Anda di halaman 1dari 24

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA

RUMAH SAKIT BAYUKARTA, BAYUKARTA


EYE CENTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
KRISTEN KRIDA WACANA

HIFEMA AKIBAT
TRAUMA TUMPUL
REFERAT

Alvin Anthonius 112016021


Fauziah Andiani 112016151
Samuel Lionardi 112016254
PENDAHULUAN

• Trauma okuli merupakan trauma atau cedera yang


terjadi pada mata yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf
mata dan rongga orbita, kerusakan ini akan
memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi
mata sebagai indra penglihat.
TRAUMA OKULI

Trauma Okuli

Mekanisme
Secara Umum
trauma

Perforans Non - perforans Trauma Mekanik Trauma Radiasi Trauma Kimia

UV/infrared/X Asam/basa
ANATOMI MATA
VASKULARISASI BOLA MATA

Carotis interna
|
Opthalmica
|
Centrali lakrimalis Siliaris
s retina |
|
|
Anterior
Posterior
|
Longus
Brevis
A. Siliaris Anterior
sklera, episklera, limbus,
konjungtiva, serta ikut
membentuk sirkulus arteriosus
major iris

A. Siliaris Posterior Brevis


Koroid

A. Siliaris Posterior Longus


Badan siliaris serta ikut
membentuk sirkulus arteriosus
major iris
APAKAH ITU HIFEMA?

keadaan dimana terdapat darah di


dalam bilik mata depan, yaitu daerah
diantara kornea dan iris, yang dapat
terjadi akibat trauma tumpul yang
merobek pembuluh darah iris atau
badan siliar dan bercampur dengan
humor aqueous yang jernih
APA PENYEBAB HIFEMA?

Tumor mata
dan kelainan Trauma
pembuluh Tumpul
darah

Post Op
BEBERAPA KLASIFIKASI

• 1.PENYEBAB
Traumatika
menyebabkan
pecah p. darah
pada Iris dan
Badan Siliaris
BEBERAPA KLASIFIKASI

Medis – kesalahan prosedur operasi


Inflamasi iris dan badan siliar sehingga p.darah
pecah (Uveitis : Iritis, Sisklitis atau choroiditis )

2.Waktu Terjadi
• Primer (hari Op sampai H+2)
• Sekunder (hari > H+2)
BEBERAPA KLASIFIKASI

• 3.Grade (Sheppard)
Grade 1: darah mengisi kurang dari sepertiga COA
(58%)
Grade II: darah mengisi sepertiga hingga setengah
COA (20%)
Grade III: darah mengisi jampir total COA (14%)
Grade IV: darah memenuhi seluruh COA (8%)
GRADE MENURUT SHEPPARD
PATOFISIOLOGIS

• Trauma Tumpul -> Kompresi + Peregangan Limbus + Perubahan Iris/Lensa

• TIO meningkat -> kerusakan jaringan


PENEGAKAN DIAGNOSIS
Riwayat
Trauma

Perdarahan
Nyeri mata
COA

Tanda iritasi
Terkadang
conjungtiva
gangguan
dan
visus
pericorneal
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan ketajaman penglihatan:


menggunakan kartu mata Snellen; visus dapat
menurun akibat kerusakan kornea, aqueous
humor, iris dan retina.
• Konfrontasi: penurunan dapat disebabkan oleh
patologi vaskuler okuler, glaukoma.
• Pengukuran tonografi: mengkaji tekanan intra
okuler.
TATALAKSANA

1. Menghentikan perdarahan.
2. Menghindarkan timbulnya perdarahan sekunder.
3. Mengeliminasi darah dari bilik depan bola mata
dengan mempercepat absorbsi.
4. Mengontrol glaukoma sekunder dan menghindari
komplikasi yang lain.
5. Berusaha mengobati kelainan yang
menyertainya.
PERAWATAN KONSERVATIF

• 1. Tirah baring (bed rest total)


• elevasi kepala 30º - 45o (posisi semi fowler)
• 2. Pemakaian obat-obatan
• aminokaproat oral (100 mg/kgBB 4 jam sampai maksimum 30
gr/hari selama 5 hari) untuk menstabilkan pembentukan
bekuan darah sehingga menurunkan risiko perdarahan ulang
(Fibrinolisis)
• tatalaksana galukoma meliputi terapi topikal dengan
penyekat-β (mis: timolol 0,25% dua kali sehari)
• analgetik asetaminofen
• oral dengan acetazolamide (inhibitor karbonat andhidrase) ,
250 mg per oral empat kali sehari
TINDAKAN OPERATIF

Indikasi :
• bila tekanan intraokular tetap tinggi (>35 mmHg
selama 7 hari atau 50 mmHg selama 5 hari) untuk
menghindari kerusakan nervus optikus dan
pewarnaan kornea.
• Parasintesis
**dilakukan bila TIO tidak turun dengan diamox (acetazolamide) atau
jika darah masih tetap terdapat dalam COA pada hari 5-9.
KOMPLIKASI

1. Perdarahan sekunder (lokasi yang sama atau iritasi iris)


2. Glaukoma sekunder (terganggu aliran A.H.)
3. Hemosiderosis kornea (iritasi kornea karena hemosiderin)
4. Sinekia Posterior (akibat iritis dan iridosiklitis)
5. Atrofi optik (peningkatan TIO)
6. Uveitis (peradangan iritis, siklitis, uveitis)
GLAUKOMA SEKUNDER

Timbulnya glaukoma
sekunder pada
hifema traumatik
disebabkan oleh
tersumbatnya
trabecular meshwork
oleh
butirbutir/gumpalan
darah
PROGNOSIS

• Prognosis tergantung pada banyaknya darah yang


tertimbun pada kamera okuli anterior. Biasanya hifema
dengan darah yang sedikit dan tanpa disertai
glaukoma, prognosisnya baik karena darah akan
diserap kembali dan hilang sempurna dalam beberapa
hari.
• Sedangkan hifema yang telah mengalami glaukoma,
prognosisnya bergantung pada seberapa besar
glaukoma tersebut menimbulkan defek pada
ketajaman penglihatan. Bila tajam penglihatan telah
mencapai 1/60 atau lebih rendah maka prognosis
penderita adalah buruk karena dapat menyebabkan
kebutaan.

Anda mungkin juga menyukai