Anda di halaman 1dari 35

Evaluasi Program Keluarga Sadar Gizi di

Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Cilamaya


Periode Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017

Temmy
11.2015.314
Rumusan Masalah

 Prevalensi status gizi kurang-buruk pada balita tahun 2016 menunjukkan


angka yang tinggi yaitu 18,83%.
 Pemberian Inisiasi dini menyusui masih sangat rendah hanya sebesar 49,7%
pada tahun 2016.
 Persentase pemberian ASI eksklusif masih sebesar 65,1% pada tahun 2016.
 Proporsi rumah tangga mengonsumsi garam mengandung cukup iodium
adalah 88,9%.
 Cakupan pemberian vitamin A pada anak 6-11 bulan sebesar 70,4%.
 Prevalensi status gizi buruk-kurang balita 0-59 bulan pada kota karawang
menunjukkan peningkatan dari 19,6% pada tahun 2013, menjadi 22,0%
pada 2016.
 Persentase ibu hamil yang berisiko kurang energi kronik (KEK) sebesar 13,3%
 Data tahun 2016 tercatat balita 0-59 bulan mengalami sangat kurus 1,6%
dan kurus 9,1%.
 Data tahun 2016 tercatat balita 0-59 bulan yang mengalami sangat
pendek 9,1% dan pendek 20,4%.
 Masih jauhnya cakupan program keluarga sadar gizi di Puskesmas
Kecamatan Cilamaya, Karawang pada tahun 2016 sebesar 10% dari target
100%.
Tujuan Umum

 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program keluarga sadar gizi di


Puskesmas Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang pada periode
Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017 dengan menggunakan pendekatan
sistem
Tujuan Khusus

 Diketahuinya jumlah kepala keluarga yang menimbang berat badan bayi


dan balita secara teratur
 Diketahuinya jumlah kepala keluarga yang melakukan ASI eksklusif
 Diketahuinya jumlah kepala keluarga yang makan makanan beraneka
ragam
 Diketahuinya jumlah kepala keluarga yang mengonsumsi garam
beryodium
 Diketahuinya jumlah kepala keluarga yamg mengonsumsi suplemen gizi
 Diketahuinya jumlah kepala keluarga yang sudah sadar gizi
Sasaran

 Semua keluarga yang bermasalah gizi diutamakan keluarga yang


mempunyai balita dan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya
periode Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017
Materi

 Pemetaan awal pendampingan keluarga sadar gizi.


 Pendampingan keluarga sasaran
Metode

 Evaluasi dilakukan dengan cara pengumpulan data, pengolahan data,


analisis data, dan intepretasi data

 Data dibandingkan dengan tolak ukur yang telah ditentukan dengan


menggunakan pendekatan sistem
Sumber Data

 Data wilayah administrasi Puskesmas Kecamatan Cilamaya, Kecamatan


Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang tahun 2016
 Data kependudukan wilayah Puskesmas Kecamatan Cilamaya,
Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang tahun 2016
 Catatan tahunan Puskesmas Kecamatan Cilamaya tahun 2016
 Catatan pemetaan awal keluarga sadar gizi di Puskesmas Kecamatan
Cilamaya periode bulan Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017
Data Geografis

 Puskesmas Kecamatan Cilamaya terletak di Jl. Raya Cilamaya,


Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, 41358, Jawa Barat
 Luas 6,158 Ha , dataran rendah, sebagian besar persawahan
 7 desa, 33 Dusun, 73 RW dan 154 RT, penduduk 52.004 jiwa: laki-laki 26.742
jiwa dan perempuan 25.262 jiwa
 Sebelah utara : Laut Jawa
 Sebelah selatan : Kecamatan Banyusari
 Sebelah barat : Kecamatan Cilamaya Kulon
 Sebelah timur : Kabupaten Subang
Data Khusus

 Masukan
 Tenaga
 Koordinator gizi : 1 orang
 Bidan desa : 7 orang
 Kader Posyandu : 5 orang / posyandu

 Dana : BOK
 Masukan
 Sarana
 Pedoman pendampingan : Ada
 Buku saku kader Kadarzi : Tidak ada
 Formulir pencatatan pendampingan : Ada, tidak terisi
 Alat bantu penyuluhan dan nasehat gizi
 Lembar balik : Tidak ada
 Poster : Tidak ada

 Yodium Test : 19 buah


 Data sasaran : ada
 Jadwal kunjungan : tidak ada
 Masukan
 Metode
 Persiapan pendampingan keluarga sadar gizi.
 Pemetaan awal keluarga sadar gizi berdasarkan 5 indikator keluarga sadar gizi.
 Pelaksanaan pendampingan keluarga sadar gizi.
 Pemetaan akhir keluarga sadar gizi berdasarkan 5 indikator keluarga sadar gizi
Perencanaan

