Anda di halaman 1dari 15

PELAKSANAAN

PENGAMPUNAN PAJAK PADA


WAJIB PAJAK ORANG
PRIBADI
Pemerintah Indonesia telah dua kali melakukan kebijakan
Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak yakni pada tahun
1984 dan tahun 2008 namun keduanya gagal dalam
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
2008
• Pada Ini Mengalami Gagal
Total Karena Tidak Diikuti
Oleh Kebijakan Lain, • Beberapa Perubahan Sempat Terlihat
Dengan Bertambahnya 5,6 Juta Wajib
Terutama Dalam Sistem Pajak Baru. Selain Itu, Surat
Administrasi Perpajakan Pemberitahuan (SPT) Pajak Juga
Yang Merupakan Dasar Dari Bertambah 804.814 Lembar Dan
Keberhasilan Tax Amnesty Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Naik
Sebanyak Rp 7,46 Triliun. Akan

1984 Tetapi Setelah Itu Tingkat Kepatuhan


Wajib Pajak Stagnan, Realisasi
Penerimaan Pajak Turun, Begitu Juga
Tax Ratio Tidak Naik Signifikan
Tax Amnesty atau pengampunan pajak
pada tahun 2016 ini dilatar belakangi
adanya
MODERASI
PEREKONOMIAN PERLAMBATAN
PERTUMBUHAN
AMERIKA YANG PERTUMBUHAN
EKONOMI
BELUM STABIL TIONGKOK
GLOBAL

RISIKO
KETIDAKPASTIAN HARGA
GEOPOLITIK:
KEBIJAKAN KOMODITAS
TIMUR TENGAH &
MONETER MENURUN
BREXIT
Adapun Dampak Bagi Indonesia

PERLAMBATAN DEFISIT DEFISIT


EKONOMI NERACA ANGGARAN
INDONESIA PERDAGANGAN MEMBESAR

INFRASTRUCTURE PENURUNAN LAJU


GAP YANG MASIH PERTUMBUHAN SEKTOR
TINGGI INDUSTRI/ MANUFAKTUR
Akibat Dari Kondisi Tersebut

2
• PENGAN • KESENJA
GGURAN • KEMISKI NGAN
NAN

1 3

Semakin Meningat
Pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa
tahun terakhir cenderung mengalami perlambatan
yang berdampak pada turunnya penerimaan pajak
dan juga mengurangi ketersediaan likuiditas dalam
negeri yang sangat diperlukan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di sisi lain, banyak
harta warga negara Indonesia yang ditempatkan di
luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
baik dalam bentuk likuid maupun nonlikuid, yang
seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menambah
likuiditas dalam negeri yang dapat mendorong
perumbuhan ekonomi nasional.
Bedasarkan:
1. Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4999);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4893);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pengampunan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5899);

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor


118/PMK.03/2016 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak.
Permasalahannya adalah bahwa sebagian
dari Harta yang berada di lur wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
tersebut belum dilaporkan oleh pemilik
Harta dalam Surat Pemberitahuan Tahuna
Pajak Penghasilan sehingga terdapat
konsekuensi perpajakan yang mungkin
timbul apabila dilakukan pembadingan
Tahuna Pajak Penghasilan yang
bersangkutan.
Hal ini merupakan salah satu
fakor yang menyebabkan para
pemilik Harta tersebut merasa
ragu untuk membawa kembali
atau mengalihkan Harta mereka
dan untuk menginvesasikannya
dalam kegiatan ekonomi di
Indonesia.
Kebijakan Pengampunan Pajak
dilakukan dalam bentuk pelepasan
hak negara untuk menagih yang
seharusnya terutang.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya
jika Wajib Pajak diwajibkan untuk
membayar Uang Tebusan atas
Pengampunan Pajak yang
diperolehnya.
Pengaturan Kabijakan Pengampunan Pajak melalui
Undang-Undnag No. 11 tahun 2016 tentang
Pengampunan Pajak sesuai dengan ketentuan Pasal
23A Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 karena berkaitan dengan
penghapusan pajak yang seharusnya terutang, sanksi
administrasi perpajakan, dan sanksi pidana di bidang
perpajakan. Undang-Undang ini dapat menjembatani
agar Harta yang diperoleh dari aktivitas yang tidak
dilaporkan dapat diungkapkan secara sukarela
administrasi perpajakan dan dapat dimanfaatkan
untuk pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan di masa yang akan datang.
6 Keuntungan Mengikuti Tax Amnesty
• Penghapusan -> Pajak yang seharusnya terutang
1

• Tidak Dikenai -> Sanksi administrai dan sanksi pidana perpajakan


2

• Tidak Dilakukan -> Pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, &


3 penyidikan

• Penghentian -> Proses pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, atau


4 penyidikan

• Jaminan Rahasia -> Data pengampunan pajak tidak dapat dijadikan dasar
5 penyelidikan dan penyidikan tindak pidana apapun

• Pembebasan -> Pajak penghailan untuk balik nama harta tambahan


6
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai