Anda di halaman 1dari 34

ANTHELMINTIK

Nama Kelompok :
Nailatut Surayya W. H. 15330131
Nurannisa Hasibuan 15330151
M. Irhas 15330159
Pindha Kurnia Jati 16330001
Shandy Azizah 16330011
Tika Larasati 16330013
DEFINISI CACINGAN

Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan


termasuk dalam infeksi yang disebabkan oleh parasit. Parasit adalah
mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara
menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil
nutrisi dari tubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing
tersebut dapat melemahkan tubuh inangnya dan menyebabkan
gangguan kesehatan.
PENYEBAB CACINGAN

Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan


kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap
lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang
tertelan & masuk ke dalam tubuh
KLASIFIKASI CACING
DAN PENYAKIT YANG DAPAT DISEBABKAN
OLEH CACING
Ascaris lumbricoides

Cacing Ascaris lumbricoides merupakan cacing yang paling sering


menginfeksi manusia. Cacing ini berwarna merah muda atau putih.
Besarnya sekitar 20-30 cm.
Penyakit yang timbul dari infeksi ini antara lain anemia,
obstruksi saluran empedu, radang pankreas dan usus buntu.
Diagnosa pasti untuk Askarisasis yaitu dengan cara menemukan
telur cacing dewasa pada feses.
Hookworm (cacing tambang)

Cacing tambang adalah cacing yang paling ganas, karena ia


menghisap darah. Paling sering disebabkan oleh Ancylostoma
duodenale dan Necator americanus. Cacing ini berwarna merah dan
besarnya sekitar 8–13 mm
Penularannya cepat, karena larva cacing tambang sanggup
menembus kulit kaki yang selajutnya akan terbawa oleh pembuluh
darah ke dalam usus.
Strongyloides stercoralis (cacing benang)

Merupakan nematoda usus atau cacing usus yang dapat


menyebabkan penyakit Strongyloidiasis. Tujuan pengobatan
strongiloidiasis yang paling utama adalah menghilangkan cacing di
dalam tubuh tanpa menimbulkan komplikasi dan kematian penderita.
Strongiloidiasis harus segera diobati sedini mungkin pada
penderita yang terduga mengalaminya, meskipun tidak menimbulkan
gejala. Perlu diingat bahwa cacing genus Strongyloides merupakan
salah satu golongan cacing yang paling sulit dibasmi.
Oxyuris vermicularis (cacing kremi)

Cacing yang sering menyerang anak kecil adalah Enterobius


vermikularis. Cacing ini hidup di bagian akhir dari usus halus, di dekat
usus besar.
Cacing ini mirip kelapa parut, kecil-kecil dan berwarna putih.
Awalnya, cacing ini akan bersarang di usus besar. Saat dewasa, cacing
kremi betina akan pindah ke anus untuk bertelur. Dan telur-telur
inilah yang menimbulkan rasa gatal.
Gejala Umum Penyakit Cacingan

Perut buncit, badan kurus, rambut seperti rambut jagung,


lemas dan cepat lelah, muka pucat, serta mata belekan. sakit
perut, diare berulang dan kembung.
Obat Antelmintik Yang Lazim Digunakan
1. PIPERAZIN
Piperazin pertama kali digunakan sebagai antelmintik oleh
Fayard (1949). Pengalaman klinik menunjukkan bahwa piperazin
efektif sekali terhadap A. lumbricoides dan E. Vermicularis.

Pemeriannya berupa kristal putih yang sangat larut dalam air,


larutannnya bersifat sedikit asam. Piperazin diabsorpsi melalui
saluran cerna, dan diekskresi melalui urin.
Kerja Antelmintik dan Efek farmakologis

Piperazin menyebabkan blokade respon otot cacing terhadap


asetilkolin sehinggga terjadi paralisis dan cacing mudah dikeluarkan
oleh peristaltik usus. Cacing biasanya keluar 1-3 hari setelah
pengobatan dan tidak diperlukan pencahar untuk mengeluarkan
cacing itu.
Efek Nonterapi dan Kontraindikasi

Piperazin memiliki batas keamanan yang lebar. Pada dosis terapi


umumnya tidak menyebabkan efek samping, kecuali terkadang diare
dan alergi. Piperazin dapat memperkuat efek kejang pada penderita
epilepsi, oleh karena itu piperazin tidak boleh diberikan pada
penderita epilepsi dan gangguan hati dan ginjal.
Sediaan dan Posology

Piperazin sitrat tersedia dalam bentuk tablet 250 mg dan sirop


500 mg/ml. Dosis dewasa pada askariasis adalah 3,5 g sekali sehari.
Dosis pada anak 75 mg/kgBB sekali sehari. Obat diberikan 2 hari
berturut-turut.
2. PIRANTEL PAMOAT
Obat ini efektif untuk cacing gelang, cacing kremi dan cacing
tambang. Mekanisme kerjanya meningkatkan frekuensi impuls,
menghambat enzim kolinesterase. Absorpsi melalui usus tidak baik,
ekskresi sebagian besar bersama tinja, <15% lewat urine.
Efek sampingnya cukup ringan yaitu berupa mual, muntah,
gangguan saluran cerna dan kadang sakit kepala. Pemakaiannya
berupa dosis tunggal, yaitu hanya satu kali diminum. Dosis biasanya
dihitung per berat badan (BB), yaitu 10 mg/kgBB.
Nama dagang pirantel pamoat yang beredar di Indonesia
bermacam-macam, ada Combantrin, Pantrin, Omegpantrin.
3. MEBENDAZOL
Merupakan obat cacing yang paling luas spektrumnya. Obat ini
tidak larut dalam air, tidak bersifat higroskopis sehingga stabil
dalam keadaan terbuka. Mebendazol merupakan obat cacing yang
efektif terhadap cacing Toxocara canis, Toxocara cati, Toxascaris
leonina, Ancylostoma caninum, Taenia pisiformis, Echinococcus
granulosus dan aeniaformis hydatigena
Efek Nonterapi dan Kontraindikasi

Mebendazol tidak menyebabkan efek toksik sistemik mungkin


karena absorbsinya yang buruk sehingga aman diberikan pada
penderita dengan anemia maupun malnutrisi. Efek samping yang
kadang-kadang timbul berupa diare, sakit perut ringan yang bersifat
sementara, sakit kepala, pusing, reaksi alergi dan depresi sumsum
tulang.
Penggunaan Klinis

1. Capillariasis
Mebendazole dengan dosis 200 mg dikonsumsi dua kali sehari
selama 20 hari
2. Echinococcosis
Biasanya dosis mebendazole untuk mengobati cystic
echinococcosis yaitu 40- 50 mg/kg setiap hari selama least 3- 6 bulan.
3. Toxocariasis
Efek samping yang ditimbulkan oleh mebendazole memiliki
kejadian yang lebih rendah dari tiabendazole dan dengan
dietilkarbamazin.
4. ALBENDAZOLE
Albendazole adalah antelmintik oral berspektrum luas, yang
telah diakui di Amerika Serikat untuk pengobatan penyakit hydatid
dan cysticercosis. Obat ini juga merupakan obat utama untuk
pengobatan infeksi yang disebabkan oleh spesies cacing tambang
(hookworm).

Kerja Antelmintik dan Efek farmakologis


Albendazole Sulfoxide, diperkirakan bekerja dengan jalan
menghambat sintesis mikrotubulus dalam nematoda. Akibatnya,
parasit-parasit usus dilumpuhkan atau mati perlahan-lahan
Digunakan Untuk infeksi-infeksi pinworm, ancylostomiasis, dan
ascariasis ringan, necatoriasis, atau trichuriasis, pengobatan untuk
orang dewasa dan anak-anak di atas usia 2 tahun adalah dosis tunggal
400 mg secara oral.
OBAT UNTUK PENGOBATAN TREMATODA
1. Prazikuantel
Obat ini merupakan obat pilihan untuk pengobatan semua
bentuk skistosomiasis dan infeksi cestoda seperti sistisercosis.
Prazikuantel mudah diabsorbsi pada pemberian oral dan tersebar
sampai ke cairan serebrospinal
Efek samping yang biasa termasuk mengantuk, pusing, lesu,
tidak mau makan dan gangguan pencernaan
Obat Untuk Pengobatan Cestoda
1. Niklosamid
Niklosamid adalah obat pilihan untuk infeksi cestoda (cacing
pita) pada umumnya.
Kerjanya menghambat fosforilasi anaerob mitokondria parasit
terhadap ADP yang menghasilkan energy untuk pembentukan ATP.
Obat membunuh skoleks dan segmen cestoda tetapi tidak telur-
telurnya
Niklosamida diberikan dalam bentuk tablet, yang harus dikunyah
secara menyeluruh sebelum menelan dengan air. Untuk infeksi dengan
cacing pita babi 2-g dosis tunggal diberikan setelah sarapan ringan
KESIMPULAN

Gejala umum jika terinfeksi cacing adalah timbulnya rasa mual, lemas,
hilangnya nafsu makan, rasa sakit di bagian perut, diare, dan turunnya berat
badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan.
Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari
usus ke organ lain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat
timbul gejala demam, adanya benjolan di organ/jaringan tersebut, dapat timbul
reaksi alergi terhadap larva cacing, infeksi bakteri, kejang atau gejala gangguan
syaraf apabila organ otak sudah terkena.
Obat-obat penyakit cacing diantaranya Mebendazol, Tiabendazol, Albendazol,
Piperazin, Dietilkarbamazin, Pirantel, Oksantel, Levamisol, Praziquantel,
Ivermektin.

Anda mungkin juga menyukai