.
•GLUT5: memindahkan fruktosa, terletak di membran
basolateral.
Penyerapan karbohidrat
PROSES PENYERAPAN PROTEIN
Tidak semua protein dapat dicerna dengan setara oleh
manusia. Protein tanaman adalah yang paling sulit
tercerna. Protein yang mudah tercerna salah satunya
adalah protein telur.
Enzim untuk pencernaan protein dikelompokkan ke
dalam 2 kelompok besar:
-Endopeptidase, lebih umum disebut protease.
Contoh: pepsin yang disekresi di lambung dan tripsin
yang disekresi oleh pankreas.
-Eksopeptidase melepaskan asam amino tunggal dari
peptida . Contoh: karboksipeptidase yang disekresi
pankreas.
Penyerapan
protein
PROSES PENYERAPAN LEMAK
Garam empedu yang melapisi emulsi usus
mempersulit penyerapan lemak, karena lipase tidak
dapat menembus garam empedu.
Karena itu pencernaan lemak membutuh kolipase,
protein kofaktor yang disekresikan oleh pankreas.
Kolipase dapat memindahkan sebagian garam
empedu, memungkinkan lipase mencapai lemak di
balik lapisan garam empedu.
Misel dibentuk oleh asam lemak, garam empedu,
monogliserida, fosfolipid, dan kolestrol yang kemudian
memasuki sel-sel penyerapan di usus halus.
Penyerapan
lemak
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa
Glukosa adalah gula jenis monosakarida yang tersusun atas 6
atom C (karbon). Atom-atom C ini membentuk sebuah cincin.
Glukosa umumnya selalu ada dalam makhluk hidup karena
berfungsi sebagai sumber energi. Darah manusia
mengandung kira-kira 0,8 g/L glukosa. Perubahan pada kadar
glukosa dalam darah dapat menjadi indikasi suatu penyakit.
Glukosa diserap oleh usus halus dan ditranspor ke liver
melalui vena portal hepatik. Liver meregulasi kadar glukosa
dalam darah. Jika kadar glukosa darah terlalu tinggi, glikogen
dibentuk dan jika kadar glukosa darah terlalu rendah,
glikogen tadi dipecah menjadi glukosa.
Glikogen
Glikogen adalah gula jenis polisakarida yang disimpan terutama
di liver dan otot. Glikogen tersusun atas unit-unit glukosa.
Saat tubuh memerlukan energi, glikogen dipecah dan oleh
kelebihan energi dalam tubuh (glukosa), glikogen dibentuk.
Inilah yang dinamakan metabolisme glikogen.
Glikolisis
Pemecahan molekul glukosa (beratom C 6), menjadi
molekul yang lebih kecil, seperti gliseraldehid-3-fosfat
dan asam piruvat (beratom C 3).
Yang akan dibahas adalah glikolisis Embden-Meyerhof
•Jalur metabolisme anaerob (tidak melibatkan O2)
•Glukosa  2 asam piruvat atau 2 asam laktat
•Fase investasi energi
- Membutuhkan 2 ATP
•Fase generasi energi
- Menghasilkan 4 ATP, 2 NADH, dan 2 asam
piruvat atau 2 asam laktat
Dua Fase Glikolisis: 1) fase pengambilan energi (energy harvestment)
dan 2) fase penghasilan energi (energy pay off)
Glikogenesis
•Glukosa-6-fosfat diubah menjadi glukosa-1-fosfat oleh
fosfoglukomutase.
•Glukosa-1-fosfat diaktivasi menjadi UDP-glukosa oleh
fosforilase.
•Glukosa disatukan ke glikogen dan berikatan pada a14
oleh glikogen sintase.
•Ketika rantai glikogen yang berikatan pada a14
melebihi 8 residu glukosa, transglikosilase memindahkan
beberapa molekul glukosa dari rantai tersebut agar
terbentuk cabang yang berikatan pada a16.
Glikogenesis
Glikogenolisis
•Glikogen dipecah untuk melepaskan beberapa molekul
glukosanya oleh fosforilase hingga tersisa 4 residu di tiap
rantai sebelum titik percabangan. Glukosa-glukosa
tersebut terlepas sebagai glukosa-1-fosfat.
•Cabang dikurangi dengan bantuan dua enzim:
1. Transglikosilase memindahkan tiga residu terluar dari
ujung pereduksi ke ujung non pereduksi.
2. Glukosidase melepas residu glukosa tunggal yang tersisa
sebagai glukosa bebas.
•Glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa-6-fosfat oleh
fosfoglukomutase.
•Glukosa-6-fosfat diubah menjadi glukosa bebas oleh
glukosa-6-fosfatase.
Glikogenolisis
Oksidasi Asam Piruvat Menjadi Asetil KoA
•Asam piruvat menempel pada nitrogen bermuatan
positif dalam molekul tiamin pirofosfat (TPP).
•Molekul gabungan tersebut tidak stabil, sehingga gugus
karboksil lepas sebagai CO2 dan gugus asetil menempel
pada TPP menghasilkan hidroksietil-tiamin pirofosfat.
Enzim yang berperan adalah piruvat dehidrogenase.
•Gugus asetil berpindah dari TPP ke lipoamida
menghasilkan asetil-dihidrolipoamida, lalu berpindah lagi
ke koenzim KoA menghasilkan asetil KoA. Enzim yang
berperan adalah dihidropolil transasetilase.
Oksidasi Asam Piruvat
menjadi Asetil KoA
Jalur Simpang Fosfoglukonat
(Jalur Metabolisme Pentosa Fosfat)
•Bukan jalur metabolisme utama dari oksidasi glukosa
yang menghasilkan energi.
•Tugas utama:
1. Menghasilkan energi di luar mitokondria selain NADH,
yaitu NADPH. NADPH tersebut umumnya digunakan
untuk proses biosintesis lipid.
2. Menghasilkan senyawa-antara pentosa, terutama
ribosa-5-fosfat, yang diperlukan untuk biosintesis
asam nukleat.
3. Sebagai jalur masuknya pentosa ke dalam glikolisis.
Fase Oksidatif pada Jalur Pentosa Fosfat
•Glukosa-6-fosfat diubah menjadi 6-fosfoglukono-d-lakton
oleh glukosa-6-fosfat dehidrogenase.
•6-fosfoglukono-d-lakton dihidrolisis menghasilkan
6-fosfoglukonat oleh laktonase.
•6-fosfoglukonat diubah menjadi ribulosa-5-fosfat oleh
6-fosfoglukonat dehidrogenase.
•Ribulosa-5-fosfat mengalami isomerisasi menjadi
ribosa-5-fosfat dengan bantuan ribofosfat isomerase.
Fase Oksidatif pada Jalur Pentosa Fosfat
Fase Non Oksidatif pada Jalur Pentosa Fosfat
•Ribosa-5-fosfat diubah menjadi silulosa-5-fosfat oleh
ribulosa-5-fosfat 3 epimerase.
•Reaksi transketolasi:
Gugus glikolaldehida dipindah dari silulosa-5-fosfat ke
ribosa-5-fosfat (keduanya beratom C 5), menghasilkan:
- Sedoheptulosa 7-fosfat (beratom C 7)
- Gliseraldehisa (beratom C 3)
•Reaksi transaldolase:
Gugus dihidroksi aseton dipindah dari sedoheptulosa 7-fosfat
(beratom C 7) ke gliseraldehida (beratom C 3), menghasilkan:
- Eritrosa 4-fosfat (beratom C 4)
- Fruktosa 6-fosfat (beratom C 6)
Fase Non Oksidatif pada Jalur Pentosa Fosfat
Glukoneogenesis
•Pembentukan glukosa dari glikogen senyawa karbon
non karbohidrat, seperti piruvat, laktat, gliserol dan
asam amino glukogenik.
•Glukoneogenesis akan terjadi sekalipun tidak sedang
melakukan puasa, diet rendah karbohidrat atau olahraga.
•Misalnya, cukup istirahat berarti tubuh mendapat cukup
oksigen, sehingga hati dapat mengembalikan laktat
menjadi glikogen. Glikogen tersebut nantinya dapat
dipecah menjadi glukosa bebas, kembali ke otot dan
diubah menjadi laktat lagi.
•Keseluruhan proses yang sifatnya bolak-balik disebut
siklus Cori.
S C
I O
K R
L I
U
S

Glikolisis &
Glukoneogenesis
Rangkuman Metabolisme Karbohidrat
METABOLISME LEMAK
Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi Beta)
•Asam lemak bebas (misalnya palmitat) diaktivasi oleh asetil KoA,
sehingga menghasilkan palmitoil KoA, dengan bantuan enzim
asil KoA sintetase. Reaksi ini terjadi di dalam sitoplasma.
•Palmitoil KoA diangkut dari sitoplasma ke dalam mitokondrion
dengan bantuan karnitin (shuttle turunan lisin) yang terdapat
dalam membran mitokondrion.
Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi Beta)
•Palmitoil KoA yang telah berada dalam mitokondrion
diubah menjadi enoil KoA oleh asil KoA dehidrogenase.
•Enoil KoA dihidratasi menjadi 3-hidroksipalmitoil KoA
oleh enoil KoA hidratase.
•3-hidroksipalmitoil KoA dioksidasi menjadi
3-ketopalmitoil KoA oleh 3-hidroksiasil KoA hidrogenase.
•3-ketopalmitoil KoA berinteraksi dengan molekul
Koenzim A bebas menghasilkan asetil Koa dan sisa rantai
asam lemak dalam bentuk KoA-nya yang panjangnya
2 karbon lebih pendek.
Oksidasi
Beta
METABOLISME PROTEIN
Degradasi Asam Amino
•Rangka karbon dari ke-20 asam amino dapat digunakan
kembali dalam pembuatan senyawa yang berperan dalam
siklus Krebs.
•Asam amino glukogenik  piruvat, a-ketoglutarat,
suksinil KoA, fumarat dan oksaloasetat (prekursor untuk
glukoneogenesis).
•Asam amino ketogenik  asetil KoA dan asetoasetil KoA
(bukan prekursor untuk glukoneogenesis, tetapi dapat
diubah menjadi badan keton atau asam lemak).
Asam Amino Glukogenik
•Asam amino dari famili C3, misalnya alanin, dapat diubah
menjadi piruvat.
Asam Amino Glukogenik
•Asam amino dari famili C4, misalnya aspartat, dapat
diubah menjadi oksaloasetat.
Asam Amino Glukogenik
•Asam amino dari famili C5, misalnya glutamin, dapat
diubah menjadi a-ketoglutarat melalui glutarat.
Destinasi dari
Asam-Asam
Amino yang
Telah
Terdegradasi
Hubungan Antara Metabolisme
Karbohidrat, Lemak dan Protein

Anda mungkin juga menyukai