Anda di halaman 1dari 25

Tutorial

Anomali Refraksi

Pembimbing : dr. Hj. Hasri Darni, Sp.M


Oleh : Niki Rizqi Rachmawati

SMF ILMU MATA


KEPANITERAAN KLINIK RSIJ CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Kelainan Refraksi
Kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga pembiasan sinar tidak di
fokuskan pada retina (makula lutea), akan tetapi dapat didepan atau
dibelakang retina.

• Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media pengelihatan yaitu:
panjangnya
Kornea cairan mata lensa badan kaca
bola mata

 Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan kornea dan lensa,
perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.
Kelainan Refraksi
EMETROPIA

AKOMODASI

PRESBIOPIA

AMETROPIA

MIOPIA

HIPERMETROPIA

ASTIGMATIEME
EMETROPIA

Emetropia

Tanpa adanya kelainan reftraksi pembiasan mata dan berfungsi normal. Pada mata ini
daya bias adalah normal, dimana sinar jauh difokuskan sempurna di daerah makula
lutea tanpa bantuan akomodasi.
Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh :
• dataran depan dan kelengkungan kornea
• panjangnya bola mata.
Akomodasi
• Kemampuan lensa untuk mencembung yang
terjadi akibat kontraksi otot siliar.
• Kekuatan akomodasi meningkat sesuai
dengan kebutuhan, makin dekat benda makin
kuat mata harus berakomodasi
(mencembung).
• Refleks akomodasi akan bangkit bila mata
melihat kabur dan pada waktu melihat dekat.
• Kekuatan akomodasi ditentukan dengan
satuan Dioptri (D), lensa 1 D mempunyai
titik fokus pada jarak 1 meter
Teori akomodasi

Teori akomodasi Hemholtz :


• Zonula Zinn kendor akibat kontraksi otot siliar sirkuler, mengakibatkan lensa
yang elastis menjadi cembung dan diameter menjadi kecil.
Teori akomodasi Thsernig :
• Dasarnya adalah bahwa nukleus tidak dapat berubah bentuk sedang, yang
dapat berubah bentuk adalah bagian lensa yang superfisial atau korteks lensa.
Ketika akomodasi terjadi tegangan pada zonula Zinn sehingga nukleus lensa
terjepit dan bagian lensa superfisial di depan nukleus mencembung
presbiopia
Presbiopia adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia,
Patofisiologi
yaitu akomodasi untuk melihat dekat perlahan-lahan berkurang. Presbiopia
terjadi akibat penuaan lensa (lensa makin keras sehingga elastisitas berkurang)
Pada mekanisme akomodasi
dan daya kontraksi ototnormal terjadi
akomodasi peningkatan daya
berkurang.
refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara
elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.
Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadimlebih keras
(sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung,
dengan demikian kemampuan melihat dekat makin kurang.
Gejala Klinis
Karena daya
akan kesulitan waktu
akomodasi berkurang
membaca dekat huruf Upaya:
maka titik dekat makin
dengan cetakan kecil.
menjauh

keluhan setelah
penderita cenderung
menjauhkan obyek membaca yaitu berupa
menegakkan
yang dibacanya mata lelah, berair dan
punggungnya
sering terasa pedas.
Diagnosis
 metoda “Trial and Error” hingga visus mencapi 6/6.
 menggunakan kartu “Jaeger”

Penatalaksanaan
Pada pasien presbiopia kacamata atau adisi diperlukan untuk membaca dekat yang
berkekuatan tertentu, biasanya :
+1.0 D untuk usia 40 tahun
+ 1.5 D untuk usia 45 tahun
+ 2.0 D untuk usia 50 tahun
+ 2.5 D untuk usia 55 tahun
+ 3.0 D untuk usia 60 tahun
Ametropia
Ametropia dapat disebabkan kelengkungan kornea atau lensa yang
tidak normal (ametropia kurvatur) atau indeks bias abnormal
Suatu keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata yang tidak seimbang. Hal ini akan terjadi
akibat(ametropia indeks)
kelainan kekuatan di dalam
pembiasan mata,
sinar mediapanjang bola
penglihatan mata
atau normal.
kelainan bentuk bola mata.

Ametropia Aksial Ametropia Refraktif

Terjadi akibat sumbu optik bola mata lebih


panjang, atau lebih pendek sehingga bayangan akibat kelainan sistem pembiasan sinar di dalam mata.
benda difokuskan di depan atau di belakang retina. • Daya bias kuat → bayangan didepan retina (miopia)
• Miopia aksial : fokus di depan retina karena bola • Daya bias kurang → bayangan dibelajang retina
mata lebih panjang (hipermetropia)
• Hipermetropia aksial : fokus di belakkang retina
Miopia
Miopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat melihat
dekat dengan lebih baik. Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa
(kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus
sinar yang dibiaskan akan terletak di depan retina.

Derajat Perjalana
Bentuk Beratnya nnya
Miopia Ringan (1-3
Stasioner
Refraktif dioptri)

Sedang (3-6
Miopia Aksial Progresif
dioptri)

Berat / Tinggi
Malignan
(> 6 dioptri)
GEJALA KLINIS :
1. Mata kabur melihat jauh dan jelas melihat dekat
2. Sakit kepala
3. Mengernyitkan matanya untuk melihat jauh agar mencegah aberasi sferis atau mendapatkan efek pinhole
(lubang kecil).
4. Kelelahan mata (astenopia)  Esotropia

Pengobatan:
Memberikan kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman
pengelihatan maksimal

Komplikasi:
Ablasi retina, esotropia, eksotropia
Hipermetropia

Merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana


sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya
terletak di belakang retina
Bentuk:
• Hipermetropia kongenital, bola mata pendek/kecil
• Hipermetropia Simple, dari anak yang lanjutan hingga besar > +5D
• Hipermetropia Didapat, umum didapat post operasi katarak

Tingkatan:
 H. Ringan: ʃ+0.25 D s/d ʃ+3.00 D
 H. Sedang: ʃ+3.25 D s/d ʃ+6.00 D
 H. Tinggai: > ʃ+6.25 D
JENIS HIPERMETROPIA
Hipermetropia Laten Hipermetropia Total
Kelainan hipermetropia tanpa Hipermetropia laten dan manifes
siklopegi diimbangi seluruhnya yang ukurannya didapatkan sesudah
dengan akomodasi. diberikan siklopegia

Hipermetropia Absolut
Kelainan tidak diimbangi dengan akomodasi
Hipermetropia Manifes dan perlu kacamata positif minimal
Tanpa sikloplegik didapat koreksi
Hipermetropia Fakultatif
kacamata positif maks
Kelainan dapat diimbangi dengan akomodasi
maupun dengan kacamata
Patofisiologi
Hipermetropia aksial karena sumbu aksial mata lebih pendek dari
normal
Hipermetropia kurvatura karena kurvatura kornea atau lensa lebih
lemah dari normal
Hipermetropia indeks karena indeks bias mata lebihrendah dari normal
Gejala Klinis
 Penglihatan jauh kabur, terutama pada hipermetropia 3D atau lebih, hipermetropia
pada orang tua dimana amplitudo akomodasi menurun.
 Penglihatan dekat kabur lebih awal, terutama bila lelah, bahan cetakan kurang terang
atau penerangan kurang.
 Sakit kepala terutama daerah frontal, makin kuat pada penggunaan mata yang lama
dan membaca dekat.
 Penglihatan tidak enak ( asthenopia akomodatif = eye strain ) terutama bila melihat
pada jarak yang tetap dan diperlukan penglihatan jelas pada jangka waktu yang lama,
misalnya menonton TV.
 Mata sensitif terhadap sinar
 Spasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia
 Perasaan mata juling karena akomodasi yang berlebihan akan diikuti konvergensi
yang berlebihan pula.
Penatalaksanaan
Kacamata sferis positif maksimal

Komplikasi
Glaukoma sudut tertutup
Esotropia
Ambliopia
Astigmatisme
Kelainan refraksi dimana pembiasan pada meridian yang
berbeda tidak sama, dalam keadaan istirahat (tanpa
akomodasi) sinar sejajar yang masuk ke mata difokuskan
pada lebih dari satu titik.
• Astigmat Lazim (Astigmatisme With The Rule) adalah terjadi pada bayi baru lahir,
kornea bulat dan akan berkembang. Kelengkungan kornea pada bidang vertikal akan
bertambah dan lebih kuat, daripada pada bidang horizontal.
• Astigmat Tidak Lazim (Astigmatisme Againts The Rule) adalah terjadi pada usia
lanjut dimana kelengkungan permukaan kornea bidang horizontal bertambah dan lebih
kuat daripada kelengkungan pada bidang vertikal.
Bentuk Astigmatism :

Astigmat regular Astigmat iregular

astigmat yang memperlihatkan kekuatan astigmat yang terjadi tidak mempunyai


pembiasan bertambah atau berkurang meridian saling tegak lurus. Astigmat iregular
perlahan-lahan secara teratur dari satu terjadi akibat infeksi kornea, trauma dan
meridian ke meridian berikutnya. distrofi atau akibat kelainan pembiasan pada
meridian lensa yang berbeda
Bayangan yang terjadi pada astigmat regular
dengan bentuk yng teratur dapat berbentuk
garis, lonjong, atau lingkaran.
Gejala Klinis
melihat jauh dan dekat kabur, melihat ganda dengan satu atau kedua mata, melihat benda yang
bulat menjadi lonjong, penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat, bentuk benda yang dilihat
berubah, mengecilkan celah kelopak, sakit kepala, mata tegang dan pegal, mata dan fisik lelah.

Diagnosa
Penatalaksanaan
 Astigmastisme reguler diberikan kacamata sesuai
 Uji placido untuk melihat kelainan yang didapatkan yaitu dikoreksi dengan
permukaan kornea lensa silinder negatif atau positif dengan atau tanpa
kombinasi lensa sferis.
 juring astigmat  Astigmastisme irreguler bila ringan bisa dikoreksi
dengan lensa kontak

Anda mungkin juga menyukai