Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembimbing
Dr. Hj. Ratna Juwita, Sp.M
Latar Belakang
Di Indonesia kekeruhan kornea masih merupakan Data WHO tahun 2011, saat ini di negara
penyebab kebutaan nomor dua. Kekeruhan ini berkembang terjadi 285 juta orang
disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. Jika
menderita gangguan pengelihatan yang
terlambat di tatalaksana akan meningalkan
jaringan parut yang luas. Insiden Ulkus Kornea di menyebabkan kebutaan.
Indonesia tahun 1993 adalah 5,3 juta/100.000 Jumlah ulkus kornea setiap tahunnya
penduduk Indonesia berjumlah 1-1,5 juta.
Tinjauan Pustaka
■ Anatomi Kornea
■ Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di
Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi
karena trauma, pemakaian lensa kontak, infeksi dan kadang-kadang tidak di
ketahui penyebabnya.
■ Singapura melaporkan selama 2.5 tahun dari 112 kasus ulkus kornea 22
beretiologi jamur. Mortalitas atau morbiditas tergantung dari komplikasi dari
ulkus kornea seperti parut kornea, kelainan refraksi, neovaskularisasi dan
kebutaan.
■ Berdasarkan kepustakaan di USA, laki-laki lebih banyak menderita ulkus
kornea, yaitu sebanyak 71%, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di
India Utara ditemukan 61% laki-laki.
Etiologi
•Bakteri Streptokokus alfa hemolitik, Stafilokokus Aureus, Moraxella Likuefasiens,
Pseudomonas Aeruginosa, Nacardia Asteroids, Alcaligenes sp, Streptokokus anerobik,
Streptokokus beta hemolitik, Enterobakteri hafniae, Proteus sp, Stafilokokus
Bakteri epidermidis, infeksi campuran Aerogenes dan Moraxella sp
•Defisiensi Vitamin A
•Obat-obatan kortikosteroid
•Neurotik gangguan saraf V atau ganglion gaseri mata menjadi anestetik dan
reflex hilang
Etiologi
•SLE gangguan autoimun multisistem dengan komplikasi
okular di segmen anterior dan posterior, termasuk keratitis
sicca, episkleritis, ulkus kornea, uveitis, dan vasculitis retina
Trauma
bermultiplikasi
Pandangan kabur
Lakrimasi
Silau
Nyeri
Kokus gram (+), staf aureus dan Pseudomonas jamur virus
treptokok pnemoni.
Tukak yang terbatas, Tukak akan melebar Infiltrat akan berwarna Bila tukak berbentuk
Berbentuk bulat atau lonjong, dengan cepat, bahan abu-abu dikelilingi infiltrat dendrit akan terdapat
purulen berwarna kuning halus disekitarnya hipestesi pada kornea.
Berwarna putih abu-abu pada hijau terlihat melekat (fenomena satelit).
anak tukak yang supuratif. pada permukaan tukak.
• Ulkus marginal
Ulkus Kornea • Ulkus mooren (ulkus
serpinginosa kronik/ulkus
Perifer roden)
• Ulkus cincin (ring ulcer)
Ulkus Sentral
■ Ulkus Stafilokokus :
– Ulkus bewarna putik kekuningan disertai infiltrat
berbatas tegas.
– Apabila tidak diobati abses kornea yang disertai
edema stroma dan infiltrasi sel leukosit.
– Lesi di mulai dari sentral menyebar
ke samping dan ke dalam
– Penyerbukan ke dalam dapat
mengakibatkan perforasi kornea
dalam waktu 48 jam
– Berwarna abu-abu dengan kotoran
yang dikeluarkan berwarna
kehijauan
– Kadang-kadang bentuk seperti
cincin
– Terlihat hipopion
– Mata dapat tidak memberikan gejala
selama beberapa hari sampai beberapa
minggu sesudah.
– Riwayat trauma oleh tumbuh-tumbuhan
– Permukaan lesi terlihat bercak putih
dengan warna keabu-abuan. Tepi lesi
berbatas tegas irregular.
– Terlihat suatu daerah tempat asal
penyebaran di bagian sentral sehingga
terdapat satelit-satelit disekitarnya.
– Dapat terjadi neovaskularisasi akibat
rangsangan radang & Terdapat injeksi siliar
– Hipopion kental, permukaan tak rata(ada
hifa jamur)
■ Penyebab : candida, fusarium, aspergillus, penicillium, cepalosporium
■ Dengan pewarnaan giemsa terlihat gambaran hifa (jamur non
candida)/ bentuk ragi.
ULKUS KORNEA VIRAL
■ Perjalanan klinik dapat berlangsung lama karena stroma kornea kurang vaskuler,
sehingga menghambat migrasi limfosit dan makrofag ke tempat lesi
■ Pada yang imunokompeten ~ sembuh sendiri
■ Pada immunocompromised (steroid) dapat menahun dan merusak
■ E/: virus Herpes Simpleks , Herpes Zooster
■ Gejala
■ Iritasi
■ Fotofobia
■ Berairmata
■ Gangguan penglihatan
■ Sensibilitas kornea menurun
■ Riwayat lepuh-lepuh demam atau infeksi herpes lain
■ Reaksi hipersensitivitas di sekitarnya
– Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum
timbulnya gejala kulit.
– Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem
palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh
akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan
stroma.
– Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang
bentuknya berbeda dengan dendrit herpes
simplex.
– Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor
dengan fluoresin yang lemah.
– Infeksi primer dapat terjadi tanpa gejala klinik.
– Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat
disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel
kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi.
– Hipestesi pada kornea secara lokal menyeluruh.
Adanya gangguan penglihatan karena lesi yang timbul
pada kornea dalam bentuk bintik-bintik, bintang (stellate),
filamen, dendrit yang bercabang-cabang dan bentuk
diskiform.
Ulkus Kornea Acanthamoeba
■ ULKUS MARGINAL
■ ULKUS MOOREN
A
berjalan progresif dari perifer kornea ke sentral.
T.u pada usia lanjut.
Penyebabnya belum diketahui diduga hipersensitivitas
tuberculosis, virus, alergi, autoimun.
Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan
B kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada
bagian yang sentral.
Anamnesis
■ Riwayat trauma
■ Benda asing
■ Penyakit kornea spt keratitis
■ Pemakaian obat topikal
■ Rwyt pemakaian kontak lensarwyt penyakit sistemik
PEMERIKSAAN KLINIS
Methicilin 200
Cephaloridin 50 Cephaloridin 100
Kokus gram positf mg/kg BB/hr
mg/ml mg
Gentamycin 3-7
Batang gram Gentamycin 14
Gentamycin 20 mg mg/kg BB/hari
positif mg/ml
Penicillin G 2-6
Filamen gram Penicillin G Penicillin G
U/hr
negatif 100.000U/ml 500.000U/ml
Gentamycin 3-7
Batang gram Gentamycin 14
Gentamycin 20 mg mg/kg BB/hari
negatif mg/ml
Amikacin 5 mg/kg
Amikacin 10
Basil tahan asam Amikacin 25 mg BB/hari
mg/ml
ANTIBIOTIK
Organisme
Topikal Subkonjunctiva intravena
Methicilin
Staphylococcus Cefazolin 50 Cefazolin 50
resisten penisillin mg/ml mg/ml
Penicillin G 2-6
Streptococcus, Penicillin G Penicillin G U/hr
pneumococcus 100.000U/ml 500.000U/ml
Gentamycin 3-7
Speecies Gentamycin 14 mg/kg BB/hari
Gentamycin 20 mg
Pseudomonas mg/ml
Antibiotik/antijamur /antiviral sesuai agen
penyebab (topikal, subkonjungtiva) :
Penyulit:
1. Infeksi
2. Iritis
3. Blok pupil glaukoma sekunder
4. Penolakan graft (3 minggu – 5 thn )
KERATOPLASTI
( PENCANGKOKAN KORNEA )
DONOR
Kornea Diambil Dari Orang Yg Telah Meninggal
Kemudian Digunakan Langsung / Dipindahkan Pd
Resipien / Diawetkan Dulu Dgn Es / Medium
Tertentu
RESIPIEN
Penderita2 Dengan Kelainan Kornea Tertentu
INDIKASI