Anda di halaman 1dari 18

BIOLOGI SEL

(2 sks)
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Yulis Sayang, MP.
Nomor Ponsel : 081342032947
Email : yulissayang58@gmail.com
Pekerjaan : Dosen DPK Kopertis Wil. IX
Cara Evaluasi : 1. Kehadiran 15 %
2. Tugas/kuis 20 %
3. Mid Test 30 %
4. Final Test 40 %
Kehadiran minimal : 85 %
Kehadiran nol : langsung TIDAK LULUS
I. PENDAHULUAN
Biologi sel adalah cabang ilmu biologi
yang mempelajari tentang sel.
Sel sendiri adalah kesatuan struktural
dan fungsional makhluk hidup
Sel merupakan unit organisasi terkecil
yang menjadi dasar kehidupan dalam
arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel.
Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh
kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi
kimia untuk mempertahankan
kehidupan berlangsung di dalam sel.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun
atas sel tunggal, atau disebut
organisme uniseluler, misalnya bakteri
dan amoeba.
Makhluk hidup lainnya, termasuk
tumbuhan, hewan, dan manusia,
merupakan organisme multiseluler
yang terdiri atas banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya
masing-masing.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak
akan bertahan lama jika masing-masing
berdiri sendiri.
Sel yang sama dikelompokkan menjadi
jaringan, yang membangun organ dan
kemudian sistem organ yang membentuk
tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel
otot jantung membentuk jaringan otot
jantung pada organ jantung yang
merupakan bagian dari sistem organ
peredaran darah pada tubuh manusia.
Sementara itu, sel sendiri tersusun atas
komponen-komponen yang disebut
organel.
Seluruh tubuh semua organisme
berasal dari hasil pembelahan satu sel.
Contohnya, tubuh bakteri berasal dari
pembelahan sel bakteri induknya,
sementara tubuh tikus berasal dari
pembelahan sel telur induknya yang
sudah dibuahi.
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah
bakteri Mycoplasma dengan diameter
0,0001 sampai 0,001 mm
Salah satu sel tunggal yang bisa dilihat
dengan mata telanjang ialah telur
ayam yang belum dibuahi.
Sebagian besar sel berdiameter antara 1
sampai 100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga
hanya bisa dilihat dengan mikroskop
Penemuan dan kajian awal tentang sel
memperoleh kemajuan sejalan dengan
penemuan dan penyempurnaan mikroskop
pada abad ke-17.
Robert Hooke pertama kali
mendeskripsikan dan menamai sel pada
tahun 1665 ketika ia mengamati suatu
irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan
mikroskop yang memiliki perbesaran 30
kali.
Mikroskop rancangan Robert Hooke
menggunakan sumber cahaya lampu
minyak.
Teori sel sebagai unit kehidupan, baru
dirumuskan hampir dua abad setelah
itu oleh Matthias Schleiden dan
Theodor Schwann.
Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang
biologi yang disebut biologi sel.
Mikroskop majemuk dengan dua lensa
telah ditemukan pada akhir abad ke-16
dan selanjutnya dikembangkan di
Belanda, Italia, dan Inggris.
Pada pertengahan abad ke-17
mikroskop sudah memiliki kemampuan
perbesaran citra sampai 30 kali.
Ilmuwan Inggris Robert Hooke
kemudian merancang mikroskop
majemuk yang memiliki sumber cahaya
sendiri sehingga lebih mudah
digunakan.
Hook mengamati irisan-irisan tipis
gabus melalui mikroskop dan
menjabarkan struktur mikroskopik
gabus sebagai hal yang berpori-pori
tidak beraturan seperti sarang lebah
Dalam makalah yang diterbitkan pada
tahun 1665 Hooke menyebut pori-pori
itu sebagai cells karena mirip dengan
bilik kecil
Yang sebenarnya dilihat oleh Hooke
adalah dinding sel kosong yang
melingkupi sel-sel mati pada gabus
yang berasal dari kulit pohon
Hooke juga mengamati bahwa di
dalam tumbuhan hijau terdapat sel
yang berisi cairan.
Pada masa yang sama di Belanda,
Antony van Leeuwenhoek, seorang
pedagang kain, menciptakan
mikroskopnya sendiri yang berlensa
satu dan menggunakannya untuk
mengamati berbagai hal.
Antony van Leeuwenhoek (1673)
berhasil melihat sel darah merah,
spermatozoid, khamir bersel tunggal,
protozoa, dan bahkan bakteri
Pada salah satu surat, Leeuwenhoek
menggambarkan sesuatu yang
bergerak-gerak di dalam air liur yang
diamatinya di bawah mikroskop.
Beliau menyebutnya hewan kecil,
diterjemahkan sebagai animalcule
dalam bahasa Inggris oleh Royal
Society, yang diyakini sebagai bakteri
oleh ilmuwan modern.
Pada tahun 1675–1679, ilmuwan Italia
Marcello Malpighi menjabarkan unit
penyusun tumbuhan yang ia sebut
utricle ('kantong kecil').
Menurut pengamatannya, setiap
rongga tersebut berisi cairan dan
dikelilingi oleh dinding yang kukuh.
Nehemiah Grew dari Inggris juga
menjabarkan sel tumbuhan dalam
tulisannya yang diterbitkan pada tahun
1682, dan ia berhasil mengamati
banyak struktur hijau kecil di dalam
sel-sel daun tumbuhan, yang
disebutnya sebagai kloroplas
Sel selaput penyusun umbi bawang bombai
(Allium cepa) dilihat dengan mikroskop
cahaya. Tampak dinding sel yang
membentuk "ruang-ruang" dan inti sel
berupa noktah di dalam setiap ruang
(perbesaran 400 kali pada berkas aslinya).
Pada tahun 1835, sebelum teori sel
menjadi lengkap, Jan Evangelista Purkyně
melakukan pengamatan terhadap granula
pada tanaman melalui mikroskop.
Teori sel kemudian dikembangkan pada
tahun 1839 oleh Matthias Jakob Schleiden
dan Theodor Schwann yang mengatakan
bahwa semua makhluk hidup atau
organisme tersusun dari satu sel tunggal,
yang disebut uniselular
Selain itu ada juga tersusun lebih dari satu
sel, yang disebut multiselular.
Semua sel berasal dari sel yang telah ada
sebelumnya
Struktur sel dan fungsi-fungsinya
secara menakjubkan hampir serupa
untuk semua organisme, namun jalur
evolusi yang ditempuh oleh masing-
masing golongan besar organisme
(Regnum) juga memiliki kekhususan
sendiri-sendiri.
Sel-sel prokariota beradaptasi dengan
kehidupan uniselular sedangkan sel-sel
eukariota beradaptasi untuk hidup
saling bekerja sama dalam organisasi
yang sangat rapi.
Teori-teori tentang sel
Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus
di bawah mikroskop. Hasil pengamatannya ditemukan
rongga-rongga yang disebut sel (cellula)

Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya


berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga
berarti cella (kantong yang berisi)

Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis


sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel
tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode”

Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan


perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma
Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodore
Schwann (ahli zoologi) tahun 1838 menemukan
adanya kesamaan yang terdapat pada struktur
jaringan tumbuhan dan hewan.
Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup
terdiri atas sel . konsep yang diajukan tersebut
menunjukkan bahwa sel merupakan satuan
struKtural makhluk hidup.

Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan


benda kecil yang melayang-layang pada protoplasma
yaitu inti (nucleus)

Max Shultze (1825-1874) ahli anatomi menyatakan sel


merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup

Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa setiap cel


berasal dari cel sebelumnya (omnis celulla ex celulla)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai