Anda di halaman 1dari 40

Luka Bakar

Zahid Fikri, M.Kep


zahfik@gmail.com
Definisi
• Luka bakar adalah rusak atau hilangnya
jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas.
• Luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang
sering disebabkan oleh panas
• A burn is an injury to the skin or other organic
tissue primarily caused by heat or due to
radiation, radioactivity, electricity, friction or
contact with chemicals.
• Skin injuries due to ultraviolet radiation,
radioactivity, electricity or chemicals, as well
as respiratory damage resulting from smoke
inhalation, are also considered to be burns.
Etiologi
• Suhu panas. Disebabkan oleh api, uap, cairan,
atau benda yang panas.
• Listrik. Disebabkan karena terkena arus listrik
atau pun petir.
• Sinar matahari. Disebabkan karena pajanan
terhadap sinar matahari atau alat untuk
menggelapkan warna kulit  luka bakar.
• Kimia. Disebabkan karena bersentuhan
dengan bahan kimia yang bersifat
irritan/panas/korosif.
• Radiasi. Peralatan seperti X-ray dan terapi
radiasi untuk penderita kanker juga bisa
mengakibatkan luka bakar pada kulit.
LUAS LUKA BAKAR
• Beberapa metode untuk menentukan luas
luka bakar:
– Estimasi menggunakan luas permukaan palmar
(tangan) pasien. Luas telapak tangan = 1% luas
permukaan tubuh.
• Rumus 9 atau rule of nine
untuk orang dewasa
– Luas kepala dan leher,
dada, punggung, pinggang
dan bokong, ekstremitas
atas kanan, ekstremitas
atas kiri, paha kanan, paha
kiri, tungkai dan kaki
kanan, serta tungkai dan
kaki kiri masing-masing 9%.
– Daerah genitalia = 1%.
• Pada anak dan bayi
digunakan rumus lain
karena luas relatif
permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan
luas relatif permukaan
kaki lebih kecil.
– Rumus 10 untuk bayi
– Rumus 10-15-20 untuk
anak.
PEMBAGIAN LUKA BAKAR
• Luka bakar berat (major burn)
– Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah
10 tahun atau di atas usia 50 tahun
– Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
– Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
tanpa memperhitungkan luas luka bakar
– Luka bakar listrik tegangan tinggi
– Disertai trauma lainnya
– Pasien-pasien dengan resiko tinggi
• Luka bakar sedang (moderate burn)
– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia
< 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka
bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka,
tangan, kaki, dan perineum
• Luka bakar ringan
– Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
– Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
– Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia
(tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan
perineum
PATOFISIOLOGI
• PD yg terpajan suhu tinggi rusak&
permeabilitas↑  sel darah rusak  anemia
• Permeabilitas↑  edema  bula yang
mengandung banyak elektrolit  volume
cairan intravaskuler ↓
• Kerusakan kulit akibat luka bakar  cairan ↓
akibat penguapan yang berlebihan, masuknya
cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar
derajat II, dan pengeluaran cairan dari
keropeng luka bakar derajat III.
Kontak Edema mukosa Obstruksi Gejala
dengan agen orofaring & (jarang berupa suara
kausal laring s/d dijumpai, serak/stridor,
membran terjadi 8 jam sulit bernafas,
alveoli pasca cedera) gelisah
(hipoksik)

Inflamasi
mukosa,
hipersekresi

Disrupsi, silia Terbentuk fibrin


dan atau Obstruksi lumen
mukosa (lebih sering
nekrosis + partikel karbon
bereaksi dijumpai, terjadi
kemudian pada hari ke-2
lepas dengan sekret
membentuk cast s/d 4 pasca
(sloughing cedera)
mucosa) (mucus plug)
• Obstruksi sal. napas bag. atas :
– Edema mukosa
– Percampuran epitel mukosa yg nekrosis dengan
sekret kental (fibrin >>)
• Obstruksi sal. napas bag. bawah :
– Fibrin yg menumpuk pd mukosa alveoli
membentuk membran hialin  gangguan difusi &
perfusi O2 ARDS
Clinical Lung Injury

Alveolar Epithelial Endothelial damage


Damage

Platelet agrgegation Complement (C5a)


Activation
Type II Release of neutrophil
pneumocyte chemotactic aggregation
damage Endotoxin
Neutrophil aggregation and release of
mediator:
- Oxygen Radicals Macrophage
- Proteolytic enzymes mobilization
Decrease - Arachidonic Acid Metabolites
surfactant - PAF Release of cytokines
production (TNF, IL-1)
Alveolocapilary membrane permeability
Vasocontriction
Exudation of fluid protein. RBCs into
Atelectasis and interstitium
Impaaired lung Decreased flow to
compliance selected areas
Pulmonary edema and hemorrhage with
severe impairment of alveolar ventilation
V/Q Mismatching
Right to left shunt, hyaline membrane
formation, and finally fibrosis
Scheme of ARDS
!!
Acute respiratory failure
Cedera Panas

Edema
Kehilangan Epitel Hipermetabolism

Syok
Imunosupresi Malnutrisi

Paru Ginjal Usus


Kehilangan protein

Insuf.
ARF Ileus Transl. Bakteri Infeksi Luka
Paru

Sepsis
ARDS ATN

MODS
Kematian
FASE LUKA BAKAR

• Fase awal, fase akut, fase syok


–Gangguan pada saluran nafas akibat
eskar melingkar di dada atau trauma
multipel di rongga toraks; dan gangguan
sirkulasi seperti keseimbangan cairan
elektrolit, syok hipovolemia.
• Fase setelah syok berakhir, fase sub
akut
– Systemic Inflammatory Response Syndrome
(SIRS) dan Multi-system Organ Dysfunction
Syndrome (MODS) dan sepsis.
• Fase lanjut
– Berlangsung setelah penutupan luka sampai
terjadinya maturasi jaringan. Masalah yang
dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti
parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain
Pembagian zona kerusakan jaringan
• Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang
langsung mengalami kerusakan)
• Zona statis
– Daerah yang berada disekitar zona koagulasi
– Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit
 gangguan perfusi (no flow phenomena) -->
perubahan permeabilitas kapiler dan respon
inflamasi lokal
– 12-24 jam pasca cedera
• Zona hiperemi
– Daerah diluar zona statis
– Vasodilatasi, reaksi sellular (-)
• Zona hiperemi
– Daerah diluar zona statis
– Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis
Zona Koagulasi

Dermis
Zona Statis

Zona Hiperemi
Jaringan Sub-Kutis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
• Urinalisis
• Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
• Analisis gas darah
• Radiologi – jika ada indikasi ARDS
• Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
TATALAKSANA RESUSITASI
• Tatalaksana resusitasi jalan nafas:
– Intubasi
– Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan
morbiditas lebih besar dibanding intubasi)
– Pemberian oksigen 100%
– Perawatan jalan nafas
– Penghisapan sekret (secara berkala)
– Pemberian terapi inhalasi
– Bilasan bronkoalveolar
– Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
– Eskarotomi pada dinding toraks  memperbaiki
kompliansi paru
Resusitasi

Cairan intraseluler Cairan Ekstraseluler

40% 15% 5% Dextrose 5%

RL
NaCl 0,9%

Koloid
Protein plasma
Darah
Formula Cairan 24 jam Kristaloid Pada Koloid Pada 24
pertama 24 jam kedua jam kedua

Parkland RL 4 ml / kg / 20-60% Pemantauan


%LB estimate plasma output urine 30
volume ml/jam

Evans (Yowler, Larutan saline 1 50% volume 50% volume


2000) ml/kg/%LB, 2000 cairan 24 jam cairan 24 jam
ml D5W*, dan pertama + 2000 pertama
koloid 1 ml/ kg / ml D5W
%LB
Slater (Yowler, RL 2 L/24 jam +
2000) fresh frozen
plasma 75
ml/kg/24 jam
Brooke (Yowler, RL 1.5 ml / kg / 50% volume 50% volume
2000) %LB, koloid 0.5 cairan 24 jam cairan 24 jam
ml / kg/ %LB, pertama + 2000 pertama
dan 2000 ml ml D5W
D5W

Modified Brooke RL 2 ml / kg /
%LB

MetroHealth RL + 50 mEq ½ lar. Saline, 1 U fresh frozen


(Cleveland) sodium pantau output plasma untuk
bicarbonate per urine tiap liter dari ½
liter, 4 ml / kg / lar. saline yg
%LB digunakan +
D5W
dibutuhkan utk
hipoglikemia.
Monafo 250 mEq/L 1/3 lar. Saline,
hypertonic saline pantau pantau output
Demling output urine 30 urine
ml/jam, dextran
40 dalam lar.
saline 2
ml/kg/jam untuk
8 jam, RL
pantau output
urine 30
ml/jam, dan
fresh frozen
plasma 0.5
ml/jam untuk 18
jam dimulai 8
jam setelah
terbakar.
Formula Evans-Brooke
Formula Evans Forrnula Brooke

1ml/kgBB/ %LB koloid 0.5ml/kgBB/%LB koloid


(darah) (darah)
lml/kgBB / %LB larutan 1.5ml/kgBB/%LB larutan
saline saline (elektrolit)
(elektrolit) 2000ml glukosa
2000ml glukosa Pemantauan :
Pemantauan : Diuresis (30-50 ml/jam)
Diuresis (>50 ml/jam)
Cara Baxter/Parkland
• Dewasa
– RL= 4cc x BB (kg) x Luas luka bakar %
– ½ jumlah cairan diberikan 8 jam pertama post
trauma, ½ diberikan 16 jam berikutnya
– Luka bakar > 50% = 50%
• Anak
– 2 cc x BB (kg) x Luas luka bakar % + kebutuhan faal
– RL : Dextran = 17:3
• Kebutuhan Faal
– <1 tahun : BB x 100cc
– 1-3 tahun : BB x 75cc
– 3-5 tahun : BB x 50cc
• Hari kedua
– Dewasa: dextran 500-2000 + D5%/albumin
– Hari kedua diberikan setengah dari hari pertama
Resusitasi cairan pada syok
• Cairankristaloid
• Tiga kali defisit cairan yang menyebabkan syok
diberikan dalam 2 jam pertama
• Sisa jmlh cairan yg diperhitungkan menurut
metode Baxter/ Parkland diberikan
berdasarkan kebutuhan sampai dengan 24
jam.
Komplikasi

• SIRS,
• MODS,
• Sikatriks,
• kontraktur
Prognosis
• Tergantung dari beratnya derajat luka bakar
• Tergantung Kecepatan dan Ketepatan
Resusitasi
SEMANGAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai