JANTUNG
NUR IDA RAHMAWATI
109170019
DEFINISI
Gagal jantung kongestif dimaksud adalah suatu
sindroma klinik yang disebabkan oleh berkurangnya volume
pemompaan jantung untuk keperluan relatif tubuh, disertai
hilangnya curah jantung dalam mempertahankan aliran balik
vena.
ETIOLOGI
Penyakit jantung koroner 60-75%
Penyakit jantung hipertensi 75%
Penyakit katup (10%)
Kardiomiopati dan sebab lain (10%).
KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan stadium (AHA)
Stadium Deskripsi
Memiliki risiko tinggi terhadap perkembangan
gagal jantung tetapi tidak menunjukkan
Stage A struktur abnormal dari jantung
Kelas Deskripsi
Melepaskan muatan
saraf simpatis Meningkatkan pelepasan renin
angiotensin II
Meningkatkan reabsorbsi
Na+ dan H2O oleh tubulus
Menurunkan GFR
nefron
Meningkatkan Na+
dan H2O total tubuh
Edema
Regurgitasi Pericarditis, temponade Stenosis
aorta/cacat septum dan infark aorta/hipertensi
Kontraktilitas Afterload
Preload
menurun meningkat
meningkat
Pemendekan miokard
Turbulensi
Mekanisme kompensasi
gagal
GAGAL JANTUNG
MANIFESTASI KLINIS
TANDA DAN GEJALA GAGAL GEJALA DAN TANDA
JANTUNG KIRI : GAGAL JANTUNG KANAN :
• Kongesti vaskuler pulmonal • Curah jantung rendah
Dyspnea, Ortopnea, Paroksismal nokturnal dispnea
•
• Peningkatan JVP
• Batuk (hemoptysis)
• Edema pulmonal akut
• Edema ekstremitas
• Penurunan curah jantung • Disritmia (aritmia
• Gallop atrial (S3), Gallop ventrikel (S4) takikardi)
• Crackles paru • Dyspnea
Disritmia
•
• S3 dan S4 ventrikel
• Bunyi nafas mengi kanan
• Pulsus alternans
• Hiperesonan pada
• Pernafasan cheyne-stokes
perkusi
• Kulit lembab
• Penurunan aktifitas
• Hepatomegali dan asites
• Tekanan darah (tinggi, rendah atau normal) • Efusi pleura.
• Denyut nadi (volume normal atau rendah)
KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis gagal jantung mensyaratkan minimal dua kriteria
mayor atau satu kriteria mayor disertai dua kriteria minor.
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Dispnea nokturnal paroksismal atau ortopnea Edema pergelangan kaki bilateral
Distensi vena leher Batuk pada malam hari
Ronki basah halus paru Dyspnea on ordinary exertion (Dispnea
Kardiomegali pada hasil rontgen d’effort)
Edema paru akut Hepatomegali
Gallop S3 Efusi pleura
Peningkatan tekanan vena pusat > 16 cm Takikardi ≥ 120x/menit
Hepatojugular reflux
Penurunan berat badan ≥ 4,5 kg dalam kurun waktu 5 hari sebagai respon pengobatan gagal
jantung
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Pada EKG ditemukan hipertropi ventrikel kiri, kelainan
gelombang ST dan T
Dari foto torax terdapat pembesaran jantung dan
bendungan paru.
Pada ekhokardiografi terlihat pembesaran dan disfungsi
ventrikel kiri, kelainan bergerak katup mitral saat diastolik.
Pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
PENATALAKSANAAN
ACE Inhibitor
Konsep dasar pemakaian inhibitor ACE sebagai
pengobatan gagal jantung adalah karena kemampuannya
untuk:
• menurunkan resistensi vaskular perifer yang tinggi
akibat tingginya tonus arterial dan venule (peripheral
vascular resistance)
• menurunkan beban tekanan pengisian ventrikel yang
tinggi (ventricular filling pressure)
OBAT-OBAT ACE
INHIBITOR
ANGIOTENSIN RECEPTOR
BLOCKER (ARB)
Pemberian ARB mengurangi risiko kematian karena
penyebab kardiovaskular. ARB direkomendasikan sebagai
alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACEI.
Β-BLOKER /
PENGHAMBAT SEKAT-Β
Alasan penggunaan beta bloker (BB) pada pasien gagal
jantung adalah adanya gejala takikardi dan tingginya kadar
katekolamin yang dapat memperburuk kondisi gagal jantung.
INOTROPIK
Pada pasien gagal jantung simtomatik dan atrial fibrilasi,
digoxin dapat digunakan untuk mengurangi kecepatan irama
ventrikel. Pada pasien dengan AF dan LVEF < 40% digoxin
dapat pula diberikan bersamaan dengan β-Bloker untuk
mengontrol tekanan darah.
DIURETIK
Diuretik memperbaiki kesejahteraan hidup pasien dengan
mengurangi tanda dan gejala kongesti vena sistemik dan
pulmoner pada pasien dengan gagal jantung. Diuretik
mengakibatkan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron
(RAAS) dan biasanya digunakan bersamaan dengan ACEI
atau ARB.
Sekian,