Anda di halaman 1dari 62

PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN

OLEH:
Dr. NOFRIZAL, S.Pi., M.Si

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU LINGKUNGAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
TUJUAN :
1. Memiliki kompetensi di dalam penelitian
ekonomi dan pembangunan lingkungan
2. Profesional dalam ekonomi lingkungan dan
perencanaaan pembangunan serta
implementasinya
3. Dapat memecahkan masalah dan memiliki
sikap dalam menemukan solusi berkenaan
dengan ekonomi lingkungan dan kegagaan
pembangunan serta rintangannya
Ekonomi Lingkungan

Prilaku ekonomi dalam mendayagunakan


sumber yang terbatas untuk menghasilkan
barang atau jasa bagi memenuhi
kebutuhan hidupnya dalam kaitannya
dengan lingkungan
Penerapan prinsip ekonomi dalam
mendayagunakan sumber dan
lingkungan secara berkelanjutan

Development economics

The principles of economic theory


applied to the process of
growth and development
Ekonomi Pembangunan

Ilmu ekonomi yang diterapkan


dalam usaha membangun
Pembangunan Ekonomi

Usaha membangun atau


memperbaiki dan menumbuhkan
ekonomi
Tujuan Pembangunan

Proses upaya perubahan ekonomi


ke arah yang lebih baik, tumbuh
dan berkembang

Tujuan Proces Hasil


Teori pembangunan
1. Development from Above (DfA: J.M. Keynes)

Pandangan bahwa dalam jangka pendek, terutama


selama resesi, output ekonomi sangat dipengaruhi
oleh permintaan agregat
(total pengeluaran dalam perekonomian)
Growth pole  Growth center and periphery

Ide sentral dari teori kutub


pertumbuhan

Pembangunan ekonomi, atau pertumbuhan


tidak seragam di seluruh wilayah, melainkan
terjadi di sekitar tiang tertentu (atau
cluster). Tiang ini sering ditandai dengan
(kunci) industri inti sekitar yang terkait
industri yang dikembangkan, terutama
melalui efek langsung dan tidak langsung.
Development stages (Rostov 1970)

Salah satu model yang lebih strukturalis pertumbuhan


ekonomi, terutama dibandingkan dengan model
'keterbelakangan' yang dikembangkan oleh Alexander
Gerschenkron, meskipun dua model tidak saling eksklusif.

Model ini mendalilkan bahwa pertumbuhan ekonomi


terjadi dalam lima tahap dasar, dari berbagai panjang:
1. Masyarakat tradisional
2. Prasyarat untuk take-off
3. Take-off
4. Mendorong hingga jatuh tempo
5. Usia konsumsi massa tinggi
Trickle Down Effect (W. Arthur Lewis 1964)

Amerika Serikat

Politik untuk merujuk gagasan bahwa


keringanan pajak atau manfaat ekonomi
lainnya yang diberikan kepada bisnis dan
tingkat pendapatan atas akan menguntungkan
anggota miskin dari masyarakat dengan
meningkatkan perekonomian secara
keseluruhan
2. Development from Bottom (DfB)

Pendekatan bottom-up adalah piecing bersama


sistem untuk menimbulkan sistem yang lebih
kompleks, sehingga membuat sistem asli sub-
sistem dari sistem yang muncul.

Pengolahan bottom-up adalah jenis pengolahan


informasi berdasarkan data yang masuk dari
lingkungan untuk membentuk persepsi
Agropolitan Development , Rural Integrity
Development
Community-based Development (Participatory)

pendekatan kemitraan penelitian yang adil melibatkan,


misalnya, anggota masyarakat, perwakilan organisasi, dan
peneliti dalam semua aspek proses penelitian dan di mana
semua mitra menyumbangkan keahlian dan berbagi
pengambilan keputusan dan kepemilikan
3. Local Economic Development (LED)

Pendekatan pembangunan ekonomi, khususnya di


negara berkembang yang, seperti namanya,
menekankan pentingnya kegiatan di dan oleh kota-
kota, kabupaten dan wilayah.
4. Export Processing Zone (EPZ), and Free
Port, Free Trade Zone (FTZ).

Di wilayah geografis di mana barang dapat mendarat,


ditangani, diproduksi atau ulang, dan diekspor tanpa intervensi
dari pihak pabean. Hanya pada saat barang dipindahkan ke
konsumen dalam negeri di mana zona terletak apakah mereka
menjadi tunduk pada bea masuk yang berlaku

Free Trade Zone Kelas tertentu dari


(FTZ). zona ekonomi khusus
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
WILAYAH PESISIR DAN LAUT TERPADU
INDONESIA
POTENSI
PESISIR DAN PPK : KAWASAN YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK :

o PRODUKTIVITAS HAYATI TINGGI


o PUSAT KEGIATAN REKREASI, TRANSPORTASI, INDUSTRI,
PERMUKIMAN, PELABUHAN, BISNIS, DLL.
o KEPADATAN PENDUDUK DAN INTENSITAS PEMBANGUNAN
TINGGI
o BERLAKU REJIM AKSES TERBUKA
o RENTAN TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN GLOBAL
o 140 JT PENDUDUK (60%) INDONESIA TINGGAL DI WILAYAH
PESISIR (50 KM DARI GARIS PANTAI), 80% DI ANTARANYA
BERGANTUNG PADA PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN
o KONTRIBUSI EKONOMI SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN
PADA GDP : SEBESAR 24,5 % DARI TOTAL GDP NASIONAL
o 42 KOTA DAN 255 KABUPATEN BERADA DI PESISIR, DARI TOTAL
440 KAB/KOTA DI SELURUH INDONESIA. (2005)
2 ISU PENGELOLAAN
WILAYAH PESISIR DAN PPK
 KONFLIK PEMANFAATAN RUANG
 KEMISKINAN MASYARAKAT PESISIR
(80% relatif miskin dengan tingkat
pendidikan rendah)
 DEGRADASI KUALITAS LINGKUNGAN
 42% Terumbu Karang rusak berat, 29%
rusak, 23% baik dan hanya 6% sangat
baik
 40% hutan mangrove telah rusak
 Berkurangnya Stok Sumberdaya Ikan
 KERAWANAN BENCANA ALAM
Lanjutan….

 PENCEMARAN LAUT DAN PESISIR


 BENCANA ALAM :
Abrasi, Erosi Pantai, Tsunami, dll.
 PENGELOLAAN KONSERVASI LAUT
BELUM OPTIMAL

 KETIDAKPASTIAN DAN KEKOSONGAN


HUKUM

 KONFLIK PEMANFAATAN RUANG DAN


KEWENANGAN

 SUMBERDAYA KELAUTAN NON


KONVENSIONAL BELUM DIKELOLA
SECARA OPTIMAL
Kompleksitas Pengelolaan
Laut, Pesisir dan PPK
INTEGRASI DAN KETERPADUAN
PENGELOLAAN WIL. PESISIR & KELAUTAN

Economic Political
• Urban Pressure Pressure
development
•Fisheries
• Navigation
•Aquacultu
Coastal re
• Port and
harbours
Resources
•Agriculture
development
•Mining
• Recreation
Rehabilitation Users Exploitation
• Human
settlement

• Industry site

Management
Measure
KONSEP PENGELOLAAN
EKOSISTEM SECARA ADAPTIF
Integrated Coastal and Ocean Management (ICOM)

Marine
Marine Ecotourism
Industry

LMEs &
ecoregion
MPAs &
Watershed
no-take
management
reserves

Marine
Coastal &
biodiversity
marine
conservation
resources Fisheries
management management
STRATEGI IMPLEMENTASI

• Pemberdayaan Masyarakat Pesisir


• Penataan Ruang
• Peningkatan Kualitas Ekosistem
• Pendayagunaan Potensi SD Kelautan dan
Pulau-pulau Kecil
• Pengelolaan Konservasi Laut
• Pengembangan Kemitraan
 Mendorong Penerapan Konsep
Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
(Integrated Coastal and Ocean Zone
Management)  ICOM
 Sebesar-besarnya memfasilitasi
keikut-sertaan masyarakat pesisir
dan PPK dalam pengelolaan sumber
daya kelautan, pesisir dan PPK 
PEMBERDAYAAN
 Prioritas PPK pada PPK terluar dan/
atau di wilayah perbatasan 
SOVEREIGNITY AND PROSPERITY
 Pengembangan penelolaan SD Kelautan non-
konvensional untuk mendukung pembangunan
ekonomi  OPTIMALISASI

 Mendorong terwujudnya harmonisasi


antara Perguruan Tinggi, LSM, Swasta
dan stakeholder lainnya dengan
pemangku kebijakan pengelolaan pesisir dan
PPK  KEMITRAAN

 Memfasilitasi pelaksanaan koor dinasi


pembangunan terpadu lintas sektor wilayah
pesisir dan PPK  KOORDINASI
Best Practices Program Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut
Terpadu

1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)


2. Program Mitra Bahari
3. Program Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
(MCRMP)
4. Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang
(Coremap)
5. Program Pembangunan Masyarakat Pesisir dan Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan (Cofish)
6. Program Pantai dan Laut Lestari
7. Program Konservasi dan Taman Nasional Laut
Best Practice 1: PROGRAM PEMP
TUJUAN :
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui
bantuan permodalan yang dapat diakses oleh masyarakat,
disamping pembinaan masyarakat secara simultan agar
mampu mengakses permodalan dan mengelolanya secara
benar.

Pola Pendekatan Program PEMP


 Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pengembangan dan pelestarian pembangunan
 Kemandirian (keswadayaan) masyarakat
 Kemitraan antara masyarakat, pemerintah dan swasta
Best Practice 2: Program Mitra Bahari
PENERAPAN PROGRAM MITRA BAHARI,
MENGATASI MASALAH KESENJANGAN KAPASITAS

TREND dan PARADIGMA


Kemitraan

KEBUTUHAN KOMITMEN
Pembangunan Pesisir Pemerintah
PROGRAM MITRA
dan Laut dan Indonesia dan
berbagai ISU
BAHARI
DUKUNGAN
STRATEGIS lainnya

PEMBELAJARAN dari ERA DESENTRALISASI


North Carolina, memerlukan
Hawaii, Rhode peningkatan
Islands, Nova Scotia, KAPASITAS SDM
Washington DC, dll.
PROGRAM MITRA BAHARI
Kemitraan antara DKP, Pemerintah Daerah Cq. Dinas Kelautan dan
Perikanan dengan Perguruan Tinggi, LSM, Swasta, Kelompok Masyarakat
dan Stakeholder lainnya

TUJUAN :
 Mengatasi masalah kesenjangan kapasitas SDM dan
kelemahan kelembagaan
 Mendukung pelaksanaan UU no. 22/1999 tentang
Pemerintah Daerah
 Memfasilitasi harmonisasi teknokrat – birokrat

KEGIATAN POKOK :

 EXTENSION
 OUTREACH
 REKOMENDASI KEBIJAKAN
 RISET TERAPAN
Mengapa Kemitraan Bahari ?

Menunjang percepatan
terwujudnya efektifitas
pelaksanaan OTDA melalui
Desentralisasi Pelaksanaan
Kegiatan DEKONSENTRASIPELAK
SANAAN KEGIATAN
Lokasi pelaksanaan kegiatan, Pendelegasian tugas
secara geografis lebih mudah dan wewenang
dikendalikan oleh Daerah pemerintah Pusat ke
Daerah

Mengatasi masalah kesenjangan kapasitas


Pusat dan Daerah
PROGRAM MITRA BAHARI (PMB)

Pendidikan
Prioritas Strategis
Nasional
Pemda.
Ditjen
P3K Outreach Prioritas Pemerintah
daerah

Konsorsium
Univ. Daerah Pengembangan
Sektor
Kebijakan Masyarakat pesisir
Swasta
Pengembangan
LSM Sektor Swasta
Penelitian
STATUS PROGRAM KEMITRAAN
BAHARI DI INDONESIA
Best Practice 3: MCRMP
(MARINE COASTAL RESOURCE MANAGEMENT
PROJECT)
INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DAN
PROGRAM MCRMP

• Program MCRMP dapat


mendorong pengelolaan
SD Pesisir secara terpadu,
terintegrasi yg mengacu
pada prinsip-prinsip ICM

• Melalui program MCRMP


dpt membantu instansi
terkait dalam fasilitasi dan
sosialisasi program ICM
Lokasi
• 15 Provinsi
• 40 Kabupaten/Kota
• Provinsi Riau:
– Kabupaten Indragiri Hilir
– Kabupaten Rokan Hilir
– Kabupaten Bengkalis
4 Komponen Kegiatan MCRMP
1. Perencanaan dan Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir dan Laut
2. Data Spasial dan Manajemen Informasi
3. Penguatan dan Penegakan Hukum
4. Investasi Skala Kecil Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Laut
Best Practice 4: Coremap
(CORAL REEF REHABILITATION AND
MANAGEMENT PROJECT)
Zooxantella, ganggang sel tunggal
bersimbiosis dengan karang
(ADB)
(ADB)
(ADB)
(World Bank)
(World Bank)
(World Bank)
(World Bank)
Tujuan Coremap
• Memperkuat kapasitas kelembagaan dalam
pengelolaan terumbu karang
• Merehabilitasi, melindungi dan mengeloa
terumbu karang, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat yang
melestarikan terumbu karang
7 Komponen program
1. Pengelolaan program
2. Kebijakan dan strategi kerangka hukum
3. Komunikasi masyarakat
4. Pengelolaan berbasis masyarakat
5. Pemantauan, Pengendalian dan penegakan hukum
6. Pusat Informasi dan pelatihan terumbu karang
7. Pengembangan kelembagaan
Mencangkok Terumbu Karang
disaksikan para turis
Sumber: National Geographic Indonesia, April 2007
Biorock (diameter 5 m, tinggi 2,5 m) akan ditenggelamkan ke
dalam perairan sebagairumah baru biota laut
Sumber: National Geographic Indonesia, April 2007
Terumbu Buatan: Modul Ecoreef

Seminggu setelah penenggelaman Sebulan setelah penenggelaman (karang


(ikan herbivora bermain disekitar) mulai tumbuh, dan beberapa jenis ikan
karang mulai mencari makan di sekitar
Reefball ditenggelamkan ke dalam perairan sebagai rumah
baru biota laut
Sumber: National Geographic Indonesia, April 2007
Best Practice 5: Cofish
(Coastal Community Development and Fisheries
Management)
Tujuan Cofish
• Memperbaiki sumberdaya perikanan melalui
peningkatan pengelolaan sumberdaya perikanan
pantai yang berkelanjutan
• Mempromosikan pelaksanaan pengelolaan
sumberdaya perikanan berbasis partisipasi dan
pengurangan kemiskinan melalui penciptaan
kesempatan bekerja/berusaha bagi masyarakat
pesisir
5 Lokasi Cofish
• Kabupaten Bengkalis (Riau)
• Kota Tegal (Jawa Tengah)
• Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur)
• Kabupaten Banywangi (Jawa Timur)
• Kabupaten Lombok Timur (NTB)
5 (Lima) Komponen Utama
1. Pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis masyarakat: perencanaan
sumberdaya perikanan berdasarkan kesepakatan masyarakat,
penetapan kawasan lindung dan suaka laut, rehabilitasi dan
pengelolaan habitat ikan (mangrove dan terumbu karang),
pembangunan terumbu buatan, restocking, pemberantasan
destructive fishing, pengurangan kegiatan tangkap pada areal padat
tangkat
2. Pembangunan masyarakat pantai dan pengurangan kemiskinan:
pengorganisasian masyarakat, implementasi kegiatan ekonomi,
pengembangan prasarana sosial
3. Perbaikan dan pemulihan kondisi lingkungan
4. Pengadaan/perbaikan sarana dan prasarana: peningkatan kualitas
dan harga ikan, mengurangi kerusakan fisik ikan, meningkatkan
sanitasi dan kondisi lingkungan
5. Penguatan kelembagaan: pelatihan, pendidikan
Best Practice 6: Program Pantai dan Laut Lestari
• Tujuan:
– Meningkatkan kualitas pengelolaan pesisir dan laut
secara terpadu
– Menurunnya beban pencemara yang masuk wilayah
pesisir dan laut, melestarikan mangrove, terumbu karang
dan mencegah abrasi
– Meningkatnya dayaguna dan hasil guna wilayah pesisir
– Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya
pengelola program serta terakomodirnya sumberdaya
ilmiah dan sistem informasi
– Meningkatnya fungsi wilayah pelabuhan, wilayah pantai
wisata, wilayah industri, serta berkembangnya investasi
yang tidak merusak lingkungan
– Meningkatnya kepedulian serta keberdayaan masyarakat
dan stakeholders terkait sehingga berperan aktif dalam
pengelolaan wilayah pesisir dan laut secara terpadu
Lokasi
• 15 Provinsi termasuk Riau
• 23 kabupaten/kota
8 Kegiatan Utama
1. Inventarisasi dan identifikasi masalah
2. Peningkatan daya guna dan hasil guna
3. Penurunan beban pencemaran limbah
4. Konservasi biota yang dilindungi
5. Pelibatan dan pemberdayaan masyarakat dan
stakeholders
6. Penanganan abrasi pantai
7. Penanganan sedimentasi
8. Pemantaua, evaluasi dan pelaporan
Best Practice 7: PROGRAM KONSERVASI
DAN TAMAN LAUT NASIONAL

Istilah lain “CAGAR BIRU”:


Upaya pengelolaan perikanan melalui pendekatan ekosistem

Perubahan paradigma pengelolaan perikanan:


Pengelolaan pendekatan hasil tangkapmaksimum berimbang lestari
(MSY) Pengelolaan pendekatan ekosistem

Tujuan:
- Konsrvasi sumberdaya hayati
- Alat pengelolaan perikanan tangkap yang harus diintegrasikan ke
dalam pengelolaan pesisir terpadu
Data Empirik
• Wiadnya dan Jos Pet:
– “membuktikan bahwa KPL dengan suatu kawasan larang ambil
dapat meningkatkan persediaan ikan dan hasil tangkapan nelayan
sekitar”
• KPL di Merit Island National Wildlife Refuge, di Florida, AS:
– Meningkatkan persediaan jumlah dan ukuran ikan bagi pemancing
rekreasional di perairan sekitar sejak tahun 1970-an”
– Alat perlindungan tempat-tempat sensitif, seperti agregasi
pemijahan ikan khusus ikan karang
• Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia:
– Target Kawasan Konservasi Laut (KKL):
• Tahun 2010: 10 juta hektar,
• Tahun 2020: 20 juta hektar
PENGELOLAAN KONSERVASI DAN TAMAN
NASIONAL LAUT :

 Pengembangan Kawasan Konservasi Laut Daerah


 Pengembangan Konservasi Genetik, Jenis / Spesies
 Pengembangan jaringan kerja-sama Marine Protected Areas
tingkat Regional dan Internasional
 Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang
Terima
Kasih
Together we are winners

Anda mungkin juga menyukai