 Promosi kesehatan tentang Keluarga Sadar Gizi


 Pertemuan dengan Bidan Desa
 Pelatihan kader pendamping
 Pemetaan awal Keluarga Sadar Gizi
 Pendampingan keluarga sasaran
 Pemetaan akhir Keluarga Sadar Gizi
Pengorganisasian
Kepala Puskesmas
dr. Aziz Gopur

Koordinator Gizi
Hj.Nining Fatmaningsih

Bidan Poskesdes, kader


pendamping
Pelaksanaan

 Melakukan pertemuan dengan bidan desa dan mendapatkan data


sasaran.
 Menetapkan dan melakukan pelatihan kader pendamping untuk masing-
masing keluarga sasaran
 Tidak membuat jadwal kunjungan rumah keluarga sasaran
 Tidak melakukan kunjungan ke keluarga sasaran secara berkelanjutan
 Mengidentifikasi dan mencatat masalah gizi yang terjadi pada keluarga
sasaran
 Memberikan nasehat gizi sesuai permasalahannya
 Tidak mengantarkan kasus rujukan dan menindaklanjuti masalah pasca
rujukan/perawatan.
 Tidak menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terarah (DKT)
 Tidak adanya kerjasama dengan Tokoh masyarakat, Tokoh Agama,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan donatur untuk membantu
memecahkan masalah gizi keluarga melalui pertemuan kelompok kerja
KADARZI Desa.
 Tidak mencatat perubahan perilaku KADARZI
 Kader tidak merekap hasil perubahan perilaku dari seluruh keluarga yang
didampingi
Pengawasan

 Pencatatan dilakukan pada satu tahun


 Rapat evaluasi dilakukan pada lokakarya mini bulanan Puskesmas setiap
tiga bulan
Keluaran

N %

Jumlah KK yang sudah


106 23,55
KADARZI

Jumlah KK yang belum


344 76,45
KADARZI

Jumlah total 450 100


Keluaran

N %

Jumlah keluarga yang


0 0
didampingi dan dibina

Jumlah keluarga yang tidak


106 100%
didampingi dan dibina

Jumlah total 106 100%


Masalah Menurut Keluaran
Besar
Masalah
Tolok
No. Variabel Pencapaian
Ukur
(E-O)/O x
100%

Keluarga sadar
1. 100% 23,55% 76,45%
gizi

Keluarga yang
2. didampingi dan 100% 0% 100%
dibina
Masalah Menurut Masukan

Tolok
No. Variabel Pencapaian Masalah
Ukur

Buku Saku
1. Ada Tidak Ada (+)
Kadarzi

2. Poster Ada Tidak Ada (+)

3. Lembar balik Ada Tidak ada (+)

Formulir
4. Ada Tidak ada (+)
pendampingan
Masalah Menurut Proses

No Variabel Tolok Ukur Pencapai Masalah


an

1. Perencanaan 1. Kepala Desa/Lurah Tidak

menyelenggarakan pertemuan dilakukan


(+)
untuk memilih calon kader
pendamping dengan jumlah
sesuai dengan hasil pada formulir
2.
1. Membuat jadwal kunjungan rumah Tidak (+)
Pelaksanaan keluarga sasaran.
dilakukan

Tidak
2. Mengantarkan kasus rujukan dan (+)
menindaklanjuti masalah pasca dilakukan
rujukan/perawatan.

3. Menyelenggarakan Diskusi Kelompok Tidak


Terarah (DKT) untuk membahas dilakukan (+)
masalah gizi yang ditemukan selama
kegiatan pendampingan.

Tidak (+)
4. Mencatat perubahan perilaku KADARZI
dilakukan

Tidak
5. Kader merekap hasil perubahan dilakukan (+)
perilaku dari seluruh keluarga yang
didampingi dengan menggunakan
formulir 5.
1. Kader pendamping menyampaikan Tidak
Pengawasan formulir hasil perubahan perilaku,
formulir kesimpulan hasil dan formulir dilakukan (+)
hasil kegiatan pendampingan
kepada bidan Poskesdes (formulir 4
dan 5).
2. Bidan Poskesdes merekap hasil
pemantauan keluarga sasaran di
desa yang bersangkutan dan
melaporkan hasilnya kepada
Tidak
Kepala Desa dan Tim Puskesmas. (+)
Bila ditemukan masalah dalam dilakukan
pemantauan, bidan Poskesdes
memberikan umpan balik kepada
kader pendamping. Demikian juga
tim Puskesmas dapat memberikan
umpan balik kepada Kepala desa
dan bidan Poskesdes bila ditemukan
masalah, atau memberikan
penghargaan atas kinerja baik
kader.
3. Pemantauan dilakukan setiap bulan Tidak
selama proses pendampingan dilakukan (+)
berlangsung
Perumusan Masalah

 Masalah sebenarnya
 Cakupan kepala keluarga yang sudah Kadarzi 23,55% dari tolok ukur 100%,
sehingga didapatkan besar masalah sebesar 76,45%.
 Cakupan keluarga yang mendapat pendampingan dan pembinaan oleh
kader Kadarzi 0% dari tolok ukur 100%, sehingga didapatkan besar masalah
sebesar 100%.
Perumusan Masalah

 Masalah menurut unsur lain


 Dari Masukan
 Tidak adanya buku saku Kadarzi untuk kader.
 Tidak tersedianya poster dan lembar balik keluarga sadar gizi.
 Formulir pendampingan yang telah diisi oleh kader tidak ada/tidak
diisi/tidak dikumpulkan sehingga data tidak tercatat dengan baik.
 Dari Proses
 Tidak mempunyai jadwal kunjungan keluarga sasaran
 Tidak mengadakan diskusi kelompok terarah (DKT) untuk membahas
masalah gizi keluarga
 Tidak mencatat perubahan perilaku kadarzi
 Tidak merekap perubahan hasil perilaku keluarga sasaran kadarzi
 Kader tidak melaporkan hasil perubahan perilaku ke bidan desa
 Tidak melakukan pengawasan tiap bulan pada kader pendamping
 Dari Lingkungan
 Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah buruh tani yang
bekerja dari pagi hari sampai sore hari sehingga sulit untuk ditemui untuk
diberikan pembinaan oleh kader.
Masalah Penyebab Penyelesaian
Cakupan kepala 1. Kurangnya koordinasi 1. Melakukan kerja
keluarga yang sudah dengan pemegang sama lintas program
Kadarzi 23,55% dari tolok program Promosi dengan program
ukur 100%, sehingga Kesehatan untuk Promosi Kesehatan
didapatkan besar mengadakan untuk mengadakan
masalah sebesar 76,45%. penyuluhan penyuluhan
mengenai keluarga mengenai keluarga
sadar gizi. sadar gizi.

2. Tidak terdapatnya 2. Menyediakan lembar


lembar balik atau balik untuk bidan
poster sebagai media desa atau kader
penyuluhan. sebagai media
penyuluhan kepada
keluarga sasaran.
Masalah Penyebab Penyelesaian
Cakupan keluarga yang 1. Kader tidak 1. Kader diminta aktif
mendapat melakukan untuk melakukan
pendampingan dan pendampingan dan pendampingan
pembinaan oleh kader pembinaan ke dengan memberikan
Kadarzi 0% dari tolok keluarga yang belum reward terhadap
ukur 100%, sehingga Kadarzi keaktifan kader.
didapatkan besar
masalah sebesar 100%. 2. Kader tidak memiliki 2. Menyediakan buku
buku saku saku pendampingan
pendampingan keluarga Kadarzi
keluarga Kadarzi. untuk kader dan
melakukan pelatihan
kepada kader
mengenai
pendampingan dan
pembinaan keluarga.
Kesimpulan

 Program Kadarzi di Puskesmas Kecamatan Cilamaya periode Agustus 2016


sampai dengan Juli 2017 belum berjalan dengan baik
 Masalah yang dihadapi adalah masih belum maksimalnya kegiatan
pertemuan lintas sektoral, tidak adanya poster tentang Kadarzi, tidak
adanya kegiatan pendampingan oleh kader Kadarzi, tidak ada
pencatatan hasil identifikasi masalah gizi, dan tidak adanya jadwal
kunjungan ke rumah yang dilakukan oleh kader
Saran

 Melakukan kerja sama lintas program dengan pemegang program Promosi


Kesehatan untuk membantu dalam penyuluhan mengenai perilaku
keluarga sadar gizi pada kegiatan yang diadakan oleh program Promosi
Kesehatan.
 Melakukan koordinasi dengan bidan desa untuk melakukan pengawasan
dan pengumpulan laporan kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh
kader pendamping keluarga sadar gizi.
 Setiap kader Kadarzi membuat jadwal kunjungan keluarga sasaran agar
para kader memiliki target yang harus dicapai, dengan banyaknya
paparan pendampingan dan informasi yang diberikan kepada keluarga
sasaran, akan memberikan dampak perubahan perilaku yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai