polio
Angka kesakitan,
Kecacatan & Kematian
Dipteri
PD3I
Tuberculosis Polio Diphteria
• Eradikasi
• Eliminasi
• Reduksi
Pertusis Pneumonia Tetanus Measles
CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM IMUNISASI
TAHUN 2015-2017
output
2015 2016 2017 2018 2019
No Indikator
Target Capaian % Target Capaian % Target Capaian % Target Target
% Kab/Kota yang
mencapai 80%
1
imunisasi dasar 75 66 88 80 80,4 100,5 85 85,4 100,5 90 95
lengkap (IDL)
IDL : semua antigen yg harus
ditentukan berdasarkan individual dan
usia (bayi)
% anak usia 0-11
bulan yang
2
mendapat imunisasi 91 86,9 95,5 91,5 91,6 100,1 92 92,04 100 92,5 93
dasar lengkap Lengkapnya imunisasi difteri, Jika
mendapat sesuai ketentuan diimunisasi
rutin (Dasar,lanjutan baduta, dan anak
% anak usia 12-24 usia sekolah
bulan mendapat
3
imunisasiDPT-HB- 35 37,1 106 40 51 127,5 45 56,6 125,5 55 70
Hib lanjutan
Herd Immunity
berdasarkan hasil
capaian imunisasi
rutin ???
Implementasi Program
Imunisasi di Indonesia
1956 1973 1974 1976 1980 1982 1997 2004 2013 2016 2017
TT Polio DPT/HB/Hib
Variola Hepatitis B
Keterangan:
* Kampanye
**Demonstration Program
Dasar Hukum Penyelenggaraan Imunisasi
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh &
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat
tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan
UU Perlindungan Anak No.35 th 2014
Jika ini “Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial
penting, sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.”
Komitment UU No.33/2014 ttg JPH, UU No.23/2014 ttg Pemda PP No.2 /2018 ttg SPM PERDA/PERGUB/
PERBUB/PERWAKO
tentang hal UU Kesehatan No. 36 Thn 2009 adakah ???
ini sampai Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk
mencegah terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi
dimana ??? Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan
anak
Client-Provider Interaction
SUPPLY DEMAND
PENINGKATAN Individu, keluarga &masyarakat
Akses masyarakat terhadap CAKUPAN,
pelayanan imunisasi yang EKUITAS &
mempunyai pemahaman yang
bermutu MUTU benar tentang imunisasi
IMUNISASI
Mapping (Populasi,
Imunisasi,Surveilans)
merah, kuning, hijau
Imunisasi
ENABLING ENVIRONMENT RENCANA AKSI
Kebijakan, peraturan, komitmen MENYELURUH &
pemerintah dan masyarakat yang TERUKURTERLAKSANA
mendukung tersedianya
pelayanan imunisasi
CAKUPAN IDL MENURUT KABUPATEN/ KOTA
TAHUN 2016-2017
2016 2017
Nasional
Nasional 92%
91,6%
9
KEBIJAKAN PROGRAM
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IMUNISASI
2. Mencapai Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) Mei 2016 dan
pertahankan
13
Peningkatan Kualitas Imunisasi
Keamanan Vaksin
PMK No12/2017
• Psl. 45 Setiap fasyankes yg menyelenggarakan imunisasi, wajib
melakukan pencatatan & pelaporan KIPI
• Psl. 31 Keamanan, mutu, khasiat vaksin & safety injenction
untuk mencegah KIPI
• Psl. 32. KIE, Skrining (Sehat & Kontraindikasi)
Psl. 40. Pembentukan Komite Independen (Komnas, Komda, Pokja PP KIPI)
Pemantauan & Penanggulangan melalui ;
1. Surveilans KIPI & laman (website) keamanan Vaksin,
2. Pengobatan & perawatan,
3. Penelitian & pengembangan)
• Psl. 42. Lap dugaan KIPI bisa dilaporkan masy/petugas kesehatan,
ditindak lanjuti lap dg pengobatan/perawatan , investigasi oleh
program dan kajian oleh komite independen
Pembiayaan pengobatan & perawatan sesuai peraturan yg berlaku
Hepatitis*BHEPATITIS B
Jenis DASAR
Poliomyelitis * TETANUS
* POLIOMYELITIS
Tuberkulosis
*AMPAK/Ru
Penyelenggaraan Bayi
Difteri
Tetanus * TUBERKULOSIS
bella
Pertusis
immunisasi Pneumonia
* DIFTERI
* PNEUMONI
& MENINGITIS
RUTIN * PERTUSIS
Meningitis
PERMENKES NO. Campak/Rubbella HIb
1 SD 2 SD 5 SD 6 SD
Pelaksanaan
Cakupan dan Tingkat
Surveilans
Imunitas
• PD3I
• Faktor Risiko
Pemantauan/E
Tingkat Morbiditas valuasi
dan Mortalitas PD3I
IMPLEMENTASI DAN PERMASALAHAN PELAKSANAAN
PROGRAM IMUNISASI
KERANGKA KONSEP PENINGKATAN CAKUPAN DAN MUTU IMUNISASI
Client-Provider Interaction
SUPPLY DEMAND
Individu, keluarga dan
Akses masyarakat
masyarakat mempunyai
terhadap pelayanan
pemahaman yang benar ttg
imunisasi yang bermutu
imunisasi
PENINGKATAN
CAKUPAN,
EKUITAS & MUTU
IMUNISASI
ENABLING ENVIRONMENT
Kebijakan, peraturan,
komitmen pemerintah dan
masyarakat yang
mendukung tersedianya
pelayanan imunisasi 25
SEED Program Model
TANTANGAN
Masyarakat belum familier dengan pelaksanaan imunisasi lanjutan baduta sudah
mendapat campak/ MR di usia 9 bulan = lengkap
Masih banyak rumor negatif tentang imunisasi (black campaign)
Takut KIPI
Masalah Geografis terutama untuk daerah-daerah yang sulit terjangkau;
Kualitas pelayanan imunisasi belum merata, terutama dalam hal Sumber Daya
Manusia (SDM) termasuk tingginya tingkat pergantian petugas terlatih;
Sistem Pencatatan dan pelaporan yang belum berjalan optimal;
Penerapan One Gate Policy atau sistem satu pintu mengenai vaksin didaerah belum
berjalan optimal, terutama dalam hal koordinasi antara pengelola program dengan
pengelola vaksin sehingga menyebabkan keterlambatan pendistribusian vaksin ke
daerah
Strategi Penguatan Imunisasi
Peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata
serta terjangkau melalui kegiatan a. Fasyankes mampu
memberikan Imunisasi
dasar sampai lengkap, dengan pemberian
Serifikat DAERAH SULIT:
b. Fasyankes meningatkan sasaran yang tidak datang
Kerja sama dengan LS terkait untuk
imunisasi pada waktunya. dukungan dalam menjangkau daerah sulit
c. Fasyankes memberikan hasil cakupan ke Puskesmas dan (TNI, POLRI, Swasta)
Dinkes Mewajibkan kegiatan SOS sebagai strategi
utama untuk daerah sulit (dikuatkan
dengan PERDA)
Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi melalui :
Petugas yang kompeten
Peralatan & logistik yang memenuhi standar
Penggerakan Masyarakat untuk Mau dan Mampu
menjangkau pelayanan imunisasi Pemberdayaan
organisasi kemasyarakatan, Organisasi Profesi & Lintas
Sektor-Lintas Program
KEBIJAKAN ORI DIFTERI
KLB DIFTERI
Suatu wilayah dinyatakan KLB Difteri jika ditemukan 1
(satu) kasus difteri klinis yaitu orang dengan gejala
Laringitis, Nasofaringitis atau Tonsilitis ditambah
pseudomembrane putih keabuan yang tak mudah lepas
dan mudah berdarah di faring, laring dan tonsil dan
dilaporkan dalam 24 jam
(Pernyataan KLB ditetapkan sesuai dengan Permenkes
1501 Tahun 2010)
Kasus Konfirmasi adalah kasus klinis dengan konfirmasi laboratorium kultur
positif (Corynebaterium diphtheriae toxigenic)
Kasus konfirmasi hubungan epidemiologi adalah kasus klinis yang ada
hubungan epidemiologi dg kasus konfirmasi laboratorium
Penanggulangan KLB Difteri
Tujuan: Untuk mencegah penularan penyakit dari kontak yang mungkin sudah
terinfeksi dengan kuman Corynebacterium diphtheria dan memberikan
kekebalan jangka menengah dan panjang terhadap penyakit
Melibatkan Peran Masyarakat
9 Measles/MR
IMUNISASI LANJUTAN
10 JE**
1 2 5 Ibu
BIAS SD SD SD hamil
(BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH)
Seroproteksi imunisasi difteri dijaga pada level yg tinggi dengan imunisasi dasar bayi
sebanyak 3 kali, baduta 1 kali, dan usia sekolah 3 kali
Surat Edaran Dirjen P2P
SE 11 Jan 2018
Revisi Pelaksana ORI Luas
SE 21 Des 2017 (85 kab/kota)
Langkah Dasar : SE 9 Feb 2018:
penaggulangan KLB 1.Kasus lab (+) Update
Difteri 2.Difteri dgn kematian Pelaksana ORI
Pelaksana ORI Luas 3.Peningkatan kasus yang Luas (80
(82 kab/kota) signifikan kab/kota)
4.Cakupan imunisasi
Aceh
1.Pidie
2.Aceh Utara AREA PELAKSANAAN ORI LUAS DI 80 KAB/KOTA
3.Kota Banda Aceh
4.Kota Lhokseumawe Kalimantan Timur
Kalimantan Barat
1.Kota Pontianak 1.Kota Balikpapan
2.Sintang 2.Kutai Kertanegara
3.Kutai Timur
4.Kota Bontang
5.Kota Samarinda
Sumatera Barat
1.Kota Padang
2.Kota Payakumbuh
Lampung
1.Kota Bandar Lampung
2.Lampung Tengah Kalimantan Selatan
1.Kota Banjarbaru
Sumatera Selatan
Jawa Timur
1.Kota Palembang
Seluruh Kab/Kota
Cluster 1
Cluster 2 Jawa Barat
Purwakarta, Karawang, Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok
Cluster 3
Bogor, Garut, Ciamis, Bandung Barat, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya
Jawa Timur DKI Jakarta
Jakarta Barat, Jakarta Utara
Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur
Banten
Tangerang, Serang, Kota Tangerang, Kota Serang, Kota Tangsel
Pandeglang, Lebak, Kota Cilegon
Semua kasus Difteri dirujuk ke Rumah Sakit, dirawat di ruang isolasi, dan
diminimalisir kontak dengan orang lain
Melakukan BLF utk melengkapi imunisasi pada daerah yang belum UCI
Penanganan Penyakit Difteri
Kasus Difteri
◦ Penderita diberikan pengobatan ADS (Anti Diphteri Serum) dosis sesuai rujukan WHO
◦ Pemberian antibiotika : Penicillin procaine 50.000-100.000 KI/KgBB/hari selama 7-10 hari,
bila alergi bisa diberikan Erithromycine 50 mg/kgBB/hari
Penderita dianggap sembuh bila setelah selesai masa pengobatan, dan hasil pemeriksaan
laboratoriumnya negatif.
Imunisasi penderita pasca keluar RS (setelah sembuh)
Penangangan Kontak (berhubungan erat) dengan kasus difteri:
Diberikan profilaksis eritromysin selama 7 -10 hari
Penanganan Kasus Carrier :
Diberi pengobatan erytromysin sampai hasil laboratorium kultur negatif