Anda di halaman 1dari 28

SKIZOPRENIA

Definisi
Istilah Skizoprenia diciptakan oleh Bleuler
(psikiater dari Swiss) dari bahasa Yunani :
skhizo = split / membelah
phren = mind / pikiran
terbelahnya / terpisahnya antara emosi dan
pikiran / intelektual

• Merupakan penyakit psikiatrik kronik pada


pikiran manusia mempengaruhi seseorang
sehingga mengganggu hubungan antarpersonal
dan kemampuan untuk menjalani kehidupan
sosial
• Sindrome heterogen kronik yang ditandai
dengan pikiran tidak teratur dan aneh,
delusi, halusinasi, defisit kognitif, dan
terganggunya fungsi psikososial

Etiologi
Etiologinya kompleks dan secara pasti
belum diketahui
Patofisiologi

• Beberapa hipotesis patofisiologi skizophrenia :


– Hipotesis dopaminergik
– Hipotesis glutamatergik
– Hipotesis serotonergik
Hipotesis Dopaminergik

4
1. Jalur nigrostriatal
dari substantia nigra ke basal ganglia
--- fungsi gerakan, EPS
2. Jalur mesolimbik
dari tegmental area menuju ke sistem limbik
--- memori, sikap, kesadaran, proses stimulus
3. Jalur mesocortical
dari tegmental area menuju ke frontal cortex
--- kognisi, fungsi sosial, komunikasi, respons
terhadap stress
4. jalur tuberoinfendibular
dari hipotalamus ke kelenjar pituitary
--- pelepasan prolaktin
Hipotesis Glutamatergik (Glutamatergik
dysfunction)
Terjadi defisiensi aktivitas glutamat
menghasilkan symptom yang sama saat terjadi
hiperaktivitas dopaminergik
Hipotesis serotonin (Serotonin (5HT) abnormalities)
Serotonergic neurons have been reported to directly terminate on
dopaminergic cell bodies and exert an inhibitory influence on
mesolimbic and nigrostriatal dopamine activity through 5-HT2A
receptors
Manifestasi Klinik
• episode psikotik yang pertama kali mungkin terjadi secara tiba-
tiba, atau biasanya diawali dengan kelakuan yang menarik diri,
pencuriga, dan aneh

• pada episode akut, pasien kehilangan kontak dengan realitas,


dalam hal ini otak menciptakan realitas palsu

• Acute Episode :
- being out of touch with reality
- hallucinations (mendengar suara2 aneh)
- delusions (hayalan)
- ideas of influence
- disconnected thought processes
Diagnosis
Menurut The Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder 4th ed, terdapat beberapa kriteria untuk
mendiagnosis skizophrenia adalah :

1. Disfungsi persisten lebih dari 6 bulan


2. Terdapat 2 atau lebih simptom (terlihat sekitar 1 bln),
termasuk halusinasi, delusi, gangguan berbicara, tingkah
laku tidak teratur, dan gejala negatif
3. Terganggunya fungsi sehari-hari (bekerja, interpersonal,
self-care)
Gejala skizophrenia menurut The Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder 4th ed
Tujuan Terapi
• pengatasan gejala yang dialami pasien
• menghindari dan meminimalkan efek samping
• peningkatan fungsi psikososial dan produktivitas
• patuh terhadap pengobatan yang diberikan
• keterlibatan pasien dalam rencana terapi yang
akan diberikan
Fase Akut
mengurangi atau menghilangkan gejala
psikotik dan meningkatkan fungsi

Fase stabilisasi
mengurangi resiko kekambuhan dan
meningkatkan adaptasi pasien terhadap
kehidupan dalam masyarakat
Strategi Terapi
Non-farmakologi :
• program rehabilitasi : living skills, social
skills, basic education, work
program,supported housing
• Psikoterapi : terapi tambahan, terutama
jika pasien sudah berespon thd obat
• Family education

Farmakologi :
menggunakan obat antipsikotik
Terapi Farmakologi
Menggunakan obat-obat antipsikotik untuk
memodulasi neurotransmiter yang terlibat

Antipsikotik

Tipikal/FGA Atipikal/SGA
- Generasi lama
- Generasi lebih baru
- Memblok reseptor
(th 1990an)
dopamin D2 - Memblok reseptor 5-HT2,
- Efek samping EPS besar efek blokade dopamin rendah
- Efektif untuk mengatasi - Efek samping EPS lebih kecil
gejala positif - Efektif untuk mengatasi gejala
baik positif maupun negatif
Antipsikotik tipikal (FGA)
• Klorpromazin
• Tioridazin Low Potency
• Mesoridazin
• Flufenazin
• Perfenazin
• Thiotixene
High Potency
• Haloperidol
• Loxapin
• Molindon
Antipsikotik atipikal (SGA)
• Clozapin
• Risperidon
• Olanzapin Antagonis reseptor serotonin,
• Quetiapin blokade dopamin rendah

• Ziprasidon
• Aripiprazol
• serotonin memodulasi fungsi dopamine (reductions in
serotonin activity are associated with enhancements in
dopamine activity)
• Saat ini lebih banyak digunakan sebagai “drug of
choice” karena relatif lebih aman dari efek samping
ekstrapiramidal
• SGA memiliki efikasi yang besar untuk pengatasan
gejala negatif, kognisi, dan mood
Terapi pada Fase Akut

• Tujuan terapi 7 hari pertama : mengurangi agitasi,


hostility, agresi, anxiety, dan menormalkan tidur dan
makan pasien
• jika seorang pasien terkena serangan psikotik akut, lebih
baik diatasi dengan “meng-imobilisasi” pasien dulu dan
mengajaknya bicara, kemudian diberi benzodiazepine
untuk penenang dan atau suatu obat antipsikotik
• IM antipsikosis (zisperidone 10-20 mg, olanzapin 2,5-10
mg, atau haloperidol 2-5 mg) dapat diberikan untuk
agitasi yang berat dari pasien
• Selanjutnya dapat digunakan antipsikotik lain sesuai
algoritma
Terapi pada fase stabilisasi

• Terapi minggu ke 2-3


• Tujuannya : meningkatkan sosialisasi dan perbaikan
kebiasaan (self-care habits) dan perasaan/mood
• Perlu waktu 6-8 minggu utk mendapat respon yang
diharapkan, pada pasien kronis mungkin butuh waktu
sekitar 3-6 bulan
• Pengobatan : menggunakan antipsikotik atipikal (if any);
jika menggunakan obat tipikal: dosis yang ekuivalen
dengan klorpromasin (CPZ) 300-1000 mg dapat digunakan
• Terapi tidak bisa menyembuhkan, hanya mengurangi
gejala
Terapi Pemeliharaan

• Tujuan : mencegah kekambuhan


• Butuh sedikitnya sampai setahun sejak sembuh dari
episode akut
• Untuk bisa lebih berhasil perlu terapi selama sedikitnya 5
tahun, kemudian dosis pada diturunkan perlahan-lahan
• Terapi pemeliharaan dapat diberikan dalam dosis
setengah dari dosis akut
• Bagi pasien yang kepatuhannya rendah ada obat yang
dibuat dalam formulasi depot
• contoh : Flufenazin dekanoat atau haloperidol dekanoat,
dapat diberikan setiap 2 -4 minggu sekali secara i.m.---
tetapi formulasi depot ini hanya dapat diberikan jika
pasien telah memiliki dosis efektif p.o yang stabil
• Recently : Risperidon long acting dg dosis 25-50 mg IM
every 2 weeks
Terapi untuk pasien yang resistensi terhadap
pengobatannya

• Satu-satunya obat yang terbukti superior


dalam uji klinik pada pasien resisten
adalah Clozapin
• Namun karena CLZ memiliki efek samping
hipotensi ortostatik, dosis harus dititrasi
• Obat penguat seperti mood stabilizer
dapat diberikan jika pasien tidak berespon
baik, contoh: Li, Carbamazepin, asam
valproat
ALGORITHMA
CONT. ALGORITHMA
Relative Side Effect
Anticholin Weight
Sedation EPS Orthostatis Prolactin
ergic Gain
Aripiprazol + + + + + +
Chlorpromazine ++++ +++ +++ ++++ ++ +++
Clozapine ++++ + ++++ ++++ ++++ +
Fluphenazine + ++++ + + + ++++
Haloperidol + ++++ + + + ++++
Olanzapine ++ ++ ++ ++ ++++ +
Perphenazine ++ ++++ ++ + + ++++
Quetiapine ++ + + ++ ++ +
Risperidone + ++ + ++ ++ ++++
Thioridazine ++++ +++ ++++ ++++ + +++
Thiothixene + ++++ + + + ++++
Ziprasidone ++ ++ + + + +
Sindrom Ekstrapiramidal
• Pseudoparkinsonism
– simptom yang tampak adalah akinesia, tremor, rigidity, postural
abnormalities
– diatasi dengan obat antikolinergik (benztropin, THF, dan difenhidramin,
amantadin)
• Distonia (kontraksi otot)
– pergerakan wajah dan tubuh yang tidak normal, yang lebih sering terjadi
pada anak atau dewasa muda
– diatasi dengan antikolinergik atau benzodiazepin (Benztropin,
difenhidramin, diazepam, lorazepam)
• Akatisia (restlessness)
– secara karakteristik muncul setelah pemberian dosis awal yang besar
– tidak bisa diterapi dengan antikolinergik -- turunkan dosis antipsikosis
– diatasi dengan propanolol dan diazepam
• Tardive dyskinesia
– ritmik, pergerakan lidah, wajah, rahang yang tidak disadari [involuntary
movements of tongue, face and jaw]).
– sementara dapat timbul setelah pemutusan obat.
Penyebab ketidakpatuhan

• Efek samping EPS


• Efek antikolinergik (mulut kering, pandangan
kabur, konstipasi, retensi urin, penurunan
memori) misalnya pada antipsikotik potensi
rendah (exp: klorpromazin)
• Efek pada kardiovaskuler (hipotensi ortostatik) --
pada obat tipikal dan atipikal
• Efek pada fungsi seksual dan endokrin
• Kejang - potensi tertinggi pada pemakaian
klorpromazin atau klozapin
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai