Anda di halaman 1dari 7

DIAGNOSA KEPERAWATAN

KOMUNITAS
R. Siti Maryam
2. Diagnosa Keperawatan

• Diagnosa keperawatan komunitas


memberikan arah terhadap tujuan dan
intervensi keperawatan.
• Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai
dengan data-data yang dicari, maka kemudian
dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar
stressor yang mengancam masyarakat dan
seberapa berat reaksi yang timbul pada
masyarakat tersebut.
• Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun
diagnosa keperawatan komunitas dimana terdiri
dari:Masalah kesehatan, Karakteristik populasi,
karakteristik lingkungan.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi
komunitas terhadap stressor yang ada

Dirumuskan dalam tiga komponen:


• Problem atau masalah.
• Etiologi atau penyebab.
• Manifestasi atau data penunjang.

Contoh:
• Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pada masyarakat di RW 04 Kelurahan X berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh.
Contoh Diagnosa

• Risiko penularan ISPA di RW 01 Kelurahan


X berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang ISPA dan lingkungan
yang tidak sehat

• Risiko peningkatan kejadian jatuh pada


lansia di RW 05 Kelurahan X berhubungan
dengan rendahnya pengetahuan
masyarakat dalam mencegah jatuh.
Contoh Diagnosa s/d Perencanaan

• Risiko peningkatan penyakit infeksi (ISPA) pada balita gizi kurang di


RW 03 Kelurahan X berhubungan dengan kurangnya pengetahuan,
sikap dan praktek kelompok ibu balita dalam penanganan gizi kurang
pada balita.

• Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitas di


RW 03 Kelurahan X, diharapkan jumlah kelompok balita gizi kurang
yang mengalami penyakit infeksi tidak meningkat.
• Tujuan khusus: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
bulan, diharapkan: 1) terjadi peningkatan pengetahuan ibu balita
mengenai ISPA, 2) terjadi peningkatan sikap ibu balita dalam
mengatasi balita ISPA, 3) Peningkatan keterampilan ibu dalam
mengatasi balita ISPA.

• Rencana tindakan: 1) Berikan pendidikan kesehatan tentang


penyakit ISPA; 2) Penyebaran leaflet dan poster penyakit infeksi; 3)
Ajarkan pada kelompok ibu balita tentang perawatan dan pencegahan
penyakit infeksi; 4) Lakukan kerja bakti untuk meningkatkan
kebersihan lingkungan; 5) Demonstrasikan pada ibu balita gizi kurang
cara merawat balita dengan ISPA.

Anda mungkin juga menyukai