Anda di halaman 1dari 30

Celine Citra Surya

Komunikasi, Hak Perempuan dan


112016113 Dukungan Emosional
• Standar hubungan dokter-pasien ini merupakan suatu seni di
bidang kedokteran (the art of medicine)  mengatur komunikasi,
berempati, simpati, sopan santun dan penuh perhatian dengan
masalah kesehatannya.
• Komunikasi dokter-pasien kurang baik kekecewaan pasien
konflik
• Hubungan antara dokter-pasien : formal, altruistik, dan ramah,
tetapi tidak kaku dan disesuaikan dengan tingkat pendidikan, sifat
budaya, dan kepercayaan pasien.
Komunikasi
Komunikasi yang baik

Hubungan saling percaya, terbuka, jujur, dan pengertian


Hal yang menyebabkan keterangan benar & lengkap  diagnosis & perawatan tepat
komunikasi tidak baik:
• Waktu yang singkat
mempengaruhi emosi pasien dalam
• Pasien merasa posisi rendah
pengambilan keputusan tindakan
dari pada tenaga kesehatan
Komunikasi selanjurnya.
• Tidak ada hubungan saling
percaya, keterbukaan, Efektif
Mengatasi kedala kedua pihak
kejujuran dan pengertian
Kenyamanan bagi kedua
belah pihak

Empati

Keterampilan mendengar dan


bicara yang dilatih
Komunikasi
• Komunikasi Verbal • Komunikasi Non Verbal
 Pertukaran informasi terjadi secara  Melalui observasi dari gerak-gerik,
inteaktif mendengarkan lawan bicara ekspresi, geak tubuh, dan isyarat
atau sebaliknya
 Sulit untuk menyelami maksud dan
 Kontak mata sangat membantu perasaan pasien
kelancaran komunikasi
 Sering terjadi salah persepsi
 Pengamatan bahasa dan gaya bicara
 Petugas kesehatan harus lebih banyak
 Berlangsung dua arah atau timbal- mengambil inisiatif
balik
 Komunikasi nonverbal mudah terganggu
 Pemahaman dan penyerapan
informasi berlangsung relatif cepat
dan baik
UU N0. 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran memuat pasal-pasal yang berkaitan dengan dokter-pasien.

Membina Komunikasi Dengan Pasien Sebelum Pengobatan


Cara penyampaian informasi yang baik Informasi cukup  rencana pengobatan
mempengaruhi hasil dan kejelasan informasi bagi Pertanyaan rinci  u/ kesembuhan pasien
pasien. Berkaitan dengan kenyamanan selama Berhak menentukan bentuk pengobatan terbaik
tindakan, keberhasilan atau kegagalan dalam Butuh info ttg kondisi kesehatan & prosedur klinik
perawatan Gunakan bahasa sederhana
Penjelasan informasi khusus & penting untuk pasien
Setelah Tindakan
Selama Prosedur Klinik Tenangkan pasien dengan penjelasan tentang
Perhatian petugas  ↓ kecemasan & nyeri pasien kondisi dan tindakan yang telah dilakukan.
Dialog lembut dapat menenangkan &mengalihkan
Berikan penjelasan tentang perawatan &
focus rasa kurang nyaman yang dialami
pemantauan kesehatan
Petunjuk Berkomunikasi
• Dengarkan keluhan dan ungkapan perasaan pasien , jangan memotong pembicaraan.
• Beri kesan bahwa kita sedang mendengar dan mencoba memahami apa yang
diungkapkan pasien
• Jawab setiap pertanyaan dengan sabar dan penuh perhatian
• Berikan penjelasan secara singkat, lengkap, dan mudah dimengerti. Ulangi informasi
penting yang harus diketahui pasien
• Gunakan istilah umum dan sederhana, jangan gunakan bahasan medis atau yang tidak
dapat dimengerti pasien
• Tunjukka isyarat atau komunikasi non verbal, misalnya mendekat atau tersenyum
Saling percaya
Semua informasi dari pasien harus dapat
dipertimbangkan untuk dipercayai termasuk Secara garis besar petugas keshatan yang mampu
akesehatan, alasan untuk meminta pertolongan, melaksanakan komunikasi positif secara efektif bila:
pelayanan yg diterima & keputusan untuk memilih • Menciptakan suasana nyaman dan aman bagi
tempat pelayanan.
pasien
Kesepakatan untuk menjaga kerahasiaan pasien,
yang dianggap tidak layak diketahui suami, orang
• Menimbulkan rasa saling percaya
tua, keluarga dll • Mengenali hambatan sosio-kultural setempat
• Menyampaikan informasi objektif, lengkap, dan
Privasi jelas
• Menciptakan suasana privasi, aman, kedekatan, • Mendengarkan aktif dan bertanya secara efektif
keterbukaan, sangat membantu terjadinya dan sopan
komunikasi. • Memahami dan mampu menjelaskan berbagai
• Gunakan ruang terpisah untuk bertukar informasi aspek kesehatan
• Tutup pintu/tirai pemisah pada saat pasien berganti • Mengenali keinginan pasien dan keterbatasan
pakaian penolong
• Atur meja ginekologi agar bagian bawah pasien tidak • Membuat pasien bertanya, berbicara, dan
mengahadap ke pintu mengeluarkan pendapat
• Gunakan alas bokong atau kain penutup pada saat • Menghormati hak pasien, membantu dan
pemeriksaan memperhatikan
• Batasi jumlah orang dalam ruangan pemeriksaan
walaupun pasien mengizinkan
• Hindarkan diskusi tentan pasien yang dirawat, baik
antara dokter, instruktur dan peserta pelatihan dll
Petunjuk Teknis Berkomunikasi

Jaga harkat
dan martabat
pasien

nama
Budayakan
perilaku

Bahasa yang
Bahasa mudah
Medis dimengerti
Komunikasi dengan Pasien Perempuan

Kehamilan merupakan hal yang menyenangkan sekaligus mencemaskan 


Hormati komunikasi efektif kepercayaan diri kepercayaan tenaga kesehatan ↑

Direndahkan Perempuan yang mengalami komplikasi pada kehamilannya sulit untuk


menjelaskan pada tenaga kesehatan dan disini harus ada peran aktif
dlm suasana aman dan nyaman. Memberi perhatian dalam hal ini:
Perempuan bukanlah • Menghormati martabat dan hak kebebasan pribadi manusia
sekedar pemuas • Mempunyai kepekaan dan responsive terhadap kebutuhan
seksual dan pabrik perempuan
untuk melahirkan
• Tidak mencela keputusan yang dibuat oleh perempuan dan
keluarganya tentang perawatan yang dipilihnya
Dokter harus aktif karena
perempuan jarang
mengemukakan masalah. Kondusi Dalam keadaan darurat, bila tenaga medis tidak setuju dengan keputusan
harus kondusif, lingkungan sang ibu yang dapat menyebabkan keterlambatan pertolongan  jangan
privasi, khususnya pada mencela. Beri konseling setelah komplikasi diatasi
pemeriksaan dalam.
Teknik Komunikasi dengan Pasien
Perempuan
Berbicara dengan tenang, tidak terlalu keras dan harus peka terhadap pertimbangan agama
dan budaya serta menghormati pandangan wanita tersebut. Tenaga kesehatan sebaiknya:
• Mendorong perempuan/keluarganya bicara jujur dan lengkap tentang komplikasi
• Mendengarkan dengan baik dan mendorong mengungkapkan kekhawatiran, tidak
menginterupsi
Bila perempuan tersebut butuh tindakan operatif  jelaskan sifat tindakan, risiko, dan kurangi
• kekhawatirannya
Hormati privasi dan rasa sungkan dengan menutup tirai pada pemeriksaan
• Tunjukkan bahwa perempuan mereasa didengarkan dan dipahami
• Gunakan komunikasi nonverbal pendukung seperti menganggukan kepala atau tersenyum
• Jawab pertanyaan secara langsung dengan tenang dan meyakinkan
• Jelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menangan keadaan
• Meminta pasien untuk mengulangi kembali untuk meyakinkan bahwa perempuan tersebut
mengerti
Hak-Hak Pasien
Pelayanan kesehatan tepat, segera, berkualitas, tanpa memandang suku bangsa,
usia, agama, status sosio-ekonomi, status perkawinan dan partai politik.
Pasien memiliki hak:
• Memperoleh informasi
Hal yang harus tentang
dilakukan kondisi
petugas dan keadaan
kesehatan apadiyang
sebelum tandasedang mereka
tangani alami. Isi
persetujuan
dan waktu pemberian informasi bergantung pada kondisi pasien & jenis tindakan yang
tindakan medik:
dilaksanakan. Informasi
• Pastikan pasien diberikan
mendengar langsung pada
dan memahami pasien /keluarganya
penjelasan.
• Jelaskan
• Untuk secara rinci, objektif, dalam
bertanya/mendiskusikan bahasa
kondisi yang&dimengerti
dirinya apa yangoleh pasien tentang
diharapkan prosedur
dari sistem
tindakan,yang
pelayanan keuntungan, risiko, tingkat
ada. Didasari dengankeberhasilan,
adanya salingpenyulit
percaya antara kedua belah pihak.
• Sediakan cukup waktu untuk bertanya atau mendiskusikan kondisi korban
• Dilayani secara pribadi. Pasien harus diberi tahu peranan mereka masing-masing (staf
• Minta pasien untuk membuat pernyataan persetujuan tindakan medik
klinik, peneliti, peserta pelatihan)
• Menyatakan pendapat tentang pelayanan yang diberikan dalam hal kualitas, saran
yang harus diterima secara positif dalam kaitan tentang peningkatan pelayanan
• Memutuskan secara bebas untuk menerima atau menolak suatu pengobatan
Hak Pasien Perempuan
HAK ASASI PEREMPUAN

Hak kesehatan reproduksi perempuan ditinjau dari hak asasi perempuan sebagai hak asasi
manusia
Hak-hak perempuan saat pemeriksaan maternitas:
International Conference on Population and Development (ICPD 1994) di Kairo
• Mendapatkan informasi tentang keadaan kesehatannya
Konferensi Dunia IV tentang perempuan di Beijing tahun 1995
• Membicarakan masalahnya
• Mengetahui jenis tindakan yang akan dikerjakan
• Tindakan dilakukan dalam lingkungan dimana privasi dilindungi
3 komponen yang berkaitan dengan hak kesehatan:
(kamar bersalin)
• Hak yang sama tentang akses pada pelayanan kesehatan
• Diperlakukan dengan baik dan senyaman mungkin
• Hak perlindungan terhadap tindakan sosial yang berdamapk negatif pada kesehatan
• Menyatakan pandangannya tentang pelayanan yang diterima
• Hak terhadap kemampuan memperoleh dan menikmati kesehatan dengan standar optimal
Dukungan Emosional dan Psikologik
Reaksi Emosional dan Psikologik
Reaksi pasien dan anggota keluarga terhadap keadaan gawat darurat begantung pada hal-hal
berikut:
• Reaksi
Keadaanumum
sosialyang
pasienterjadi pada kegawatan
dan pasangannya, budaya,atau kematian
agama, adalah
keyakinan, sebagaimereka
dan harapan berikut:
• •Kepribadian
Menyangkal, menolak, tidakdan
mereka,kualitas percaya (denial), perasaan
sifat dukungan “itu
sosial dan pasti tidak
emosional benar”
mereka
• Rasa bersalah (guilty), kemunginan sebagai tanggung jawabnya
• Sifat, berat dan prognosis masalahnya serta jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang
• Marah (anger), seringkali ditujukan kepada para tenaga kesehatan, hal itu seringkali terjadi
ada
untuk menutupi kemarahan terhadap dirinya dan terhadap kegagalannya sendiri
• Menawar (bargaining), terutama bila keadaan pasien antara hidup dan mati
• Depresi dan kehilangan harga diri (depression and loss of self-esteem), hal ini dapat
berlangsung lama
• Menyendiri (isolation), perasaannya menjadi berbeda atau terpisah dari yang lain yang dapat
diperparah karena para tenaga kesehatan yang selalu menghindarinya
• Disorientasi (disorientation)
Prinsip Dasar Dukungan Emosional
Pada saat kejadian:
• Dengarkan keluhan mereka yang mengalami musibah atau yang perlu mencurahkan isi
hatinya
• Jangan mengalihkan dan mengubah pokok pembicaraan ke pokok bahasan yang lebih ringan
dan kurang menyakitkan. Tunjukkan empati
• Katakan sejelasnya apa yang terjadi. Bila pasien/keluarganya telah memahami situasi akan
menurunkan kecemasan mereka terhadap apa yang terjadi kemudian
• Berkata dan bertindak secara jujur. Jangan ragu mengakui apa yang tidak anda ketahui
• Bila ada hambatan bahasa, gunakan penerjemah
• Jangan menyerahkan masalah kepada perawat/staf klinik yang lebih muda
• Pastikan pasien tersebut ditemani oleh seseorang yang dipilihnya, dan bila memungkinkan
tenaga kesehatan yang sama selama proses persalinannya
• Bila mungkin doronglah pendamping agar ikut aktif dan posisi pendamping di tempat kepala
tidur memusatkan diri pada kebutuhan emosional pasien
• Selama kejadian/setelahnya sediakan privasi sebanyak mungkin pada pasien dan keluarganya
Setelah kejadian:
• Berikan bantuan untuk melakukan kegiatannya, berikan informasi & dukungan
emosional
• Hormati keyakinan dan budaya tradisionalnya, sedapat mungkin berilah waktu
secukupnya untuk kepentingan keluarga
• Lakukan konseling pada pasien/keluarganya & biarkan melakukan refleksi
• Jelaskan masalahnya untuk membantu mengurangi rasa khawatir dan rasa
berdosa. Banyak pasien/keluarganya menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi
• Dengarkan dan tunjukkan pemahaman dan penerimaan apa yang dirasakan
oleh pasien tersebut. Komunikasi nonverbal  meremas tangan atau
pandangan keprihatinan
• Ulangi informasi beberapa kali atau bila mungkin dengan informasi tertulis.
Pada keadaan gawat darurat informasi yang diberikan tidak banyak dapat
diingat
• Tenaga kesehatan yang bersangkutan mempunyai rasa bersalah, marah, sedih
dan frutasi menghadapi kegawatdaruratan, sehingga cenderung menghindari
pasien/keluarganya. Emosi bukanlah kelemahan.
Dukungan Emosional pada Kematian Ibu
Pada saat kejadian:
• Beri dukungan psikologik selama pasien sadar/setengah sadar
• Bila kematian tidak dapat dihindarkan lagi, berikan kenyaman emosional
dan spiritual dan tidak memusatkan diri pada perawatan
kegawatdaruratan yang tidak ada gunanya lagi
• Berikan selalu perawatan secara bermartabat dan terhormat meskipun
pasien tidak sadar atau telah meninggal

Setelah kejadian:
• Biarkan suami/keluarganya mendampingi
• Bila memungkinkan, berilah fasilitas pengaturan keluarga untuk upacara
pemakaman dan apakah semua dokumen yang diperlukan telah
dipersiapkan
• Jelaskan apa yang telah terjadi dan jawablah setiap pertanyaan. Tawarkan
keluarga kembali lagi bila ada pertanyaan tambahan.
Dukungan Emosional pada Morbiditas Ibu yang
Berat Kelahiran kadang-kadang meninggalkan trauma fisik/psikologik berat

Pada Saat Kejadian


• Bila memungkinkan ikut sertakan pendamping/keluarganya dlm proses
persalinan
• Bila memungkinkan pastikan bahwasatu anggota staf medik memberikan
dukungan emosional dan keperluan informasi untuk ibu dan suaminya

Setelah kejadian
• Terangkan secara jelas keadaan sehingga ibu dan pendampingnya mengerti
• Bila ada indikasi atur perawatan kemudian dan/atau rujukannya.
• Buat rencana kunjungan tindak lanjut untuk pantau perkembangannya dan
bicarakan pilihan lain yang ada
Dukungan Emosional pada Mortalitas dan
Morbiditas Neonatus
Kematian Intrauterin atau stillbirth
Faktor yang mempengaruhi reaksi ibu terhadap kematian bayi,
antara lain:
• Riwayat kesehatan dan obstetrik yang lalu.
• Sejauh mana bayi itu diharapkan
• Kejadian-kejadian yang dialami sebelum kelahiran dan sebab
kematian
• Pengalaman ibu tersebut mengenai kematian
Dukungan Emosional pada Mortalitas dan
Morbiditas Neonatus
Pada Saat Kejadian Setelah Kejadian
• Untuk membantu ibu mengatasi keadaan, hindarkan • Biarkan ibu/keluarganya bersama bayi
penggunaan sedatif. Sedatif menunda ibu menerima • Orang berduka dengan cara yang berbeda,
kematian dan sulit melupakan pengalaman tetapi bagi beberapa orang kenangan sangat
dikemudian hari penting. Tawarkan kenangan kecil seperti
• Biarkan kedua orang tuanya melihat upaya dokter
jepitan rambut,gelang nama
untuk menolong bayinya • Bila merupakan kebiasaan memberi nama
bayi sejak lahir, minta ibu memanggil nama
• Dorong ibu dan/suaminya melihat&memegang bayi
bayinya menyatakan stress
• Bila dikehendaki , biarkan ibu/keluarganya
• Siapkan orang tua melihat tampilan bayinya yg menyiapkan pemakaman dan yakinkan tidak
mungkin mengganggu/tampilan yg tidak diharapkan. perlu dilakuakn autopsi.
Selimuti sehingga sepintas kelihatan normal • Rencanakan suatu diskusi ibu dan suaminya
• Jangan pisahkan ibu dan bayinya terlalu cepat tentang kejadian itu dan pencegahan yang
(sebelum ibu siap) menghambat proses kesedihannya akan datang
Dukungan pada Tindakan Operatif Destruktif

Pada Saat Kejadian Setelah Kejadian

• Pentingnya penjelasan bahwa bayinya • Biarkan pendampingan dan


meninggal dan prioritas perawatan kunjungan tidak terbatas
adalah menyelamatkan ibunya
• Konseling pada ibu dan suaminya,
• Beri dorongan pada suami untuk
yakinkan tidak ada alternatif lain
memberi dukungan & kenyamanan
pada istri sampai diberi anestesi/sedatif • Rancang kunjungan tindak lanjut
• Bila ibu sadar/setengah sadar selama beberapa minggu setelah kejadian
tindakan jaga agar tidak melihat bayi untuk menjawab pertanyaan-
atau tindakan pertanyaan & persiapan kehamilan
• Setelah tindakan,persiapkan bayi mendatang
sehingga bila ingin dapat
dilihat/dipegang oleh keluarga, atau • Bila perlu disediakan layanan
untuk pemakaman keluarga berencana
Kelahiran Bayi dengan Kelainan
Reaksi yang dapat timbul:
• Biarkan ibu memegang bayinya.
• Ketidakpercayaan, penolakan, dan kesedihan merupakan reaksi yang
wajar, terutama bila tidak diperkirakan. Dapat terjadi perasaan putus asa,
depresi, khawatir, prihatin  reaksi yang sering

Pada Saat Kejadian Setelah Kejadian


• Tunjukkan bayi pada orang tua • Keadaan memungkinkan bicara
segera saat lahir.
dengan keluarga
• Dalam kelainan yang berat, selimuti
bayi sebelum diberi pada orang tua • Biarkan ibu dan suaminya
agar dapat dipegang dan melihat melihat bayinya. Makin sering
yang normal, jangan memaksa ibu
untuk memeriksan bagian yang makin baik
abnormal
• Hubungi ahli atau kelompok ahli
• Sediakan 1 tempat tidur dalam
kamar sehingga pendamping dapat yang dapat menangani lebih
tinggal lanjut
Morbiditas Psikologik
Depresi Pascapersalinan
• Dukungan psikologik dan bantuan kegiatan (pada bayinya atau juga dengan
perawatan di rumah)
• Dengarkan yang dikatakan ibu, berikan dukungan dan dorongan
• Yakinkan ibu bahwa hal ini sering terjadi dan banyak ibu yang mengalami
• Dukunglah ibu untuk memiliki gambaran seorang ibu dan pasangan agar
memikirkan peran sebagai orang tua baru. Ada penyesuaian diri dengan
harapan dan aktivitasnya
• Pada depresi berat, pertimbangkan pemberian obat antidepresan. Akan tetapi,
obat-obatan ini dapat keluar melalui air susu dipertimbangkan lagi
Psikosis Pascapersalinan
• Dukungan psikologik dan bantuan kegiatan (pada bayinya atau
juga dengan perawatan di rumah)
• Dengarkan yang dikatakan ibu, berikan dukungan dan dorongan
• Kurangi beban mental
• Hindari membahas masalah emosi bila ibu tersebut belum stabil
• pertimbangkan pemberian obat antipsikotik. Akan tetapi, obat-
obatan ini dapat keluar melalui air susu dipertimbangkan lagi
INSTRUMEN-INSTRUMEN HUKUM
• Universal Declaration of Human Right, 1948/ DUHAM
• Vienna Declaration 1986
• Convention On The Elimination Of All Forms Of Discrimination
Against Women (1979)/ CEDAW
• Declaration On The Elimination Of Violence Against Women (1994)
• International Covenan on Civil and Politic Rights/ ICCPR
• Konvensi Internasional tentang Hak-hak Politik Wanita
• Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya/ ECOSOC
• Beijing Declaration 1995
• Konvensi tentang Kewarganegaraan Wanita Kawin
• Konvensi tentang Kewarganegaraan Wanita
• Konvensi Melawan Diskriminasi Dalam Pendidikan
• Konvensi International Labour Organization
Instrumen Nasional yang melindungi hak-hak
perempuan
• Amandemen Undang-Undang Dasar 1945;
• Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
• Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang ratifikasi Konvensi tentang
penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan;
• Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
• Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
• Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang KDRT
• Undang-undang No. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan RI.
• Undang-undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
• Undang-undang No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum
Perlindungan Hak-hak perempuan
menurut Undang-undang HAM

• Hak-hak wanita di bidang politik dan pemerintahan


• Hak-hak wanita di bidang kewarganegaraan
• Hak-hak wanita di bidang pendidikan dan pengajaran
• Hak-hak wanita di bidang ketenagakerjaan
• Hak-hak wanita di bidang kesehatan
• Hak-hak wanita untuk melakukan perbuatan hukum
• Hak-hak wanita dalam ikatan /putusnya perkawinan
Hak-hak wanita di bidang pendidikan dan
pengajaran
• DUHAM Pasal 26 ayat (1),
• CEDAW Pasal 10,
• Kovenan tentang hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya Pasal
13 ayat (2),
• Konvensi melawan diskriminasi dalam Pendidikan, Pasal 4 (d)
• Amandemen II Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 C ayat (1)
• Undang-undang HAM Pasal 48.
Hak-hak wanita di bidang ketenagakerjaan
• DUHAM Pasal 23
• Kovenan Internasional tentang hak-hak Ekonomi Sosial dan
Budaya, Pasal 6 ayat (1), Pasal 7 dan Pasal 8 ayat 1 butir (a)
dan (b),
• Konvensi ILO No.111, Pasal 2
• Konvensi tentang Hak-hak Politik Wanita, di dalam Pasal 3
• Amandemen II Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 D ayat
(2), Pasal 28 E ayat (1), Pasal 49 ayat (1)
• Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
paragraph 3 tentang perempuan, yaitu pada Pasal 76
• CEDAW Pasal 11 ayat 2 butir (a)
Hak-hak wanita di bidang kesehatan

• Pasal 25 Universal Declaration of Human Rights


• Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H
• Pasal 12 ayat (1) Konvensi Internasional tentang Hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya
• Pasal 49 ayat (2) Undang-Undang HAM
• Pasal 4 Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan

Anda mungkin juga menyukai