Anda di halaman 1dari 32

Pelayanan kefarmasian

Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung


dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dan alat
kesehatan dengan maksud mencapai hasilzzz yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan menyebutkan bahwa praktik kefarmasian
meliputi :
- pembuatan
-pengendalian mutu Sediaan Farmasi
-pengamanan
-pengadaan,
-penyimpanan dan pendistribusian Obat
-pelayanan Obat atas Resep dokter
-pelayanan informasi Obat serta pengembangan Obat,
bahan Obat dan Obat tradisional.
Faktor resiko pjk :

Faktor risiko positif untuk penyakit jantung koroner (PJK, atau


conorany heart disease, CHD) berdasarkan panel pengobatan pada
orang dewasa dari NationaL Cholesterol Education Program (NCEP),
adalah :
-Usia ≥ 45 tahun bagi pria, ≥ 55 tahun atau pra menopause wanita
-Riwayat penyakit jantung koroner dalam keluarga
-Kebiasaan merokok
-Hipertensi (Takanan Darah ≥ 140/90 mmHg atau sedang minum obat
antihipertensi
-Kadar kolesterol HDL < 35 mg / dL (< 0.9 mmol / L) Diabetes
Melitus
MEKANISME
PENGAMBILAN
DARAH
PERSIAPAN PENDERITA

Kadar lipid plasma dan pola lipoprotein dipengaruhi oleh


makanan,merokok,minum alkohol, stress, dan posisi badan.
Pengambilan spesimen sebaiknya pada kondisi standar dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut :
-Kadar trigliserida meningkat setelah makan. Oleh karena itu
spismen diambil 12 setelah makan atau antara 12-16 jam bila
dipertimbangkan dengan variasi biologik sikardian lainnya. Penderita
yang dirawat di rumah sakit dengan pemberian lemak secara
infusi,tidak dapat diperiksa oleh karena itu terjadi plasma lipemik.
Untuk itu maka sekitar 4 jam sebelumnya infus,lemak harus
dihentikan dulu sebelum pengambilan darah.
-Penderita seharusnya makan/ diet biasa atau ‘diet normal’ dan berat
badan stabil selama 2 minggu terakhir sebelum pengambilan darah.
-Penderita harus bebas dari obat penurun lemak darah kecuali
sedang dalam pemantauan.
-Statis vena ( pembendungan harus kurang dari 1 menit ) dan sikap
tubuh mempengaruhi kadar lipoprotein, misalnya kadar kolestrol
meningkat sampai 10 % pada posisi berdiri oleh karena itu
pengambilan darah vena sebaiknya dalam posisi berbaring. Stres
fisik atau sakit berat dapat mempengaruhi kadar lipid plasma.
Spesimen darah jangan dicampur antikoagulan heparin dan plasma
atau serum dipisahkan sesegerah mungkin
PENGAMBILAN DARAH :

Penderita berbaring atau duduk tenang 15 menit


sebelum pengambilan (sampling). Diambil darah
vena dengan menggunakan jarum dan sempit atau
tabung vakum (vakutainer). Untuk memperoleh
serum dapat dengan cara biasa yaitu tabung vakum
polos (plain tube) lalu disentrifus atau langsung
dengan tabung vakum yang memiliki jel pemisah
serum (gel serum separator). Pembendungan vena
tidak lebih dari 1 menit hindari statis vena
PENANGANAN SAMPEL

1.Pemasangan label

Setelah bahan pemeriksaan darah / plasma / serum


diperoleh, jangan lupa pemasangan / penempelan label
pada wadah penanpung (semprit, vakutainer, tabung
plasma/serum) :
Nada/kode/nomor pasien
Lokasi pengambilan
Ruang perawatan/alamat
Tanggal dan jam pengambilan
Jenis pemeriksaan yang diminta
2.Pendinginan

Pendinginan dengan es misalnya


untuk analisa gas darah atau
pemeriksaan kadar. Homosistein.
Wadah penampung bertutup
disimpan pada suhu 4 atau 20
3.Pemusingan

Pemusingan dilakukan sesegera mungkin (1-2 jam) setelah


sampling atau setelah terjadi pembekuan lengkap atau
sempurna. Pembekuan lebih cepat terjadi pada suhu kamar
dari pada lemari es. Diberi sumbat untuk mencegah
penguapan dan anaerobik. Inspeksi visual untuk menilai
apakah serum lipemik, iktrik,atau hemolitik. Pada ketiga
keadaan ini serum tidak representatif untuk pemeriksaan
lemak /kimia darah lainnya. Bila dipakai
plasma,antikoagulan yang terbaik adalah EDTA dengan
catatan kadar lemak plasma 3 % dari dari serum.
4.Pengiriman dan Penyimpangan

Pengiriman bahan pemeriksaan serum terus


mengikuti serum harus mengikuti syarat yang
benar terhadap misalnya wadah penampung /
transpor, labelling, dan suhu lingkungan. Dalam
suhu kamar sebaiknya serum dikerjakan segera
atau dalam waktu kurang dari 2 jam,bila
disimpan dalam suhu 4°C dapat tahan beberapa
hari, dan 20°C dapat tahan sampai 6 bulan.
FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI TEMUAN
DILABORATORIUM :

Diet tinggi kolesterol yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan


menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum,
Obat aspirin dan kortison dapat menyebabkan penurunan atau
peningkatan kadar kolesterol serum,
Hipoksia berat dapat meningkatkan kadar kolesterol serum,
Hemolisis pada sampel darah dapat menyebabkan hasil uji
kolesterol serum meningkat,
Diet tinggi karbohidrat dan alcohol dapat meningkatkan kadar
trigliserida serum.
CONTOH KASUS
HIPERLIPIDIMEA

Kasus : Seorang pasien pria dengan tinggi badan 165 cm

berat badan 87 kg,mempunyai kebiasaan merokok 1 pak

sehari, tidak pernah berolahraga dan mempunyai riwayat

keluarga, yakni kakak pertama menderita hipertensi, kakak

kedua menderita diabetes dan ayah meninggal karena

myocardial infarction.
data yang lain yaitu pasien tersebut
mempunyai tekanan darah 140/80 mmhg,
random blood glucose level 5 mmol/l, dan
hasil pemeriksaan lipid puasa : total kolesterol
: 6,7 mmol/l ; ldl-cholesterol : 3,6 mmol/l ;
hdl-cholesterol : 1,2 mmol/l ; trigliserida: 1,8
mmol/l.
Metode soap:

1.Seorang pasien pria mempunyai


kebiasaan merokok 1 pak sehari, tidak
pernah berolahraga dan mempunyai riwayat
keluarga, yakni kakak pertama menderita
hipertensi, kakak kedua menderita diabetes
dan ayah meninggal karena myocardial
infarction.
2.Obyektif
Tanda fisik

tinggi badan 165 cm berat badan 87 kg, sehingga dapat ditentukan


indeks massa tubuhnya ( BMI = body mass inde ). Persamaan yang
sering digunakan untuk menghitung BMI adalah :
BMI = berat badan dalam kg / ( tinggi badan dalam meter )2
Survey Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional menetukan bahwa
pria dengan BMI 27,8 atau lebih dianggap sebagai kelebihan berat
badan dan mereka dengan BM 31,1 atau lebih dianggap sebagai
kelebihan berat badan yang sangat.
BMI pasien = 87 kg / 1,65 m = 52,72 kg/m

Jadi, pasien tersebut dapat dikatakan memiliki kelebihan berat

Tanda vital :

Tekanan darah = 140/80 mmHg ,Klasifikasi tekanaan darah orang

dewasa: klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolic


normal <120 Dan <80
prehipertensi 120 - 139 Dan 80-89
Tahap 1 prehipertensi 140 - 159 Dan 90-99

Tahap 2 hipertensi > 160 Dan >100


Data laboratorium

Hasil pemeriksaan lipid puasa :

NO Pemeriksaan lipid Pasien (mmol/L) Normal (mmol/L)


puasa
1 Total kolesterol 6,7 <5,18

2 LDL-cholesterol 3,6 <3,36

3 HDL-cholesterol 1,2 --

4 Trigliserida 1,8 <1,8


 Jadi, terjadi peningkatan LDL-cholesterol dan
LDL-cholesterol.
Konsentrasi VLDL =trigliserid /5 = 1,8/5= 0,36
Konsentrasi LDL = kolesterol
total –(VLDL +HDL )
= 6,7-( 0,36 + 1,2 )
= 5,14
random blood glucose level 5 mmol/L, pasien gula
darahnya normal .
SOLUSI

3.Assesment

hiperlipidemia tipe 2b

4. terapi

Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL untuk mengurangi

resiko pertama atau berulang dari infark miokardiak, angina, gagal

jantung, stroke iskemia, atau kejadian lain ada penyakit arterial

perifer.

Meningkatkan kualitas hidup pasien


5.farmakoterapi

Terapi non farmakologi, meliputi : diet, pengurangan berat dan

peningkatan aktivitas fisik.Terapi diet yang objektif adalah dengan

menurunkan langsung konsumsi lemak total, lemak jenuh, dan

kolesterol untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai.

Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh dan serat larut dalam

bentuk oat, pectin, gum, dan psyllium. Mengurangi atau

menghentikan konsumsi rokok.


Terima Kasih Atas
Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai