Pengertian Gravimetri :
Langsung
Cara Evolusi
(penguapan) Tidak
Langsung
Cara
Gravimetri Cara
Langsung
Pengendapan
Cara
Elektrogravimetri
Elektrolisis
I. Cara Evolusi :
Bahan yang akan dianalisa direaksikan sehingga menghasilkan suatu gas.
Caranya adalah dengan memanaskan bahan tersebut atau mereaksikan dengan suatu
pereaksi.
Pada cara ini analat ditimbang sebelum dan sesudah direaksikan.
Berat gas diperoleh dari selisih berat analat sebelum dan sesudah reaksi.
Langsung :
Gas yang terjadi diserap oleh suatu bahan yang khusus kemudian bahan penyerap itu
ditimbang. Berat gas diperoleh adalah selisih sebelum dan sesudah penyerapan.
Contoh :
1) Penentuan Kadar Air : Uap air yang terjadi dilewatkan pada tabung yang berisi bahan
higroskopis yang tidak menyerap gas-gas lain, berat tabung dengan isi sebelum dan
sesudah penyerapan menunjukkan jumlah air.
2) Penentuan Karbonat: Karbonat tidak dapat terurai jika dipanaskan, maka karbonat
direaksikan misalnya dengan penambahan HCl akan menghasilkan CO2. CO2 yang
terjadi dilewatkan pada tabung yang berisi bahan yang menyerap CO2. Berat tabung
dengan isi sebelum dan sesudah penyerapan merupakan berat CO2.
Tidak langsung,
Contoh :
1) Penentuan kadar air dalam suatu bahan: dalam hal ini bahan yang
ersangkutan dipanaskan pada suhu tertentu untuk jangka waktu tertentu
sehingga air menguap dan beratnya diperoleh sebagai selisih berat bahan
sebelum dan sesudah pemanasan.
Bahan yang analisa sering mengandung air yang jumlahnya tidak menentu.
Pada penentuan bahan perlu dilakukan penentuan kadar air.
Agar kandungan komponen-komponen yang akan ditentukan dapat dinyatakan
sebagai % bahan kering dan akan konstan nilainya.
Kesalahan positif
(kadar air yang diperoleh terlalu tinggi atau lebih besar dari harga sebenarnya).
Hal ini disebabkan oleh adanya bahan lain yang mudah menguap dan ikut
menguap bersama-sama denga air sewaktu dipanaskan.
Kesalahan negatif
(kadar air yang diperoleh terlalu rendah atau lebih kecil dari harga sebenarnya). Hal
ini disebabkan karena bahan yang akan dianalisa mengalami reaksi dengan bahan-
bahan dalam udara, misalnya terjadi oksidasi dari lemak atau minyak yang
mengandung ikatan tak jenuh,
Dalam praktek penentuan kadar air sering tidak dapat diketahui reaksi-reaksi
samping apa yang terjadi .
Hal ini dapat ditenggulangi dengan penentuan kadar air cara langsung.
Tetapi cara ini cukup sulit dalam pelaksanaannya.
Maka para ahli melakukan pembakuan (standarisasi) cara penentuan kadar air.
1) suhu pemanasan
2) lama pemanasan
3) jumlah gram bahan yang dipanaskan
4) bentuk bahan (harus dihaluskan)
5) botol timbang yang dipakai harus dari gelas
6) ukuran botol yang digunakan
7) dan lain sebagainya.
Macam-macam Kandungan Air
Air terikat dalam bahan dengan berbagai kondisi yaitu, terikat secara fisik dan
terikat secara kimia.
Meliputi:
1) Air terlarut
2) Air Oklusi :
3) Ait adsorfsi :
Meliputi :
1) Air Kristal (Air Hidratasi)
Contoh : CuSO4 5H2O . ; BaCl2 2H2O
2) Air Konstitusi
Contoh :
Ca(OH)2 CaO + H2O
2NaHCO3 Na2CO3 + CO2 + H2O
Tahapan Analisa:
Sampel ditimbang dengan teliti
Penambahan pelarut yang sesuai
Penambahan pereaksi pengendap
Endapan: disaring, dicuci, dikeringkan dan ditimbang
Persyaratan endapan:
1. Zat yg ditentukan harus dapat diendapkan secara terhitung
(99%)
2. Endapan yg terbentuk hrs cukup murni dan dapat diperoleh
dlm bentuk yg cocok untuk pengolahan selanjutnya.
3. Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari
pori-pori alat penyering.
Contoh 1 :
Jawab :
NaCl direaksikan dengan AgNO3 akan terbentuk endapan AgCl dengan reaksi
sebagai berikut :
𝐵𝑀 𝐴𝑔𝐶𝑙 58,5
Berat NaCl = 𝑥𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐴𝑔𝐶𝑙 = 𝑥 𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑚 = b gram
𝐵𝑀 𝑁𝑎𝐶𝐿 143,5
𝑏
Kadar NaCl = 𝑋100% .
𝑐
= Faktor Gravimetri
𝑩𝑴 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒄𝒂𝒓𝒊 = Faktor Gravimetri
𝑩𝑴 𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏
Faktor Gravimetri :
Tugas :
Menentukan faktor Gravimetri
Contoh 2 :
Pada analisis Mg dalam suatu sampel batu fosfat seberat 2,5248 gram . Magnesium
diendapkan sebagai MgNH4PO46H2O , setelah dipijarkan berubah menjadi Mg2P2O7
(Magnesium Piro Phosphat) yang mempunyai berat 0,1245 gram.
Jawab :
Mg → Mg2P2O7
𝐵𝑀 2 𝑀𝑔
Mg = 𝐵 𝑀 𝑀𝑔2𝑃2𝑂7 𝑋 0,1245 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,02237 gram
0,02237
% Mg = 2,5248
𝑋 100% = 0,88%
Persyaratan Endapan Gravimetri
Agar hasil analisa dapat dianggap baik dan benar perlu diperhatikan
proses pengendapannya meliputi :
1) Kesempurnaan Endapan
2) Kemurnian Endapan
3) Susunan Endapan
Kesempurnaan Endapan
Yaitu endapan yang butirannya tidak kecil dan tidak halus, melainkan besar.
Endapan yang terbentuk tidak boleh menutupi saringan dan tidak boleh
lolos di saringan.
Bila endapan menutupi pori maka cairan sukar melewatinga sehingga
proses penyaringan menjadi lama.
Jika endapan ada yang lolos pada saringan maka endapan tidak kuantitatif
lagi karena kurang.
Yaitu endapan dengan volume atau berat yang besar, tetapi berasal dari analat
yang sedikit.
Contoh :
Mg MgNH4PO4 Mg2P2O7
1gr 4,4 gr
NaMg(UO2)3(C2H3O2)9,6H2O NaMg(UO2)3(C2H3O2)9
61,6gr
Endapan Spesifik
Kesimpulan :
a) Kotoran isomorf
b) Kotoran terlarut
c) Kotoran teradsorpsi
Sebelum pengendapan
Selama pengendapan
Sesudah penegndapan
Metode Gravimetri Cara Elektrogravimetri
(Elektrodeposisi/Elektrolisa)
zat yang dianalisa ditempatkan di
dalam sel elektrolisa. Setelah dilakukan
elektrolisa, logam yang mengendap
pada katoda ditimbang
.
Beberapa Ketentuan Elektrogravimetri :
Sesuai hubungan I = E/R, maka untuk menjaga agar jumlah arus selalu
tercukupi (besarnya i dijaga agar tidak turun), maka potensial luar harus selalu
ditambah.
R = Tegangan (volt)
III. Elektrolisis pada potensial katoda yang tetap
ion-ion lain yang mempunyai potensial lebih besar dari 2,34 telah diendapkan lebih
dahulu. Sedangkan ion-ion yang mempunyai potensial kurang dari 6,3 4 Volt akan
belum terendapkan
Elektrolisis Garam Ni :